11 research outputs found

    The Role Of Sanitarian And Social-Cultural Factors In Promoting The Open Defecation Free (Odf) Village

    Get PDF
    Introduction: Open defecation behavior can be a means of spreading disease. A person’s defecation behavior can be influenced by supporting factors provided by health workers, the socio-cultural environment and access to healthy latrine facilities. The aim of this study was to analyze the role of families, community leaders, health workers and the socio-cultural environment on defecating behavior in ODF and non-ODF villages. Methods: This study used quantitative and qualitative observational analytic. The study design was cross sectional design. All people who live on the banks of railway in non ODF and ODF villages were the population in this study. A total of 68 peoples were sampled who determined by themethod proportional random sampling. The independent variables were family support, sanitarian support, community leaders support, the health department team support, socio-culture and population density. The dependent variable was defecation activity. Data were collected by field observation and questionnaires. The collected data were analyzed using the Mann Whitney Test. Results and Discussion: There was no difference in family support (p = 0.661), community leaders support (p = 0.122), the health department team support (p = 0.555). However, there were differences in sanitarian officers support (p = 0.000), the socio-cultural environment (p = 0.000) and the population density in non ODF villages is higher than in ODF villages. Conclusion: There were differences in sanitarian officers support, the socio-cultural environment and population density between non ODF and ODF village

    PENGARUH PEMBERIAN KATA YANG MENGANDUNG EMOSI TERHADAP WORKING MEMORY: VISUOSPATIAL SKETCHPAD

    Get PDF
    Memori merupakan kemampuan untuk mengambil kembali informasi atau representasi dari pengalaman-pengalaman sebelumnya. Individu dalam kehidupan sehari-hari lebih cenderung mengingat informasi yang mengandung emosi dibandingkan dengan informasi netral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian kata-kata yang mengandung emosi terhadap working memory mahasiswa. Metode penelitian ini adalah metode eksperimental dengan desain between participant posttest-only. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran angkatan 2022 dengan sampel yang diambil sebanyak 108 mahasiswa dengan teknik pengambilan sampel random sampling. Partisipan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok eksperimen 1, kelompok eksperimen 2 dan kelompok kontrol dengan masing-masing 36 mahasiswa. Metode pengumpulan data menggunakan alat ukur kata-kata mengandung emosi dan netral yang mengacu pada CEFI (concreteness, emotion, and subjective frequency norms for Indonesian words). Analisis data penelitian menggunakan analisis uji anova untuk melihat perbedaan antar kelompok yang diberi kata bermakna emosi positif, emosi negatif, dan kata netral . Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tiga kelompok tersebut (F(2,105) = [0.657], p = 0.521). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian kata yang mengandung emosi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap working memor

    Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Kerajinan Tangan Ramah Lingkungan di Desa Kampar

    Get PDF
    Sampah plastik dapat dikreasikan menjadi berbagai kerajinan tangan seperti tempat tisu, tempat minuman gelas, aksesoris dan hiasan rumah lainnya. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengelola sampah plastik yang ada di rumah dan lingkungan sekitar. Tujuan ini dicapai melalui pelaksanaan sosialisasi pemanfaatan sampah plastik yang melibatkan ibu-ibu rumah tangga dari Kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk diajarkan cara pengolahan sampah tersebut. Kegiatan ini diajarkan dengan metode reuse, dimana sampah-sampah yang ada dirumah dan lingkungan disekitar diolah kembali menjadi produk yang bernilai guna serta bernilai ekonomi. Peserta sosialisasi diajarkan untuk mengolah sampah menjadi berbagai kerajinan tangan seperti hiasan dinding, vas bunga, tas, dompet, dll. kerajinan ini dapat digunakan di rumah dan dapat dijual yang hasilnya bisa digunakan untuk menunjang kegiatan PKK itu sendiri, diantaranya untuk pembelian konsumsi kegiatan yang dilaksanakan oleh Kelompok PKK. Kegiatan ini telah berhasil meningkatkan pengetahuan peserta sosialisasi yang dibuktikan dengan hasil penyebaran kuisioner bahwa 85% peserta telah sangat baik memahami cara pembuatan kerajinan tangan yang telah diajarkan. Kegiatan ini diintegrasikan ke dalam kegiatan PKK sehingga dapat menunjang keterampilan ibu-ibu rumah tangga dan pemberdayaan masyarakat di masa mendatang

    Pemanfaatan Sri Rejeki (Dieffenbachia seguine) sebagai Biopestisida Pembasmi Hama Kutu untuk Tanaman Hortikultura

    Get PDF
    Tanaman sri rejeki (Dieffenbachia seguine) merupakan jenis aglaonema yang tumbuh liar di Desa Temboro. Meskipun demikian, tumbuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai biopestisida yang mampu membasmi kutu-kutu yang menyerang tanaman hortikultura karena dalam getahnya mengandung kalsium oksalat yang berbentuk jarum di dalam sel-selnya sehingga menimbulkan sifat beracun. Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan tumbuhan sri rejeki (Dieffenbachia seguine) sebagai pengendali hama kutu dan pestisida alami pada tanaman sayuran. Kegiatan ini dilaksanakan pada 13-14 Juli 2022, bertempat di kebun Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Joso dan KWT Dusun Dlisen, Desa Temboro. Bahan yang dibutuhkan adalah batang sri rejeki dan air. Setelah seluruh bahan tercampur dan sudah disaring, biopestisida dapat diaplikasikan terhadap tanaman yang terserang hama dengan cara disemprot. Bagian batang digunakan sebagai bahan utama karena kandungan getah yang tersimpan lebih banyak dibandingkan dengan bagian lainnya, sehingga harapannya kandungan kalsium oksalat yang diperoleh lebih banyak dan mampu membasmi hama kutu dengan lebih efektif. Diharapkan dinas pertanian setempat dapat meneliti kandungan, manfaat dan formulasi yang baku agar dapat diterapkan di kalangan yang lebih luas. Masyarakat dapat memanfaatkan biopestisida yang sudah diperoleh saat pelatihan dan KWT terkait dapat menjadi mentor untuk KWT lainnya

    Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu Kabupaten Bojonegoro

    Get PDF
    Desa Ngringinrejo adalah salah satu desa di Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro yang memiliki wilayah seluas 216.379 hektar dengan jumlah penduduk sebanyak 1958 jiwa. Mayoritas penduduk Desa Ngringinrejo berprofesi sebagai petani dan buruh tani. Mayoritas penduduk berpendidikan hingga jenjang SD (51%). Desa Ngringinrejo terdiri dari Dusun Mejayan, Dusun Margorejo. Berdasarkan analisis data, diperoleh tiga masalah utama di Desa Ngringinrejo, yaitu pengelolaan sampah yang kurang optimal, tingginya jumlah anggota keluarga yang merokok, dan tidak meratanya bantuan sosial. Melalui metode USG yang melibatkan perwakilan 4 perangkat desa, 1 bidan, 1 perawat Ponkesdes dan 1 ibu balita di Desa Ngringinrejo diperoleh prioritas masalah yaitu pengelolaan sampah yang kurang optimal. Setelah prioritas masalah ditentukan, dilakukan FGD bersama perwakilan kader dari setiap dusun untuk menemukan akar penyebab masalah dan alternatif solusi. Melalui FGD didapatkan akar permasalahan berupa tidak ada petugas pengangkut sampah, kader bank sampah tidak berjalan, masyarakat malas mengolah dengan benar, tidak ada tempat pengumpulan sampah, warga tidak mau membayar iuran sampah. Selain itu dihasilkan alternatif solusi berupa advokasi kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan pembuatan kompos. Selanjutnya dilakukan penilaian alternatif solusi menggunakan metode MEER,dan didapatkan pembuatan kompos sebagai alternatif solusi yang dapat dijadikan intervensi masalah pengelolaan sampah. Berdasarkan hal tersebut, kemudian disusun program KOMIK yakni “Kompos Organik Kita”. KOMIK ini diterapkan kepada warga RT. 02 dan RT. 03 sebagai RT percontohan, dengan pertimbangan dua RT ini sebagai wilayah yang mejadi “wajah desa” karena berdekatan dengan Agrowisata Kebun Belimbing. Adapun program KOMIK terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan sosialisasi, pembuatan kompos, dan pemanfaatan kompos untuk warga. Kegiatan sosialisasi membahas tentang mengenai bahaya pembakaran sampah dan pengelolaan sampah yang optimal. Dalam kegiatan sosialisasi juga dibentuk kader kompos untuk mengawasi dan membimbing masyarakat dalam pembuatan kompos. Kegiatan pembuatan kompos merupakan kegiatan inti dari KOMIK ini, yaitu membuat kompos bersama para warga. Setelah kegiatan ini selesai, perlu waktu sekitar 2-3 minggu untuk memanen kompos, sambil memonitoring perkembangan fermentasi kompos. Kegiatan pemanfaatan kompos dilakukan begitu kompos sudah jadi, kompos akan dijemur hingga kering kemudian diayak dan dibagikan kepada warga pemilik kebun. Namun kegiatan ini belum terealisasi karena kompos belum berhasil sempurna hingga waktu yang dijadwalkan, sehingga untuk selanjutnya ini menjadi tugas kader yang akan menjalankan kegiatan ini bersama warga

    Perbedaan Karakteristik Individu, Faktor Predisposisi, Faktor Enabling Dan Faktor Reinforcing Terhadap Praktik Buang Air Besar Antara Desa Belum ODF Dengan Desa ODF (Studi Kasus: Kelurahan Jagir Dan Kelurahan Ketintang Kota Surabaya)

    Get PDF
    Kelurahan Jagir merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya yang berstatus desa belum ODF. Capaian akses jambannya merupakan yang terendah di kawasan Surabaya selatan. Kelurahan Ketintang merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Gayungan Kota Surabaya yang telah berstatus desa ODF sejak tahun 2017. Capaian akses jambannya telah mencapai angka 100%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik individu, faktor predisposisi, faktor enabling, faktor reinforcing terhadap praktik buang air besar antara Desa ODF (Kelurahan Ketintang) dengan Desa belum ODF (Keluarahan Jagir) di Kota Surabaya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik kuantitatif yang menggunakan desain penelitian Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 215 KK yang berasal dari RT 5, 6 dan 7 RW 10 Kelurahan Jagir dan 147 KK yang berasal dari RT 6 dan 7 RW 3 Kelurahan Ketintang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 68 sampel untuk desa belum ODF dan 60 sampel untuk desa ODF yang ditentukan dengan teknik proportional random sampling. Variabel yang diteliti meliputi karakteristik individu, faktor predisposisi, faktor enabling, faktor reinforcing. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji Mann Whitney U test. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan karakteristik individu (tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan), faktor predisposisi (pengetahuan dan sikap), faktor enabling (kepemilikan lahan, kepemilikan jamban sehat, jenis jamban, jarak rumah dengan sungai) dan faktor reinforcing (dukungan petugas sanitarian, sosial budaya dan kepadatan penduduk) terhadap praktik buang air besar antara desa belum ODF dengan desa ODF. Kesimpulan dari penelitian ini adalah di desa belum ODF memiliki tingkat pendapatan rendah, ketidakkepemilikan lahan dan jamban sehat sehingga belum mencapai status ODF

    Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2020

    No full text
    Kesimpulan 1. RSU Haji Surabaya merupakan rumah sakit tipe B pendidikan yang berdiri sejak 17 April 1993 yang beralamatkan di Jalan Manyar Kertoadi, Klampis Ngasem, Kec. Sukolilo, Kota Surabaya. 2. Instalasi sanitasi RSU Haji Surabaya memiliki 2 supervisor yaitu supervisor teknis lingkungan dan supervisor perbaikan sarana. Di bawah supervisor teknis lingkungan terdapat pelaksanaan kebersihan, pelaksanaan IPAL, pelaksana limbah B3, pelaksana vektor dan pelaksana limbah domestik. Sedangkan di bawah supervisor perbaikan sarana terdapat pelaksanaan kebersihan halaman dan taman, pelaksanaan jaringan air bersih dan pelaksanaan jaringan air limbah. 3. RSU Haji Surabaya telah melakukan upaya pengendalian vektor dan binatang penganggu sesuai dengan yang disyaratkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 4. RSU Haji memiliki 3 SPO sebagai pedoman pengendalian vektor dan binatang pengganggu yaitu SPO Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu Instalasi Sanitasi RSU Haji Surabaya (No. Dokumen 046.SPO/San/RSUH/140), SPO Survey Jentik Instalasi Sanitasi RSU Haji Surabaya (No. Dokumen 073.SPO/San/RSUH/19) dan SPO Pengukuran Kepadatan Lalat Instalasi Sanitasi RSU Haji Surabaya (No. Dokumen 079.SPO/San/RSUH/19). Dalam upaya pengendaliannya, RSU Haji bekerjasama dengan PT Waringin sebagai pest control. 5. SPO yang dimiliki instalasi sanitasi masih mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 374/MENKES/PER/III/2010 tentang Pengendalian Vektor dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 6. Pelaksanaan pengendalian vektor dan binatang pengganggu oleh staff instalasi sanitasi dan pest control telah sesuai dengan SPO yang telah ditetapkan kecuali dalam pengukuran kepadatan lalat. Pada SPO Pengukuran Kepadatan Lalat Instalasi Sanitasi RSU Haji Surabaya (No. Dokumen 079.SPO/San/RSUH/19) dikatakan bahwa media yang digunakan adalah flygrill sedangkan yang digunakan di lapangan adalah pohon lalat. Saran 1. Apabila memungkinkan, SPO yang telah ada sebaiknya dilakukan perbaikan yang mengacu pada peraturan baru yaitu Peraturan Menteri Kesehatan No. 50 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit Sera Pengendaliannya dan Peraturan Menteri Kesehatan No 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. 2. Pengendalian yang dilakukan sebaiknya menjadikan pengendalian menggunakan bahan kimia sebagai alternative terakhir (seperti penyemprotan bahan kimia). Pengendalian secara fisik dan biologis lebih diutamakan. 3. Pengendalian fisik yang dapat dilakukan salah satu contohnya adalah dengan pengadaan tanaman serai, diutamakan serai merah, di area yang sering ditemukan nyamuk. Aroma serai dikenal tidak disukai nyamuk. Serai yang digunakan harus telah diiris agar wangi dari ekstraknya lebih tercium. Serai yang dicincang dapat dibaurkan dengan cara diletakkan kedalam pot kecil kemudian ditutupi dengan tanaman hias palsu di atasnya. Serai ini dapat bertahan paling lama 1 bulan lalu setelahnya perlu diganti dengan irisan serai yang baru. 4. Umpan yang digunakan untuk penangkap tikus sebaiknya menghindari makanan yang memiliki rasa manis karena didapati beberapa kali umpan yang diberikan habis dimakan oleh semut. Umpan di dalam perangkap juga sebaiknya dilumuri racun agar tikus yang memakan bisa mati keracunan

    PERBEDAAN KARAKTERISTIK INDIVIDU ANTARA DESA BELUM ODF DENGAN DESA ODF DI SURABAYA

    Get PDF
    Pemahaman akan lingkungan tidak bersih akan mendatangkan penyakit umum dipahami oleh masyarakat. akan tetapi, jarang yang mengetahu bahaya penyakit apa yang akan menyerang mereka dengan buang air besar sembarangan (babs). dalam proses implementasinya, pemerintah masih mengalami kesulitan untuk meratakan wilayah sehat berstatus open defecate free (odf). penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik individu terhadap praktik buang air besar antara desa odf (kelurahan ketintang) dengan desa belum odf (keluarahan jagir) di kota surabaya. penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di bantaran rel kereta api di desa kelurahan ketintang dan di bantaran sel kereta api di desa kelurahan jagir. sample dalam penelitian ini adalah 68 orang dari desa belum odf dan 60 orang dari desa odf yang ditentukan dengan menggunakan metode probablility sampling dengan teknik proportional random sampling. data diperoleh dengan cara observasi lapangan, penyebaran kuisioner dan wawancar. analisis data menggunakan uji mann-whitney u test. perbedaan tingkat pendidikan ada hubungan dengan desa yang belum odf dan sudah odf (p=0.000). tingkat pendapatan ada hubungan dengan desa belum odf dan desa sudah odf (p=0.000). status kependudukan tidak ada hubungan dengan desa belum odf dan desa odf (p=0,306). kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara perbedaan karakter individu terhadap praktik buang air besar dengan desa yang sudah odf dan yang belum odf

    IMPLEMENTASI TOPOLOGICAL SORT DALAM PENGALIHAN ARUS KENDARAAN UNTUK MENGATASI PROBLEM KEMACETAN LALU LINTAS (Studi Kasus Jalan-jalan Besar di sekitar MAN 2 Malang sampai Mall Dinoyo City)

    Get PDF
    Abstrak. Kemacetan lalu lintas merupakan hal yang sering terjadi di Kota Malang khususnya di pusat-pusat keramaian dan kawasan edukasi seperti di Jalan Bandung dan Jalan Veteran. Kemacetan dapat menghambat aktivitas masyarakat serta menimbulkan dampak di bidang sosial dan ekonomi. Salah satu alternatif untuk menghindari terjadinya kemacetan adalah dengan mengalihkan arus lalu lintas dari jalan yang padat kendaraan menuju jalan yang tidak padat kendaraan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu algoritma yang efektif sehingga jumlah kendaraan yang ada di suatu jalan sesuai dengan kapasitas jalan tersebut. Penulisan artikel ini memiliki titik fokus analisis dan penjelasan mengenai cara penerapan algoritma topological sort untuk mendistribusikan kembali kendaraan yang bergerak dari titik asal menuju titik tujuan sehingga setiap ruas jalan dapat menampung kendaraan sesuai dengan jumlah kapasitasnya. Setelah dianalisis secara teoritis, algoritma topological sort dapat diterapkan untuk mengurai kemacetan yang terjadi di jalan-jalan tersebut. Kata kunci: kemacetan, topological sort

    Perbedaan karakteristik individu antara desa belum ODF dengan desa ODF di Surabaya

    No full text
    Pemahaman akan lingkungan tidak bersih akan mendatangkan penyakit umum dipahami oleh masyarakat. akan tetapi, jarang yang mengetahu bahaya penyakit apa yang akan menyerang mereka dengan buang air besar sembarangan (babs). dalam proses implementasinya, pemerintah masih mengalami kesulitan untuk meratakan wilayah sehat berstatus open defecate free (odf). penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik individu terhadap praktik buang air besar antara desa odf (kelurahan ketintang) dengan desa belum odf (keluarahan jagir) di kota surabaya. penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal di bantaran rel kereta api di desa kelurahan ketintang dan di bantaran sel kereta api di desa kelurahan jagir. sample dalam penelitian ini adalah 68 orang dari desa belum odf dan 60 orang dari desa odf yang ditentukan dengan menggunakan metode probablility sampling dengan teknik proportional random sampling. data diperoleh dengan cara observasi lapangan, penyebaran kuisioner dan wawancar. analisis data menggunakan uji mann-whitney u test. perbedaan tingkat pendidikan ada hubungan dengan desa yang belum odf dan sudah odf (p=0.000). tingkat pendapatan ada hubungan dengan desa belum odf dan desa sudah odf (p=0.000). status kependudukan tidak ada hubungan dengan desa belum odf dan desa odf (p=0,306). kesimpulannya adalah terdapat hubungan antara perbedaan karakter individu terhadap praktik buang air besar dengan desa yang sudah odf dan yang belum odf
    corecore