14 research outputs found

    Inter-Regional Cooperation (KAD) based institution in the tourism sector in Madura

    Get PDF
    This study aims to analyze the Inter-Regional Cooperation (KAD) institution in the tourism sector in Madura to support Presidential Regulation Number 80 of 2019 concerning the DEWI CEMARA program (Tourism Village with Smart, Independent, and Prosperous Communities). This qualitative research has used the triangulation method for data collection. This study shows great potentials have supported tourism development in Madura; yet, they have complex problems. This problem has led to the establishment of the KAD in the tourism sector in Madura, whose aim is to exploit the regional potential and overcome tourism problems collectively using mutual benefit principles. From 2017 to the present, these objectives have not been achieved due to the following reasons: (1) KAD has not been supported by the commitment of regional heads who are willing to facilitate cross-sector and cross-regional cooperation and resources; (2) KAD has not been supported by cross-sectoral and cross-regional planning documents; (3) no good cooperation occurs among the government, the private sector and the community; and (4) moral hazard such as egoistic/opportunistic, free riders, and tragedy of common are still obviously see

    Dinamika Pembangunan Infrastruktur Di Wilayah Kepulauan Sumenep Madura

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap fenomena lingkaran keterbatasan infrastruktur di Kepulauan Sumenep Madura yang disebabkan masalah lokasi yang terpencil dan moral hazard stakeholder (pemerintah, swasta, dan masyarakat). Selain itu, penelitian ini juga akan mengungkap peran kearifan lokal masyarakat di kepulauan terpencil dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur yang selama ini tidak dapat disediakan oleh pemerintah dan swasta. Secara teoris hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan melengkapi khasanah ilmu pengetahuan di bidang pembangunan ekonomi terutama terkait dengan teori moral dan pilihan rasional, teori keagenan, dan teori ekonomi kelembagaan aspek modal sosial dan tindakan kolektif, sehingga bermanfaat bagi para akademisi dan praktisi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik triangulasi. Peneliti terlibat langsung dalam fenomena yang diteliti, sehingga diperoleh informasi yang sesuai dengan keunikan obyek yang diteliti, dengan kebenaran makna sesuai dengan intrepretasi dan pemahaman para pelakunya (emic). Informan awal dipilih berdasarkan purposive sampling dan selanjutnya snow ball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika pembangunan infrastruktur di Kepulauan Sumenep diwarnai oleh fenomena lingkaran keterbatasan infrastruktur yang disebabkan oleh masalah lokasi yang terpencil dan moral hazard stakeholder (pemerintah, swasta, dan masyarakat). Sesuai teori keagenan, semua stakeholder ketika berperan sebagai agent cenderung melakukan moral hazard. Kedua masalah tersebut telah menyebabkan pemerintah dan swasta tidak dapat berfungsi dengan baik, sehingga semua kebijakan pembangunan infrastruktur yang telah diterapkan pemerintah tidak dapat menjangkau wilayah kepulauan yang terpencil. Sesuai dengan teori modal sosial, ketika pemerintah dan swasta tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka masyarakat di kepulauan terpencil terdorong untuk memanfaatkan modal sosial (kearifan lokal) yang mereka miliki untuk memfasilitasi tindakan kolektif gotong royong, dalam rangka memenuhi kebutuhan infrastruktur yang selama ini tidak dapat disediakan oleh pemerintah dan swasta. Modal sosial masyarakat Kepulauan Sumenep bersumber dari norma Agama (Islam) dan norma budaya (Suku Bugis dan Madura). Dengan demikian, direkomendasikan kepada pemerintah agar melaksanakan pembangunan infrastruktur di kepulauan terpencil secara terpadu dan berkelanjutan, dengan komitmen moral yang kuat. Selain itu, pemerintah juga direkomendasikan untuk memfasilitasi tindakan kolektif gotong royong masyarakat pada penyediaan infrastruktur yang tidak dapat disediakan oleh pemerintah

    ANALISIS PROFIL TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) ASAL MADURA

    Get PDF
    Suku Madura di perantauan menyebar di seluruh wilayah Nusantara dan di berbagai Negara, dengan profesi yang sangat beragam. Tersebarnya penduduk Madura di berbagai penjuru nusantara dan dunia tidak terlepas dari jiwa perantau dan etos kerja orang Madura. Orang Madura selama ini dikenal religius (Islam), mempunyai jiwa perantau yang kuat, etos kerja keras, hemat, mempunyai jiwa kewirausahaan yang kuat. IPM di Madura relatif lebih rendah daripada rata-rata Jawa Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa berbagai faktor yang terkait dengan kondisi sumber daya  ketenagakerjaan masyarakat Madura yang banyak bekerja sebagai TKI di luar negeri. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang berasal dari berbagai sumber resmi antara lain BPS, Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Kesehatan, BNP2TKI dan sebagainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendahnya pendidikan formal mayoritas masyarakat Madura telah menyebabkan sejumlah masalah yang berimplikasi pada rendahnya kualitas tenaga kerja, antara lain: (1) mayoritas tenaga kerja bekerja di sektor informal yang beresiko tinggi tanpa jaminan keamanan dan keselamatan yang memadai sesuai dengan peraturan yang berlaku; (2) rendahnya kesadaran pola hidup sehat; dan (3) rendahnya kesadaran pola makan yang sehat. Minat masyarakat Madura untuk bekerja di luar negeri sebagai TKI sangat besar. Hal ini didorong oleh berbagai sebab terutama faktor ekonomi. Akan tetapi, rendahnya kualitas SDM masyarakat Madura menyebabkan berbagai permasalahan timbul. Permasalahan tersebut antara lain yang utama adalah maraknya praktek TKI Illegal. Secara kultural, permasalahan TKI dari Madura sifatnya khusus dan berbeda dengan 34 kabupaten/kota di Jawa Timur. Sehingga diperlukan perhatian dan penanganan khusus dari pemerintah setempat. Oleh karena itu diperlukan berbagai upaya untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan cara (1) memfasilitasi peningkatan kualitas tenaga kerja Madura melalui fasilitas pelayanan diklat, pendampingan, konseling, advokasi, informasi lowongan kerja, pengurusan dokumen dan penyaluran tenaga kerja (job fair) dan lain-lain; (2) sosialisasi informasi tentang TKI, merubah pola pikir dan menumbuhkan kesadaran masyarakat agar lebih memilih menjadi TKI yang legal dan professional, serta sosialisasi dampak negative TKI illegal

    Analisis Kelayakan Usaha Rumah Potong Hewan Ditinjau Dari Aspek Teknis Dan Sumber Daya Manusia

    Get PDF
    The research aims to determine the feasibility of slaughterhouse businesses in East Java, in terms of technical and human resource aspects. This research uses descriptive qualitative methods. Sampling was carried out using purposive sampling technique and data collection used primary data. The data analysis tool used is cross tabulation. The objects of this research are the slaughterhouse in Krian, Sidoarjo and the poultry slaughterhouse in Jombang (CV. RAFIKA FOODS INDONESIA). The results of the analysis from this research on the technical aspects of ruminant slaughterhouses are 86% and poultry slaughterhouses are 84% in compliance with Minister of Agriculture Regulation number 13 of 2010. In the human resources aspect ruminant slaughterhouses and poultry slaughterhouses have complied with Minister of Agriculture Regulation No. 13 2010. From these results, it is stated that ruminant slaughterhouses and poultry slaughterhouses are feasible to run.   Keywords: Technical, Human Resource Aspect. Slaughterhouse &nbsp

    G6PD genetic variations in neonatal Hyperbilirubinemia in Indonesian Deutromalay population

    Get PDF
    Background: Neonatal jaundice is a common finding in newborns in Asia, including Indonesia. In some cases, the serum total bilirubin levels exceeds the 95th percentile for hours of life (neonatal hyperbilirubinemia). Severe neonatal hyperbilirubinemia (NH) could lead to kernicterus and neonatal death. Glucose-6-Phosphage Dehydrogenase (G6PD) genetic variations and deficiency have been reported in several studies to be associated with NH. This study aimed to analyze the G6PD genetic variations a

    Analisis Kemiskinan Nelayan di Kabupaten Bangkalan (Tinjauan Ekonomi Mikro)

    No full text
    Analisis Kemiskinan Nelayan di Kabupaten Bangkalan (Tinjauan Ekonomi Mikro

    ANALISIS POTENSI INDUSTRIALISASI DI MADURA PASCA SURAMADU

    No full text
    Dalam konteks pembangunan wilayah dari klaster GERBANGKERTASUSILA (Gresik- Bangkalan-Mojokerto- Surabaya-Sidoarjo dan Lamongan), maka pembangunan Jembatan Suramadu diharapkan dapat menjadi bagian yang penting dalam mengintegrasi kabupaten bagkalan dengan kbupaten lain di Pulau Madura dan kedepan diharapkan menjadi sistem Satuan Pengembangan GERMAKERTASUSILA (Gresik- Bangkalan-Mojokerto- Surabaya-Sidoarjo dan Lamongan). Arah dari pengembangan kawasan industrialisasi di Madura adalah memberikan iklim investasi yang kondusif untuk mendorong pengembangan industri yang berbasis pada potensi lokal. Konsep yang tepat adalah membangun Madura, bukan membangun di Madura .Konkretnya, membangun Madura akan lebih melibatkan masyarakat madura pada posisi subyek maupun obyek pembangunan. Kondisi ini tentunya sangat berbeda jika dibandingkan dengan persepsiri membangun di Madura. Industri yang di utamakan da mempunyai komitmen untuk mendorong perkembangan daerah dan kawasan tertinggal dengan memanfaatkan SDA lokal secara optimal

    ANALISIS KEMISKINAN NELAYAN DI KABUPATEN BANGKALAN

    No full text
    Selama tiga dasawarsa terakhir pembangunan kelautan dan perikanan selalu diposisikan sebagai sektor yang dipinggirkan (peripheral sector) dalam pembangunan ekonomi nasional. Kondisi ini sangat ironis, mengingat bahwa hampir 70% wilayah Indonesia merupakan lautan dengan potensi ekonomis yang sangat tinggi. Perangkap kemiskinan yang melanda kehidupan nelayan disebabkan oleh faktor-faktor yang kompleks. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berkaitan dengan fluktuasi musim-musim ikan, keterbatasan sumber daya manusia, dan modal. Tetapi juga disebabkan oleh lemahnya kelembagaan ekonomi nelayan. Kondisi tersebut merupakan penyebab ketergantungan nelayan pada rentenir yang merangkap sebagai tengkulak dan penyedia bahan bakar. Perjanjian nelayan dan tengkulak sangat merugikan nelayan, akibatnya daya tawar nelayan di pasar input dan output sangat lemah. Sehingga biaya produksi nelayan semakin meningkat sementara pendapatannya semakin menurun. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemiskinan nelayan secara komprehensif

    ANALISIS PENGELOLAAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI JAWA TIMUR

    No full text
    This research is focuses on the existence "Overseas Contract Workers (OCWs)" that has relations to deportation versus foreign exchange. The research has the following goals : (1) To know and to analyze the influential factors on OCWs policies; (2) To know and to analyze the existence of migrant workers; (3) To know and to analyze government and private company management for migrant worker regarding deportation.This research is the case study with double approaches (qualitative and quantitative). The respondets are selected through purposive sampling with 150 respondets (117 respondets working at abroad and 33 respondets working at this country). Data collection through is done by observation, indepth interview and documentation technique. The respondet investigation is carried out by snowball technique. The research instruments used are check-list and questionnaire. Both qualitative and quantitative methods are used to analyze are logit model and equilibrium market supported by SCP analyze (structure - conduct - performance).The result indicates that : (1) The influential factors on OCWs decision are : wage factor and knowladge, because of risk probability in the overseas and their family. On other hand, age, education, information, push and pull factor has unreal influence. These conditions are generated from pressures lack of job oppurtunity and hope to prosperity; (2) The existence of OCWs (legal or illegal) are greatly influenced by supply and demand in the market labour. The implication is that OCWs has contributed foreign exchange. Because of the bargaining power OCWs is lower cause deportation; (3) Management of OCWs begins from : recruitment, training, departure and arrival. Government policy should focuses activity on handling the current conditions so that policy must be done, these return illegal OCWs into legal OCWs. Alternative model in the management of OCWs are : (a) reorganize the institution of OCWs, (b) to accommodate OCWs on horizontal integration in the form of association; (c) to manage the information become better than before.Based on the result of the research, it is suggested that : (1) The government must create job, while private institution (PJTKI) must change the role of management which not only profit orientation, but also becomes the protection for OCWs and their family; (2) In order to increase bargaining position, OCWs must do horizontal integration by establishing the organization

    Strategi Bertahan Hidup Ekonomi Rumah Tangga Petani Padi Aspek Pendapatan, Konsumsi, dan Tabungan Studi Kasus di DesaTonjung Kecamatan Burneh Kabupaten Bangkalan Arita Suryandari, Eni Sri Rahayuningsih

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tiga aspek strategi bertahan hidup ekonomi rumah tangga petani padi, yaitu: pendapatan, konsumsi, dan tabungan. Analisis menggunakan teori dan hasil penelitian tentang strategi bertahan hidup, pendapatan, konsumsi, dan tabungan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan petani padi rendah atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Dalam rangka bertahan hidup, petani mempunyai strategi yang meliputi tiga aspek, yaitu: (1) aspek pendapatan dengan cara efisiensi biaya produksi usaha tani, mencari sumber pendapatan lain, dan mencari pinjaman dari jaringan sosial yang dimiliki; (2) aspek konsumsi dengan cara efisiensi biaya hidup, menggunakan sebagian hasil panen padi untuk di konsumsi sendiri, memanfaatkan lahan kebun di sekitar rumah untuk menanam sayur atau beternak unggas, mengatur kombinasi konsumsi pangan dan non pangan, memanfaatkan jaringan sosial untuk saling membantu keperluan konsumsi; dan (3) aspek tabungan dengan cara memelihara hewan ternak, membeli perhiasan, dan menabung di bank. Tabungan dipengaruhi oleh pendapatan, bukan oleh bunga.  Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah rendahnya pendapatan usaha tani padi dan adanya kemampuan petani untuk melakukan strategi bertahan hidup dari aspek pedapatan, konsumsi, dan tabungan. Sehingga direkomendasikan kepada pemerintah untuk memfasilitasi upaya petani dalam meningkatkan pendapatan usaha tani melalui input, proses produksi, output dan pemasaran
    corecore