15 research outputs found

    Developing Four Tier Misconception Diagnostic Test About Kinematics

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen Tes Diagnostik Miskonsepsi Empat Tahap Tentang Kinematika (TDMET-K) yang dapat mendeskripsikan profil miskonsepsi guru fisika SMA dengan kriteria baik. Penelitian menggunakan metode penelitian & pengembangan dengan guru fisika SMA di Surakarta sebagai subjek penelitian. Tahapan penelitian terdiri atas kajian literatur untuk menyusun draf awal; uji validitas secara kualitatif oleh dua ahli; uji validitas isi secara kuantitatif menggunakan formula Lawshe; uji coba lapangan awal (6 subjek); uji coba lapangan utama (30 subjek) sebagai bahan untuk menguji reliabilitas menggunakan formula Alpha Cronbach. Hasil uji menjadi bahan revisi sehingga dihasilkan TDMET-K final. Instrumen pengambilan data yang digunakan berupa angket. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil uji kuantitatif menunjukkan bahwa baik item maupun instrumen memenuhi kriteria validitas isi yang baik dan reliabilitas instrumen termasuk kategori tinggi. Penelitian ini telah berhasil mengembangkan instrumen TDMET-K sebanyak 30 butir yang dapat mendeskripsikan profil miskonsepsi guru fisika SMA dengan kriteria baik

    Hubungan Kuat Arus Listrik dengan Keasaman Buah Jeruk dan Mangga

    Full text link
    Telah dilakukan penelitian untuk (1) Mengetahui nilai pH pada buah jeruk dan mangga (2) Mengetahui kuat arus pada buah jeruk dan mangga dan (3) Mengetahui hubungan kuat arus listrik dengan keasaman buah jeruk dan mangga.Pada penelitian ini elektroda yang digunakan adalah tembaga (Cu) sebagai katoda dan seng (Zn) sebagai anoda. Bentuk elektroda adalah lempengan dengan ukuran 3 cm x 2,5 cm. Buah yang digunakan pada penelitian ini adalah buah jeruk nipis, jeruk pontianak, jeruk keprok, mangga arumanis, mangga sengir, dan mangga manalagi. Pengambilan data diambil dari larutan buah jeruk dan mangga masing-masing dengan volume 10 ml. Larutan jeruk dan mangga digunakan sebagai larutan elektrolit. Kemudian larutan tersebut diletakkan pada wadah yang telah disediakan, diukur keasaman buah dengan menggunakan pH meter. Dalam pengukuran kuat arus larutan elektrolit dihubungkan dengan ampermeter dengan elektroda Cu dan Zn sebagai penghubungnya.Hasil pembahasan pada makalah ini menunjukkan bahwa (1) Buah jeruk memiliki nilai pH yang lebih kecil dibandingkan buah mangga sedangkan nilai kuat arus buah jeruk lebih besar dibandingkan buah mangga (2) Secara berurutan larutan buah yang memiliki nilai rata-rata pH dari yang terkecil sampai yang tebesar adalah jeruk nipis (2,39 ; 1,22 mA), jeruk pontianak (2,65 ; 0,93 mA), jeruk keprok (3,43 ; 0,67 mA), mangga arumanis (4,36 ; 0,26 mA), mangga manalagi (4,40 ; 0,20 mA), dan mangga sengir (4,77 ; 0,04 mA) dan (3) Hubungan kuat arus listrik dengan keasaman buah jeruk dan mangga adalah berbanding terbalik, artinya semakin asam (semakin kecil nilai pH) maka kuat arus listrik larutan tersebut semakin besar dan sebaliknya semakin besar nilai pH maka semakin kecil nilai kuat arus listrik larutan tersebut

    Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran Kalor Konduksi

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara penggunaan alat peraga pembelajaran laju hantaran kalor konduksi. Prinsip kerja alat yang dibuat adalah laju hantaran kalor konduksi. Cara penggunaan alat ini dengan melakukan percobaan menggunakan plastisin sebagai indikator hantaran kalor konduksi yang diletakkan pada batang uji. Untuk mendapatkan konsep laju hantaran kalor dilakukan 4 percobaan yaitu hubungan laju hantaran kalor (H) dengan panjang hantaran (l), hubungan laju hantaran kalor (H) dengan luas penampang bahan (A), hubungan laju hantaran kalor (H) dengan perbedaan suhu (ΔT), Hubungan laju hantaran kalor (H) dengan jenis bahan. Dari konsep yang ditemukan dapat dilakukan percobaan untuk menghitung besar laju hantaran kalor. Hasil ujicoba alat didapatkan konsep bahwa laju hantaran kalor konduksi (H) sebanding dengan luas penampang bahan (A) dan perbedaan suhu (ΔT) serta berbanding terbalik dengan panjang hantaran (l). Laju hantaran kalor konduksi dipengaruhi oleh suatu tetapan yang disebut konduktivitas termal (k), sehingga H= (k A ΔT) / l

    Eksperimen Blended Learning dan Learning Cycle 7E pada Sub Tema Pengelolaan Sampah Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Kelas VII SMPN 6 Surakarta

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) ada atau tidaknya perbedaan pengaruh model blended learning dan learning cycle 7E terhadap kemampuan kognitif siswa pada sub tema Pengelolaan Sampah; 2) ada atau tidaknya perbedaan pengaruh motivasi belajar siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa pada sub tema Pengelolaan Sampah; dan 3) ada atau tidaknya interaksi pengaruh antara penerapan model pembelajaran dengan motivasi belajar siswa terhadap kemampuan kognitif siswa pada sub tema Pengelolaan Sampah. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 6 Surakarta. Sampel yang terpilih adalah kelas VII A dan VII B dengan teknik pengambilan sampel cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain faktorial 2x3. Pengumpulan data dilaksanakan dengan teknik angket untuk data motivasi belajar siswa dan teknik tes untuk data kemampuan kognitif siswa. Analisis data menggunakan uji anava dua jalan dengan frekuensi sel tak sama, kemudian dilanjutkan dengan uji komparasi ganda menggunakan metode Scheffe' dengan taraf signifikasi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara model blended learning dan learning cycle 7E terhadap kemampuan kognitif siswa (Fa=4,799 > F0,05;1;56= 4,016). Siswa yang dibelajarkan melalui model blended learning memiliki kemampuan kognitif lebih baik dibandingkan siswa yang dibelajarkan melalui model learning cycle 7E; 2) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar siswa kategori tinggi, sedang, dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa (Fb=5,606>F0,05;2;56=3,166). Motivasi belajar siswa kategori tinggi memberikan pengaruh terhadap kemampuan kognitif hampir sama dengan motivasi belajar siswa ketegori sedang. Motivasi belajar siswa ketegori tinggi dan sedang memberikan pengaruh terhadap kemampuan kognitif lebih baik daripada motivasi belajar siswa kategori rendah; dan 3) tidak ada interaksi pengaruh antara penerapan model pembelajaran dengan motivasi belajar siswa terhadap kemampuan kognitif siswa (Fab=0,456<F0,05;2;54=3,166)

    Pengembangan Media Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis E-learning Dengan Moodle Untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama Pada Tema Pengelolaan Sampah

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran IPA Terpadu berbasis e-learning dengan Moodle pada Tema Pengelolaan Sampah yang memenuhi kriteria baik dan mengetahui hasil dari pengembangan media pembelajaran IPA Terpadu berbasis e-learning dengan Moodle untuk siswa SMP pada Tema Pengelolaan Sampah yang memenuhi kriteria baik. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan didukung data kuantitatif ini merupakan penelitian pengembangan (Research & Development) berdasarkan model prosedural yang dikembangkan oleh Borg dan Gall. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa angket dan wawancara tidak terstruktur. Sumber data pada penelitian ini terdiri dari 2 ahli materi, 2 ahli media, 5 peer reviewer, 2 reviewer, dan 39 siswa dari tiga SMP di Surakarta yaitu SMP Negeri 8 Surakarta, SMP Negeri 14 Surakarta, dan SMP Negeri 15 Surakarta. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan penilaian skor standar dari Saifudin Azwar yang kemudian dibagi menjadi lima kategori. Teknik analisis data kualitatif yang digunakan yakni model interaktif dari Miles dan Huberman yang melalui tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran ini meliputi: (1) penelitian pendahuluan, melalui tahap yakni analisis kebutuhan dan pengumpulan informasi; (2) perencanaan, melalui tahap yakni (a) penetapan bidang kajian IPA yang akan dipadukan, (b) pemetaan SK dan KD, (c) penetapan tema pemersatu, (d) pembuatan bagan hubungan KD dengan tema pemersatu, (e) penentuan sistematika media; (3) pengembangan draf produk, melalui tahap yakni (a) persiapan alat dan bahan, (b) pengembangan materi dan aktivitas belajar, (c) penyewaan domain dan hosting, (d) penginstalan Moodle, (e) penggantian tema Moodle, (f) pengaturan front page Moodle, (g) pengubahan tampilan front page, (h) pembuatan user account (data pengguna), (i) pengaturan pengguna (user), (j) pengelolaan course/category, (k) penambahan activity/ resource; (4) uji validasi; (5) uji coba lapangan awal, (6) uji coba lapangan utama. Hasil dari pengembangan media pembelajaran ini adalah e-learning yang dibuat menggunakan LMS Moodle dan dipublikasikan melalui alamat e-learningipaterpaduuns.com. Media diperuntukkan bagi siswa SMP kelas VII dan menampilkan materi IPA Terpadu dengan Tema Pengelolaan Sampah. Tampilan yang dibuat dalam media meliputi tampilan halaman awal (front page), tampilan kategori (subtema), dan tampilan course. Dalam media yang dikembangkan terdapat tiga buah course yaitu course sampah, pencemaran tanah, dan pengelolaan sampah yang berisi materi dan aktivitas belajar siswa meliputi (1) Tujuan Belajar, (2) Tahukah Kalian, (3) Mari Membaca, (4) Mari Belajar Tentang, (5) Mari Bekerja Sains, (6) Mari Berdiskusi, (7) Mari Uji Pemahamanmu, (8) Mari Bertanya Jawab. Materi yang ditampilkan pada course dibuat dalam berbagai format seperti doc, pdf, ppt, text online, dan SCORM Packages. Media pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan memiliki kriteria baik berdasarkan hasil validasi oleh ahli, peer reviewer, dan reviewer dalam aspek materi, pembelajaran, tampilan dan pemrograman. Hasil uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan utama menunjukkan bahwa media yang dikembangkan memiliki kriteria sangat baik

    Pengembangan Media Pembelajaran IPA Terpadu Interaktif Dalam Bentuk Moodle Untuk Siswa SMP Pada Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran IPA Terpadu Interaktif dalam bentuk Moodle untuk siswa SMP pada tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan yang memenuhi kriteria baik. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan pendekatan kualitatif yang didukung data kuantitatif. Adapun model penelitian ini merupakan pengembangan prosedural dengan metode Borg dan Gall. Data yang diperoleh berasal dari 2 dosen ahli materi, 2 dosen ahli media, 3 mahasiswa sebagai peer reviewer, 3 guru IPA SMP sebagai reviewer, dan siswa sebagai responden. Pada penelitian ini dilakukan uji coba lapangan awal terhadap 6 siswa SMP dan uji coba lapangan utama terhadap 30 siswa SMP yang berasal dari SMP Negeri 1 Surakarta, SMP Negeri 8 Surakarta, dan SMP Negeri 14 Surakarta. Teknik pengumpulan data adalah angket dan wawancara. Teknik analisis data kuantitatif dilakukan dengan menjumlah skor setiap aspek. Selanjutnya skor setiap aspek dikategorikan ke dalam lima kriteria dengan rumusan yang digunakan oleh Saifuddin Azwar. Adapun data kualitatif yang digunakan yakni model interaktif dari Miles dan Huberman yang melalui tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dari hasil análisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa media pembelajaran IPA Terpadu interaktif dalam bentuk Moodle untuk siswa SMP pada tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan yang dikembangkan secara umum sudah memenuhi kriteria baik dengan kesesuaian hasil validasi ke ahli, peer reviewer, reviewer dan siswa pada aspek materi, pembelajaran, tampilan dan pemrograman. Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini yakni: (1) penelitian dan pengumpulan informasi; (2) perencanaan pembuatan media; (3) pembuatan media; (4) validasi media; (5) revisi; (6) uji coba lapangan awal dan revisi; serta (7) uji coba lapangan utama dan revisi. Produk akhir dalam penelitian ini berupa media pembelajaran berbasis e-learning dalam bentuk Moodle dengan alamat website e-learningipaterpaduuns.com. Tampilan keseluruhan media meliputi : (1) Tampilan halaman muka (Front Page) yang berisi gambar kategori mewakili tema yaitu Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan; (2) Tampilan halaman pendahuluan kategori dan pilihan course; (3) Tampilan halaman course yang terdiri dari 4 course, dimana satu course diisi dengan peta kompetensi dan peta konsep, serta 3 course lainnya berisi materi pembelajaran yang terdiri dari beberapa komponen yaitu tujuan belajar, ayo mengamati, ayo membaca, ayo belajar, ayo lebih dekat dengan tokoh kita, ayo bermain sambil belajar, rangkuman, ayo uji pemahaman, dan ada pertanyaan. Dalam komponen-komponen tersebut memanfaatkan menu resource dan activity sesuai dengan kebutuha

    Binary phase detector gain in bang-bang phase-locked loops with DCO jitter

    Get PDF
    Bang-bang phase-locked loops (BBPLLs) are hard nonlinear systems due to the nonlinearity introduced by the binary phase detector (BPD). In the presence of jitter, the nonlinear loop is typically analyzed by linearizing the BPD and applying linear transfer functions in the analysis. In contrast to a linear PD, the linearized gain of a BPD depends on the rms jitter and the type of jitter (either non-accumulative or accumulative). Previous works considered the case of nonaccumulative reference clock jitter and showed that the BPD gain is inversely proportional to the rms jitter when the latter is small or large. In this brief we consider the case of accumulative DCO jitter and derive an asymptotic closed-form expression for the BPD gain which becomes exact in the limit of small and large jitter. Contrary to the reference clock jitter case, the BPD gain is constant for small DCO jitter and is inversely proportional to the square of jitter for large DCO jitter; in the latter case, the timing jitter has a normal-Laplace distribution.Science Foundation Irelandti, ke, ab, li - TS 10.04.1

    Masalah Invers Dalam Tomografi : Interpolasi Pada Rekonsruksi Citra Dari Berkas Paralel 2 Dimensi

    Full text link
    Pada rekonstruksi citra tomografi terhjadi Perubahan dari fungsi kontinu menjadi diskrit. Hal ini menyebabkan tidak semuadata yang dibutuhkan dapat diketahui dengan pasti dan didapatkan dengan cara interpolasi. Karena itu pada penelitian inidiselidiki pengaruh interpolasi terhadap citra hasil rekonstruksi. Tampang lintang obyek uji yang akan diteliti adalah bentuk“+” dan “H”, sedangkan interpolasi yang digunakkan adalah rata-rata 2 titik, rata-rata berbobot dan interpolasi splin kubik.Dari hasil pengamatan disimpulkan bahwa jenis interpolasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai rataratapiksel termasuk juga kehomogennannya dan beda sisi obyek dengan lingkunganny
    corecore