5 research outputs found

    Pengaruh pemberian konseling terhadap perubahan indeks massa tubuh anak usia 10-12 tahun

    Get PDF
    Obesity in childhood can increase the incidence of type 2 diabetes mellitus (DM). It is also at risk of becoming obese in adulthood. May cause glucose metabolism disorders and degenerative diseases. Besides, obesity in children aged 6-7 years can also reduce intelligence level due to decreased activity and creativity of children, and tend to be lazy due to being overweight. This type of research is a quasi-experimental one-group pre-post test design. The population in this study were all elementary school students in the work area of Puskesmas Andalas. Body Mass Index (BMI) was collected by measuring height and weight using a digital scale and microtoice. Nutrition counselling using leaflet media. Energy intake data collection before and after counselling used the Food Frequency Questionnaire and the 24-hour recall. The researcher collected characteristics data, physical activity data, body weight data, Body Mass Index data using a questionnaire and analysis of differences in BMI before and after the intervention using the dependent sample t-test. The results have a distinction between BMI before and after the intervention. Treatment of obesity in childhood with nutritional balance includes eating a variety of foods, doing physical activity, and regularly monitoring body weight

    HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN DAN PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AIR DINGIN DAN PUSKESMAS ANAK AIR KOTA PADANG TAHUN 2019

    Get PDF
    Tujuan Penelitian Prevalensi anak pendek di Kota Padang tahun 2017 adalah 20,05%, prevalensi status gizi kurang 11,98%, dan kurus 6,27%. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan asupan makanan dan penyakit infeksi dengan status gizi anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin dan Puskesmas Anak Air Kota Padang tahun 2019. Metode Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional study yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Air Dingin dan Puskesmas Anak Air. Sampel penelitian adalah anak balita 12-59 bulan sebanyak 120 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner, recall 2x24 hours dan SQ-FFQ. Analisis data menggunakan Chi-square. Hasil Hasil penelitian didapatkan prevalensi status gizi kurang sebesar (30,1%), pendek (33,6%), dan kurus (9,7%) pada anak balita. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara asupan energi, karbohidrat, lemak, protein, vitamin A, zinc¸ diare, dan ISPA dengan status gizi anak balita berdasarkan indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB (P-value < 0,05). Kesimpulan Asupan makanan yang rendah dan penyakit infeksi yang terjadi dalam 3 bulan terakhir meningkatkan risiko anak balita mengalami gizi kurang, pendek, dan kurus. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi asupan makanan yang rendah dan penyakit infeksi adalah memberikan penyuluhan tentang asupan makanan dan penyakit infeksi kepada ibu balita. Daftar Pustaka : 73 (2009-2019) Kata Kunci : Status gizi, asupan makan, infeks

    Pengaruh Edukasi Gizi terhadap Pengetahuan Gizi dan Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of providing education on knowledge and hemoglobin levels of young women. The research design was an experimental pre-post test in one group with an intervention in the form of education through pocketbook media. The population were all students or adolescents of SMK N 3 Padang City, 62 people were selected purposively as a sample. The data were collected by measuring hemoglobin levels and a questionnaire to analyze the nutritional knowledge. The data were then analyzed by dependent sample t-test. The average score of student’s knowledge before the intervention was 3.72±1.39 points, and the average score after the intervention was 4.59±1.66 points. There was a significant difference in knowledge before and after education (p0.05). The hemoglobin levels before the educational intervention showed that 16% of female students were anemia. The average hemoglobin level before the intervention was 13.24±1.67 mg/dl and 13.92±1.49 mg/dl after the intervention. It was found that the treatment given had an effect on hemoglobin levels (p0.05). Nutrition affects increasing student’s knowledge and hemoglobin levels. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap pengetahuan dan kadar hemoglobin remaja putri. Desain penelitian adalah eksperimental pre-post test satu kelompok dengan pemberian intervensi berupa edukasi melalui media buku saku. Populasi pada penelitian adalah seluruh siswi atau remaja SMK N 3 Kota Padang dan sampel pada penelitian ini sebanyak 62 orang yang dipilih secara purposif sampling. Variabel penelitian adalah pengetahuan yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan kadar Hb melalui pengukuran. Data dianalisis dengan dependen sample t-test. Rata-rata skor pengetahuan siswi sebelum intervensi adalah 3,72±1,39 poin, sedangkan setelah intervensi didapatkan rata-rata 4,59±1,66 poin. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi (p 0,05). Pemeriksaan kadar hemoglobin sebelum intervensi edukasi menunjukkan bahwa 16% siswi mengalami anemia. Rata-rata kadar Hb sebelum intervensi adalah 13,24±1,67 mg/dl dan sesudah intervensi adalah 13,92±1,49 mg/dl. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar hemoglobin sebelum dan sesudah intervensi (p 0,05). Edukasi gizi memberikan pengaruh pada peningkatan pengetahuan dan kadar hemoglobin siswi

    Pengaruh Edukasi Gizi terhadap Pengetahuan Gizi dan Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri

    Get PDF
    This study aims to determine the effect of providing education on knowledge and hemoglobin levels of young women. The research design was an experimental pre-post test in one group with an intervention in the form of education through pocketbook media. The population were all students or adolescents of SMK N 3 Padang City, 62 people were selected purposively as a sample. The data were collected by measuring hemoglobin levels and a questionnaire to analyze the nutritional knowledge. The data were then analyzed by dependent sample t-test. The average score of student’s knowledge before the intervention was 3.72±1.39 points, and the average score after the intervention was 4.59±1.66 points. There was a significant difference in knowledge before and after education (p0.05). The hemoglobin levels before the educational intervention showed that 16% of female students were anemia. The average hemoglobin level before the intervention was 13.24±1.67 mg/dl and 13.92±1.49 mg/dl after the intervention. It was found that the treatment given had an effect on hemoglobin levels (p0.05). Nutrition affects increasing student’s knowledge and hemoglobin levels. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian edukasi terhadap pengetahuan dan kadar hemoglobin remaja putri. Desain penelitian adalah eksperimental pre-post test satu kelompok dengan pemberian intervensi berupa edukasi melalui media buku saku. Populasi pada penelitian adalah seluruh siswi atau remaja SMK N 3 Kota Padang dan sampel pada penelitian ini sebanyak 62 orang yang dipilih secara purposif sampling. Variabel penelitian adalah pengetahuan yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan kadar Hb melalui pengukuran. Data dianalisis dengan dependen sample t-test. Rata-rata skor pengetahuan siswi sebelum intervensi adalah 3,72±1,39 poin, sedangkan setelah intervensi didapatkan rata-rata 4,59±1,66 poin. Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi (p 0,05). Pemeriksaan kadar hemoglobin sebelum intervensi edukasi menunjukkan bahwa 16% siswi mengalami anemia. Rata-rata kadar Hb sebelum intervensi adalah 13,24±1,67 mg/dl dan sesudah intervensi adalah 13,92±1,49 mg/dl. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar hemoglobin sebelum dan sesudah intervensi (p 0,05). Edukasi gizi memberikan pengaruh pada peningkatan pengetahuan dan kadar hemoglobin siswi

    A OPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG BALITA MELALUI PROMOSI GIZI SEIMBANG DI KECAMATAN KOTO TANGAH PADANG

    No full text
    Masa balita merupakan masa yang &nbsp;dikenal sebagai golden age dan periode kritis. Dimana, Golden age ini merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Pemberian asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang secara optimal juga perlu diperhatikan, karena jika asupan gizi tidak terpenuhi sesuai kebutuhannya, golden &nbsp;age akan menjadi periode kritis yang akan mengganggu proses tumbuh kembang anak. Mengingat gizi merupakan faktor penting dalam pola pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa golden age, maka memperhatikan kebutuhan dan porsi pemberian gizi seimbang menjadi wajib bagi orang tua. Promosi gizi merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi informasi dan edukasi yang dapat meningkatkan pengetahuan gizi ibu,penanaman sikap ibu yang poitif terhdap gizi seimbang serta adanya perbaiakn pada pola makan dalam keluarga terkhusus pada balita. Pengabdian masyarakat ini melakukan promosi gizi melalui penyuluhan berupa penyampaian materi terutama mengenai pentingnya gizi seimbang pada masa golden age yang disertai dengan pemberian leafleat dan demo dengan saran yaitu ibu yang memiliki balita di Puskesms Anak Air dan Puskesmas Air Dingin. Kegiatan penyuluhan&nbsp; ini diawali dengan pre-test untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu mengenai gizi seimbang, kegiatan penilaian status gizi melalui pengukuran berat dan panjang badan. Kegiatan penyampaian materi oleh pengabdi yang diakhiri dengan kegiatan post-test. Tujuan pemberian pre test dan post test adalah untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki balita setelah dilakukannya kegiatan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan dilakukan 1 kali per puskesmas pada selang waktu kegiatan posyandu di Puskesmas Air Dingin dan Puskesmas Anak Air. Kata Kunci : Balita, Golden Age, Gizi Seimbang ABSTRACT Toddler period is a period known as the golden age and critical period. This golden age is a very important time to pay close attention to the child's growth and development so that as early as possible can be detected if abnormalities occur. Providing appropriate nutritional intake for optimal growth and development also needs to be considered, because if the nutritional intake is not met according to their needs, the golden age will be a critical period that will interfere with the child's growth and development process. Considering nutrition is an important factor in the pattern of growth and development of children during the golden age, then paying attention to the needs and portions of balanced nutrition is mandatory for parents. Nutrition promotion is a form of information and education communication activities that can increase the mother's nutritional knowledge, the inculcation of positive maternal attitudes towards balanced nutrition and the improvement of dietary patterns in the family especially in infants. This community service is promoting nutrition through counseling in the form of delivering material, especially on the importance of balanced nutrition during the golden age accompanied by the provision of leafleat and demonstrations with advice, namely mothers who have children under five in the Water Children Health Centre and Cold Water Health Centre. This counseling activity begins with a pre-test to find out knowledge and attitudes of mothers regarding balanced nutrition, nutritional status assessment activities through weight and length measurements. Submission of services by the servants, which ended with a post-test activities. The purpose of giving pre-test and post-test is to find out whether there is an increase in knowledge and attitudes of mothers who have children under five years after counseling activities. Counseling activities are carried out once per health centre at the interval of Posyandu activities at Air Dingin health centre and Anak Air health centre. Keywords: Children under five years, Golden age, Balanced nutrition
    corecore