14 research outputs found

    Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Ekskluif Pada Ibu Baduta Di RSIA Budi Kemuliaan Jakarta

    Get PDF
    Based on Indonesia Health Profile year 2017 obtained equal to 46,60% infants who get exclusive breastfeeding until 6 months, but target exclusive breastfeeding nationally is equal to 80%. Health care facilities such as hospitals play a role in supporting the realization of national achievements. The purpose of this research is to know the factors associated with exclusive breastfeeding in mother Baduta in Women and Children Hospital Budi Kemuliaan Jakarta. The research method is analytical with cross sectional design using purposive sampling technique. Research subjects were 50 respondents with the criteria of mothers who have babies aged 6 – 24 months as outpatients who visited the Children Polyclinic at Women and Children Hospital Budi Kemuliaan Jakarta. Data analysis using chi-square test. The results showed that there was significant relationship between lactation information with p-value = 0,010 and OR = 6,781, infant health condition with p-value = 0,048 and OR = 5,167, and husband and family support with p-value = 0,040 and OR = 4,571 with exclusive breastfeeding. The Conclusion is from fifteen variables in the analysis there are three related variables of lactation information, infant health condition, and support of husband and family

    Myths about Menstrual Personal Hygiene among FemaleAdolescents

    Get PDF
    Poor personal hygiene during menstruation among adolescents can lead to urinary tract infection, reproductive tract infection, and skin irritation. This studyaimed to determine the relationship between belief in myths and personal hygiene during menstruation. Cross-sectional quantitative study was conductedusing a sample of 119 10th grade female students from Tangerang 13 State Senior High School selected through purposive sampling. Logistic regressionanalysis was used in this study to determine the relationship between myths and personal hygiene after age of menarche, attitude, socioeconomic status,information, and maternal education were controlled. In the bivariate selection, modeling was completed by entering confounding and interaction variablesthen reducing the confounding variables by examining changes in the odds ratio. Results showed that the students who believed the myths were 3.7 timesmore likely to not practice personal hygiene during menstruation compared with those who did not believe the myths after attitude and status socioeconomicstatus were controlled. No interaction was observed between the myths and socioeconomic status

    Analisis Hubungan Sosial Ekonomi dan Jenis Kelamin dengan Stunting pada Balita di Sangiangtanjung, Lebak Banten

    Get PDF
    Stunting is an indicator of nutritional status problems. Some of the risk factors that cause stunting are very complex. This study aimed to analyze the relationship between socioeconomic and sex with stunting in children under five. This research was a combination of quantitative and qualitative research methods. Quantitative data were obtained from secondary data from the Nutrition Status Monitoring (PSG) Sangiangtanjung 2019. The sample was 507 children under five of age in Sangiangtanjung Village who met the inclusion and exclusion criteria. The variables analyzed included stunting, socio-economic, and sex was analyzed using the Fisher exact test and chi-square. Qualitative data were obtained from in-depth interviews with a village official and a village midwife. The results showed that the prevalence of stunting in Sangiangtanjung Village was 2.8%. All variables showed no relationship with stunting, consist of: socioeconomic (p-value = 0.845) and gender (p-value = 0.604). The results of interviews obtained in-depth information about the risk factors for stunting, the low socio-economic level of the community, the reluctance of pregnant women to antenatal care in the first trimester, and the belief in some stigma regarding restrictions on the consumption of certain foods that are good for health. All of these factors were included in the fundamental factors. There was a need for handling efforts at the downstream level by increasing the knowledge of pregnant women about risk factors for stunting and their prevention through pregnant women classes.Stunting merupakan salah satu indikator dari permasalahan status gizi. Banyaknya faktor risiko yang menjadi penyebab terjadinya stunting sangat kompleks. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan sosial ekonomi dan jenis kelamin dengan stunting pada balita di Desa Sangiangtanjung Lebak Banten. Penelitian ini merupakan kombinasi metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari data sekunder Pemantauan Status Gizi (PSG) Sangiangtanjung 2019. Sampelnya sebanyak 507 balita di Desa Sangiangtanjung yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel yang dianalisis meliputi stunting, sosial ekonomi, dan jenis kelamin. Analisis data menggunakan fisher exact test dan chi-square. Data kualitatif diperoleh dari wawancara mendalam kepada seorang perangkat desa dan bidan desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Desa Sangiangtanjung sebesar 2,8%. Seluruh variabel menunjukkan tidak ada hubungan dengan stunting, yaitu: sosial ekonomi (p-value= 0,845) dan jenis kelamin (p-value=0,604). Sedangkan hasil wawancara dengan para informan didapatkan informasi mendalam mengenai faktor risiko stunting, yaitu sosial ekonomi masyarakatnya yang rendah, keengganan ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan pada trimester pertama, serta adanya kepercayaan pada beberapa stigma mengenai pembatasan pada konsumsi makanan tertentu yang justru baik bagi kesehatan. Semua faktor tersebut termasuk dalam faktor mendasar. Perlunya upaya penanganan di level hilir dengan melakukan peningkatan pengetahuan ibu hamil mengenai faktor risiko stunting dan pencegahannya melalui kelas ibu hamil. Ă‚

    Faktor-Faktor Terjadinya Kematian Neonatal Di Indonesia (Analisis Data Sdki 2017)

    Get PDF
    Kematian neonatal merupakan masalah yang harus diselesaikan dalam SDGs. Sama halnya di Indonesia, masih adanya ketimpangan antara target RPJMN 2020-2024 untuk menurunkan angka kematian neonatal menjadi 10 per 1000 kelahiran hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor terjadinya kematian neonatal di Indonesia sebagai salah satu cara untuk mencapai target RPJMN. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan analisis data sekunder SDKI 2017. Sampel yang digunakan penelitian ini adalah 34.972 wanita usia subur usia 15-49 tahun yang pernah melahirkan di Indonesia. Analisis menggunakan pembobotan dan analisis yang digunakan adalah analisis spasial, Chi-Square, dan regresi logistik ganda. Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan faktor sosial-ekonomi (pekerjaan ibu dan status kekayaan), faktor ibu (usia ibu, paritas, jarak kehamilan, dan komplikasi persaslinan), faktor bayi (berat badan lahir), dan faktor pelayanan kesehatan (antenatal care dan penolong persalinan) dengan kejadian kematian neonatal. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel BBLR (P value<0,0001; POR=12,58; 95% CI=8,07-19,63), paritas (P value=0,001; POR=2,29; 95% CI=1,38-3,80) serta pekerjaan ibu (P value=0,002; POR=2,11; 95% CI=1,32-3,36) masuk ke dalam model akhir multivariat. Simpulan penelitian ini menyatakan bahwa BBLR merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian kematian neonatal di Indonesia

    DIFFERENCES IN FERTILITY BETWEEN TRADITIONAL AND MODERN CONTRACEPTIVE USERS IN INDONESIAN WOMEN

    Get PDF
    The national Total Fertility Rate in Indonesia was 2.4 children per woman. The use of contraception is being promoted to reduce fertility rates which can quickly increase the number of elderly. There are two types of contraceptive methods, namely modern and traditional contraception. This study was aimed to determine the differences in fertility between traditional and modern contraceptive users in Indonesian women. This study was quantitative research with a cross-sectional design that was a further analysis of the 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2017. This study was restricted to 30,101 respondents selected through a complex sample design. The multiple logistic regression analysis was used in this study. The results of the study indicated that women who used traditional methods had 1.8 times (95%CI 1.4-2.4) more chances of having more than two children compared to women who didn’t use any contraception. While women who used modern methods had 2.4 times (95s%CI 0.1-40.9) more chance of having more than two children compared to women who didn’t use any contraception. There was a modifier effect between contraceptive use and socio-economic level on fertility. Therefore, it is necessary to have regulations governing the use and planning of contraception on the number of children to reduce its impact in the future

    PENDAMPINGAN KADER DAN IBU DENGAN BAYI DAN BALITA DALAM PERSIAPAN KUNJUNGAN POSYANDU DI MASA PANDEMI COVID-19

    Get PDF
    Abstrak: Posyandu merupakan bentuk pemberdayaan masyarakat yang bertujuan memberikan kemudahan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan bayi dan balita. Namun, pada kondisi pandemi COVID-19, beberapa posyandu terpaksa tidak beroperasi sama sekali, termasuk posyandu di RW 07, Kelurahan Cipayung, Kota Depok. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mempersiapkan para kader dan ibu yang memiliki bayi dan balita untuk kegiatan posyandu dengan meminimalkan risiko penularan COVID-19. Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan dua metode, yaitu pendampingan teknis pelaksanaan pelayanan posyandu pada kondisi pandemi COVID-19 dengan sasaran 5 orang ibu kader dan kunjungan door to door ke rumah 5 orang ibu yang mempunyai balita. Evaluasi pengetahuan kader dilakukan menggunakan pre-test dan post-test. Terdapat peningkatan pengetahuan kader terkait pelaksanaan posyandu di masa pandemi COVID-19 dari sebelumnya rata-rata jawaban benar yang dapat dijawab oleh kader adalah sebanyak 36,6%, menjadi sebanyak 100% soal dapat dijawab dengan benar oleh semua kader. Kegiatan penyuluhan ini mendapat respon yang baik dari 2 kelompok peserta, yakni kader dan ibu dengan dengan balita.Abstract: Posyandu is a community empowerment program that aims to provide easy access to health services for infants and toddlers. However, several posyandu were forced to stop operating during the COVID-19 pandemic, including the posyandu in RW 07, Cipayung Village, Depok City. The purpose of this community service was to prepare the cadres and mothers to be ready to participate in posyandu activities by minimizing the risk of COVID-19 transmission. The implementation of this community service was carried out by two methods. The first one was technical assistance in implementing posyandu services with a target of 5 cadres and the second one was door to door visited to the mothers who have babies and toddlers. Evaluation of knowledge used pre-test and post-test methods. There was an increase in cadre knowledge about the implementation of posyandu during the COVID-19 pandemic from an average of 36.6% correct answers to 100%. This community service received a good response from the participants

    Perbaikan Lingkungan dengan Penanaman Mangrove Berbasis Masyarakat untuk Mendukung Wisata Pesisir Desa Tapulaga

    Get PDF
    Perbaikan lingkungan dengan penanaman mangrove berbasis masyarakat untuk mendukung wisata pesisir dilatar belakangi oleh garis pantai mengalami kemunduran dengan tingginya erosi pantai, kurangnya sentuhan iptek dalam pengelolaan mangrove, masyarakat tidak memiliki mata pencaharian alternatif dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan memelihara lingkungan. Tujuan program ini adalah terbentuknya unit pemberdayaan masyarakat terhadap ekosistem mangrove, menjadikan ekosistem mangrove sebagai wisata pesisir untuk meningkatkan pendapatan daerah, kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam. Metode yang digunakan meliputi: 1) metode perencanaan: survei lokasi, perijinan, wawancara, pemberian kuesioner, 2) metode pelaksanaan: penyuluhan, pembentukan unit lembaga, pembibitan, persemaian, penanaman dan kerja bakti bersih pantai dan 3) metode evaluasi: meminimalisir kelemahan dan hambatan selama kegiatan berlangsung. Program dilaksanakan pada Juli 2019 di desa Tapulaga kecamatan Soropia kabupaten Konawe. Hasil program yang dicapai: persepsi masyarakat banyak yang setuju desa Tapulaga menjadi daerah ekowisata mangrove, terbentuknya Sahabat Mangrove Desa Tapulaga sebagai lembaga pengelola mangrove dan lembaga pendukung lainya seperti kelompok Pengawas Pesisir Wahana Lestari dan kelompok Nelayan Lestari, bertambahnya 1 unit bedeng persemaian mangrove yang baru yang dapat dijadikan lahan bisnis untuk dijual, penambahan jumlah area kawasan hutan mangrove desa Tapulaga dengan melalui 1000 bibit pohon mangrove yang ditanam dan berkurangnya sampah plastik melalui kerja bakti bersih pantai desa Tapulaga.Kata Kunci: Desa Tapulaga; mangrove; pesisir; wisata Environmental Improvement with Community-Based Mangrove Planting to Support Coastal Tourism in Tapulaga Village ABSTRACT Improvement of the environment by planting community-based mangroves to support coastal tourism due to the shoreline has deteriorated with high coastal erosion, lack of science and technology touches in mangrove management, the community lacks alternative livelihoods and lack of community awareness to protect and preserve the environment. The purpose of this program is the formation of a community empowerment unit for mangrove ecosystems, making mangrove ecosystems as coastal tourism to increase regional income, community welfare and nature conservation. The methods used include: 1) planning methods: location surveys, permits, interviews, questionnaires, 2) implementation methods: counseling, the establishment of institutional units, nurseries, nurseries, planting and beach clean service work and 3) evaluation methods: minimizing weaknesses and obstacles during the activity. The program was carried out in July 2019 in Tapulaga village, Soropia sub-district, Konawe regency. Program results achieved: many community perceptions agree that Tapulaga village becomes a mangrove ecotourism area, the formation of Friends of Mangrove Tapulaga Village as a mangrove management institution and other supporting institutions such as the Wahana Lestari Coastal Supervisor group and the Sustainable Fishermen group, an increase in 1 new mangrove nursery unit can be used as a business land for sale, increasing the number of mangrove forest areas in Tapulaga village by going through 1000 mangrove tree seedlings planted and reducing plastic waste through the clean beach service work of Tapulaga village.Keywords: coastal; mangrove; Tapulaga Village; touris

    Kepemilikan Asuransi Kesehatan Dan Hubungannya Dengan Persalinan Pada Dukun Bayi

    Get PDF
    Delivery by traditional birth attendants (TBAs) has become a culture in several regions in Indonesia. The absence of health insurance ownership and lack of knowledge have supported the decision to choose TBA by the expectant mothers. This study aimed to determine the relationship between health insurance ownership with delivery by TBA. This research was a cross-sectional study with 120 samples of women aged 15-49 years who had ever given birth in the last five years and lived in Sangiangtanjung Village, Lebak, Banten. Multivariate logistic regression analysis was used in this study consist of health insurance ownership with delivery by TBAs controlled by age, education, socioeconomic, knowledge, antenatal care provider, frequency of antenatal care, and danger of pregnancy. The results showed that women who did not have health insurance were 3.20 times higher (95%CI= 1.10-9.30) for choosing delivery by TBAs compared to women who had health insurance after being controlled by knowledge. This study concluded that there was a significant relationship between health insurance ownership with delivery by TBAs. This study suggests that it is needed to conduct maternity care about health insurance ownership and positive health-seeking behavior, and the system of integrating TBAs with skilled birth attendants especially midwives in which TBAs as birth companions. Abstrak Persalinan oleh dukun bayi sudah menjadi budaya di beberapa daerah di Indonesia. Tidak adanya jaminan kesehatan dan pengetahuan menjadi pendorong dalam pemilihan dukun sebagai penolong persalinan. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan antara kepemilikan asuransi kesehatan dengan persalinan oleh dukun bayi. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain potong lintang dengan 120 sampel. Sampel merupakan wanita berusia 15-49 tahun yang melahirkan dalam lima tahun terakhir dan tinggal di Desa Sangiangtanjung, Lebak, Banten. Analisis multivariat regresi logistik digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kepemilikan asuransi kesehatan dengan persalinan oleh dukun bayi dan dikontrol oleh usia ibu, pendidikan ibu, sosial ekonomi, pengetahuan, tenaga pemeriksa kehamilan, frekuensi pemeriksaan kehamilan, dan bahaya kehamilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang tidak memiliki asuransi kesehatan 3,20 kali lebih tinggi (95% CI = 1,10-9,30) untuk melakukan persalinan oleh dukun bayi dibandingkan dengan ibu yang memiliki asuransi kesehatan setelah dikontrol oleh pengetahuan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdappat hubungan antara kepemilikan asuransi kesehatan dengan persalinan oleh dukun bayi. Diperlukan asuhan maternitas tentang kepemilikan asuransi dan perilaku pencarian kesehatan yang positif, serta pengintegrasian dukun bayi dengan tenaga kesehatan terutama bidan di mana dukun bayi perlu ditetapkan kembali perannya sebagai pendamping kelahiran

    Premenstrual Syndrome pada Remaja Selama Pandemi Covid-19 Tahun 2021

    No full text
    Latar Belakang: Premenstrual syndrome (PMS) adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, perilaku dan bisa terjadi seminggu atau beberapa hari sebelum menstruasi. Kondisi pandemi covid-19 berpengaruh pada PMS.Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan PMS pada remaja di DKI Jakarta selama pandemi Covid-19 tahun 2021Metode: Penelitian observasional ini menggunakan desain studi cross sectional dengan  jumlah sampel 294 remaja. Analisis bivariat menggunakan uji chi square. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda.Hasil dan Pembahasan: Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan signifikans antara stres berat (p= 0.000 POR = 6.667 95% CI 3.393-13.097) dan pola olahraga (p=0.015 POR = 2.442 95% CI 1.224-4.872) terhadap PMS. Hasil analisis multivariat menunjukkan stres berat paling berpengaruh terhadap PMS (nilai p=0,000 POR=6,483 95% CI 3,268-12,861) setelah dikontrol variabel pola olahraga dan IMT. Kesimpulan: Stres berat dan pola olahraga berhubungan dengan PMS selama pandemi covid-19. Stres  berat paling berpengaruh terhadap PMS setelah dikontrol variabel pola olahraga dan IMT

    Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penggunaan Full Body Harness di Proyek Pembangunan Apartemen oleh PT. X

    Get PDF
    Working at height is an important component in construction work, using a Full Body Harness (FBH) to prevent the risk of falling from a height. Needs an effort to control accidents in the workplace, that is by using an FBH. This study aims To see and learn the factors related to the behavior of the workers at height in using an FBH in the apartment project of X Company. This study method Using a cross-sectional design. Using a total sampling of 65 workers. This research shows that 81,5% using an FBH. There is a correlation between knowledge (p-value=0,001), attitude (p-value=0,001), OSH training (p-value=0,001), and the availability of FBH (p-value=0,001), but there is no correlation between the level of education (p-value=1,000), and work period with the behavior of using an FBH. There is a correlation between behavior, OSH training, availability of FBH on apartment project at X Company of 2020. The worker should use their knowledge and behavior that are received from OSH training and the company must keep the availability of FBH for workers so it will support the worker's behavior in using an FBH
    corecore