5 research outputs found

    Kehidupan Suku Laut di Batam: sebuah Fenomena Kebijakan Pembangunan di Pulau Bertam Kota Batam

    Get PDF
    Suku Laut (Sea Nomads) merupakan salah komunitas pribumi (indigenous people) yang mendiami wilayah perairan Kepulauan Riau dengan jumlah terbanyak berdasarkan pendataan Departemen Sosial (Depsos) RI 1988, sekitar 11,23% terkonsentrasi berada di wilayah perairan Batam, berada di sekitar Selat Malaka, Selat Philip, dan Laut Cina Selatan. Disebut sebagai Sea Nomads karena keberadaannya yang hidup nomaden dengan melakukan seluruh aktifitas kegiatan hidup tinggal di sebuah perahu atau sampan yang beratapkan sebuah Kajang. Hidup nomaden di Laut tentu saja mempunyai resiko hidup yang sewaktu-waktu dapat mengancam jiwa jika tiba-tiba cuaca buruk datang, disamping kurang keterjangkauan akan pelayanan sosial yang harusnya mereka dapatkan sebagai warga negara diantaranya pendidikan, kesehatan, Perumahan. Hal ini juga mengingat bahwa sejak tahun 1973 Batam sebagai wilayah strategis daerah perbatasan negara tumbuh menjadi daerah Industri, perdagangan, galangan kapal, dan pariwisata yang mempunyai otoritas pengembangan wilayah. Pesatnya pembangunan di Batam tentu saja membawa pengaruh terhadap kehidupan Suku Laut, tak terkecuali dengan program pembangunan oleh Depsos RI terutama sejak tahun 1989 dengan penempatan mereka pada permukiman yang juga melibatkan unsur masyarakat setempat dalam hal ini Orsos Forum Komunikasi dan Konsultasi Sosial (FKKS) Batam yang berada di pulau Bertam-Kota Batam. Tulisan ini berusaha menggambarkan kehidupan Suku Laut yang telah mengalami Perubahan hidup menetap yang berada di pulau Bertam-Kota Batam dengan menyajikan impact yang diakibatkan oleh adanya kebijakan pembangunan

    Pengembangan Modul Kimia Dasar Berbasis Multipel Level Representasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa

    Full text link
    Rendahnya kemampuan mahasiswa yang mengikuti kuliah Kimia Dasar dalam merepresentasikan konsep-konsep kimia pada keempat level representasi kimia, serta belum tersedianya bahan ajar yang merepresentasikan konsep-konsep kimia pada keempat level representasi, mendorong peneliti untuk mengembangkan modul Kimia Dasar berbasis multipel level representasi kimia. Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Bagaimana desain dan sistematika modul kimia dasar berbasis multipel level representasi kimia pada materi stoikiometri untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa? b. Bagaimana kelayakan modul kimia dasar berbasis multipel level representasi kimia, ditinjau dari validasi ahli?Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Model pengembangan mengikuti model Thiagarajan 4-D yang memiliki 4 tahap utama yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate.Hasil penelitian dan pengembangan telah dihasilkan Modul Kimia Dasar berbasis Multipel Level Representasi dengan susunan sebagai berikut : cover, petunjuk penggunaan modul, tujuan pembelajaran, Kegiatan Belajar 1 (meliputi materi konsep massa atom, massa atom relatif rata-rata dan massa molekul relatif rata-rata; persamaan reaksi kimia; konsep mol; persen komposisi senyawa; penentuan rumus empiris dan rumus molekul; pereaksi pembatas; dan persen hasil). Pada Kegiatan Belajar 2 materinya meliputi larutan, konsentrasi larutan, pembuatan kelarutan dengan kemolaran tertentu, pengenceran larutan, stoikiometri larutan (analisis gravimetri, titrasi asam-basa). Setiap materi dilengkapi dengan contoh soal, latihan yuk, dan uji kompetensi. Modul dilengkapi dengan gambar yang dapat menjelaskan konsep kimia skala makroskopis pada level mikroskopis dan simbolis, serta interkoneksi antar ketiga level representasi kimia tersebut sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa.Penilaian kelayakan (validasi) modul kimia dasar berbasis multipel level representasi kimia oleh ahli menunjukkan bahwa draft modul dalam kategori sangat baik dan baik sehingga tidak perlu dilakukan revisi

    Pengaruh Asimetri Informasi dan Analyst Coverage terhadap Konservatisme Akuntansi

    Full text link
    Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh asimetri informasi dan analyst coverage terhadap konservatisma akuntansi. Pendekatan net assets measures digunakan untuk mengukur konservatisma akuntansi. Sementara, asimetri informasi dan analyst coverage diukur menggunakan bid-ask spread dan analyst following. Sampel penelitian ini adalah Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Data dikumpulkan menggunakan metode purposive random sampling dan terpilih 124 Perusahaan. Hasil penelitian menemukan bukti bahwa terdapat pengaruh positif antara asimetri informasi dan analyst coverage terhadap tingkat konservatisma akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar asimetri informasi antara insider dan outsider investor dan semakin banyak analis yang melakukan analisis terhadap Perusahaan maka penerapan tingkat konservatisma dalam laporan keuangan semakin tinggi pula.Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi regulator dan badan penyusun standar mengenai peran penting konservatisma akuntansi sehingga tidak ada upaya untuk menghilangkannya dalam praktek akuntansi. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai peran analis sebagai pihak yang mendorong penyajian laporan keuangan yang akurat sehingga mampu mengurangi asimetri informasi dan meminimalkan perilaku oportunistik manajer

    Analisis Dampak Limbah Buangan Limbah Pabrik Batik di Sungai Simbangkulon Kab. Pekalongan

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah sungai Simbangkulon sudah tercemar ataupun tidak berdasarkan baku mutu yang dikeluarkan/ditetapkan oleh pemerintah/lembaga yang berwenang. Penentuan stasiun pengamatan pada lokasi penelitian didasarkan pada kegiatan masyarakat di Simbangkulon sebagai pusat pembuangan limbah batik. Hasil analisa parameter fisika dan kimia (suhu, pH dan DO) pada air sungai dibandingkan dengan Kriteria Baku Mutu Air Sungai berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor: KEP-02/MENKLH/I/1988 Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Berdasarkan hasil penelitian, pH air sungai Simbangkulon antara 6,70 – 6,94 dan DO antara 1,62 – 4,32 mg/L, dan suhu antara 27 – 28 0C yang berarti bahwa kuantitas limbah batik yang dibuang langsung ke sungai Simbangkulon telah mengurangi/mencemari pH dan DO air sungai Simbangkulon, sedangkan suhu belum/tidak tercemar (masih berada pada batas aman yang ditetapkan pemerintah)
    corecore