132 research outputs found

    Batasan Kebebsan Berpendapat dalam Menyampaiakan Argumentasi Ilmiah di Media Sosila Perspektif Hukum Islam

    Get PDF
    Di era digital, semua orang bebas mengemukakan pendapat dengan adanya media sosial (medsos). Namun, media ekspresi tersebut memunculkan efek negatif dengan banyaknya kasus penyalahgunaan yang dilakukan oleh para pengguna. Mereka terjebak pada kasus tindak pidana, seperti pencemaran nama baik dan ujaran kebencian. Baru-baru ini di medsos (facebook, blog) muncul perdebatan antara komunitas flat earth dan Kepala LAPAN tentang bumi bulat vs bumi datar. Masing-masing mengemukakan argumentasi ilmiahnya yang berujung pada petisi yang dikeluarkan oleh komunitas flat earth kepada Kepala LAPAN. Pada dasarnya berpendapat merupakan kebabasan yang melekat pada individu. Namun, perlu keterampilan dan aturan (etika) tentang penyampaian argumentasi ilmiah di medsos. Argumen ilmiah berbeda dengan opini atau pendapat. Ia membutuhkan klaim, bukti dan alasan ilmiah. Dalam tulisan ilmiah, penulis hanya bertujuan untuk meyakinkan pembaca bahwa yang ditulis itu benar, tidak untuk mempengaruhi pembaca untuk mengukuti keinginan penulis. Islam memberikan kebabasan kepada masyarakat untuk menyampaikan argumen/pendapat baik di dunia nyata maupun di medsos. Namun, Islam memberikan batasan terkait substansi yang disampaikan. Secara global, batasan tersebut adalah: menyajikan informasi yang bermanfaat dan terbukti kebenarannya (ada klaim, bukti dan alasan ilmiah), sebagai sarana amar ma’ruf nahi munkar, tidak melanggar aturan agama dan aturan negara, menjalin silaturrahmi dan tidak mendatangkan permusuhan

    TELAAH KRITIS PUTUSAN SIDANG ITSBAT PENETAPAN AWAL BULAN QAMARIYAH DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF USHUL FIKIH

    Get PDF
    This study aims to criticize the implementation of the Itsbat Conference (a conference determining the beginning of Qamariyah month) implemented by the government through the Ministry of Religious Affairs. Among the important issues is what is the main factor causing the disagreements and how is the position of Itsbat Conference in usul fiqh point of view? Research carried out on the results of Itsbat Conference on Ramadhan and Syawwal in 1381 H - 1434 H / 1962 AD - 2011 AD. The study concluded that the disagreements tend to occur due to the critical height of the new moon and approach in determining the new moon. According to usul fiqh, Itsbat Conference can be seen in multiple perspectives; The first, it is an obligation on the government as a representation of imam, to facilitate and support the implementation of the totality of praying; Second, it is a form of state responsibility to the people to promote unity, especially in the implementation of praying, by minimizing disagreements and conflicts. Thirdly, to realize maslaḥat ‘āmmah, the essence of the maqāṣid al-sharī’ah. Itsbat Conference is one example of maslaḥat ḥājiyyah needed to complete the fasting of Ramadhan, ‘Idul Fitr, and Idul Adh

    Konstruksi Ruang Gender Pada Rumah Orang Rimba

    Get PDF
    Pola penataan ruang dalam rumah orang rimba sangat terkait erat dengan konsep gender. Bentuk rumah, bagian-bagian rumah, serta posisi rumah menggambarkan konsep gender yang berlaku dalam adat orang rimba. Perilaku sosial yang terlihat dari aturan tempat tidur, aturan bertamu dan menerima tamu, serta aturan menginap juga menggambarkan kecenderungan-kecenderungan terhadap konsep gender dalam kehidupan orang rimba. Sistem kekerabatan orang rimba yang matrilineal sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Perempuan memiliki kedudukan khusus dalam keluarga rimba dan kekuasaan dalam merancang rumah keluarga rimba. Mereka menentukan tata letak, ukuran, ikut mencari bahan dan ikut dalam proses pendirian rumah. Perempuan mempunyai peran sosial yang lebih besar dibanding laki-laki, maka bentuk rumahnya juga memiliki banyak ruang untuk menampung aktivitas ibu dan anak perempuannya. Ruang dan struktur organisasi ruang di sebuah rumah lebih mengakomodir kepentingan kaum perempuan

    BUNGA MAWAR SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA KERAMIK

    Get PDF
    Latar belakang penciptaan karya keramik yang bersumber ide bunga mawar ini adalah ungkapan perasaan yang ingin diungkapkan dan dimengerti orang lain melalui sebuah karya keramik. jika penulis melihat bunga mawar, bunga itu akan membawa ke masa lalu,dimana saat itu, telah menolak pemberian bunga mawar dari seseorang dengan cara tidak baik, sehingga dalam karya ini penulis ingin menampilkan sesuatu yang harusnya dilakukan di masa lalu. Dalam penciptaan karya ini menggunakan dua tehnik, yaitu tehnik slab  dan tehnik pinch.Adapun tujuan dari penciptaan karya keramik ini adalah sebagai (a).Menciptakan karya keramik yang berasal dari ide pengalaman estetis individual. (b).Untuk kreatifitas mengembangkan bunga mawar sebagai penciptaan karya keramik. (c).Untuk mewujudkan karya keramik yang bersifat estetis (d).Menggugah masyarakat baik yang menyukai seni ataupun tidak menyukai seni untuk mengapresiasi bentuk karya seni keramik sehingga menjadikan kreatif dan produktif. Metode penciptaan ini menggunakan teori dari pemikir kreatif, Graham  Wallas, yang menyatakan empat tahap dalam proses kreatif, yaitu tahap persiapan, tahap pengeraman, tahap munculnya ilham, dan tahap pengujian. Penciptaan karya keramik ini, menghasilkan tujuhkarya seni keramik, beberapa karya mempunyai warna dasar hijau dan coklat, warna yang menggambarkan keindahan alam, dimana hijau sebagai dedaunan, dan coklat sebagai tanah. Kemudian mawar yang berwarna merah menjadi pusat dalam penciptaan karya ini. Kata kunci: bunga mawar, keramik, slab, pinc

    Studi analisis fatwa MUI nomor 03 Tahun 2010 tentang kiblat (kiblat umat Islam Indonesia menghadap ke arah barat)

    Get PDF
    Seiring dengan permasalahan arah kiblat yang semakin mencuat di masyarakat pada akhir tahun 2009 terkait isu pergeseran arah kiblat masjid-masjid di Indonesia, membuat Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan Fatwa MUI Nomor 03 Tahun 2010 tentang Kiblat yang salah satu diktumnya berisi “Kiblat umat Islam Indonesia menghadap ke arah barat”. Fatwa ini dikeluarkan agar menjadi pedoman masyarakat Indonesia dalam menyikapi permasalahan arah kiblat dan memberikan kemudahan masyarakat dalam menghadap kiblat. Namun ternyata fatwa ini malah menimbulkan masalah, karena tidak sesuai dengan ilmu falak yang membahas tentang penentuan arah kiblat. Ketidaksesuaian ini kemudian memunculkan wacana “Menggugat Fatwa MUI Nomor 03 Tahun 2010 tentang Kiblat”. Akhirnya Komisi Fatwa MUI melakukan pembahasan ulang terhadap fatwa tersebut yang menghasilkan fatwa baru yaitu Fatwa MUI Nomor 05 Tahun 2010 tentang Arah Kiblat. Fatwa tersebut menyebutkan bahwa “Kiblat umat Islam Indonesia adalah menghadap ke barat laut dengan posisi bervariasi sesuai dengan letak kawasan masing-masing”. Dari permasalahan tersebut, penulis melakukan penelitian tentang latar belakang dikeluarkannya Fatwa MUI Nomor 03 Tahun 2010 tentang arah kiblat Indonesia, istinbath hukum yang dilakukan MUI dalam menetapkan fatwa tersebut, dan tinjauan terhadap fatwa tersebut dari perspektif ilmu falak. Metodologi yang digunakan, (1) jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan normatif sosiologis, (2) sumber data primer adalah Fatwa MUI Nomor 03 Tahun 2010 tentang Kiblat dan hasil wawancara, sumber data sekunder berupa tulisan ilmiah, penelitian atau buku-buku yang terkait dengan Fatwa MUI Nomor 03 Tahun 2010, (3) teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi, (4) teknik analisis data berupa analisis deskriptif dan analisis ushul fiqih. Hasil penelitian menunjukkan; Pertama, dikeluarkannya fatwa MUI tersebut dilatarbelakangi oleh kondisi masyarakat yang bingung dengan pergeseran arah kiblat yang terjadi dan banyak dari kalangan masyarakat yang ingin membongkar masjid untuk meluruskan arah kiblatnya. Tujuan dikeluarkan fatwa tersebut agar tidak ada pembongkaran masjid. Kedua, istinbath hukum yang dilakukan MUI dalam menetapkan fatwa tersebut, hanya menggunakan dalil syar’i (hadis dan qiyas) tanpa mempertimbangkan ilmu falak dan teknologi yang sedang berkembang. Menurut anggapan MUI, menentukan arah kiblat itu sulit. Sehingga agar tidak menyulitkan masyarakat, maka arah kiblat Indonesia cukup menghadap ke arah barat. Ketiga, Fatwa MUI Nomor 03 Tahun 2010 tersebut tidak tepat bila ditinjau dari perspektif ilmu falak. Karena menurut ilmu falak, arah kiblat Indonesia adalah menghadap ke arah barat serong ke utara sekitar 20 – 26 derajat. Adapun penentuan arah kiblat sebenarnya tidak sulit bila dilakukan oleh ahlinya, bahkan setiap orang pun dapat melakukannya dengan metode yang sederhana yaitu rashdul Kiblat

    Kajian Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Keluarga Tahapan Sejahtera di Kecamatan Cerme dan Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik

    Get PDF
    Abstrak Permasalahan tentang tingkat kesejahteraan masyarakat yang berupa ketimpangan kesejahteraan antar wilayah di Indonesia masih merupakan permasalahan yang belum bisa ditemukan penyelesaiannya secara tuntas. Kondisi ini tercermin selama 5 tahun terakhir tingkat kesejahteraan keluarga di Kecamatan Cerme dan Kecamatan Benjeng relatif tidak mengalami perubahan yaitu menunjukkan persentase ketimpangan taraf kesejahteraan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang menyebabkan ketimpangan tingkat kesejahteraan di Kecamatan Cerme dan kecamatan Benjeng. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei, sebagai populasi seluruh kepala keluarga di Kecamatan Cerme dan Kecamatan Benjeng yang berjumlah 20.351 kepala keluarga. Sampel dalam penelitian ini adalah 261 kepala keluarga dengan rincian 137 kepala keluarga dari Kecamatan Cerme dan 124 kepala keluarga dari Kecamatan Benjeng yang ditentukan menggunakan stratified random sampling. Teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi, dokumentasi dan wawancara. Data dianalisis dengan menggunakan analisis rata-rata yaitu dengan cara memberi skor pada tiap ukuran variabel yang ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial di Kecamatan Cerme dan Kecamatan Benjeng sama-sama masuk dalam kategori cukup baik dengan jumlah skor 12 untuk Kecamatan Cerme dan jumlah skor 11 untuk Kecamatan Benjeng. Kondisi ekonomi di Kecamatan Cerme masuk dalam kategori cukup tinggi, dengan jumlah skor 5 dan kondisi ekonomi di Kecamatan Benjeng masuk dalam kategori rendah dengan jumlah skor 4, hal ini berarti kondisi ekonomi di Kecamatan Cerme lebih baik daripada di Kecamatan Benjeng. Kondisi lingkungan di Kecamatan Cerme masuk dalam kategori baik dengan jumlah skor 12, dan kondisi lingkungan di Kecamatan Benjeng masuk dalam kategori cukup baik dengan jumlah skor 10. Berdasarkan hasil analisis rata-rata, faktor yang menyebabkan perbedaan tingkat kesejahteraan di Kecamatan Cerme dan Kecamatan Benjeng yaitu tingkat pendapatan kepala keluarga, kondisi tempat tinggal, aksesibilitas ke tempat fasilitas pendukung masyarakat, dan bencana banjir. Kata kunci: Tingkat Kesejahteraan, Keluarga Tahapan Sejahtera, Kondisi Sosial,  Ekonomi, dan Lingkunga

    Pembentukan Kualitas Anak pada 1000 Hari ‎Pertama Kehidupan Perspektif Hukum Islam

    Get PDF
    Abstract: The quality of a child is influenced by two determining factors, namely genetic factor and environmental factor. These factors influence is very large, especially during the first 1,000 days of life of a child, starting from the time of pregnancy to breastfeeding until the age of 2 years. When the baby’s vital organs begin to form, together with it also the baby started to feel on a given stimulus, record and imitate communication and habits performed by his mother that he will take up next. Lack of stimulation and nutrition, especially during this period, will have a major impact in the long term life. Islam has provided guidance to establish quality of a child at 1,000 days of life. During pregnancy, many parents are encouraged to be grateful and be merry, to eat halal and good food, to reproduce worship, etc. After the birth, they are led to recite âdhân and iqâmah for a newborns, to give a good name, and breast feeding for 2 full years.Keywords: Quality of kid, the first 1,000 days of life, Islamic law. Abstrak: Kualitas anak dipengaruhi oleh dua faktor pembentuk, yakni faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor-faktor tersebut berpengaruh sangat besar terutama saat 1000 hari pertama kehidupan (HPK) anak, yang dimulai sejak masa kehamilan hingga menyusui sampai usia anak 2 tahun. Ketika organ-organ penting bayi mulai terbentuk, bersamaan itu juga  bayi mulai dapat merasakan stimulus yang diberikan dari luar, merekam dan menirukan komunikasi serta kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh ibunya yang akan ia bawa hingga seterusnya. Kurangnya rangsangan dan terutama gizi pada masa ini, akan berdampak besar dalam jangka panjang kehidupannya. Islam telah memberikan tuntunan untuk membentuk anak yang berkualitas pada 1000 HPK. Pada masa kehamilan, orang tua dianjurkan banyak bersyukur dan bergembira, makan makanan yang halal dan baik, memperbanyak ibadah, dsb. Setelah kelahiran, dituntun untuk membacakan adzan dan iqamah pada bayi yang baru lahir, memberikan nama yang baik, dan menyusui anak selama 2 tahun penuh.Kata Kunci: Anak berkualitas, 1000 hari pertama kehidupan, hukum Isla

    Integrasi Astronomi dalam Ilmu Falak di PTAI dan Pondok Pesantren

    Get PDF
    This article examines the integration of science between astronomy and Islamic astronomy in Islamic Higher Education (UIN Walisongo Semarang) and Islamic Boarding Schools (Islamic Boarding School al-Mubarok Lanbulan Madura). Data was collected through in-depth interview techniques about curriculum and learning at Islamic College and Islamic Boarding Schools, and equipped with other reading materials. The results showed that the integration of Astronomy in Islamic astronomy in UIN Walisongo Semarang already existed, but not all were implemented perfectly. At the philosophical, material, and methodology level can be said to have been implemented a lot. However, implementation at the strategy level is still lacking. This can be seen from the competence of permanent lecturers who are almost all fiqh. The integration of Astronomy in Islamic astronomy at al-Mubarok Lanbulan Madura is still not visible, both at the philosophical, material, and strategy levels. However, at the methodology level, the method used is based on a science study methodology that is implemented in the writing of santri scientific papers.Artikel ini mengkaji tentang integrasi ilmu antara astronomi dan ilmu falak di Perguruan Tinggi Agama Islam (UIN Walisongo Semarang) dan Pondok Pesantren (Pondok Pesantren al-Mubarok Lanbulan Madura). Data dikumpulkan melalui teknik wawancara langsung secara mendalam tentang kurikulum dan pembelajaran di PTAI dan Pondok Pesantren, dan dilengkapi dengan bahan bacaan yang lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi Astronomi dalam Ilmu Falak di UIN Walisongo Semarang sudah ada, namun belum semua diimplementasikan dengan sempurna. Di level filosofis, materi, dan metodologi bisa dikatakan sudah banyak diimplementasikan. Namun, implementasi di level strategi masih kurang. Hal ini terlihat dari kompetensi dosen tetap yang hampir semua fikih. Adapun integrasi Astronomi dalam Ilmu Falak di al-Mubarok Lanbulan Madura masih belum terlihat, baik di level filosofis, materi, dan strategi. Akan tetapi, di level metodologi, metode yang digunakan adalah berbasis metodologi studi sains yang terimplementasi dalam penulisan karya ilmiah santri

    Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang Lansia UPT PSLU Blitar di Tulungagung

    Get PDF
    Love and belonging is one of the needs in the Maslow hierarchy.  Elders felt lonely when peoples at home busy at work and spending much time outdoor. Although every needed fulfill but elders felt lost of love and belonging from their family. The purpose of this study was  determine love and belonging needs of elders in UPT PSLU Blitar in Tuluangagung by 4 parameters there are: communication with positive feelings, respect each other a happy business, providing the opportunity or freedom, and self-control or attention. Method: Research design was descriptive design. Research sample was 44 by using purposive sampling. Data collected  on March to May 2014 by questionnaires love and belonging needs of elders. Results: The result showed that good love and belonging fulfillment 70.5% (31 elders), the fulfillment of the needs love and belonging enough about 27.3% (12 elders), and 2.3% (1 elders) needs less fulfilled. Discuss: Based of this study are expected to provide optimal services to the elders at UPT.PSLU Blitar in Tulungagung specially for elders who have less of love and belonging fulfilled

    Mengkaji Konsep Kalender Islam Internasional Gagasan Mohammad Ilyas

    Full text link
    Bagi umat Islam, kebutuhan akan sebuah kalender yang universal merupakan hal yang mendesak karena banyak kegiatan ibadah umat Islam terkait dengan waktu. Namun hingga saat ini Kalender Islam yang satu dan berlaku universal belum terwujud. Saat ini umat Islam di dunia masih menggunakan kalender lokal atau regional yang berlaku di wilayah atau negara masing-masing.Salah seorang peneliti yang konsen terhadap masalah Kalender Islam adalah Mohammad Ilyas. Ia adalah seorang astronom Muslim dari Malaysia yang memperkenalkan konsep Garis Tanggal Qamariyah Internasional (International Lunar Date Line). Di samping konsep yang digagas oleh Moh. Ilyas, sebenarnya masih ada beberapa konsep Kalender Islam Internasional yang telah digagas oleh ilmuwan lain. Namun hingga saat ini Kalender Islam yang berlaku Universal masih belum terwujud. Tulisan ini mengkaji tentang konsep Kalender Islam Internasional yang digagas Moh. Ilyas dan pengaruhnya terhadap penyelesaian perbedaan kalender Islam. Dari hasil kajian, ditemukan bahwa konsep Garis Tanggal Qamariyah Internasional yang ditawarkan Moh. Ilyas menyisakan masalah tentang mathla' (karena garis tanggal selalu berubah-ubah tergantung konfigurasi Bulan dan Matahari), dan agak sulit diterapkan karena umat Islam menggunakan double standart yakni Kalender Masehi dan Hijriyah. Konsep kalender Moh. Ilyas memang belum bisa menyelesaikan masalah perbedaan Kalender Hijriyah, namun ia memberikan pengaruh terhadap terbentuknya kriteria visibilitas hilal dan model kalender Islam, yaitu kalender zonal dan kalender universal sebagai upaya penyatuan kalender Islam
    corecore