71 research outputs found

    PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR (Studi Pada Pelajaran Kimia Siswa Kelas XII IPA di SMA Negeri 3 Pagaralam)

    Get PDF
    This study aims to describe the application of the problem-based learning model which can effectively increase the creativity and learning achievement of students in class XII IPA 3 SMA Negeri 3 Pagar Alam. The research method used was Classroom Action Research which was followed by a quasi experiment. The research subjects were students of SMA Negeri 3 Pagar Alam with class XII IPA 3 as the PTK class, class XII IPA 2 as the experimental class and class XII IPA 1 as the control class. The technique used for sampling in this study was a random sampling technique by lottery. CAR is done in 3 cycles. Data collection techniques using observation sheets and tests. Data analysis using the average value and t-test. Problem Based Learning is effective and can improve the chemistry learning achievement of students in class XII IPA SMA Negeri 3 Pagar Ala

    HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO DENGAN TERJADINYA KURANG PENDENGARAN PADA OTOMASTOIDITIS

    Get PDF
    Background: The evidence of chronic suppurative otitis media (CSOM) which is continueing as otomastoiditis is raising nowdays. Otomastoiditis can make moderate hearing loss for human body. The occurrence of hearing loss in otomastoiditis is influenced by many kinds of factors, like duration of sick, age, history of alergy/ARI, glucose index, and social-economic status. This study is aimed to prove the association between duration, age, history of alergy/ARI and blood glucose index with the occurrence of hearing loss in otomastoiditis. Method: Design of this research is cross section, using otomastoiditis patients medical records which have been mastoidectomy operated at Kariadi Hospital Semarang during January 2008 to May 2010 as sample. Sixty eight ears which were fullfiling inclusion and exclusion criteria, described in table, then treated with Chi square test and Fisher test for the alternative with SPSS 16.00 for windows. Results: Chi square test using α=0,05, CI95% and power 80% between duration with hearing loss type χ2= 0,91; p= 0,34 (not significant), age with hearing loss type χ2= 1,40; p= 0,24 (not significant), duration with hearing loss degree χ2= 1,85; p= 0,17 (not significant), age with hearing loss degree χ2= 0,59; p= 0,44 (not significant). Fisher test using α=0,05, CI95% and power 80% between history of alergy/ARI with hearing loss type p= 1,00 (not significant), blood glucose index with hearing loss type p= 0,40 (not significant), history of alergy/ARI with hearing loss degree p= 0,49 (not significant), blood glucose index with hearing loss degree p= 0,44 (not significant). Conclusion: There is no association between duration, age, history of alergy/ARI, and blood glucose index with the occurrence of hearing loss in otomastoiditis. Keywords: Otomastoiditis, hearing loss, risk facto

    Analisis Empiris Perbandingan Kinerja Metode Hashing Progressive Overflow dan Linear Quotient dalam Studi Pembuatan Aplikasi Dekstop Administrasi Kepegawaian

    Get PDF
    Administrasi merupakan kegiatan sehari-hari yaitu berupa kegiatan mencatat, mengumpulkan dan menyimpan suatu kegiatan atau hasil kegiatan sehingga membutuhkan memori guna menyimpan itu semua. Untuk memudahkan proses pencarian data yang telah disimpan dengan cepat, maka diperlukan suatu metode, yaitu menggunakan metode hashing. Penerapan manajemen memory bertujuan, agar mencegah adanya Perulangan data yang sama, manajemen basis data yang baik, manajemen memori dan memberikan kemudahan untuk mengakses data dengan cepat walaupun data yang ada sangat banyak, dengan memasukkan kata kunci yang telah ditentukan dapat mencari data dan menampilkan dengan akurasi waktu yang dibutuhkan sebentar. Dengan metode progressive overflow dan linear quotient akan dianalisis nilai rata-rata dari setiap metode, nilai yang paling kecil dari metode tersebut adalah nilai yang terbaik akan digunakan sebagai pedoman seberapa besar nilai proses hashing dalam sebuat database suatu instansi dan sebagai studi kasus penentuan penyediaan memori yang dibutuhkan

    ASPEK BIOLOGI IKAN LIDAH (Achiroides leuchorhinchos) DAN SEBARAN DI SUNGAI MUSI, SUMATERA SELATAN

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan di Sungai Musi, Sumatera Selatan pada tahun 2007 untuk mempelajari biologi ikan lidah (Achiroides leuchorhinchos) yang meliputi distribusi ukuran, bobot tubuh, kebiasaan makan, fekunditas, serta sebaran di Sungai Musi. Contoh ikan diperoleh dengan alat jaring, jala, dan stroom eksperimen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ikan lidah (Achiroides leuchorhinchos) terdapat di Sungai Musi bagian hulu sampai dengan hilir. Ikan ini memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif (b=2.894) dengan ikan terbanyak pada kisaran panjang 41 sampai dengan 48 mm dan 0,5 sampai dengan 1 g. Ikan lidah (Achiroides leuchorhinchos) termasuk ikan karnifora dengan makanan utama kepiting dan makanan pelengkap ikan. Pola pemijahan adalah total spawner dengan fekunditas sekitar 2x103 butir telur berukuran rata-rata 0,06 mm. Musim pemijahan ikan lidah (Achiroides leuchorhinchos) diperkirakan terjadi pada bulan Juli (musim kemarau). Research was done in Musi River, South Sumatera in 2007 to study the biology of tongue fish (Achiroides leuchorhinchos) covering distribution of size measure, body wight, food habit, fecundity, and distribution in Musi River. Fish samples were collected by using net and electric fishing. The result shows that tongue fish (Achiroides leuchorhinchos) was found in upstream until downstream. This fish has negative growth allometric pattern (b=2,894). Tongue fish is carnivore with the espesial food crab and fish as complement food. Its fecunditity pattern is total spawner with number of eggs of about 2x103 eggs, size of eggs of 0.06 mm. The spawning season of tongue fish might occur on July (dry season)

    Bagaimanakah agar laboratorium dan bengkel pendidikan vokasi menjadi nyaman, selamat dan sehat?

    Get PDF
    Buku ini disusun denan tujuan untuk memberikan pedoman mengenai materi yang digunakan didalam memanajemen sebuah bengkel dan laboratorium berbasis 5S khususnya tentang kesehatan dan keselamatan kerja yang sangat penting diterapkan di dalam suatu lembaga, badan, sekolah atau institusi pendidikan

    PENGEMBANGAN BUDIDAYA KEPITING BAKAU (Scylla sp) SISTEM SILVOFISHERY UNTUK MELESTARIKAN HUTAN BAKAU DI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU

    Get PDF
    Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang berperan penting dalam mendukung kehidupan biota laut. Keberadaan hutan mangrove di Kabupaten Kepulauan Meranti saat ini terus mengalami degradasi yang berimplikasi terhadap menurunnya fungsi ekologis, sosial dan ekonomi masyarakat lokal. Upaya meminimalisir kerusakan hutan mangrove terus dilakukan oleh pemerintah daerah dan masyarakat lokal hingga saat ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan melalui budidaya kepiting bakau dengan sistem sylvofishery. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dan wawancara yang dilakukan di Kelurahan Teluk Belitung dan Desa Bandul Kabupaten Meranti. Data dan informasi dihimpun dari penelusuran, dan penelahaan data dan informasi hasil penelitian serta laporan kegiatan yang terkait dengan budidaya kepiting bakau dengan sistem silvofishery. Hasil kajian menunjukkan potensi pengembangan budidaya laut di Kabupaten Kepulauan Meranti tersebar di beberapa pulau seperti Pulau Padang, Tebing Tinggi dan Pulau Rangsang dengan luas lahan sebesar 438 ha. Luasnya lokasi budidaya didukung pula dengan kualitas perairan yang cukup bagus dan cocok untuk dikembangkan budidaya kepiting dengan sistem sylvofishery. Ujicoba penerapan sylvofishery kepiting bakau model kurungan tancap diperoleh tingkat survival rate mencapai 70 % dan pertumbuhan rata-rata berkisar 100 – 140 g per bulan. Pemeliharaan kepiting bakau dengan sistem sylvofishery selama 3 bulan dapat memberikan keuntungan dan tambahan penghasilan per bulan sebesar Rp. 1.070.150. Dalam satu siklus pembesaran jika kondisi normal dapat mengembalikan investasinya sehingga sylvofishery kepiting bakau layak dijadi usaha alternatif bagi masyarakat pesisir.Mangrove forest is one of the coastal ecosystems were plays a role in supporting marine life. Existence of mangrove forests in the Meranti Kepulauan district is experiencing degradation which has implications for the decline to ecological, social and economic functions of the local community. The efforts for minimize damage of mangrove forests have been carried out by local governments and local communities. One of the effort could be done through the cultivation of mud crabs with sylvofishery system. Experiment method was applied and interview was done in Teluk Belitung and Bandul villages, Meranti Regency. Data and information were collected and had been analyzed and activities reported that related to mud crab culture using the silvofishery system. The resut of the study showed that potential development of marine culture in the Kepulauan Meranti district is spread across several islands such as Padang Island, Tebing Tinggi and Pulau Rangsang with an area of 438 ha. The extent of the aquaculture site is also supported by good waters quality and suitable for developing mud crab culture with the sylvofishery system. The trial application of the mud crab silvofishery model of fixed confinement obtained a survival rate of up to 70% and an average growth of around 100-140 g per month. Maintenance of mangrove crabs with the sylvofishery system for 3 months can provide benefits and additional income per month of IDR. 1,070,150. In one cycle of enlargement if normal conditions, it’s can return the investment so the mangrove crab sylvofishery deserves to be an alternative effort for coastal communities

    KOMPOSISI JENIS DAN BIOMASA STOK IKAN DI SUNGAI BANYUASIN

    Get PDF
    Penelitian ini dilaksanakan pada Maret hingga Desember 2009 di muara sungai Musi Sumatera Selatan, dengan tujuan untuk mengetahui komposisi jenis dan biomasa stok sumber daya ikan di Sungai Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan. Pengambilan sampel dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu pada Maret dan Juni 2009. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode observasi lapangan pada 6 stasiun pengambilan contoh yang mewakili perairan Sungai Banyuasin. Biomasa stok ikan diduga dari hasil percobaan penangkapan dengan pukat hela. Komposisi jenis ikan di Sungai Banyuasin pada Maret sebesar 72 jenis dan Juni sebesar 81 jenis,sedangkan secara keseluruhan jumlah jenis ikan yang dijumpai di Sungai Banyuasin sebanyak 92 jenis yang terdiri dari 72 jenis ikan, 1 coelenterata dan 19 jenis krustacea (udang dan kepiting). Hasil tangkapan dengan menggunakan pukat hela diperoleh data hasil tangkapan persatuan area pada Maret berkisar 10-119 kg/km2 dan Juni berkisar 4-45 kg/km2, sedangkan total biomassa ikan di perairan Sungai Banyuasin sekitar 6,1 ton pada Maret dan 17,6 ton pada Juni.  A Field study in order to investigate fish composition and biomass stock of fish resources of Banyuasin River was conducted from March to December 2009. Fish samples were collected in March and June 2009 at 6 sampling sites in Banyuasin river set up based on difference in micro habitat. Fish were collected by using mini trawl experiment and from daily record of fishermen using different fishing gears. Results indicate that fish catch in March and June was composed of 72 and 81 fish species respectively, and the total fish species record was 92 species consist 72 species of fish, 1 species of coelenterate and 19 species of crustacea. The total of biomass of fish resource in Banyuasin river was estimated about 17,6 ton in March and 6,1 ton in June

    PENAMBANGAN TIMAH INKONVENSIONAL: DAMPAKNYA TERHADAP KERUSAKKAN BIODIVERSITAS PERAIRAN UMUM DI PULAU BANGKA

    Get PDF
    Penambangan timah inkonvensional di Pulau Bangka telah berlangsung sejak tahun 2000. Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat atau pengusaha tanpa mendapat izin dari pemerintah. Pada tahun 2002 jumlah timah inkonvensional sekitar 6.000 unit yang tersebar di seluruh Pulau Bangka.Kegiatan ini telah memberikan dampak yang sangat besar terhadap ekosistem perairan dan masyarakat sekitarnya. Aktivitas ini telah memberikan dampak yang sangat buruk terhadap ekosistem perairan seperti 1) sedimentasi dan perubahan bentang alam kawasan pesisir, 2) meningkatnyakesuburan perairan, 3) peningkatan kekeruhan perairan, 4) kerusakkan ekosistem dan musnahnya biota perairan, dan 5) pencemaran logam berat. Kasus penambangan timah inkonvensional ini dikhawatirkan dapat menjadi fenomena gunung es yang suatu saat dapat menjadi konflik horisontalantar sesama masyarakat. Untuk menghindari hal ini pemerintah perlu menata ulang sistem pengelolaan dan perizinan pada pihak yang melakukan penambangan timah di Pulau Bangka

    Analisis Perancangan Aplikasi Administrasi Kepegawaian dan Kegiatan Berbasis Android

    Full text link
    Keterbatasan jarak membuat masyarakat sulit untuk mendapatkan informasi, mengenai pentingnya kesehatan kepada masyarakat. Disisi lain para karyawan sering mendapatkan kendala dalam administrasi. Selian itu juga, tool yang di gunakan belum user interface, sehingga dapat menghambat kinerja administrasi. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah system development life cycle (sdlc) Prototype. Keuntungan menggunakan metode ini adanya laporan setiap akhir fase, sehingga memudahkan adanya kontrol/pengawasan mudah melakukan dokumentasi secara formal, sehingga memudahkan penelusuran kembali terhadap kebutuhan bisnis. Tujuan dari penelitian ini untuk sebagai acuan pembuatan analisis guna merancang sistem administrasi yang lebih baik, dan user interface. Sebagai hasi dari penelitian ini diharapkan sistem yang telah terbangun nantinya sangat membantu masyarakat, terkhusus para karyawan untuk meningkatkan kinerjanya, dan manajemen administrasi. Kata kunci: Analisis, Perancangan, Administrasi, Kegiatan, Android
    • …
    corecore