283 research outputs found

    CEGAH SENDIRI STUNTING SISWA PAUD JUNIOR SKB UNGARAN

    Get PDF
    Anak usia dini atau prasekolah berusia 3-6 tahun. Usia ini merupakan periode emas anak dalam pertumbuhan dan perkembangan sehingga perlu dilakukan penilaian status gizi secara rutin guna memantau pertumbuhannya. Masalah gizi kronis pada balita yang dapat terjadi yaitu stunting. Stunting adalah gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan karena ketidakcukupan asupan zat gizi kronis atau penyakit infeksi kronis maupun berulang. Pada masa pandemi covid-19 kegiatan belajar dilakukan secara daring dari rumah, begitu pun pemantauan status gizi rutin di sekolah tidak dapat dilaksanakan. Peran orang tua sangat diharapkan dapat melakukan pemantauan tinggi badan anak secara mandiri. Sehingga perlu dilakukan kegiatan edukasi dan pelatihan pemantauan tinggi badan pada orang tua agar dapat diterapkan di rumah secara mandiri. Sasaran kegiatan ini yaitu orang tua siswa PAUD Junior SKB Ungaran. Kegiatan dilaksanakan pada bulan April 2021 bertempat di Aula SKB Ungaran Kabupaten Semarang. Program yang ditawarkan antara lain edukasi stunting, pelatihan pengukuran tinggi badan beserta ploting status gizi, dan pembagian stiker pengukur tinggi badan dan grafik pertumbuhan. Hasil evaluasi kegiatan yaitu terdapat peningkatan pengetahuan orang tua tentang deteksi stunting dari sebelum dan sesudah edukasi, orang tua antusias dan aktif mengikuti pemaparan materi dan pelatihan pemantauan tinggi badan anak, orang tua dapat mempraktikan pemantauan tinggi badan anak di rumah masing-masing

    PENGARUH PEMBERIAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH, PROFIL LIPID DAN KADAR MDA PADA TIKUS (Rattus norvegicus) DIABETES MELITUS

    Get PDF
    Latar Belakang : Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin, atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah, memperbaiki profil lipid dan menurunkan kadar MDA. Tujuan : menganalisis pengaruh pemberian jamur tiram putih terhadap kadar glukosa darah, profil lipid dan kadar MDA pada tikus DM. Metode : tiga puluh ekor tikus Sprague dawley jantan dibagi dalam 3 kelompok, yaitu kontrol diabetik (1), perlakuan ektrak jamur tiram putih 100 mg/kgBB (2), perlakuan ektrak jamur tiram putih 200 mg/kgBB (3). Intervensi dilakukan selama 30 hari. Pemeriksaan kadar glukosa darah, profil lipid dan kadar MDA dilakukan sebelum dan sesudah intervensi. Perubahan sebelum-sesudah intervensi dianalisis dengan uji paired t-test, sedangkan perbedaan antara kelompok dianalisis dengan uji one way ANOVA dan Kruskal wallis yang dilanjutkan dengan analisis post hoc. Hasil : kelompok perlakuan mengalami penurunan kadar glukosa darah, kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, MDA dan peningkatan kadar kolestrol HDL pasca intervensi (p < 0,001). Ekstrak jamur tiram dosis 200 mg/kgBB lebih efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah, kadar MDA dan memperbaiki profil lipid (p < 0,001). Kesimpulan : Pemberian jamur tiram putih menurunkan kadar glukosa darah, kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, MDA dan meningkatkan kadar kolesterol HDL

    Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Putri dengan Metode Teleconference di Masa Pandemi

    Get PDF
    In order to support the government's efforts to provide quality health services to adolescents, especially young women, it is necessary to involve health educators to conduct education about Increasing Knowledge about Adolescent Reproductive Health with the Teleconference Method. Problems during menstruation are not only related to cleanliness but also about the emergence of health problems during menstruation. Education on Increasing Knowledge about Adolescent Reproductive Health with the Teleconference Method needs to be given to young women who are still in school. Schools that can be used as partners in this effort include schools whose students are mostly female so that the education that will be provided is right on target. Based on the survey, it is known that students at the Nahdlatul Ulama Vocational School have never received education about Increasing Knowledge about Adolescent Reproductive Health with the Teleconference Method. The implementation of this community service activity is carried out by providing education to Nahdlatul Ulama Vocational High School students online using a zoom meeting platform. The percentage of evaluation results before being given education was in the category of not understanding as much as 13.88%, quite understanding 21.82%, good understanding 56.71% and very good 7.59%. The understanding of female students has increased after being given education, which is included in the very good category by 28.82%, good 53.94%, sufficient 7.82% and less as much as 9.42%. Thus it is known that after being given education there is an increase in students' understanding of Adolescent Reproductive Health. Based on statistical analysis (Wilcoxon test) obtained a significance value of 0.002 &lt; 0.05, which means that there is a significant difference in the level of knowledge between before and after education. Increasing Knowledge about Reproductive Health for Adolescent Girls with the Teleconference Method.ABSTRAKDalam rangka mendukung upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada remaja, khususnya pada remaja putri maka diperlukan keterlibatan tenaga pendidik bidang kesehatan untuk melakukan edukasi tentang Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Metode Teleconfrence. Permasalahan pada saat terjadi menstruasi tidak hanya terkait tentang kebersihannya tetapi juga tentang munculnya gangguan kesehatan saat menstruasi. Edukasi tentang Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Metode Teleconfrence perlu diberikan pada remaja putri yang masih berada dibangku sekolah. Sekolah yang dapat dijadikan mitra dalam upaya ini antara lain sekolah yang siswanya sebagian besar perempuan sehingga edukasi yang akan diberikan tepat sasaran. Berdasarkan survey, diketahui bahwa siswi di SMK Nahdlatul Ulama belum pernah mendapatkan edukasi tentang Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Metode Teleconfrence Pelaksanaan kegiatan pengabdiaan kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode pemberian edukasi pada siswa SMK Nahdlatul Ulama secara online menggunakan platform zoom meeting. Persentase hasil evaluasi sebelum diberikan edukasi masuk dalam kategori kurang paham sebanyak 13,88%, cukup paham 21,82%, pemahaman yang baik 56,71% dan sangat baik 7,59%. Pemahaman siswa perempuan mengalami peningkatan setelah diberikan edukasi yaitu termasuk dalam kategori sangat baik sebesar 28,82%, baik 53,94%, cukup 7,82% dan kurang sebanyak 9,42%. Dengan demikian diketahui bahwa setelah diberikan edukasi terdapat peningkatan pemahaman siswa tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Berdasarkan analisis statistik (uji Wilcoxon) didapatkan nilai signifikansi 0,002&lt; 0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan antara sebelum dan setelah edukasi.Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja putri dengan Metode Teleconfrence

    Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap Kadar Glukosa pada Nasi Putih

    Get PDF
    This study aimed to understand the difference of glucose levels in electrical strored rice i.e. rice cooker and the glucose level of rice stored at room temperature at 0, 6, and 12 hours. This study used a completely randomized design (CRD) with 2 treatment groups (electrical stored rice and room temperature stored rice). Storage time is 0, 6, and 12 hours. Each treatment was conducted with 3 repetitions. The glucose levels were measured using spectrophotometry method. The Kruskal Wallis test was used to analyze the glucose level difference of 2 treatment groups. The glucose level electrical stored rice at 6, and 12 hours storage were 3,31%, and 2,16% consecutively. Whereas the glucose level room temperature stored rice at 6 and 12 hours storage were 2,60% and 2,16% respectively. Bivariate analysis showed that there were significant differences of the glucose levels at 6 hours storage, however there was no significant difference at 12 hours storage. There was a massive decrease of the glucose levels during storage for both of the treatment groups. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kadar glukosa nasi yang disimpan di rice cooker dan nasi yang disimpan pada suhu ruang dengan waktu simpan selama 0, 6, dan 12 jam. Penelitian ini menggunakan desain rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 kelompok perlakuan (nasi yang disimpan di dalam rice cooker dan nasi yang disimpan pada suhu ruang). Variabel waktu penyimpanan adalah 0, 6, dan 12 jam. Masing-masing pengujian dilakukan dengan 3 kali pengulangan. Kadar glukosa diukur menggunakan metode spektrofotometri. Uji Kruskal Wallis digunakan untuk menganalisa perbedaan kadar glukosa nasi yang disimpan di dalam rice cooker dan nasi yang disimpan pada suhu ruang. Kadar glukosa nasi yang disimpan di rice cooker pada penyimpanan selama 6 dan 12 jam yaitu berturut-turut 3,31 %, dan 2,16 %. Sedangkan kadar glukosa nasi yang disimpan pada suhu ruang selama 6 dan 12 jam adalah 2,60 % dan 2,16 %. Analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan kadar glukosa pada nasi yang disimpan di dalam rice cooker dan nasi yang disimpan pada suhu ruang pada penyimpanan selama 6 jam, tetapi tidak ada perbedaan kadar glukosa yang signifikan pada penyimpanan selama 12 jam. Terjadi penurunan kadar glukosa pada nasi selama penyimpanan, baik yang disimpan di dalam rice cooker maupun pada di suhu ruang

    Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Putri dengan Metode Teleconference di Masa Pandemi

    Get PDF
    In order to support the government's efforts to provide quality health services to adolescents, especially young women, it is necessary to involve health educators to conduct education about Increasing Knowledge about Adolescent Reproductive Health with the Teleconference Method. Problems during menstruation are not only related to cleanliness but also about the emergence of health problems during menstruation. Education on Increasing Knowledge about Adolescent Reproductive Health with the Teleconference Method needs to be given to young women who are still in school. Schools that can be used as partners in this effort include schools whose students are mostly female so that the education that will be provided is right on target. Based on the survey, it is known that students at the Nahdlatul Ulama Vocational School have never received education about Increasing Knowledge about Adolescent Reproductive Health with the Teleconference Method. The implementation of this community service activity is carried out by providing education to Nahdlatul Ulama Vocational High School students online using a zoom meeting platform. The percentage of evaluation results before being given education was in the category of not understanding as much as 13.88%, quite understanding 21.82%, good understanding 56.71% and very good 7.59%. The understanding of female students has increased after being given education, which is included in the very good category by 28.82%, good 53.94%, sufficient 7.82% and less as much as 9.42%. Thus it is known that after being given education there is an increase in students' understanding of Adolescent Reproductive Health. Based on statistical analysis (Wilcoxon test) obtained a significance value of 0.002 < 0.05, which means that there is a significant difference in the level of knowledge between before and after education. Increasing Knowledge about Reproductive Health for Adolescent Girls with the Teleconference Method.ABSTRAKDalam rangka mendukung upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada remaja, khususnya pada remaja putri maka diperlukan keterlibatan tenaga pendidik bidang kesehatan untuk melakukan edukasi tentang Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Metode Teleconfrence. Permasalahan pada saat terjadi menstruasi tidak hanya terkait tentang kebersihannya tetapi juga tentang munculnya gangguan kesehatan saat menstruasi. Edukasi tentang Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Metode Teleconfrence perlu diberikan pada remaja putri yang masih berada dibangku sekolah. Sekolah yang dapat dijadikan mitra dalam upaya ini antara lain sekolah yang siswanya sebagian besar perempuan sehingga edukasi yang akan diberikan tepat sasaran. Berdasarkan survey, diketahui bahwa siswi di SMK Nahdlatul Ulama belum pernah mendapatkan edukasi tentang Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Metode Teleconfrence Pelaksanaan kegiatan pengabdiaan kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode pemberian edukasi pada siswa SMK Nahdlatul Ulama secara online menggunakan platform zoom meeting. Persentase hasil evaluasi sebelum diberikan edukasi masuk dalam kategori kurang paham sebanyak 13,88%, cukup paham 21,82%, pemahaman yang baik 56,71% dan sangat baik 7,59%. Pemahaman siswa perempuan mengalami peningkatan setelah diberikan edukasi yaitu termasuk dalam kategori sangat baik sebesar 28,82%, baik 53,94%, cukup 7,82% dan kurang sebanyak 9,42%. Dengan demikian diketahui bahwa setelah diberikan edukasi terdapat peningkatan pemahaman siswa tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Berdasarkan analisis statistik (uji Wilcoxon) didapatkan nilai signifikansi 0,002< 0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan antara sebelum dan setelah edukasi.Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja putri dengan Metode Teleconfrence

    Edukasi Gizi untuk Meningkatkan Kualitas Bekal Makan Anak Usia Prasekolah di TK Teladan Dharma Wanita Ungaran

    Get PDF
    Masalah pola makan dan gizi yang sering terjadi di rentang 3 -5 tahun antara lain adalah tidak suka sayuran, pilih-pilih makanan, dan cenderung menyukai “junk food”. Pengetahuan orang tua tentang gizi sangat berperan penting menentukan pilihan makanan anak yang bergizi seimbang, karena orang tua yang menyediakan makanan untuk anak. Tujuan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua dan anak tentang gizi untuk anak usia prasekolah, dan meningkatkan kualitas gizi bekal sekolah. Metode kegiatan yang dilakukan edukasi gizi kepada orang tua dan siswa, serta makan bersama. Rerata tingkat pengetahuan orang tua sebelum dan sesudah kegiatan mengalami peningkatan tetapi tidak bermakna yaitu dari nilai 82,95 menjadi 85,83. Persentase jumlah bekal makan siswa dengan menu seimbang sebelum dan sesudah kegiatan meningkat dari 19% menjadi 53 %. Kesimpulannya pengetahuan orang tua dan kualitas bekal makan gizi seimbang meningkat setelah dilakukan edukasi gizi.Kata Kunci : edukasi gizi, bekal makan, usia prasekola

    Pemberian Informasi Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Pada Remaja

    Get PDF
    Detection of cancer can be done with breast self-examination or known as BSE. Breast self-examination (BSE) is an easy examination that every woman can do and can be done on her own. This action is important because almost 85% of abnormalities in the breast are actually found for the first time by the patient through a proper breast self-examination. This community service activity aims to increase students' motivation to carry out breast self-examination. The activity of providing information about breast self-examination was carried out at SMK Harapan Mulya Brangsong. The number of students who participated in the activity was 40 students. The results of the pretest showed that most of the students had less knowledge about breast self-examination as much as 25%. The results of the posttest showed that most of the students had knowledge in the good category of 45%. Socialization of the practice of breast self-examination is very important, so it is necessary to conduct health education about breast self-examination. Suggestions to the Harapan Mulya Vocational School to cooperate with the health workers so that they can provide continuous health problem counseling to the students of Harapan Mulya Brangsong Vocational School.ABSTRAKDeteksi kanker dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri atau yang dikenal dengan SADARI. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan yang mudah yang bisa dilakukan setiap wanita dan bisa dilakukan sendiri. Tindakan ini penting karena hampir 85% kelainan di payudara justru ditemukan pertama kali oleh penderita melalui pemeriksaan payudara sendiri dengan benar. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri ( SADARI) tiap bulannya.. Kegiatan pemberian informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri dilaksanakan di SMK Harapan Mulya Brangsong. Jumlah siswa yang mengikuti kegiatan sebanyak 40 siswa. Hasil prestest didapatkan sebagian besar siswi mempunyai pengetahuan kurang tentang pemeriksaan payudara sendiri sebanyak 25%. Hasil posttest didapatkan sebagian besar siswi mempunyai pengetahuan dalam kategori baik sebesar 45%.Sosialisasi praktik pemeriksaan payudara sendiri dan sangatlah penting, sehingga perlu dilakukan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri . Saran kepada Pihak SMK Harapan Mulya supaya bekerjasama keapada pihak tenaga kesehatan supaya dapat memberikan penyuluhan masalah kesehatan secara kontinyu kepada para siswa siswa SMK Harapan Mulya Brangsong

    Peningkatan Aktifitas Belajar dan Prestasi Belajar pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Aturan dan Tata Tertib yang Berlaku di Sekolah melalui Model Pembelajaran Scramble pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri 01 Kabunan Tahun Pelajaran 2019/2020

    Get PDF
    Aktivitas belajar siswa kelas II di SDN 01 Kabunan masih kurang memuaskan demikian pula dengan hasil prestasi belajarnya. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi awal  keadaan siswa yang aktif 17% (6 anak), kurang aktif 28% (10 anak) dan tidak aktif 55% (20 anak), adapun jumlah siswa yang berprestasi baik 20% (7 anak), berprestasi sedang  22% (8 anak), dan berprestasi kurang 58% (21 anak). Upaya pemecahan masalah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut; (1). perencanaan tindakan (2). Pelaksanaan tindakan. (3). Pengamatan, (4). Refleksi. Dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus, pada siklus 1 guru menggunakan model pembelajaran scramble pada kelompok besar yang terdiri dari 6 siswa, dan pada siklus 2 model pembelajaran scramble digunakan untuk kelompok kecil yang terdiri dari 2 siswa. Untuk memperoleh data keaktifan siswa guru menggunakan lembar observasi adapun data prestasi diambil dari hasil evaluasi yaitu ulangan harian. Dari hasil pembelajaran siklus 1 diperoleh hasil data keaktifan  Siswa yang aktif meningkat menjadi 59,3%, cukup aktif menurun menjadi 25,1%, kurang aktif menurun menjadi 15,7%. pada siklus 2 diperoleh data ada peningkatan untuk siswa aktif meningkat menjadi 81,8%, cukup aktif menurun menjadi 15,5% kurang aktif menurun menjadi 2,7%. Berdasarkan hasil penelitian diatas disimpulkan banhwa penggunaan model pembelajaran sramble dapat meningkatkan keaktivan dan prestasi belajar siswa kelas II SDN 01 Kabunan semester 2 tahun pelajaran 2019/2020.Kata Kunci: Aktifitas belajar, Kegiatan belajar, Model pembelajaran Scramble

    Edukasi Gizi untuk Meningkatkan Kualitas Bekal Makan Anak Usia Prasekolah di TK Teladan Dharma Wanita Ungaran

    Get PDF
    Masalah pola makan dan gizi yang sering terjadi di rentang 3 -5 tahun antara lain adalah tidak suka sayuran, pilih-pilih makanan, dan cenderung menyukai “junk foodâ€. Pengetahuan orang tua tentang gizi sangat berperan penting menentukan pilihan makanan anak yang bergizi seimbang, karena orang tua yang menyediakan makanan untuk anak. Tujuan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua dan anak tentang gizi untuk anak usia prasekolah, dan meningkatkan kualitas gizi bekal sekolah. Metode kegiatan yang dilakukan edukasi gizi kepada orang tua dan siswa, serta makan bersama. Rerata tingkat pengetahuan orang tua sebelum dan sesudah kegiatan mengalami peningkatan tetapi tidak bermakna yaitu dari nilai 82,95 menjadi 85,83. Persentase jumlah bekal makan siswa dengan menu seimbang sebelum dan sesudah kegiatan meningkat dari 19% menjadi 53 %. Kesimpulannya pengetahuan orang tua dan kualitas bekal makan gizi seimbang meningkat setelah dilakukan edukasi gizi.Kata Kunci : edukasi gizi, bekal makan, usia prasekola
    • …
    corecore