2 research outputs found

    Implementasi Bank Sampah Jelun (BSJ) sebagai Alternatif Solusi Permasalahan Sampah Desa Jelun Banyuwangi

    Get PDF
    Permasalahan yang selalu berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia ialah sampah. Semakin banyak barang yang dikonsumsi oleh masyarakat maka akan semakin meningkatkan volume sampah. Belum adanya kebijakan khusus yang tegas terhadap sampah, sistem dari Tempat Pembuangan Akhir yang kurang memadai, kurangnya kesadaran masyarakat dalam meminimalkan jumlah sampah ialah permasalahan yang terjadi di Indonesia. Desa Jelun merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Banyuwangi dengan masalah sampah yang tergolong masih tinggi dan belum mendapatkan pemecahan masalah yang sesuai. Maka dari itu perlu dilakukan sebuah upaya kegiatan dengan tujuan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat dalam hal pengelolaan sampah. Dimana dalam hal ini dibentuklah program pemberdayaan masyarakat berupa Bank Sampah melalui adanya serangkaian sosialisasi dan pelatihan. Setelah Bank Sampah dijalankan, hasil yang dapat diperoleh dari pengabdian masyarakat ini ialah kemandirian masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan sampah dengan peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam melakukan pengelolaan sampah di wilayahnya serta dapat memberikan keuntungan secara finansial untuk keluarganya

    Analisis Kesiapsiagaan Dinas Kesehatan Dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan di Kabupaten Banyuwangi

    Get PDF
    Kabupaten Banyuwangi memiliki tingkat risiko bencana yang tinggi yang berpotensi menyebabkan krisis kesehatan. Upaya pengurangan risiko krisis kesehatan berdasarkan upaya kesiapsiagaan tergolong rendah yaitu 26,6%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesiapsiagaan dinas kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan di Kabupaten Banyuwangi. Penelitian ini merupakan studi deskriptif observasional dengan rancang bangun cross-sectional, yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi selama 7 (tujuh) bulan yaitu November 2019 sampai Mei 2020. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 55 tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi yang terpilih secara acak atau random sampling, dan observasi menggunakan checklist. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab upaya penanggulangan krisis kesehatan dilakukan sesuai dengan pedoman. Pengetahuan berada dalam kategori sangat baik. Sedangkan, pelayanan medis darurat, pelayanan kesehatan dasar darurat, sikap, pembentukan tim penanggulangan krisis kesehatan, ketersediaan data dan informasi, ketersediaan sarana pengolahan data dan informasi, manajemen data dan informasi, ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan, pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan, ketersediaan biaya, penggunaan biaya, penyusunan rencana penanggulangan krisis kesehatan, penyusunan rencana kontinjensi di bidang kesehatan, dan penyusunan standar operational prosedur (SOP) berada dalam kategori baik. Sebanyak 74,5% pernah mengikuti pelatihan penanggulangan krisis kesehatan. Kesiapsiagaan dinas kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan berada dalam kategori siap yaitu 85,5%. Namun berdasarkan hasil observasi, dinas kesehatan belum memiliki SK tim penanggulangan krisis kesehatan, rencana penanggulangan krisis kesehatan, rencana kontinjensi di bidang kesehatan, anggaran kesiapsiagaan, dan SOP penanggulangan krisis kesehatan. Dapat disimpulkan bahwa persepsi responden mengenai kesiapsiagaan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dalam penanggulangan krisis kesehatan berada dalam kategori siap, namun belum dilaksanakan. Saran untuk meningkatkan kesiapsiagaan dinas kesehatan dalam penanggulangan krisis kesehatan di Kabupaten Banyuwangi yaitu advokasi, membentuk SK tim penanggulangan krisis kesehatan, membuat alur kerja, mempelajari peraturan, menyusun rencana penanggulangan krisis kesehatan dan rencana kontinjensi di bidang kesehatan, mengajukan anggaran kesiapsiagaan, dan menyusun SOP
    corecore