38 research outputs found

    The Chemical Compositions of Thermal Waters at Ciarinem and Cilayu, Pameungpeuk, West Java - Indonesia

    Get PDF
    Thermal waters at Ciarinem and Cilayu, Pameungpeuk, West Java, Indonesia have different characteristics: Ciarinem water is a steam heated sulfate type and occurs as hot springs, whereas Cilayu water discharges as hot pools and is a chloride water type. Their chemical compositions indicate that the thermal waters are outflows of a volcanic"“magmatic associated geothermal system. The solute geothermometers calculate that the subsurface reservoir temperatures range from 150o to 200ºC

    Arsenic and Mercury Concentrations at Several Geothermal Systems in West Java, Indonesia

    Get PDF
    A study at several geothermal systems in West Java, Indonesia shows that thermal waters could naturally contain up to 2.6 ppm As and 6.5 ppb Hg, and the surface hydrothermal alteration could contribute up to 50 ppm As and 800 ppb Hg. The higher the chloride content, the higher the contents of As and Hg of thermal waters. The amounts of As and Hg in an active geothermal system are influenced by the type of host rock, boiling and mixing processes, and adsorption of vapor and volcanic gases into thermal waters

    Karakteristik Unsur Jejak Dalam Diskriminasi Magmatisme Granitoid Pulau Bangka

    Get PDF
    Geologi Pulau Bangka disusun oleh variasi granit sebagai Granitoid Klabat yang tersebar di berbagai lokasi. Unsur jejak dapat diaplikasikan dalam diskriminasi magmatisme dalam pembentukan granitoid tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik granitoid yang tersebar di Pulau Bangka berdasarkan geokimia unsur jejak untuk diaplikasikan dalam mempelajari magmatisme, sumber dan situasi tektoniknya.Metode analisis geokimia yang diaplikasikan dengan menggunakan Analisis Aktivasi Neutron (AAN) dan portableX-Ray Fluorescence (pXRF) untuk analisis kualitatif dan kuantitatif pada 27 sampel dari Granitoid Klabat di Pulau Bangka.Hasil penelitian ini menyimpulkan Granitoid Bangka Utara (Belinyu) dan Bangka Tengah sebagai percampuran kerak-mantel dengan afinitas Calc-Alkaline, karakteristik Tipe I sedangkan Granitoid Bangka Selatan dan Barat asal kerak dengan afinitas High-KCalc-Alkaline sebagai Tipe S. Diharapkan diskrimasi magmatisme granitoid bermanfaat dalam memberikan panduan eksplorasi bahan galian nuklir di Pulau Bangka. Geology of Bangka Island consists by variation of granite as Klabat Granitoid scattered in various locations. Trace elements can be applied in magmatism discrimination of granitoid.The purpose of this study was to determine the characteristics Bangka Island granitoid based on trace element geochemistry to be applied in the study of magmatism, source and tectonic situation. Geochemical analyses method used are the Neutron Activation Analysis (NAA) and portableX-Ray Fluorescence (pXRF) for qualitative and quantitative analyses on 27 samples of Klabat granitoid on Bangka Island. This study concluded granitoid East Bangka (Belinyu) and Central Bangka as crust-mantle mixing with affinityCalc-Alkaline, characteristic of I Type while South and West Bangka granitoid crust origin with affinity high K Calc-Alkaline as S Type. Expectedmagmatismdiscrimination ofgranitoidhelpfulin providingradioactive mineral explorationguidein BangkaIsland

    Evaluation of Larvae Production and Growth of Juvenile Red Tilapia NIFI F1 During the Nursery Phase

    Full text link
    Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas genetik yaitu melalui program pemuliaan. Per-baikan karakter reproduksi dan pertumbuhan dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi produksi larva dan pertumbuhan benih ikan nila merah NIFI F1 dari induk seleksi dan kontrol. Kegiatan dilaksanakan selama empat bulan di Balai Riset Pemuliaan Ikan. Pemijahan dilakukan di kolam air tawar pada hapa 1 m x1 m. Perbandingan induk ikan nila jantan dan betina 1:1. Larva yang sudah dipanen dimasukkan pada hapa pendederan ukuran 2x2x1 m3 dengan padat tebar 125 ekor m-2 . Selama pendederan , larva diberi pakan (protein 38-42%) secara ad libitum tiga kali sehari pada bulan pertama dan selanjutnya diberi pakan dua kali sehari 15-20% dari biomassa. Pakan yang diberikan selama pendederan mempunyai protein berkisar 38-42%. Parameter yang diamati meliputi produksi larva, pertumbuhan, laju pertumbuhan spesifik, dan sintasan. Hasil penelitian menunjukkan produksi larva ikan nila merah seleksi yaitu 540±114 ekor dan kontrol 508±142 ekor. Performa pertumbuhan benih ikan nila merah seleksi menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibanding kontrol dengan nilai pertumbuhan panjang 6,33 ±0,43cm, pertumbuhan bobot 6,60±0,52 g, laju pertumbuhan spesifik 7,33±0% g hari-1 serta sintasan 81,50±4,46%, se-dangkan populasi kontrol masing-masing 5,76±0,52 cm; 4,90±0,58 g; 4,50±0,35% g hari-1; dan 74,85±3,26%. Nilai ini menunjukkan bahwa ada peningkatan pertumbuhan sebesar 25,76% pada benih ikan nila merah NIFI F1

    Pengukuran Kristalinitas Silika berdasarkan Metode Difraktrometer Sinar-X

    Get PDF
    Sari. Mineralogi dan derajat kristalinitas mineral silika non- dan mikrokristalin dapat ditentukan dengan metode difraktometer sinar-X, yaitu dengan mengukur lebar peak atau hump pada setengah intensitas-maksimum difraksi pada posisi sekitar 4 Ã…. Hasil optimum pengukuran kristalinitas diperoleh bila sampel silika kering berukuran butir 75 hingga 106 μm dipreparasi pada cetakan aluminium dan dianalis mulai 10 hingga 40°2θ dengan kecepatan goniometer 0,6°2θ/menit dan interval pencatatan 0,01°. Prosedur seperti ini akan mempunyai kesalahan tidak lebih dari 0,3°2θ. Measurement of Silica Crystallinity Using X-Ray Diffraction MethodAbstract. Mirralogy and the degree of crystallinity of non- and microcrystalline silica could be determined using the X-ray diffraction method, i.e. by measuring the half-width peak or hump at about 4 Ã…. The optimum and most reproducible results were obtained when dry silica sample powder having a grain size of 75 to 106 μm was prepared at the aluminium holder and scanned from 10 to 40°2θ using goniometer speed of 0.6°2θ and a step size of 0.01°. This procedure will give an experimental error less than 0.3°2θ

    Pemetaan Konsistensi Tanah Berdasarkan Nilai N-spt di Kota Pontianak

    Get PDF
    Salah satu parameter dari kemampuan daya dukung tanah adalah kepadatan tanah. Yang paling umum dan banyak dilakukan untuk mencari kepadatan tanah dengan metode sondir (Cone Penetration Test) dan Standar Penetration Test (SPT). Pengeboran di lapangan dilakukan untuk mendapatkan nilai NSPT. Tujuan dari kajian ini adalah untuk menggambarkan keadaan konsistensi tanah tiap-tiap kedalaman. Penelitian ini menggunakan data skunder yaitu data yang berasal dari pekerjaan penyelidikan tanah dengan metode SPT yang dilakukan oleh laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura. Pekerjaan pernah dilakukan diwilayah kota Pontianak. Hasil dari pemetaan kosistensi tanah berdasarkan NSPT yang diplot pada potongan konsistensi tanah vertikal dapat diketahui keadaan tanah pada kota Pontianak dapat dijabarkan keadaan very soft dari wilayah Pontianak selatan dan Pontianak tenggara lebih dalam dibanding dengan keadaan very soft diwilayah Pontianak barat, untuk mendapatkan konsistensi tanah hard diwilayah Pontianak selatan dan Pontianak tenggara perlu mencapai kedalaman >26 meter sedangkan pada wilayah Pontianak barat dan pontianak kota perlu mencapai kedalaman >30 meter. Hal ini menjelaskan bahwa kodisi tanah kota Pontianak Keadaan struktur tanah di kota pontianak termasuk kedalam wilayah peneplant dan sendimen aluvial yang secara fisik merupakan jenis tanah liat, jenis tanah ini berupa gambut bekas endapan lumpur sungai kapuas. Keadaan ini sangat labil dan mempunyai daya dukung tanah yang rendah, perlu mencapai kedalaman tertentu untuk mendapatkan kondisi tanah yang mempunyai daya dukung tanah yang kuat

    Pemetaan Konsistensi Tanah Berdasarkan Nilai Sondir di Kota Pontianak

    Get PDF
    Penyusunan pemetaan ini dilakukan terhadap data sondir yang ada di Kota Pontianak, dimana dari data ini akan dipetakan konsistensi jenis tanah yang di wakili oleh parameter – parameter yang di dapat dari data sondir.Skripsi ini menyajikan hasil analisa data sondir untuk mengetahui kondisi tanah di Kota Pontianak kemudian mendeskripsikan penyebaran konsistensi tanah yang ada di Kota Pontianak.Secara umum konsistensi tanah di Kota Pontianak menunjukan pada kedalaman 0 – 14 meter adalah tanah sangat lunak dan pada kedalaman 14 – 20 meter berkonsistensi tanah lunak

    Geochemical Signatures of Potassic to Sodic Adang Volcanics, Western Sulawesi: Implications for Their Tectonic Setting and Origin

    Full text link
    DOI:10.17014/ijog.3.3.195-214The Adang Volcanics represent a series of (ultra) potassic to sodic lavas and tuffaceous rocks of predominantly trachytic composition, which forms the part of a sequence of Late Cenozoic high-K volcanic and associated intrusive rocks occurring extensively throughout Western Sulawesi. The tectonic setting and origin of these high-K rocks have been the subject of considerable debates. The Adang Volcanics have mafic to mafitic-intermediate characteristics (SiO2: 46 - 56 wt%) and a wide range of high alkaline contents (K2O: 0.80 - 9.08 %; Na2O: 0.90 - 7.21 %) with the Total Alkali of 6.67 - 12.60 %. Al2O3 values are relatively low (10.63 - 13.21 %) and TiO2 values relatively high (1.27 - 1.91 %). Zr and REE concentrations are also relatively high (Zr: 1154 - 2340 ppm; Total REE (TREY = TRE): 899.20 - 1256.50 ppm; TRExOy: 1079.76 - 1507.97 ppm), with an average Zr/TRE ratio of ~ 1.39. The major rock forming minerals are leucite/pseudoleucite, diopside/aegirine, and high temperature phlogopite. Geochemical plots (major oxides and trace elements) using various diagrams suggest the Adang Volcanics formed in a postsubduction, within-plate continental extension/initial rift tectonic setting. It is further suggested magma was generated by minor (< 0.1 %) partial melting of depleted MORB mantle material (garnet-lherzolite) with the silicate melt having undergone strong metasomatism. Melt enrichment is reflected in the alkaline nature of the rocks and geochemical signatures such as Nb/Zr > 0.0627 and (Hf/Sm)PM > 1.23. A comparison with the Vulsini ultrapotassic volcanics from the Roman Province in Italy shows both similarities (spidergram pattern indicating affinity with Group III ultrapotassics volcanics) and differences (nature of mantle metasomatism)

    Profil Unsur Tanah Jarang Granitoid Klabat Di Pulau Bangka Dengan Analisis Aktivasi Neutron

    Get PDF
    Analisis Aktivasi Neutron (AAN) merupakan teknik analisis geokimia maju dengan kelebihan nondestruktif, multi unsur. AAN yang diaplikasikan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif pada granitoid Klabat yang tersebar sebagai penyusun geologi Pulau Bangka. Sejumlah 27 sampel dianalisis bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur tanah jarang, selanjutnya diharapkan dapat diaplikasikan dalam petrotektonik Granit Klabat. Unsur tanah jarang yang dianalisis adalah La, Ce, Nd, Sm, Eu, Gd, Tb, Yb dan Lu. Seluruh sampel di iradiasi di Pusat Reaktor Serba Guna “Siwabessy”, BATAN-Serpong, kemudian dicacah dengan detektor High Purity Germanium (HPGe) untuk analisis kualitatif dan kuantitatif menyesuaikan waktu paruh dan unsur yang akan diketahui. Analisis kuantitatifnya dengan metode perbandingan menggunakan Standar Reference Material (SRM) no 2710a dan 2711a yang dipublikasikan oleh National Institute of Standard & Technology (NIST). Hasil yang diperoleh adalah pola diagram laba-laba yang telah dinormalisasi chondrite dengan karakter pengkayaan La-Sm sebagai unsur tanah jarang bersifat ringan dan sedikit penurunan Eu-Lu yang termasuk unsur tanah jarang berat, identik untuk batuan pluton yang terbentuk pada tektonik busur kerak benua. Neutron Activation Analysis (NAA) is a powerful geochemical analysis with advantages which are nondestructive and involves multi-elements. NAA technique applied for qualitative and quantitative analyses on Klabat granitic rocks that distributes and compose the geology of Bangka Island. There are 27 samples analyzed which aims to determine the content of rare earth elements, which will be applied in petrotectonic of Klabat granitoid. Rare Earth Elements (REE) which analyzed, namely La, Ce, Nd, Sm, E, Gd, Tb, Yb, and Lu. All of the samples irradiated in the Centre of Multipurpose Reactor "Siwabessy", BATAN - Serpong and subsequently counted with High Purity Germanium detector (HPGe) considering half-life and elements contents that will be concerned both qualitative and quantitative analysis. The comparative quantitative analysis method conducted using Standard Reference Material (SRM) 2710a and 2711a that published by the National Institute of Standards & Technology (NIST). The result are the pattern of spider diagram with the chondrite normalized and showing the enrichment of La-Sm as light REE (LREE) and Eu-Lu slight decreasing as heavy REE (HREE), as identify of plutonic rocks thar formed in the continental arc
    corecore