11 research outputs found

    Similarity Check: Pengaruh Pemberian Edukasi Obat terhadap Kepatuhan Minum Obat Warfarin pada Pasien Sindrom Koroner Akut dan Fibrilasi Atrium di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta

    Get PDF
    Peningkatan kepatuhan minum obat warfarin pada pasien sindrom koroner akut (SKA) dan fibrilasi atrium (FA) salah satunya dapat diberikan melalui edukasi dengan pemberian leaflet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi dengan leaflet oleh apoteker terhadap kepatuhan minum obat warfarin pada pasien SKA dan FA. Penelitian ini menggunakan metode uji sebelum dan sesudah menggunakan pembanding. Pengambilan data dilakukan secara prospektif selama 8 minggu periode Juniā€“Juli 2014 pada pasien rawat jalan SKA dan FA di poliklinik RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Data diambil melalui rekam medik pasien dan kuesioner Morisky Medication Adherence Scale (MMAS) yang diberikan pada pasien. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian pada kelompok pembanding ā€œ uji sebelum dan sesudahā€ sebesar p=0,194 dan kelompok perlakuan sebesar p=0,058. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan (p>0,05) setelah diberikan edukasi dengan leaflet. Pemberian edukasi dengan leaflet tidak memengaruhi kepatuhan minum obat warfarin pada pasien SKA dan FA di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Kata kunci: Fibrilasi atrium (FA), kepatuhan, sindrom koroner akut (SKA), warfari

    FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIACNE SEDIAAN SABUN PADAT EKSTRAK BATANG PISANG AMBON (Musa paradisiaca var. sapientum) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes

    Get PDF
    Kulit berminyak adalah salah satu penyebab terjadinya jerawat pada wajah disebabkan karena aktifnyakelenjar sebaseus dalam menghasilkan sebum sehingga dapat menyumbat pori-pori kulit. Salah satu tanamanyang telah diketahui secara empiris dapat berperan sebagai agen antibakteri adalah Batang pisang ambon(Musa paradisiaca var. sapientum). Sediaan sabun batang pisang ambon diformulasikan dengan 3 variasikonsentrasi yaitu pada konsentrasi 15 %, 20%, dan 25%. Selanjutnya dilakukan pengujian uji aktivitasantibakteri dengan menggunakan metode difusi paper disk dan kestabilan fisik sediaan sabun batang pisangambon (Musa paradisiaca var. Sapientum) meliputi uji organoleptik, pH, tinggi busa, cycling test, dan uji kadarair. Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif menggunakan analisis SPSS One-Way ANNOVA. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa ekstrak batang pisang ambon (Musa paradisiaca var. sapientum) dalamformulasi sediaan sabun padat memenuhi syarat stabilitas fisik dimana sabun padat tersebut berwarna coklattua pada konsentrasi 15%, 20% dan 25%, bau khas ekstrak batang pisang serta bentuknya padat. Sabun padatekstrak batang pisang ambon (Musa paradisiaca var. sapientum) dengan konsentrasi 15% memiliki dayahambat hambat 7,3 mm dengan kategori zona hambat sedang, konsentrasi 20% memiliki daya hambat 11,9mm dengan ketegori zona hambat kuat dan konsentrasi 25% memiliki daya hambat 14,8 mm dengan kategorizona hambat kuat terhadap bakteri Propionibacterium acnes dengan diperoleh hasil analisis anova yangsignifikan 0,004 (p<0,05). Adapun kesimpulan dari penelitian formulasi sediaan sabun padat batang pisangambon (Musa paradisiaca var. Sapientum) bahwa ketiga formulasi memenuhi standar kestabilan fisik sediaanserta dapat menghambat pertumbuhan bakteri Propionobacterium acnes

    Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Kulit Pisang Raja (Musa Paradisiaca sapientum) Dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil)

    Get PDF
    Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan dan sangat reaktif sehingga untuk menjadi stabil ia cenderung akan mengambil elektron dari molekul lain yang menimbulkan ketidaknormalan molekul lain dan memulai reaksi berantai yang dapat merusak jaringan. Radikal bebas ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit degeneratif seperti kanker, diabetes melitus dan alzheimer. Oleh karena itu,  diperlukan senyawa yang dapat meredam efek negatif dari radikal bebas yaitu antioksidan. Pisang Raja mengandung memiliki aktivitas antioksidan. Kulit pisang mengandung antioksidan yang tinggi dibandingkan dengan dagingnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak kulit pisang raja dengan menggunakan metode uji DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil).  Uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit pisang raja dilakukan pada konsentrasi 2,5 ppm, 5 ppm, 7,5 ppm, dan 10 ppm dan vitamin C digunakan sebagai kontrol positif. Absorbansi  diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum yaitu 517 nm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit pisang Raja memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 46,82 ppm

    Aktivitas Antidiare Buah Okra (Abelmoschus esculentuS L.) Pada Mencit Yang Diinduksi Oleum Ricini

    Get PDF
    Diare masih menjadi masalah kesehatan utama di berbagai negara-negara dunia, serta bertanggung jawab terhadap kematian jutaan orang setiap tahunnya. Buah okra (Abelmoschus esculantus L.) merupakan tanaman yang tersebar luas di Sulawesi khususnya Sulawesi Tenggara. Masyarakat Sulawesi Tenggara  memanfaatkan buah Okra sebagai sayuran. Buah Okra (Abelmoschus esculantus L.) mengandung senyawa fenolik salah satunya senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang aktivitas buah Okra yang dapat bekerja sebagai antidiare. Penelitian aktivitas buah okra sebagai antidiare belum pernah dilakukan sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efek antidiare buah Okra pada mencit yang diinduksi oleum ricini. Untuk melihat kerusakan lambung yang disebabkan karena pemberian oleum ricini, maka diamati frekuensi dan bentuk dari feses mencit selama 3 jam. Data dianalisis dengan menggunakan uji T dengan nilai P=0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa buah okra memiliki aktivitas sebagai antidiare

    Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanolik Daging Buah Semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) dengan Metode ABTS dan FRAP

    No full text
    Pada daging buah semangka terdapat kandungan zat yang penting bagi kesehatan dan berpotensi sebagai sumber antioksidan alami, seperti sitrulin. Sitrulin merupakan salah satu zat antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak metanolik daging buah semangka berdasarkan kemampuannya untuk mereduksi ABTS?+ dan ion Fe3+ menjadi Fe2+ dalam metode ABTS dan FRAP. Ekstraksi senyawa kimia menggunakan metode maserasi dengan cairan penyari metanol. Uji antioksidan yang digunakan adalah uji ABTS dan FRAP menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Uji ABTS diukur pada panjang gelombang 734 nm dimana ekstrak daging buah semangka dibuat seri konsentrasinya dan direaksikan dengan larutan ABTS selama 2 jam dalam kondisi gelap,. Hasil penangkapan radikal ABTS dinyatakan sebagai ekuivalen dalam ?M Vitamin C/g massa segar, sedangkan uji FRAP absorbansinya diukur pada panjang gelombang 700 nm. Aktivitas mereduksi ekstrak/fraksi uji ditentukan sebagai ekivalen asam askorbat (mg AAE/g ekstrak).  Hasil penyarian daging buah semangka adalah 334,491 g dengan persen rendamen sebesar 16,380. Rata-rata persen penangkapan radikal (IC50) pada metode ABTS adalah  24,996Ā±0,059 Āµg/mL dengan kategori kuat, sedangkan daya reduksi antioksidan melalui metode FRAP yaitu 13,677Ā±0,246 mg/g ekstrak

    Aktivitas Antioksidan Fraksi Air, Etil Asetat dan N-Heksan Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca var. Sapientum)

    No full text
    Radikal bebas merupakan salah satu penginduksi patogenesis seluler dan jaringan yang menyebabkan beberapa penyakit seperti diabetes, kanker dan kardiovaskular. Oleh karena itu, diperlukan suatu senyawa penangkal radikal bebas yaitu antioksidan. Kulit pisang raja (Musa paradiasiaca var. Sapientum) mengandung senyawa flavonoid dan fenolik yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi air, fraksi etil asetat dan fraksi n-heksana ekstrak kulit pisang raja (Musa paradiasiaca var. Sapientum) dengan metode 2,2-diphenyl-1-picryl-hidrazilhidrat (DPPH). Kulit pisang dimaserasi dengan metanol. Selanjutnya ekstrak metanol kulit pisang dibuat menjadi fraksi air, etil asetat, dan n-heksana dengan metode partisi cair-cair. Semua fraksi ekstrak kulit pisang menggunakan 5 konsentrasi yaitu 100, 200, 300, 400, dan 500 ppm dan asam askorbat sebagai pembanding. Absorbansi diukur dengan spektrofotometer UV-Visible pada 517 nm. Data dianalisis dengan menghitung nilai IC50 (inhibition concentration 50%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memiliki aktivitas antioksidan sedang dengan nilai IC50 sebesar 139,498 ppm (antioksidan sedang). Fraksi n-heksana dan air kulit pisang raja memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 875,529 ppm (antioksidan lemah) dan 358,395 ppm (antioksidan lemah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua fraksi kulit pisang memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 tertinggi terdapat pada fraksi etil asetat kulit pisang raja

    Effect of nephroprotectors of javanese bark extract (Lannea coromandelica) on aspirin-induced rat serum creatinine levels

    No full text
    Kidney disease is a global health problem based on the increase of incidence, prevalence, and morbidity rate. According to RISKESDAS 2018, the prevalence of chronic kidney disease (CKD) was increased significantly. Lannea coromandelica stem bark contains flavonoid was exhibited antioxidant that could be potential as nephroprotector. This study aimed to find out the nephroprotector effect of ethanolic extract of Lannea coromandelica stem bark by measurement serum creatinine levels at rats (Rattus novergicus). This study was used experimental laboratory method. In this study used 25 rats were divided into 5 groups. Group 1 was administered Na CMC 1 % as negative control group. Group 2 was administered aspirin 600 mg/kg body weight as induced control group. Group 3, 4, and 5 were administered Lannea coromandelica stem bark ethanolic extract with the doses 400 mg/kg body weight, 800 mg/kg body weight, and 1200 mg/kg body weight, respectively. The extract of lannea coromandelica stem bark groups were given for 4 days orally. Blood of rats were collected from the orbital sinus eye to be measured creatinine serum level at 5th day. The data was analyzed statistically with one way ANOVA and Paired samples test. The result of this study exhibited that there was a differences of creatinine levels between pre and post treatment with p-value=0.033< 0.05. In conclusion, this study presented that ethanolic extract of Lannea coromandelica stem bark was decreased serum creatinine levels at doses 800 and 1200 mg/kg body weight against the aspirin induced on rats

    Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanolik Daging Buah Semangka (Citrullus Lanatus (Thunb.) Matsum. & Nakai) dengan Metode ABTS dan FRAP

    Full text link
    Pada daging buah semangka terdapat kandungan zat yang penting bagi kesehatan dan berpotensi sebagai sumber antioksidan alami, seperti sitrulin. Sitrulin merupakan salah satu zat antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak metanolik daging buah semangka berdasarkan kemampuannya untuk mereduksi ABTS?+ dan ion Fe3+ menjadi Fe2+ dalam metode ABTS dan FRAP. Ekstraksi senyawa kimia menggunakan metode maserasi dengan cairan penyari metanol. Uji antioksidan yang digunakan adalah uji ABTS dan FRAP menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Uji ABTS diukur pada panjang gelombang 734 nm dimana ekstrak daging buah semangka dibuat seri konsentrasinya dan direaksikan dengan larutan ABTS selama 2 jam dalam kondisi gelap,. Hasil penangkapan radikal ABTS dinyatakan sebagai ekuivalen dalam ?M Vitamin C/g massa segar, sedangkan uji FRAP absorbansinya diukur pada panjang gelombang 700 nm. Aktivitas mereduksi ekstrak/fraksi uji ditentukan sebagai ekivalen asam askorbat (mg AAE/g ekstrak).  Hasil penyarian daging buah semangka adalah 334,491 g dengan persen rendamen sebesar 16,380. Rata-rata persen penangkapan radikal (IC50) pada metode ABTS adalah  24,996Ā±0,059 Āµg/mL dengan kategori kuat, sedangkan daya reduksi antioksidan melalui metode FRAP yaitu 13,677Ā±0,246 mg/g ekstrak

    Efek Nefroprotektif Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca var. Sapientum) terhadap Kadar Kreatinin Tikus yang Diinduksi Parasetamol

    No full text
    Gagal ginjal merupakan masalah Kesehatan dunia ditinjau dari insidensi, prevalensi dan tingkat kematian. Berdasarkan data dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa gagal ginjal kronik meningkat sebesar 20-25% setiap tahun. Pisang raja (Musa paradisiaca var. Sapientum) merupakan spesies dari genus Musa yang digunakan sebagai pengobatan tradisional dan mengandung senyawa flavonoid yang dapat berpotensi sebagai nefroprotektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek nefropeotektif kulit pisang raja pada tikus yang diinduksi parasetamol dosis toksik. Kulit pisang raja diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan menggunakan pelarut methanol. Penelitian ini adalah penelitian jenis eksperiment dengan metode pre and post test control design. Penelitian ini menggunakan 5 kelompok hewan uji dan setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Kelompok 1 merupakan kelompok kontrol negatif yang diberikan Na CMC 0,5%, kelompok 2 merupakan kelompok induksi parasetamol dosis toksik dengan dosis 180 mg/kgBB. Kelompok 3,4, dan 5 merupakan kelompok yang diberikan ekstrak metanol kulit pisang raja dengan masing-masing dosis sebesar 700 mg/kgBB, 1400 mg/kgBB dan 2100 mg/kgBB. Kerusakan sel ginjal disebabakan karena pemberian parasetamol dosis toksik dengan mengukur kadar serum kreatinin tikus. Anaslisis data SPSS dengan Paired sample T test menunjukkan nilai P sebesar 0,016<0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit pisang raja dapat menurunkan kadar kreatinin serum tikus. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak metanol kulit pisang raja memiliki efek nefroprotektif pada tikus yang diinduksi parasetamol dosis toksik melalui penurunan kadar serum kreatinin tikus

    Formulasi Gel Hand Sanitizer Dari Ekstrak Metanol Kulit Semangka (Citrullus lanatus)

    No full text
    Hand sanitizer merupakan sediaan yang digunakan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan tangan, serta penggunaannya lebih praktis. Sebagian besar hand sanitizer tersedia dalam bentuk cair atau gel. Umumnya gel hand sanitizer berbahan dasar alkohol. Namun penggunaan secara terus-menerus alkohol dapat mengiritasi kulit. Oleh karena itu perlu adanya alternatif bahan alam yang dapat digunakan untuk mengurangi terjadinya iritasi kulit. Salah satu bahan alam yang terbukti sebagai antibakteri adalah kulit semangka (Citrullus lanatus). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat potensi gel hand sanitizer ekstrak metanol kulit semangka terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Metode penelitian yang digunakan riset empirik dengan platform luring dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat di masa pandemi Ā Covid-19. Ā Ekstrak Ā Ā metanol Ā Ā kulit Ā Ā semangka dilakukan pengujian antibakteri terhadap bakteri E. coli dan S. aureus dengan tiga konsentrasi yaitu 15%, 17,5% dan 20%. Formulasi dibuat dengan variasi konsentrasi karbopol yaitu konsentrasi 1%, 1,5% dan konsentrasi 2%, kemudian dilakukan evaluasi sifat fisik dari sediaan gel. Ekstrak metanol kulit semangka 15% memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri E.coli dengan rata-rata zona hambat 5,03Ā±1,98 mm (kategori daya hambat cukup) dan pada bakteri S. aureus 2,53Ā±2,40 mm (kategori daya hambat lemah). Formula 1 (karbopol 1%) dan formula 2 (karbopol 1,5%) memenuhi syarat evaluasi sifat fisik sediaan gel yaitu pada uji organoleptik, pH, viskositas, homogenitas, dan daya sebar. Sedangkan untuk formula 3 (karbopol 2%) tidak memenuhi pada uji fisik yaitu uji daya sebar
    corecore