6 research outputs found
Perbedaan Citra Tubuh Berdasarkan Status Gizi Remaja Putra
Latar Belakang : Ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh dijumpai pada remaja putra yang dapat menyebabkan perilaku pengontrolan berat badan yang tidak tepat maupun kebiasaan makan yang buruk sehingga membahayakan perkembangan fisik dan kognitif. Selain itu, kecenderungan pandangan mengenai ketidakpuasan tubuh berdasarkan status gizi remaja putra masih belum jelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan citra tubuh berdasarkan status gizi remaja putra.
Metode : Penelitian menggunakan desain cross sectional. Subjek adalah 84 siswa di SMAN 1 Semarang. Pemilihan subjek menggunakan metode simple random sampling. Data citra tubuh diperoleh melalui kuesioner citra tubuh. Data status gizi diperoleh melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan yang ditentukan menggunakan indikator IMT/U berdasarkan standar pertumbuhan WHO 2007. Hasil perhitungan skor citra tubuh dikategorikan menjadi empat yaitu puas (140).
Hasil : Rerata skor citra tubuh subjek berdasarkan status gizi yaitu underweight (67,60), normal (83,44), overweight ( 93,33), dan obesitas (115,50). Terdapat 48,8% subjek yang puas terhadap bentuk tubuh, 32,14% subjek dengan ketidakpuasan ringan, 11,90% subjek dengan ketidakpuasan sedang dan 7,14% subjek dengan ketidakpuasan berat. Terdapat perbedaaan citra tubuh berdasarkan status gizi remaja putra (p=0,000).
Kesimpulan : Terdapat perbedaan citra tubuh berdasarkan status gizi remaja putra. Status gizi subjek linear dengan rerata skor citra tubuh, hal ini menunjukkan bahwa subjek dengan status gizi overweight dan obesitas semakin menunjukkan ketidakpuasan terhadap tubuh
Kajian program happy being me dan healthy me untuk pencegahan ketidakpuasan tubuh remaja yang dilakukan pada anak sekolah dasar
Masalah citra tubuh tubuh sangat rentan terjadi pada usia remaja baik di Negara Barat, maupun Asia termasuk Indonesia. Semakin kuatnya arus globalisasi mengakibatkan ketidakpuasan terhadap tubuh tidak hanya dijumpai pada remaja perempuan, namun juga pada remaja laki-laki. Penelitian di salah satu SMA ternama Kota Semarang menunjukkan 46% siswa perempuan (20% diantaranya mengalami gangguan makan) dan bahkan lebih dari 50% siswa laki-laki (7% ketidakpuasan berat) mengalami ketidakpuasan terhadap tubuhnya. Hal tersebut dapat menyebabkan perilaku pengontrolan berat badan yang tidak tepat maupun kebiasaan makan yang buruk sehingga membahayakan perkembangan fisik dan kognitif pada masa remaja, bahkan berdampak pada kesehatan mental. Tujuan paper ini adalah menunjukkan proses diseminasi informasi terkait cara pencegahan ketidakpuasan tubuh remaja yang dapat dilakukan lebih dini melalui program di Sekolah Dasar. Metode mencakup kajian dua jurnal dengan tema pencegahan masalah citra tubuh sejak dini yang menggunakan desain studi kuasi experimen dan RCT. Adopsi program pencegahan ketidakpuasan tubuh bernama Happy Being Me berupa edukasi, diskusi, dan role play yang dilakukan selama 3 minggu pada anak SD usia 10-11 tahun hanya berdampak signifikan pada anak perempuan. Sedangkan program Healthy Medilakukan selama 1 bulan pada anak SD usia 8-11 tahun dengan metode serupa namun fokus pendekatannya berdasarkan jenis kelamin menunjukkan hasil yang lebih baik, yaitu anak perempuan maupun laki-laki mengalami peningkatan signifikan pada beberapa aspek citra tubuh. Selain itu, beberapa cara menarik yang digunakan dalam program Healthy Me adalah mempromosikan makanan sehat dan kebiasaan olahraga. Paper ini menunjukkan bahwa program pencegahan ketidakpuasan tubuh akan efektif untuk diadopsi dengan menerapkan metode yang berbeda untuk siswa SD laki-laki dan perempuan. Program ini harus dilakukan berkelanjutan dalam jangka waktu tahunan dengan evaluasi berkala setiap 3 bulan sekali oleh Guru BK atau Wali kelas. Dibutuhkan pula peran dari orang tua siswa untuk mendukung penerapan program
Pola pencarian informasi perilaku penurunan berat tubuh di indonesia menggunakan google trends
Tujuan: Mengetahui potensi penggunaan Google Trends sebagai sumber data yang dapat mencerminkan perilaku terkait penurunan berat tubuh di Indonesia.Metode: Peneliti menganalisis data Google Trends tahun 2014 hingga 2018 di Indonesia. Kata kunci utama yang digunakan untuk memperoleh data time series adalah “berat badan”. Selanjutnya 5 kata kunci yang terkait penurunan berat tubuh dengan RSV(Relative Search Volume) tertinggi dianalisis menggunakan line chart, moving average dan uji korelasi Pearson. Satu kata kunci dengan RSV tertinggi dilihat tingkat pencarian informasinya pada level provinsi.Hasil: Kata kunci terkait penurunan berat tubuh dengan RSV tertinggi secara berurutan adalah “berat ideal”, “berat badan”, “diet”, “cara kurus” dan “fitnes”. Terdapat kemiripan pola time series diantara kata kunci tersebut serta menunjukkan adanya hubungan. Hubungan yang kuat ditemukan pada kata kunci “berat badan” dan “diet” (r=0,8012). Pencarian informasi tertinggi menggunakan kata kunci “berat ideal” berada pada Provinsi Kalimantan Utara, sedangkan terendah pada Provinsi Sulawesi Barat.Kesimpulan: Google Trends berpotensi dalam membantu tenaga kesehatan khususnya ahli gizi dalam update pengetahuan terkait minat masyarakat Indonesia pada penurunan berat tubuh, bahkan pada tingkat daerah. Penyebaran informasi terkait penurunan berat tubuh yang benar dengan media online sangat dibutuhkan agar lebih efektif dan efisien untuk meluruskan kesimpangsiuran informasi
Pendampingan inisiasi kampung hijau melalui pemanfaatan tanaman pangan pada rumah tangga kelurahan Plaju Ulu Palembang
Abstrak Konsumsi sayur dan buah diperlukan tubuh sebagai sumber vitamin, mineral, serat dan antioksidan sehingga dapat mengurangi terjadinya penyakit tidak menular seperti obesitas, kanker, kardiovaskular dan diabetes. Pemanfaatan tanaman pangan pada rumah tangga merupakan sayah satu upaya meningkatkan konsumsi sayur dan buah. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan ibu rumah tangga melalui pemanfaatan tanaman pangan pada rumah tangga Kelurahan Plaju Ulu Palembang. Kegiatan yang dilakukan adalah bimbingan teknis cara penaman hidroponik, penyuluhan tentang manfaat sayur dan buah, Emo-Demo (Emotion-Demonstration) porsi sayur, dan demo masak pengolahan sayur. Ada perbedaan yang signifikan skor ibu sebelum dengan setelah diberikan edukasi dengan p value 0,000 dan tanaman hidroponik tumbuh subur. Pelatihan dan penyediaan alat dan bahan media tanam hidroponik mampu memberikan sumbangsih kepada masyarakat dalam penyediaan bahan pangan yang sehat bagi anak dan keluarga serta adanya peningkatan pengetahuan ibu terkait manfaat sayur dan buah setelah diberikan edukasi. Kata kunci: hidroponik; sayur; buah; emo-demo Abstract Vegetables and fruits are needed as source of vitamins, minerals, fibers, and antioxidants. These reduce the incidence of non-communicable disease such as obesity, cancer, cardiovascular, and diabetes. Utilizing food crops in the household is one effort to increase vegetable and fruit consumption. This community service aims to Empowering housewives through utilization of food crops in households in Plaju Ulu sub-district, Palembang. The activities carried out were technical guidance on how to grow hydroponics, counseling about the benefits of vegetables and fruits, Emo-Demo (Emotional-Demonstration) on vegetable portions, and a cooking demonstration on processing vegetables. There was a significant difference in the mother's scores before and after being given education with p value 0,000  and the hydroponic plants grew well. Training and providing tools and materials for hydroponic planting media could contribute to the community. These activities has provided healthy food for children and families as well as increasing mothers' knowledge regarding the benefits of vegetables and fruit after being given education. Keywords: hydroponic; vegetables; fruits; emo-dem
ANALISIS KERENTANAN TANAH FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI DENGAN MENGGUNAKAN DATA MIKROTREMOR
Research has been carried out to carry out soil vulnerability analysis at the Faculty of Science and Technology, Jambi University. The construction of buildings at the Faculty of Science and Technology has necessitated an analysis of the vulnerability of the land around the buildings at the Faculty of Science and Technology. Based on the regional geology in this area, the Muara Enim formation (TMPM) is formed in the Tertiary age which is composed of rocks from interbedded tuffaced sandstones with tuffaced mudstones, interbedded quartz sandstones with quartz mudstones, interbedded with coal and iron oxide. The rocks formed in this formation are a type of sedimentary rock. To carry out soil vulnerability analysis, the HVSR method is applied to measure microtremors. Microtremors are a geophysical method that uses very small and continuous ground vibrations. This HVSR method is a passive seismic method using three components, namely 2 horizontal components and 1 vertical component. Microtremor measurements on the ground were carried out at 6 points around the building. The results obtained from microtremor measurements using the HVSR method are the natural frequency (f0), amplification factor (A0) and Seismic Vulnerability Index (Kg). The natural frequency (f0) value ranges from 1.30-1.82 Hz, the amplification factor (A0) value ranges from 1.69 - 3.28 times and the seismic vulnerability index (kg) value ranges from 1.814167 to 5.948834 x 10^-6 s^2/cm. Based on the Kanai classification, a frequency value < 2.5 HZ includes soil type IV and soil type II with Alluvial Rock lithology formed from delta sedimentation, top soil, mud. With a depth of 30 meters or more. This area has a very thick surface sediment, more than 30 meters. Based on the classification according to Setiawan, the amlification factor is classified as low (A0<3) to medium (3<A0<6). A low to moderate amplification factor indicates that the rock that makes it up is compact/hard. Based on the Refrizon Classification, the Seismic Vulnerability Index value is in the low (kg<3) to medium (3<kg<6) category. The seismic vulnerability index is low to medium, meaning that if a shock occurs there will be no damage because the vulnerability value is medium - low. Based on these three parameters, it can be concluded that the land around the FST building is still classified as safe from shocks
Evaluation of in-house dengue real-time PCR assays in West Java, Indonesia
Dengue is an infectious disease caused by infection of dengue virus (DENV) transmitted by Aedes aegypti and Aedes albopictus. In Indonesia, dengue commonly occurs with an increasing incidence rate annually. It is known that early detection of dengue infection is one of the keys to controlling this disease outbreak. Rapid and accurate early detection to diagnose dengue can be achieved by molecular tests, one of which is through a real-time PCR method. However, real-time PCR assay for dengue developed based on Indonesian DENV sequences has not been available. Therefore, we developed in-house dengue real-time PCR (SYBR- and TaqMan-based) assays and evaluated those assays in routine clinical testing in the community. These assays target the 3′ UTR region of the four DENV serotypes and was found to be specific for DENV. The most sensitive assay was the TaqMan assay with the LOD95% of 482 copy/ml, followed by the SYBR assay with the LOD95% of 14,398 copy/ml. We recruited dengue suspected patients from three primary health care services in West Java, Indonesia to represent the community testing setting. Dengue infection was examined using the two in-house real-time PCR assays along with NS1, IgM, and IgG rapid diagnostic tests (RDT). In total, as many as 74 clinical specimens of dengue suspected patients were included in this study. Among those patients, 21 were positive for TaqMan assay, 17 were positive for SYBR assay, nine were positive for NS1 test, six were positive for both IgG and IgM tests, and 22 were positive for IgG test only. Compared with our in-house TaqMan assay, the sensitivity of NS1 test, IgM test, and IgG test were 42.86%, 14.29%, and 28.57% respectively. Among these three RDT tests, NS1 showed 100% specificity. Thus, our study confirmed that NS1 test showed high specificity, indicating that a positive result of NS1 can be confidently considered a dengue case. However, NS1, IgM, and IgG tests with RDT are not enough to diagnose a dengue case. We suggest applying the high sensitivity and specificity rRT-PCR test as the gold standard for early detection and antibody test as a follow-up test for rRT-PCR negative cases