33 research outputs found
Makna perayaan Imlek menurut penganut agama Khonghucu di Makin Kota Bandung
Imlek atau dikenal sebagai Tahun Baru Cina (Chinese New Year) sering dirayakan di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Orang-orang keturunan Tionghoa yang berlatar agama yang bebeda merayakan hari Imlek. Tetapi orang-orang Tionghoa yang menganut Agama Khonghucu menganggap bahwa Imlek merupakan milik mereka yang diperoleh dari warisan para leluhur mereka. Orang-orang Khonghucu mengakui bahwa Imlek merupakan bagian dari ritual perayaan Agama Khonghucu. Hal tersebut nampak dalam perayaan Imlek di Kota Bandung dilakukan orang-orang yang menganut Agama Khonghucu.
Terdapat dua rumusan pertanyaan dalam deskripsi analisis penelitian ini. Pertama, bagaimana proses ritual perayaan Imlek di MAKIN Kota Bandung? Kedua, bagaimana pola pemahaman para penganut Khonghucu terhadap ritual perayaan Imlek di MAKIN Kota Bandung? Penulis menggunakan metode deskriptif analisis untuk memahami proses dan makna ritual perayaan Imlek, karena jawaban yang diperoleh berupa kata-kata atau persepsi yang menjadi data penelitian. Oleh karena itu penulis menggunakan metode deskriptif analisis ini bersifat kualitatif dengan paradigma fenomenologi.
Hasil yang ditemukan menunjukkan bahwa para penganut agama Khonghucu melakukan proses ritual dan perayaan Imlek yang terdiri atas empat tahap kegiatan utama yaitu ritual menghantar Dewa Dapur naik kelangit, ritual Imlek, dan perayaan Cap Go Meh. Ritual menghantar Dewa naik ke langit dilaksanakan seminggu sebelum tahun baru. Ritual Imlek dilaksanakan saat pergantian tahun baru. Ritual King Thi Kong atau Sembahyang Tuhan dilaksanakan mereka pada saat menjelang tengah malam tanggal 8 bulan pertama atau seminggu sesudah hari Imlek. Perayaan Cap Go Meh sebagai akhir dari perayaan Imlek dilaksanakan pada malam bulan purnama pertama tahun tersebut yang jatuh pada tanggal 15 bulan pertama Tahun Cina. Terdapat beberapa pola pemahaman para penganut Khonghucu terhadap ritual perayaan Imlek di MAKIN Kota Bandung. Ritual dan perayaan Imlek dipahami mereka sebagai, keberuntungan, harapan baru, penerangan, sarana spiritual, solidaritas sosial dan sebagai sarana ritual kepada Tian, orang suci atau seng beng dan leluhur mereka
PENGEMBANGAN MODEL REKAM MEDIS TERINTEGRSI SEBAGAI ALAT BANTU PENDUKUNG PRAKTIKUM REKAM MEDIS DI FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
Selama ini, praktikum Rekam Medis (RM) di program studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan DIII (RMIK) Fakultas Kesehatan UDINUS masih menggunakan catatan medis manual. Permasalahan yang dihadapi saat ini, sudah banyak Rumah Sakit atau lembaga kesehatan lainnya yang sudah terkomputerisasi. Artinya catatan medis sudah disimpan dalambentuk database standard dan terintegrasi dengan database lainnya. Apabila mahasiswa RMIK saat ini masih menggunakan catatan manual, maka dikawatirkan akan memerlukan banyak penyesuaian apabila setelah lulus dan bekerja di tempat tersebut. Kegiatan yang rutin dilakukan hampir semuanya sudah terkomputerisasi, termasuk berkas yang berisikancatatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan RM standardmeliputi penerimaan pasien sampai pelaporan. Penelitian ini dimaksudkan untukmembuat sistem informasi rekam medis yang dapat memenuhi kebutuhan Instalasi RekamMedis secara standard yang dapat dipergunakan secara universal dan memiliki kelebihan dalam hal kemudahan pembuatan laporan dan validitas laporan yang dihasilkan.Penelitian ini menghasilkan sistem informasi atau software Medical Record Integrated System (Medirecs)yang merupakan buatan asli UDINUS dapat dipergunakan sebagai alat bantu pendukung praktikum rekam medis pada Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan FakultasKesehatan Universitas Dian Nuswantorosesuai dengan buku Sistem Pelaporan Rumah Sakit Revisi V.Kata Kunci : software, praktikum, medical record integrated syste
PEMBERDAYAAN PEMUDA MELALUI PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TEKNOLOGI INFORMASI DI BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Proses pemberdayaan
pemuda melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) teknologi informasi di
Balai Latihan Kerja Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta, (2) Manfaat dari proses
pemberdayaan pemuda melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat)
teknolgi informasi, (3) Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
pemberdayaan pemuda melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) teknologi informasi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian
ini adalah penyelengara, pendidik, dan peserta didik. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Peneliti
merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian yang dibantu oleh pedoman
wawancara, pedoman observasi, pedoman dokumentasi dan pedoman tes. Teknik
yang digunakan dalam analisis data adalah reduksi data, menampilkan data, dan
kesimpulan. Trianggulasi dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dan
membuktikan temuan hasil dilapangan dengan kenyataan yang diteliti dilapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pemberdayaan pemuda melalui
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) teknologi informasi meliputi: (a) BLK
sebagai penyelenggara pemberdayaan, (b) input program meliputi pemuda di
masyarakat yang membutuhkan pengetahuan, ketrampilan, sikap serta pengembangan
diri agar berkualitas, (c) proses meliputi : bimbingan kewirausahaan, motivasi kerja
dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar teknologi informasi, (d) output berupa
hasil yang di peroleh melalui diklat, outcome berupa tidak lanjut setelah selesai
mengikuti diklat, (2) manfaat adanya pemberdayaan pemuda melalui diklat teknologi
informasi meliputi : peningkatan kompetensi yang dikuasai sehingga menjadi berdaya
serta memiliki keunggulan dalam bersikap, berpikir serta mempunyai keahlian
dibidang teknologi informasi yang nantinya dapat dijadikan sebagai modal bekerja
atau mendirikan usaha secara mandiri, (3) faktor pendorong meliputi : Lingkungan
masyarakat yang mendukung adanya pelatihan, Sumber pembelajaran yang memadai,
dana mencukupi, tidak dipungut biaya, dan letak BLK yang strategis. Faktor
penghambatnya meliputi: Kurangnya media informasi untuk mempromosikan
pelatihan, waktu banyak yang tersita, media kurang lengkap, kurang menjalin
hubungan dengan perusahaan atau lembaga yang mampu menampung lulusan BLK.
Kata kunci: pemberdayaan, pemuda, pendidikan dan pelatihan, teknologi informas
Persepsi Mahasiswa FKES UDINUS terkait Hoax Covid-19
Hoax news or information relating to Covid-19 affects the obstruction of efforts to contain the Covid-19 pandemic. This research is a descriptive study because it provides an overview or description of students' perceptions in news related to the covid-19 hoax. The results that obtained information from this study were 208 respondents or 54% of the total respondents considered hoaxes as information with no known truth, 168 respondents or 44% revealed that hoaxes related to Covid-19 were most often found or said to be hoaxes as a global elite conspiracy, 223 respondents or 58% of the total respondents received hoaxes related to Covid-19 through writing and pictures, 162 respondents or 42% of the total respondents considered that steps that could be taken to overcome the spread of hoaxes related to Covid-19 were cross-checking or clarifying first , 317 respondents or 83% thought that each party was responsible for overcoming the spread of hoaxes related to Covid-19 and 150 respondents or 39% of the total analysis that information on social media had a negative influence. The conclusion in this study is that health hoaxes can not only cause disputes like political hoaxes, but can also cause the loss of a person's life. Digital literacy skills will be able to provide hoax. Critical and analytical thinking is also an asset to prevent the spread of covid-19 related to hoaxes
KAJIAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PUSKESMAS MIROTO KECAMATAN SEMARANG TENGAH KOTA SEMARANG
Latar Belakang : Indek Pembagunan Manusia (IPM) merupakan patokan penting dalam menentukan posisi daya saing suatu bangsa yang bisa dipengaruhi oleh bidang Kesehatan. Peningkatan IPM memerlukan peningkatan mutu layanan sarana kesehatan, sehingga Pemerintah menerapkan dasar acuan dalam mengevaluasi mutu layanan publik khususnya bidang kesehatan menggunakan Indek Kepuasan masyarakat. Penelitian ini untuk mengetahui indek kepuasan masyarakat atas layanan kesehatan pada wilayah kerja Puskesmas Miroto Kota Semarang.Metode : Penelitian kuantitatif secara cross sectional dengan sampel 286 responden dipilih secara acak. Penilaian terhadap 9 unsur layanan berdasar Permenpan & RB dikumpulkan melalui kuesioner skala linkert yang dibagikan pada bulan Oktober 2021. Analisis deskriptif untuk menghitung Nilai Persepsi, Nilai Interval Konversi, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan nilai indek rata-rata sebesar 2,84, nilai skor 71,56 dengan mutu pelayanan B dan Kinerja Unit Pelayanan kategori Baik.Simpulan : Dari Sembilan unsur penilaian, nilai terendah terdapat pada pelayanan yang tersedia dan berkesinambungan, keinginan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Pihak manajemen puskesmas miroto harus melakukan pembenahan khususnya secara interna
STANDAR PENYUSUTAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG TAHUN 2019
Public Health Center (PHC) is a central development in the working area. Its orientation is the safety of the patient. For it takes depreciation medical record documents to reduce the burden of storage and workload file clerk. Therefore, medical record documents more easily and quickly traceable.It is associated with patient’s medical record documentstracking speed. Result for The PHC obtained their medical record documents missfile accident due to stacking file. The research desain is a case study. Cross sectional approaching with observation and interviews as the method of collecting data. Processing data using collecting, editing, and tabulating. Then the data were analyzed descriptively. Generally, numbering system with applied to the patient’s family health centers folder is Unit Numbering System (UNS). PHC, in general, already implementing Terminal Digit Filing (TDF) alignment system, but in Puskesmas Kedungmundu still apply Straight Numerical Filing (SNF). The retention system is decentralization. While Puskesmas Kedungmundu peciathas implemented centralized. Depreciation medical record documents has not been routinely performed and without documentation. Several PHC even do not perpetuate medical record documents as regulated on The Permenkes Nomor 269/Menkes/PER/III/2008. Medical record documents depreciation required the disease index, patient index, standard operating procedure, record retentions schedules and documentation. In addition, need to reform the medical record documents management to facilitate the implementation of depreciation. Keywords : medical record document, depreciation, public health cente
PEMIJAHAN IKAN BETOK (Anabas Testudineus Bloch) YANG DIRANGSANG EKSTRAK HIPOFISA IKAN BETOK DENGAN RASIO BERAT IKAN DONOR DAN RESIPIEN BERBEDA
ABSTRACT The purpose of this research were to determine the best ratio of injection pituitary extract of climbing perch, latency time, amount of egg, percentage fertilized of egg, percentage hatching of egg and survival rate of climbing perch pro larvae. The research was conducted at Laboratorium Dasar Perikanan, Department of Aquaculture, Agriculture Faculty, Sriwijaya University since September until November 2014. The research used completely randomized design with 4 treatments and 3 replications. Those were P1 (1 donors : 1 recipient), P2 (2 donors: 1 recipient), P3 (3 donors : 1 recipient) and K(+) (®ovaprim 0.5 ml/kg). Based on to the honest significant different test showed that climbing perch pituitary extract injection of different ratio of weight fish had significantly different to latency time, amount of egg rate, percentage fertilized of egg but it’s not significantly different to percentage hatching of egg and survival rate. The best spawning latency time was P3 (9 hours 25 minutes), amount of egg was K(+) (10,123 grain), the highest percentage fertilized of eggs was P3 (98.25 %), the highest hatching percentage of eggs was P2 (93.90 %) and the highest survival rate pro larvae of climbing perch was P1 (87.71 %). Keywords: climbing perch, spawning, different weight ratio, donor, recipien
Analisis Prosedur Penyusutan Dokumen Rekam Medis di Puskesmas Rawat Inap di Kota
Public Health Center (PHC) is a central health development in its working area. The orientation of PHC is the patient safety, so medical records have to be kept safely in the appropriate order. Therefore, medical record documents can be traced easily and quickly. For maintaining medical records documents in a particular numbers in the spaces, it needs medical record documents retention to reduce the burden of storage and workload of file officer, that is associated with patient’s medical record documents tracking speed. There were some medical record documents missfile incidences due to stacking file.The research desain was a case study with cross sectional approach. Data was collected by observation and interviews and analyzed by descriptive analysis. The result showed that the numbering system that applied on the patient’s family folder was Unit Numbering System (UNS). Generally, PHCs implemented Terminal Digit Filing (TDF) system, but Puskesmas Tlogosari Kulon still applied Straight Numerical Filing (SNF). The retention system was decentralization, while Tlogosari Kulon implemented centralized. The retention of medical record documents was not scheduled routinely and there was no documentation. Several PHCs did not perpetuate medical record documents as regulated on The Permenkes Nomor 269/Menkes/PER/III/2008. Medical record documents retention required the disease index, patient index, standard operating procedure, record retentions schedules and documentation. In addition, it needs to reform the medical record documents management to facilitate the implementation of retention system.Keywords: medical record document, retention, public health center (PHC
Implementasi Teknologi Informasi Dan Komunikasi Sebagai Sarana Operasional Sekolah Di SD Muhammadiyah 1 Surakarta
The Indonesian government through the Ministry of Education has launched the 2013 curriculum which is expected to be implemented by all schools throughout Indonesia. There is something new in this curriculum, which making ICT as a learning tool, and it can be used as a learning medium for other subjects. Implementing of the 2013 curriculum requires all people related to education to be 'literate' with ICT, including educators, education staffs and students. ICT must be implemented in all lines of school operational activities from learning, assessment, health services, payment services and others. This research focuses on identifying the implementation of ICT in the learning process of other school operational activities at SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta and the achievement of the UNESCO continuum stage. This research is a qualitative research. This study uses an ethnographic approach. The place for conducting this research is in Muhammadiyah 1 Elementary School of Surakarta. The resources in this study are the headmistress, the head of Computer Laboratory / Language Laboratory, administrative staff, teachers and related employees. The collecting data uses observation, interviews and documentation. The validity of the data was tested using triangulation. The data analysis technique used Milles and Huberman's theory, they are data reduction, data presentation and drawing conclusions and verification. The results of the study show that, the implementation of ICT as a means of school operation at SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta has passed the Emerging stage in the UNESCO continuum stage, namely the use of ICTs by starting to purchase ICT facilities, both in the form of hardware and software. Furthermore, the application of ICT in SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta has passed the Applaying stage. This is indicated by the existence of educators and education staff who have used information technology in carrying out tasks related to school management learning activities properly. Furthermore, this school has started to step on the Infusing or integration stage but it is still not optimal. In this stage the school has integrated and incorporated ICT into the curriculum
Keywords: ICT, education, assessment, character, health, paymen