30 research outputs found

    THE IMPLEMENTATION OF SCHOOL CURRICULUM IN TEACHING ENGLISH

    Get PDF
    This research is aimed to describe the implementation of KTSP in teachingEnglish at the second year of SMA N 1 Banyudonowhich is viewed from thelearning activity in English lessons, the evaluation system the schoolused and theteaching materials. In addition, the other aim is to identify the strengths and theweaknesses in the KTSP implementation in teaching English at the second year ofSMA N 1 Banyudono. This study was conducted at SMA N 1 Banyudonoin May2012. In this study, the researcher applied a descriptive qualitative method todescribe  the  KTSP  implementation  in  teaching  English.  The  techniques  ofcollecting the data in this study were observation, interview and documentanalysis. In analyzing the data, the researcher applied interactive analysis method;data reduction, data display and conclusion drawing. The outcomes of the studyshow that the implementation of KTSP in teaching English of SMA N 1Banyudono in the academic year of 2011/ 2012 was well conducted

    Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Memanfaatkan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Melalui Diskusi Mgmp Di SMP Negeri 1 Punung Kabupaten Pacitan

    Get PDF
    Dari hasil pantauan calon peneliti selaku kepala sekolah, selama ini  para guru di SMP Negeri 1 Punung Kabupaten Pacitan, sangat jarang dan bahkan tidak pernah memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan  sekolah sebagai sumber belajar dan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pelaksanaan diskusi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) terhadap peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber  belajar. Penelitian ini dirancang dalam bentuk Penelitian Tindakan Sekolah yang direncanakan dilaksanakan dalam dua siklus,dimana setiap siklusnya dilaksanakan dalam dua sampai tiga kali  pertemuan. Adapun subyek penelitian ini adalah guru-guru di SMP Negeri 1 Punung Kabupaten Pacitan yang terdiri dari 8 orang guru. Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan pengumpulan data dengan menggunakan format observasi,instrumen penilaian skenario pembelajaran dan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya data yang sudah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis diskriptif yang hasilnya adalah sebagai berikut : Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh dari sikap guru berdiskusi adalah 79,38 katagori”cukup,sedangkan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh adalah 84,88, katagori “baik”,nilai rata-rata yang diperoleh dari penilaian skenario pembelajaran pada siklus I yaitu 78,75 katagori “cukup” sedangkan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh adalah 82,50, nilai rata-rata yang diperoleh dari penilaian pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yaitu 78,33 katagori “cukup”, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh adalah 82,08 katagori “baik”.Melihat nilai rata-rata yang diperoleh  dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa dari siklus I ke siklus II , terjadi peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh dari masing-masing komponen yang di observasi maupun yang dinilai, yang berarti pembinaan dan bimbingan melalui pendekatan diskusi kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran  dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Berdasarkan keberhasilan tersebut di atas disarankan kepada guru-guru di SMP Negeri 1 Punung Kabupaten Pacitan agar lebih mengoptimalkan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dengan memperbanyak variasi metode pembelajaran dalam penyusunan skenario pembelajaran maupun dalam  pelaksanaan pembelajaran.&nbsp

    Pemberdayaan Ibu Sebagai Strategi Penurunan Angka Pernikahan Dini

    Get PDF
    Pernikahan dini memiliki dampakpada kesehatan pasangan usia muda karena memiliki pengaruh pada tingginya angka kematian ibu. Pernikahan usia dini terjadi pada anak—anak yang secara perkembangan aspek psikologis baik perkembangan psikologis fisik, aspek perkembangan psikologis kognitif dan psikologi emosi anak yang rentan dalam artian belum cukup usia dan belum dewasa tidak diperbolehkan menikah dibawah umur.Salah satu upaya pencegahan pernikahan dini adalah optimalisasi peran orang tua khususnya Ibu, selama ini pemberdayaan belum dioptimalkan pada aspek ini sehingga penanganan terhadap risiko yang ditimbulkan oleh pernikahan dini belum mendapat perhatian khusus. Berdasarkan konsep penanganan kesehatan, bahwa terabaikannya permasalahan disebabkan oleh ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidakmauan, maka kegiatan pengabdian ini dilaksanakan.Peran serta perguruan tinggi Universitas Ngudi Waluyo dalam menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi salah satunya pengabdian masyarakat, sehingga dapat mendekatkan diri kepada masyarakat sehingga dapat mengenal, mengetahui dan merasakan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, sehingga ditemukan permasalahan terkait dengan kesehatan reproduksi remaja.Dari kegiatan pengabdian masyarakat ini pada tahap pertama didapatkan peningkatan pengetahuan tentang penyebab terjadinya pernikahan dini sebanayak 100% dari peserta pengabdian. Pada tahap kedua yang memiliki peningkatan pengetahuan tentang dampak dan risiko dari pernikahan dini sebanyak 95,83%. Pada tahap ketiga dihasilkan peningkatan pengetahuan pada peserta pengadian tentang cara untuk encegah supaya tidak terjadipernikahan dini sebanyak 95,83 %.Dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pernikahan dini baik kepada orang tua maupun pada remaja maka kegiatan serupa perlu dilakukan secara rutin baik di lokasi yang sama maupun di lokasi yang berbeda dengan sasaran masyarakat yang benar-benar membutuhkan pelayanan kesehatan terutama mengenai kesehatan reproduksi pada remaja dan edukasi kepada orang tua dalam hal memberikan pola asuh yang baik kepada anak-anaknya.                                                                                                                                            Kata kunci: Peran Ibu, Pernikahan DiniÂ

    Pemberdayaan Ibu Sebagai Strategi Penurunan Angka Pernikahan Dini

    Get PDF
    Pernikahan dini memiliki dampakpada kesehatan pasangan usia muda karena memiliki pengaruh pada tingginya angka kematian ibu. Pernikahan usia dini terjadi pada anak—anak yang secara perkembangan aspek psikologis baik perkembangan psikologis fisik, aspek perkembangan psikologis kognitif dan psikologi emosi anak yang rentan dalam artian belum cukup usia dan belum dewasa tidak diperbolehkan menikah dibawah umur.Salah satu upaya pencegahan pernikahan dini adalah optimalisasi peran orang tua khususnya Ibu, selama ini pemberdayaan belum dioptimalkan pada aspek ini sehingga penanganan terhadap risiko yang ditimbulkan oleh pernikahan dini belum mendapat perhatian khusus. Berdasarkan konsep penanganan kesehatan, bahwa terabaikannya permasalahan disebabkan oleh ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidakmauan, maka kegiatan pengabdian ini dilaksanakan.Peran serta perguruan tinggi Universitas Ngudi Waluyo dalam menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi salah satunya pengabdian masyarakat, sehingga dapat mendekatkan diri kepada masyarakat sehingga dapat mengenal, mengetahui dan merasakan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, sehingga ditemukan permasalahan terkait dengan kesehatan reproduksi remaja.Dari kegiatan pengabdian masyarakat ini pada tahap pertama didapatkan peningkatan pengetahuan tentang penyebab terjadinya pernikahan dini sebanayak 100% dari peserta pengabdian. Pada tahap kedua yang memiliki peningkatan pengetahuan tentang dampak dan risiko dari pernikahan dini sebanyak 95,83%. Pada tahap ketiga dihasilkan peningkatan pengetahuan pada peserta pengadian tentang cara untuk encegah supaya tidak terjadipernikahan dini sebanyak 95,83 %.Dalam upaya lebih meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pernikahan dini baik kepada orang tua maupun pada remaja maka kegiatan serupa perlu dilakukan secara rutin baik di lokasi yang sama maupun di lokasi yang berbeda dengan sasaran masyarakat yang benar-benar membutuhkan pelayanan kesehatan terutama mengenai kesehatan reproduksi pada remaja dan edukasi kepada orang tua dalam hal memberikan pola asuh yang baik kepada anak-anaknya.                                                                                                                                            Kata kunci: Peran Ibu, Pernikahan Dini

    GAMBARAN PERILAKU SEKS PADA ANAK JALANAN DI KABUPATEN SEMARANG

    Get PDF
    Latar Belakang : Anak jalanan merupakan kelompok remaja beresiko tinggi tertular infeksi menular seksual. Di Jawa Tengah pada tahun 2017 terdapat 1.603 anak jalanan, sedangkan di Kabupaten Semarang 2019 sebanyak 19 anak jalanan. Masalah kesehatan terutama seksualitas yang terdapat dipicu dari perilaku seksual itu sendiri. Perilaku seksual pada anak jalanan merupakan perilaku dari dorongan hasrat seksual yang timbul dari dalam diri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perilaku seksual pada anak jalanan di Kabupaten Semarang Metode : Jenis penelitian kualitatif menggunakan 11 informan yaitu anak jalanan yang aktif dan merupakan remaja akhir. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber yaitu Pekerja Lapangan (PL) Yayasan Sokoguru. Analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data, dan verifikasi. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan menjadi anak jalanan karena faktor ekonomi. Perilaku seksual yang diketahui yaitu bersenggama. Semua informan sudah melakukan hubungan seksual. Saat berhubungan seksual informan tidak menggunakan kondom. Informan sudah pernah melihat video porno. Informan bersikap biasa saja terhadap teman yang melakukan perilaku seksual. Simpulan : Kesimpulan dalam penelitian ini adalah perilaku sesksual anak jalanan di Kabupaten Semarang berpotensi terhadap timbulnya Penyakit Menular Seksual (PMS

    PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA TERHADAP PENGETAHUAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA SD NEGERI BERGAS LOR 2

    Get PDF
    Latar Belakang : Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit. Perilaku CTPS bisa terbentuk setelah mereka memiliki pengetahuan tentang CTPS. Upaya yang dapat dilakukan untuk memberikan pengetahuan CTPS yaitu dengan memberikan media yang menarik seperti dengan permainan ular tangga . Diharapkan dengan diberi media permainan ular tangga dapat memberikan pengaruh terhadap pengetahua siswa siswa dapat mengetahui pengertian, langkah – langkah, manfaat, dan waktu penting untuk CTPS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran ular tangga terhadap pengetahuan cuci tangan pakai sabun pada siswa SD Negeri Bergas Lor 2. Metode : Jenis penelitian ini adalah Pre Eksperimental Design dengan one group pretest postest design. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri Bergas Lor 2 dengan populasi sebesar 149 dan sampel penelitian sebanyak 25 siswa. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan yaitu dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner, wawancara dan dengan alat bantu media ular tangga. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Wilcoxon. Hasil : Pengetahuan siswa sebelum diberikan media pembelajaran ular tangga terdapat 19 siswa dengan pengetahaun cukup atau 76%, dan 6 siswa masuk dalam pengetahuan baik atau 24%, sedangkan pengetahuan siswa sesudah diberikan media pembelajaran ular tangga didapati 22 siswa dengan pengetahuan baik atau 88%. Terdapat perbedan rata-rata pengetahuan sebesar 3,8 dan hasil analisis menunjukkan (p=0,001) jadi terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan media pembeljaran ular tangga tentang cuci tangan pakai sabun. Simpulan : Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh media pembelajaran ular tangga terhadap pengetahuan CTPS pada siswa SD Negeri Bergas Lor 2

    HUBUNGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM ) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KABUPATEN SEMARANG

    Get PDF
    Kejadian diare di Kecamatan Bergas masih tinggi serta belum meratanya intervensi terkait program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kecamatan Bergas menjadi salah satu penyebab tingginya kasus diare di Kecamatan Tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) dengan kejadian diare pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah balita di wilayah Kerja Puskesmas Bergas. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 93 responden. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Accidental Sampling. Analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat adalah Chi-square. Hasil dari penelitian ini yaitu tidak ada hubungan antara perilaku stop BABs ( Buang air besar sembarangan ) dengan kejadian diare dengan nilai p value 0,277. Ada hubungan antara perilaku Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare pada balita (p=0,039). Ada hubungan pengelolaan air minum dan makanan (PAMM-RT) dengan kejadian diare pada balita (p=0,001). Ada hubungan pengelolaan sampah rumah tangga (PS-RT) dengan kejadian diare pada balita (p=0,003). Ada hubungan pengelolaan limbah cair rumah tangga (PLC-RT) dengan kejadian diare pada balita (p=0,039)

    Pengaruh Konsentrasi Pemutih Terhadap Intensitas Cahaya dalam Lampu SUHEP Alternatif Penerangan

    Get PDF
    SUHEP lamps are designed as an alternative lighting during the day for a closed room. The research method used in the form of an experiment in the difference in the concentration of bleach in SUHEP lamps to produce lighting that meets the standards of 100 - 250 Lux. Tool for measuring the value of light intensity is a luxmeter and the resistance value at 5 mm and 12 mm LDR using an avometer. The relationship of light intensity with resistance is influenced by several factors namely the smaller the size of the LDR is, the greater value of resistance is because the surface area of the light intensity is getting smaller. Another influencing factor is the greater the room temperature value is, the greater the value of the light intensity is. The comparison of the concentration of bleach to water also shows the greater concentration of bleach is, the smaller the intensity of the light is although this is also very sensitively influenced by the weather. Based on the results of the research it is found that each sample of the light intensity of the SUHEP lamp ranges from 172 - 201 lux and the value of the resistance produced by 5 mm LDR ranges from 800 - 1200 Ohm while by 12 mm LDR, resistance value ranges from 600 - 800 Ohm. From the research results it can be concluded that the ideal concentration between bleach and water in the SUHEP Lamp is 5%: 95% for 201 lux

    PENGARUH MEDIA VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

    Get PDF
    Latar Belakang : HIV masih menjadi masalah kesehatan didunia, salah satu penyebab bertambahnya kasus HIV disebabkan karena kurangnya pengetahuan seseorang. Pengetahuan seseorang yang masih kurang disebabkan tidak semua sekolah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang HIV. Upaya untuk menambah pengetahuan HIV yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan melalui media video, penggunaan media video karena di era 4.0 siswa lebih tertarik dengan pemutaran video bila dibandingkan dengan media yang lain. Kabupaten Semarang merupakan daerah yang kasus HIV/AIDSnya tinggi, jumlah pengidap mencapai 431 orang pada tahun 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan HIV/AIDS sebelum dan sesudah pemutaran media video HIV/AIDS pada siswa SMK Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semarang. Metode : Jenis penelitian ini adalah Pre Eksperimen dengan one group pretest posttest design. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Muhammadiyah Susukan dengan populasi sebesar 340 siswa, dan sampel penelitian meliputi 84 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Quota Sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Wilcoxon. Hasil : Pengetahuan siswa sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan media video, didapati 67 siswa masuk dalam pengetahuan kurang atau 78,9%, sedangkan 17 siswa masuk dalam kategori pengetahuan cukup atau 20,2%, sedangkan pengetahuan siswa sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media video didapati 82 siswa masuk dalam kategori pengetahuan baik atau 97,6%. Hasil analisis menunjukan (p<0,0001) yang berarti terdapat perbedaan pengetahuan HIV/AIDS sebelum dan sesudah pemutaran media video pada siswa. Simpulan : kesimpulannya adalah ada perbedaan pengetahuan HIV/AIDS sebelum dan sesudah pemutaran media video pada siswa SMK Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semarang

    Efektifitas Pendidikan Kesehatan Terhadap Penerapan Protokol Kesehatan Covid 19

    Get PDF
    Di masa pandemi Covid-19 Upaya pencegahan penyebaran virus dan menanggulangi dampak pandemic sangat penting diterapkan pada masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. sebagian besar masyarakat masih jarang mencuci tangan menggunakan sabun dan tidak memakai masker ketika beraktivitas diluar rumah, selain itu masih banyak warga yang berkumpul tanpa menerapkan social distancing, dan banyak fasilitas umum yang tidak menyediakan tempat cuci tangan, sehingga angka kejadian Covid-19 meningkat. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pendidikan kesehatan agar memiliki pengetahuan, dan kepedulian mengenai pencegahan penyebaran COVID-19 melalui penerapan protokol kesehatan dengan cuci tangan, memakai masker dan juga melakukan social distancing. Tujuan:  Mengidentifikasi efektifitas pendidikan kesehatan terhadap penerapan protokol kesehatan pencegahan covid-19. Metode: Desain penelitian ini yaitu Pra Eksperimen dengan one grup pre test post test design. Penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling, dengan sampel berjumlah 30 responden. Hasil Penelitian: Sebagian besar masyarakat memiliki pengetahuan kurang sebanyak 20 responden (66,7%) sebelum diberikan pendidikan Kesehatan efektifitas pendidikan kesehatan terhadap penerapan protokol kesehatan pencegahan covid-19 dan setelah dilakukan pendidikan Kesehatan mengalami peningkatan pengetahuan sebanyak 20 responden (66,7%) berpengetahuan baik dan 10 responden (33,3%) berpengetahuan kurang. Kesimpulan: setelah dilakukan Uji Wilcoxon didapatkan hasil pendidikan kesehatan tentang efektifitas pendidikan kesehatan terhadap penerapan protokol kesehatan pencegahan covid-19 (p-value=0,008). Saran: Dengan pendidikan kesehatan yang lebih sering lagi akan meningkatkan pengetahuan, perilaku dan sikap masyarakat sehingga diharapkan dapat melakukan pencegahan terhadap adanya Covid 1
    corecore