24 research outputs found

    Efektifitas Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Dan Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Bibit Malapari (Pongamia Pinnata (L.) Pierre) Pada Tanah Ultisol

    Get PDF
    Penggunaan energi bahan bakar minyak bumi terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk. Bahan bakar yang digunakan saat ini masih tergantung pada bahan bakar fosil. Maka dari itu perlu ada upaya untuk mencari sumber energi pengganti yang dapat diperbaharui (renewable). Salah satu tumbuhan yang berpotensi besar dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif/biodiesel yang ramah lingkungan adalah tanaman Malapari (Pongamia pinnata (L.) Pierre). Penggunaan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dan Pupuk NPK pada pembuatan bibit malapari diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari interaksi antara FMA dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan malapari serta untuk mendapatkan dosis inokulum FMA dan dosis NPK terbaik untuk pertumbuhan malapari. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial yang terdiri atas dua perlakuan yaitu dosis FMA dan dosis pupuk dengan tiga ulangan. Pemberian pupuk NPK memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, pertambahan jumlah daun dan berat kering tajuk. Pemberian mikoriza tidak memberikan pengaruh yang nyata pada semua variabel pengamatan dan Pemberian dosis pupuk NPK 1 g/tanaman menunjukkan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan tanaman Malapari

    KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT MASYARAKAT DI HUTAN TALANG RENCONG DESA PULAU SANGKAR, KABUPATEN KERINCI, JAMBI: Diversity of Medicinal Plants in The Forest Talang Rencong Village Island Cage, Regency Kerinci, Jambi

    Get PDF
    Indonesia has approximately 30,000 species of medicinal plants based on the richness of the flora. Indonesia has the great potential to develop herbal products that are equivalent to modern medicine. The modern treatment has not been reachable by the whole community in Indonesia, only about 25% affordable and the rest are not yet affordable. The role of traditional medicine recipes become much helpful especially for people living in remote areas with minimal access. The research was conducted in April-May 2019 at Talang Rencong Traditional forest, Pulau Cage Village, Kerinci Regency, Jambi. The sample area of research was 1 Ha, or 5% of total area. The methods used in this research were participatory exploration and observation, data collection was conducted by tracing indigenous forests accompanied by local communities (Data is analyzed from any species found during research). The research in the indigenous forest Talang Rencong village Pulau Cage, Kerinci Regency, Jambi acquired 23 familia and 39 species of medicinal plants used. How to use from the herbs are divided into 25 species of medicinal plants that use drinkable, 6 species of medicinal plants are applied or pasted, 4 species of herbs are directly consumed, 1 species of medicinal plants is used to be washed, 2 species of medicinal plants used to be dipped in the eyes and 1 type of medicinal plants that use the input into perforated teeth The benefits of such medicinal plants are as breast cancer medicine, relieves itching for children, nail health remedy, uric acid medecine, removal bruising, uterine watering, appetite enhancer, diarrhea, toothache medications, jaundice medications, cough medicines, shortness of breath medication for infants, deep heat medications, reducing blood sugar levels, paralysis medications, lowering cholesterol, and medication for postnatal blood and uric acid.  Keywords: ethnobotany, medicinal plants, Rencong customary fores

    Efektivitas Fungi Mikoriza Arbuskula Dan Arang Tempurung Kelapa Terhadap Pertumbuhan Bibit Aren Pada Tanah Ultisol

    Get PDF
    Tanaman aren (Arenga pinnata (Wurmb) Merr.) dikenal sangat luas yang memiliki manfaat yang multiguna yaitu sebagai pemenuhan kebutuhan pangan dan berpotensi besar dimanfaatkan sebagai energi alternatif yang dapat diperbaharukan yang ramah lingkungan. Peningkatan ini mengakibatkan eksploitasi aren semakin tinggi, sehingga dikawatirkan akan menyebabkan ketersediaan aren semakin menurun apabila tidak diimbangi dengan adanya budidaya dari aren . Penggunaan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dan arang tempurung kelapa pada pembuatan bibit aren diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari interaksi antara FMA dan arang tempurung kelapa pada tanah ultisol terhadap pertumbuhan bibit aren serta untuk mendapatkan dosis inokulum FMA dan komposisi media terbaik untuk pertumbuhan aren. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola faktorial yang terdiri atas dua perlakuan yaitu dosis FMA dan komposisi media (ultisol dan arang tempurung kelapa) dengan tiga ulangan. Hasil Penelitian menunjukkan pemberian dosis arang tempurung kelapa memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertambahan jumlah daun, Pemberian mikoriza memberika pengaruh yang sangat nyata pada variabel persen infeksi akar serta Pemberian dosis arang tempurung kelapa 10 % dan dosis mikoriza 10 g menunjukkan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan tanaman Aren

    Identifikasi Potensi Permudaan Alam Di Hutan Rawa Gambut Taman Hutan Raya Orang Kayo Hitam Provinsi Jambi Pasca Kebakaran Hutan

    Get PDF
    AbstrakRegenerasi dan restorasi hutan rawa gambut merupakan hal yang sulit terjadi secara alami. Restorasi ekosistem bukan hanya membuat tegakan baru tetapi juga harus berbasis keanekaragaman hayati lokal untuk membuat peluang berhasilnya menjadi lebih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan data mengenai potensi permudaan alam dalam rangka regenerasi dan restorasi lahan gambut di Tahura Orang Kayo Hitam pasca kebakaran hutan. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan, yaitu dari Maret sampai Oktober 2019 di Tahura Orang Kayo Hitam, Herbarium Fakultas Kehutanan Universitas Jambi dan Laboratorium Silvikultur dan Manajemen Universitas Jambi. Metode yang digunakan adalah kombinasi transek dengan garis berpetak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 29 jenis anakan alam yang tergabung dalam 19 famili tumbuhan. Jenis yang paling dominan adalah arang-arang (Diospyros mangiayi) diikuti oleh meranti bunga (Shorea teijsmanniana) dengan Indeks Nilai Penting (INP) berturut-turut sebesar 20,10% dan 19,33%. Indeks kekayaan Margaleff D= 4,88, indeks keanekaragaman Shannon-Wiener H’= 2,96 dan indeks Evennes E= 0,88. Nilai dari semua indeks menunjukkan kondisi permudaan alam yang cukup baik di Tahura Orang Kayo Hitam. Hal ini diharapkan mampu menjadi pendorong dalam restorasi ekosistem yang berbasis jenis lokal untuk masa depan hutan rawa gambut. Abstract Regeneration and restoration of peat swamp forests is a difficult thing to happen naturally. Ecosystem regeneration and restoration not only create new stands but must also be based on local biodiversity to make the chances of success even higher. The purpose of this study is to obtain data and information about the potential of seedlings for the regeneration and restoration of peatlands in Tahura Orang Kayo Hitam after forest fires. This research was conducted for 7 months from March to October 2019 with locations in Orang Kayo Hitam Tahura, Herbarium of the Faculty of Forestry at the University of Jambi and the University of Jambi's Silviculture and Management Laboratory. The most dominant types are arang-arang (Diospyros mangiayi) followed by meranti bunga (Shorea teijsmanniana) with Important Value Index (INP) respectively of 20.10% and 19.33%. Margaleff's Wealth Index D= 4, 88. The Shannon-Wiener Diversity Index shows a value of H 'of 2.96 and the Index of Evennes indicates a value of E= 0.88. The values obtained from all of the measured indices indicate the condition of natural regeneration which is quite good in Tahura Orang Kayo Hitam. This is expected to lead to local species-based ecosystem restoration for the future of peat swamp forests

    Evaluasi Kesehatan Vegetasi di Arboretom KPHP Kerinci Unit I

    Get PDF
    Kesehatan hutan telah menjadi salah satu kriteria pencapaian dalam manajemen pengelolaan hutan yang lestari. Identifikasi kondisi kesehatan vegetasi merupakan salah satu upaya penting dalam pengelolaan tanaman, sesuai kaidah silvikultur untuk menjaga kesehatan vegetasi hutan. Arboretum merupakan tempat berbagai jenis vegetasi ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan, keperluan koleksi dan konservasi ex-situ (di luar habitat). Pentingnya mengetahui kesehatan vegetasi di Arboretum merupakan salah satu teknik silvikultur di dalam mempertahankan keberadaan spesies lokal dan spesies unggulan. Penelitian ini dilaksanakan di Arboretum KPHP Kerinci Unit I. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode sampling. Metode sampling digunakan untuk menilai kesehatan vegetasi yang berada didalam klaster plot. Identifikasi status kesehatan dilakukan dengan metode pemantau kesehatan hutan atau Forest Health Monitoring (FHM) yaitu metode penilaian kesehatan pohon dengan mengelompokkan jenis dan tingkat kerusakan per individu tanaman. Hasil pengamatan melalui metode Forest Health Monitoring diperoleh hasil bahwa kondisi vegetasi di Arboretum KPHP Kerinci Unit 1 masih tergolong sehat dengan Nilai Indeks Kerusakan (NIK) sebesar 2,08 (skala 21), dengan persentase vegetasi sehat (74,81%), tingkat kerusakan ringan (23,42%), dan tingkat kerusakan sedang (1,78%)

    Identifikasi Pohon Induk Dan Pembangunan Pembibitan Spesies Unggulan Lokal Di Tahura Sultan Thaha Syaifuddin

    Get PDF
    Taman Hutan Raya (Tahura) merupakan salah satu bentuk Kawasan Perlindungan Alam (KPA) yang bertujuan sebagai tempat mengkoleksi tumbuhan dan atau hewan yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. Provinsi Jambi mempunya lima Taman Hutan, salah satunya adalah Taman Hutan Raya Sultan Thaha Syaifuddin. Kayu Bulian (Eusideroxylon zwageri Teijsm & Binn.) merupakan salah satu tumbuhan endemik yang berada di dalam kawasan Tahura Sultan Thaha Syaifuddin yang menjadi ciri khas dari keberadaan Tahura Sultan Thaha Syaifuddin. Keberadaan kayu bulian ini sudah mulai langka karena beberapa faktor salah satunya adalah terjadinya kebakaran hutan. Perlu upaya menyelamatkan spesies lokal unggulan bulian dari ancaman berkurangnya pohon indukan bahkan kepunahan serta penyediaan bahan tanaman berupa bibit bulian untuk kegiatan rehabilitasi. Untuk mengatasi hal tersebut sangat diperlukan upaya identifikasi terhadap pohon induk dan pembangunan pembibitan spesies unggulan lokal bulian sebagai upaya penyelamatan keberadaan bulian yang tersisa. Dampak kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah mitra telah memiliki peningkatan pengetahuan dan pemahaman terkait menjaga keberadaan Tahura Sultan Thaha Syaifuddin dalam menjaga kelestarian ekosistem, teknik identifikasi jenis-jenis lokal unggulan dan pembuatan bibit jenis-jenis lokal unggulan terutama bulian yang menjadi jenis spesifik yang terdapat di Tahura Sultan Thaha Syaifuddin

    Pemanfaatan Limbah Organik Untuk Kompos Pada Wilayah KPHP Unit XIII Kabupaten Muara Jambi

    Get PDF
    Berdasarkan data Balai Pemantapan Kawasan Hutan Pangkal Pinang Tahun 2017 bahwa sebagian besar masyarakat yang bertempat tinggal di dalam kawasan KPHP Unit XIII adalah sebagai petani (65,08%), dimana 83% masyarakat tersebut memiliki luas lahan di dalam kawasan hutan seluas 0-2 hektar dan 17% sebesar 2,1-4 Ha. Lahan masyarakat tersebut sebagian besar ditanami kelapa sawit (41%), cokelat (18%), padi (11%), dan sisanya merupakan jenis tanaman pertanian lainnya. Besarnya potensi  limbah organik yang dihasilkan dari kegiatan bertani dan berkebun yang dilakukan oleh masyarakat maupun perusahaan (kelapa sawit dan HTI) merupakan satu hal yang dapat dimanfaatkan oleh petani/masyarakat untuk dijadikan pupuk hayati yaitu pupuk kompos. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Fakultas Kehutanan melibatkan mitra yaitu KPHP Unit XIII Kabupaten  Muara Jambi yang berada di Desa Sungai Gelam. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan mitra dalam pembuatan kompos sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan hutan KPHP Unit XIII Muara Jambi. Tahapan kegiatan ini meliputi : pengurusan izin; kegiatan penyuluhan dengan materi berjudul “Pelatihan Pembuatan Kompos”; pembuatan demplot pembuatan kompos; dan evaluasi diakhir kegiatan. Hasil dari kegiatan ini yaitu mitra telah memiliki peningkatan ketrampilan dalam pembuatan kompos

    Study of Local Plant as a Functional Food to Increase Breast Milk Supply

    Get PDF
    Exclusive breastfeeding for 6 months is one of the global strategies to improve infant growth, development, health and survival. One of the efforts that support the success of breastfeeding is by providing additional food in the form of local plants as functional food ingredients to increase breast milk supply and avoid less than optimal milk production. This research was conducted to explain the content of local plants as functional food ingredients that can help increasing breast milk supply. This literature study research used secondary data from the Google Scholar, Pubmed, Science Direct database with the last 5 years published, and then the journals obtained are identified according to the inclusion and exclusion criteria set by the researcher. The results of a review of 12 journals stated that local plants Moringa leaf, katuk leaf, mung beans, and soybeans as functional food ingredients that can increase breast milk supply because the four plants contain laktagogum effects that can stimulate, maintain and increase breast milk. Local plants Moringa leaf, katuk leaf, mung beans and soybeans as functional food ingredients to increase breast milk supply because they have a laktagogum effect which are consumed in varying doses and ways of consumption, but have the same efficacy, namely increasing the rate of secretion and production of breast milk

    KEANEKARAGAMAN JENIS POHON PADA TIPE EKOSISTEM HUTAN HUJAN TROPIS DATARAN RENDAH DI HUTAN KAMPUS UNIVERSITAS JAMBI MENDALO

    Get PDF
    Hutan kampus Universitas Jambi Mendalo merupakan salah satu hutan alam sekunder tua yang merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah (Lowland Tropical Rain Forest) yang memiliki keanekaragaman hayati cukup tinggi. Hingga saat ini data keanekaragaman jenis pohon di Hutan Kampus Universitas Jambi Mendalo masih belum tersedia secara lengkap. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis pohon yang tumbuh di Hutan Kampus Universitas Jambi Mendalo dengan tahapan suksesi berupa hutan alam sekunder tua pada tipe ekosistem Hutan Hujan Tropis Dataran Rendah. Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Kampus Universitas Jambi Mendalo, Desa Mendalo Darat, kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi. Inventarisasi menggunakan teknik eksplorasi dengan intensitas sampling 100% (sensus), dengan  mengambil sampel vegetatif (daun, dan ranting) dan bila ditemukan diambil pula sampel generatif (buah dan Biji) dari setiap jenis pohon yang dijumpai untuk selanjutnya dibuat menjadi sampel herbarium yang akan dikirim ke Herbarium Bogoriense Bogor. Hasil dari penelitian, didapat 105 spesies pohon berdiameter di atas 10 cm yang tergolong pada 56 genus dan 35 famili meliputi beberapa famili bernilai ekonomi dan konservasi tinggi yaitu : Dipterocarpaceae (Shorea sp., Hopea mengarawan), Lauraceae (Litsea sp., Alseodaphne sp.) ,dan Thymeleaceae (Aquillaria malaccensis)
    corecore