29 research outputs found

    PENGARUH pH DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Pb(II) MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica)

    Get PDF
    ABSTRAK Limbah cangkang bekicot mengandung kitin yang dapat dimanfaatkan sebagai adsorben ion logam berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi kitin terhadap ion Pb(II) dengan cara fosforilasi dan juga mempelajari pengaruh pH dan waktu kontak larutan terhadap adsorpsi Pb(II) pada kitin terfosforilasi. Kitin diisolasi dari cangkang bekicot melalui proses deproteinasi dan demineralisasi. Kitin difosforilasi dengan asam fosfat dan dinatrium hidrogen fosfat. Penelitian dilakukan dengan variasi pH 2, 3, 4 dan 5 serta variasi waktu kontak 20, 40, 60, 80, 100 dan 120 menit. Hasil yang diperoleh yaitu adsorpsi ion Pb(II) secara maksimum diperoleh pada pH 4 sebesar 86,45% dan waktu kontak selama 60 menit. Kata kunci: adsorpsi, kitin, fosforilasi, Pb(II)

    UPAYA PENUMBUHAN KRISTAL TUNGGAL KROMIUM(III) ASETILASETON DENGAN METODE GEL METASILIKAT

    Get PDF
    Metoda gel merupakan salah satu metoda penumbuhan kristal tunggal garam sederhana maupun garam kompleks yang telah banyak dikembangkan. Upaya penumbuhan kristal tunggal kromium(III)-asetilaseton dalam gel metasilikat telah dilakukan dengan metoda tabung gelas tunggal dengan variasi pH gel metasilikat 5,0; 5,5 dan 6,0 dan rasio mol kromium(III):asetiaseton adalah 1:3. Sintesis dilakukan dengan menambahkan larutan supernatan CrCl3 dengan variasi konsentrasi 0,5 dan 0,75M ke atas gel metasilikat yang sebelumnya telah ditambahkan dengan asetilaseton. Reaksi dilakukan pada suhu kamar selama 28 hari. Karakterisasi tahap awal dilakukan dengan metoda spektrofotometri inframerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah 28 haritidak terdapat kristal tunggal yang tumbuh dalam gel metasilikat pada setiap variasi pH dan konsentrasi supernatan. Diperkirakan dengan penambahan waktu tumbuh yang lebih lama, kristal yang diinginkan akan tumbuh di dalam gel. Kata kunci: kristal tunggal, gel metasilikat, kromium(III), asetilaseto

    Synthesis and Structure of 2D Cobalt(II)-tartrate Hydrate Coordination Polymers Crystallised from Aqueous Solution

    Get PDF
    Cobalt(II)-tartrate hydrate coordination polymer is successfully crystallisedfrom aqueous solution at room temperature. Unlike previous methods, diammonium tartrate was used and reacted directly with an aqueous solution of cobalt(II). Single crystal X-ray and ATR-IR analyses were performed toward the synthesized crystal. The crystal structure displaysa (6,3) 2D sheet which then grow into a 3D hydrogen-bonded network. Tetra- and hexa-dentate dianionic tartaric ligands are observed in the crystal structure, in which the hexadentate ligand connects four different cobalt centres. This method is considered feasible, affordable, and simple for the production of functional polymeric cobalt(II)-tartrate hydrate. Copyright © 2018 BCREC Group. All rights reserved Received: 17th July 2017; Revised: 30th October 2017; Accepted: 30th October 2017; Available online:   11st June 2018; Published regularly: 1st August 2018 How to Cite: Khunur, M.M., Prananto, Y.P. (2018). Synthesis and Structure of 2D Cobalt(II)-tartrate Hydrate Coordination Polymers Crystallised from Aqueous Solution. Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, 13 (2): 213-219 (doi:10.9767/bcrec.13.2.1342.213-219

    PENGARUH PH PADA REDUKSI AU(III) MENJADI AU DALAM GEL METASILIKAT

    Get PDF
    Kristal tunggal emas dapat disintesis dengan metode gel metasilikat. Gel metasilikat memiliki beberapa kelebihan yaitu sederhana, mudah dilakukan pada suhu kamar dan memiliki kristalinitas yang lebih baik dibandingkan gel lainnya seperti agar, gelatin, lempung dan poliakrilamida. Kristalinitas gel metasilikat memiliki struktur tautan silang (Si-O-Si) yang mampu membentuk polimer dan memiliki rongga-rongga pada gel sebagai ruang yang kondusif untuk pertumbuhan kristal. Penelitian ini dilakukan untuk mensintesis kristal tunggal emas dalam gel metasilikat dan mengetahui pengaruh pH awal larutan gel terhadap kristal hasil sintesis. Hasil sintesis menunjukkan bahwa semakin tinggi pH larutan awal pembentukan gel, semakin besar massa kristal yang diperoleh. pH optimum larutan awal pembentukan gel adalah 5,5 dan efisiensi massa kristal hasil sintesis sebesar 29,78%.Kata kunci: gel metasilikat, kristal tunggal emas, p

    STUDI AWAL SINTESIS KRISTAL TUNGGAL Fe(III)-TARTRAT DARI Fe2O3 DALAM GEL METASILIKAT

    Get PDF
    Kristal tunggal logam tartrat telah banyak disintesis dalam gel metasilikat dan menunjukkan berbagai sifat menarik seperti feroelektrik, dielektrik, piezoelektrik, dan karakteristik optik non-linier, namun untuk logam bervalensi tiga seperti Fe(III) belum banyak dilaporkan  Sintesis kristal tunggal Fe(III)-tartrat dari Fe2O3 dalam gel metasilikat yang dilakukan dengan metoda tabung gelas tunggal dengan variasi pH 3,0; 3,5; 4,0; dan 4,5 Sedangkan karakterisasi kristal hasil sintesis dilakukan dengan spektrofotmetri IR dan XRD. Sintesis dilakukan pada suhu kamar selama 15 hari dengan cara menambahkan larutan supernatan Fe2(SO4)3 yang dibuat dengan mereaksikan Fe2O3 dan H2SO4 ke atas gel metasilikat yang sebelumnya telah ditambahkan dengan larutan asam tartrat. Hasil penelitian menujukkan bahwa kristal tunggal Fe(III)-tartrat dalam gel metasilikat diperoleh pH optimum 3,5 dan rendemen 15,44%. Karakterisasi dengan spektrofotometri IR dan XRD mengindikasikan bahwa kristal hasil sintesis mengandung gugus tartrat. Kata kunci: Fe(III), Tartrat, Gel metasilikat, Kristal tunggal

    PENGARUH pH DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Pb(II) MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica)

    Get PDF
    ABSTRAK Limbah cangkang bekicot mengandung kitin yang dapat dimanfaatkan sebagai adsorben ion logam berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi kitin terhadap ion Pb(II) dengan cara fosforilasi dan juga mempelajari pengaruh pH dan waktu kontak larutan terhadap adsorpsi Pb(II) pada kitin terfosforilasi. Kitin diisolasi dari cangkang bekicot melalui proses deproteinasi dan demineralisasi. Kitin difosforilasi dengan asam fosfat dan dinatrium hidrogen fosfat. Penelitian dilakukan dengan variasi pH 2, 3, 4 dan 5 serta variasi waktu kontak 20, 40, 60, 80, 100 dan 120 menit. Hasil yang diperoleh yaitu adsorpsi ion Pb(II) secara maksimum diperoleh pada pH 4 sebesar 86,45% dan waktu kontak selama 60 menit. Kata kunci: adsorpsi, kitin, fosforilasi, Pb(II)

    Effect of NaOH Concentration Toward the Characteristics of Activated Natural Zeolite from Blitar – East Java

    Get PDF
    This study discusses the activation of natural zeolite from Blitar City – East Java using NaOH solution (0.5 M and 1.0 M). Characteristics of unactivated and activated zeolites were also investigated, as well as the effect of the activator (NaOH solution) on functional groups, element composition, pore size, specific surface area, and total pore volume. FTIR spectroscopy, XRF, and gas physisorption were conducted to support the study. Experimental data showed that: (1) the major functional groups were observed at 1250-780 cm-1 in the infrared spectra, in which the unactivated and the activated zeolite were not significantly different; (2) the elemental composition of zeolite (Si and Al) tended to decrease after the activation process; (3) the pore size of the activated zeolite increased while the surface area and total pore volume decreased. Based on this study, activated zeolite (AZB-1.0) showed the optimum result: the pore size increased by 4.12847 nm, and the total pore volume did not decrease significantly by 0.04987 cc/g

    Synthesis of Fluorite (CaF2) Crystal from Gypsum Waste of Phosphoric Acid Factory in Silica Gel

    Get PDF
    This paper report the synthesis and characterization of fluorite single crystal prepared from gypsum waste of phosphoric acid production in silica gel. Instead of its high calcium, gypsum was used to recycle the waste which was massively produces in the phosphoric acid production. The gypsum waste, the raw material of CaCl2 supernatant, was dissolved in concentrated HCl and then precipitated as calcium oxalate (CaC2O4) by addition of ammonium oxalate. The CaCl2 was obtained by dissolving the CaC2O4 with HCl 3M. The crystals were grown at room temperature in silica gel and characterized by AAS, FTIR and powder XRD. The optimum crystal growth condition, which is pH of gel, CaCl2 concentration and growth time, were investigated. The result shows that at optimum condition of pH 5.80, CaCl2 concentrations of 1.2 M, and growth time of 144 hours, colorless crystals with the longest size of 3 mm, were obtained (72.57%). Characterization of the synthesized crystal by AAS indicates that the obtained crystal has high purity. Meanwhile, analysis by FTIR spectra shows a Ca–F peak at 775 cm-1, and powder-XRD analysis confirms that the obtained crystal was fluorite (CaF2). © 2012 BCREC UNDIP. All rights reserve
    corecore