16 research outputs found

    TEKNOLOGI PENANGANAN DAN PENGAWETAN DI ATAS KAPAL PADA NELAYAN KABUPATEN ACEH BARAT

    Get PDF
    Teknik penanganan dan pengawetan ikan merupakan hal penting yang harusdilakukan dalam indsutri perikanan. Tujuan dari penanganan dan pengawetan ini yaitu menjagakualitas ikan hingga ke tangan konsumen. Kegiatan penanganan harus dilaksanakan dari huludan hilir, yaitu dari kegiatan penangkapan hingga ke pengolahan menjadi produk. Penanganandan pengawetan yang tepat dan baik dapat menghasilkan komoditas yang prima, nilai jual yangtinggi, dan dapat memperluas akses pasar. Hal ini secara tidak langsung berpotensimeningkatkan pendapatan nelayan. Kegiatan sosialiasi dilaksanakan di aula Dinas Kelautandan Perikanan (DKP) Kabupaten Aceh Barat. Tujuan kegiatan ini dilaksanakan yaitu untukmemberikan pemahaman kepada nelayan terkait cara penanganan ikan yang baik di atas kapaldan teknik pengawetan yang bisa dilakukan di atas kapal. Sosialisasi dilaksanakan dua sesi.Sesi pertama memaparkan teknologi penanganan di atas kapal dan sesi kedua teknologipengawetan di atas kapal. Kegiatan sosialisasi ditutup dengan sesi diskusi bersama paranelayan, pada sesi ini banyak informasi-informasi yang diterima dari neayan terkait kondisi dilapangan (laut), sehingga dapat menjadi masukan untuk kami dalam mencari solusi terbaikuntuk para nelayan di Aceh Barat. Salah satu solusi yang diberikan yaitu, mendesign ulangruang palka dengan dengan menambahkan alufo pada bagian insulator palka sehingga bisadimanfaatkan secara optimal dan lebih memperhatikan rasio jumlah es dan ikan selamapenyimpanan di atas kapal sehingga dapat mempertahankan mutu ikan hingga ikan didaratkan.   Fish handling and preservation techniques are important things that must be applied in thefisheries industry. The purpose of this handling and preservation is to maintain the quality ofthe fish until it reaches the consumer. Handling activities must be carried out from upstreamand downstream, namely from fishing activities to processing into products. Proper and goodhandling and preservation could produce prime commodities, high selling value, and expandmarket access. This indirectly has the potential to increase fishermen’s income. Thesocialization activity was carried out in the hall of the Department of Marine Affairs andFisheries (DKP) of West Aceh Regency. The purpose of this activity is to provide fishermenwith an understanding of how to properly handle fish on board and preservation techniquesthat can be applied on board. The socialization was held in two sessions. The first sessionpresented onboard handling technology and the second session preservation technology on board. The socialization activity was closed with a discussion session with the fishermen, inthis session a lot of information was received from fishermen regarding conditions in the field,so that it could be input in finding the best solution for fishermen in West Aceh. One solutiongiven is to redesign the hatch space by adding aluminum foil to the insulator of the hatch sothat it can be used optimally and pay more attention to the ratio of the amount of ice and fishduring storage on the boat so that it can maintain the quality of the fish until the fish is landed

    GERAKAN MENANAM BIBIT MANGROVE (Rhizophora sp) SEBAGAI UPAYA REHABILITASI EKOSISTEM MANGROVE DI DESA KUALA BUBON ACEH BARAT

    Get PDF
    Mangrove rehabilitation is an activity to restore damaged mangrove ecosystems into an ecosystem that functions as it should. The mangrove rehabilitation program is an ongoing program consisting of site surveys, outreach to the community, planting of mangrove seedlings, and post-planting maintenance of mangrove seedlings. This community service was carried out on February 20, 2022 in Kuala Bubon Village, West Aceh Regency. This activity was attended by the academic community of the Aquatic Resources Study Program and the local community who live in Kuala Bubon Village. The implementation of community service aimed  to increase public and student awareness to preserve the mangrove ecosystem and restore degraded mangrove ecosystems through rehabilitation. The method used  is the counseling methode and live demonstration in the field. The mangrove rehabilitation program carried out by the academic community of the Aquatic Resources Study Program through the mangrove rehabilitation program has had an effect on increasing public and student awareness in an effort to preserve the mangrove ecosystem and restore the function of the damaged mangrove ecosystem through replanting mangrove seedlings and maintaining post-planting mangrove seedlings

    Efektifitas Pemantauan Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) Berbasis Adat Dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Keberhasilan Peneluran Pada Sarang Buatan Di Pantai Panga, Aceh Jaya

    Get PDF
    Enam dari tujuh jenis penyu yang ada di dunia dapat ditemukan di Indonesia salah satunya jenis penyu lekang (Lepidochelys olivacea). Perubahan kondisi alam, predasi dan tingginya eksploitasi yang dilakukan oleh manusia telah membawa populasi penyu lekang kepada kondisi yang terancam. Oleh karena itu diperlukan suatu metode konservasi yang efektif guna membantu pertumbuhan populasi pada biota penyu. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengukur efektifitas kegiatan pemantauan habitat peneluran berbasis masyarakat adat di pantai Panga serta pengaruhnya terhadap tingkat keberhasilan peneluran  pada penyu lekang. Pengamatan dilaksanakan di pantai Panga, Kabupaten Aceh Jaya. Metode yang diterapkan pada penelitian ini adalah metode observasi pada kegiatan pemantauan dan metode percobaan pengamatan langsung pada proses relokasi dan sarang buatan. Hasil yang ditemukan menunjukan tingkat efektifitas terhadap kegiatan pemantauan berbasis adat yang dilakukan oleh tim konservasi pantai Panga. Hal ini ditandai dengan ditemukannya dua sarang peneluran penyu dari hasil pemantauan yang dilakukan di sepanjang pantai Panga. Hasil pengamatan terhadap sarang buatan juga menunjukan persentase keberhasilan penetasan yang tinggi dari telur yang telah ditanam kembali dari hasil pemantauan. Sarang buatan yang didesain menunjukkan tingkat keberhasilan sebesar 97,33%. Adanya kegiatan monitoring dan relokasi telah terbukti dapat membantu upaya pelestarian penyu lekang dari ancaman kepunahan

    Edukasi Pengetahuan Ekologi Dan Pengembangan Infrastruktur Kepada Wisatawan Di Pantai Lhok Bubon, Aceh Barat

    Get PDF
    Wisata telah menunjukkan perannya dalam mendukung perkembangan ekonomi di suatu kawasan di hampir setiap negara berkembang. Meskipun kegiatan wisata memberikan manfaat terhadap bidang pembangunan ekonomi, namun wisata juga berpotensi menimbulkan dampak serius terhadap kondisi ekologi. Hal ini didasarkan pada kegiatan wisata yang umumnya dikelola secara masif tanpa memperhitungkan secara detail keberlanjutan ekologi. Keberadaan hutan manggrove dikawasan Lhok Bubon yang semakin hari jumlahnya terus berkurang akibat pemanfaatan oleh masyarakat, selain akan mengurangi fungsi mangrove secara interaksi ekologis serta proses rantai makanan diperairan tentunya akan mempengaruhi kemampuan lingkungan dalam mendukung standar daya dukung terhadap wisata pesisir. Sehingga dikhawatirkan menurunkan minat wisatawan dalam berkunjung. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat sebagai pengelola dan wisatawan tentang pentingnya kelestarian hutan mangrove dan infrastruktur pendukung bagi kelestarian konektifitas interaksi kawasan Pantai Lhok Bubon. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di pantai Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga, Kecamatan Aceh Barat. Pada tanggal 26 Februari 2022, Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa dan dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar dengan jumlah peserta adalah 40 orang. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat yang digunakan adalah metode penyuluhan. Materi yang diberikan berupa Teknik dalam merehabilitasi sumberdaya pesisir dan pengembangan infrastruktur yang baik dan benar serta efisien. Adapun strategi yang efektif yang dapat dilakukan untuk menjembatani kepentingan para pihak dalam pengembangan infrastruktur pada ekowisata yaitu dalam bentuk kolaborasi. Kolaborasi yang dibangun perlu memuat pandangan bersama dengan memperhatikan prinsip-prinsip keberlanjutan. Pemerintah perlu lebih proaktif untuk memfasilitasi kolaborasi pembangunan infrastruktur para pihak dengan mengutamakan keberpihakan terhadap pengetahuan ekologi

    PARAMETER PERTUMBUHAN RAJUNGAN (PORTUNUS PELAGICUS) DI PERAIRAN ASAHAN SUMATERA UTARA

    Get PDF
    Asahan waters, North Sumatra, is an area bordering near Malacca Strait used as a fishing ground for fish and blue swimming crabs (Portunus pelagicus). The consumed crabs as well as encourage the increasing demands globally. Stock management of biota aquatichad to sustainon thesustainability. This study should include informations on carapace width distribution, growth rate, mortality rate, exploitation rate and recruitment pattern. The data was obtained based on observations, enumerations and interviews at landing sites. Results showed that the crabs caught in January 2021 were 680 males and 324 females. Asymptotic carapace width (CW∞) of 125.7 mm for males and 118.0 mm for females, growth rate (K) 3.0/year for males and 0.9/year of females, total mortality rate(Z) 5.70/year for males and 1.42/year for females, natural mortality rate (M) 2.50/year for males and 1.16/year for females, mortality rate due to fishing (F) 3.20/year for males and 0.26/year for females. The exploitation rate of males (E= 0.56/year) reached overexploitation and the female (E= 0.19/year) has not exceed the optimal level. These results provide an approach on stock management of crabs based on the time of capture during spawning and recruitment in order to maintain the population sustainability

    Keanekaragaman Jenis Mangrove di Pantai Lam Naga, Peunaga Rayeuk, Aceh Barat

    Get PDF
    Keanekaragaman jenis mangrove disetiap daerah berbeda-beda. Hal ini dikarenakan karakteristik lingkungan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis mangrove di Pantai Lam Naga, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat. Pengumpulan data jenis mangrove dilakukan dengan pencacahan jenis-jenis mangrove di kedua stasiun pengamatan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ekosistem mangrove di Pantai Lam Naga disusun oleh 7 jenis mangrove yang terdiri atas 5 jenis mangrove sejati dan 2 jenis mangrove asosiasi. Jenis-jenis mangrove sejati yang ditemukan yaitu Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Nypa fruticans dan Acrostichum speciosum. Sedangkan jenis mangrove asosiasi yaitu Hibiscus tiliaceus dan Pandanus odoratissima. Keanekaragaman jenis mangrove tergolong rendah dibandingkan dengan daerah lainnya

    KEANEKARAGAMAN GASTROPODA DI EKOSISTEM MANGROVE KECAMATAN KUALA BATEE KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

    No full text
    Kondisi lingkungan ekosistem mangrove di Kecamatan Kuala Batee mengalami peralihan fungsi lahan menjadi perkebunan sawit dan pemukiman warga sehingga gastropoda yang terdapat di ekosistem tersebut menjadi terganggu karena tidak semua spesies gastropoda dapat hidup di kondisi lingkungan yang kurang baik. Penentuan stasiun pengamatan menggunakan teknik purposive sampling yang terdiri dari 3 stasiun pada bulan Desember 2022. Hasil yang didapatkan bahwa keanekaragaman spesies gastropoda yang terdapat di Ekosistem Mangrove Kecamatan Kuala Batee Kabupaten Aceh Barat Daya tergolong sedang. Nilai indeks keanekaragaman pada stasiun 1 memiliki nilai paling tinggi yaitu 1,321 tergolong sedang, pada stasiun 3 memiliki nilai terendah yaitu 0,655 tergolong rendah dan stasiun 2 adalah 1,264 tergolong sedang

    ANALISIS RAJUNGAN (Portunus pelagicus), KOMPOSISI BYCATCH DAN ALAT TANGKAP JARING DARI TANGKAPAN NELAYAN DI PERAIRAN KABUPATEN ASAHAN SUMATERA UTARA

    Get PDF
    The resources of blue swimming crab (BSC) (Portunus pelagicus) in Asahan Waters are caught by fishers, that have used gillnets, which is the main target and bycatch is used to meet benefit activities, then there are concerns about the inappropriate crab management. This study aims to determine a number of crab production, crab condition, main target and bycatch proportion and the crab fishing gear feasibility. The method used in this research is a descriptive survey method. The results showed that the catch of BSC was 434.25 kg (86%) as the main target and bycatch was 15 kg (14%) with a composition of 19 species. Total of BSC was 1081 with an average carapace width of 103.57 mm for males and 96.60 mm for females. Based on the Decree of Minister of Maritime Affairs and Fisheries No.1 year 2015, it is assumed that the gillnet used by fishers is a not feasible catching category for the juvenile crab growth

    SOSIALISASI, EDUKASI SERTA BAKTI SOSIAL DALAM GERAKAN PESISIR REDAM ABRASI DI PANTAI NAGA PERMAI GAMPONG SUAK PUNTONG KECAMATAN KUALA PESISIR KABUPATEN NAGAN RAYA

    Get PDF
    One of the most visited tourist attractions in Nagan Raya Regency is the Naga Permai beach area. The beautiful natural panorama makes the Naga Permai beach area a tourist attraction. The high number of tourists is inversely proportional to the quality of the coastline which is increasingly being eroded by abrasion, so more efforts are needed from the local government and also the community in protecting the coast from the threat of increasingly severe abrasion. The purpose of this activity is to provide socialization about the importance of managing coastal areas from the threat of large waves and fast coastal currents, as well as to provide an overview and consequences that will arise in the future if large waves and heavy currents are not anticipated and watched out for and provide direct examples to the community on how to maintain coastal areas in order to reduce the impact of abrasion. This service will be carried out using an approach method with lectures / mentoring. While the steps to solve these problems are by doing examples of social service. The output obtained is the emergence of awareness and initiative from café owners and visitors to maintain and preserve the shoreline from abrasion

    Analisis Alih Fungsi Lahan Mangrove di Kawasan Pesisir Kota Banda Aceh

    Get PDF
    The tsunami of 2004 has resulted in many coastal areas and less land damaged coastal mangroves in Banda Aceh. The purposes of this study were detection of convertion in land distribution multitemporal mangrove in Banda Aceh in the period 2004, 2009, and 2014. The qualitative descriptive analysis of the utilization of remote sensing data. Maximum Likelihood Classification and field surveys conducted for analysis spatial distribution of mangrove at different observation periods. The analysis convertion in the mangrove land area in 2004, 2009 and 2014. Reduction of mangrove land area occurred in 2009, while an increase in the mangrove land area occurred in 2014. The distribution of land-convertion is highest mangroves in the district of Syiah Kuala, Kuta Raja, Jaya Baru and Meuraxa is experienced a reduction in an area of 120,25 hectares or 102,43 percent of the convertion into residential land by 57.72 percent or 441.53 Ha
    corecore