13 research outputs found

    PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR BINAAN MELALUI PENDIDIKAN KONSERVASI DI SD GMIT OEBOBO KOTA KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR

    Get PDF
    Pembangunan kota Kupang beberapa tahun terakhir memerlukan perhatian, pemantauan, pelestarian ruang-ruang terbuka hijau dengan cara meningkatan nilai-nilai cinta lingkungan pada masyarakat sejak dini. Sekolah dasar GMIT Oebobo merupakan salah satu sekolah dasar yang berada di Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman cinta lingkungan pada civitas SD GMIT Oebobo, membentuk kader konservasi sejak dini, dan menjadikan SD GMIT Oebobo sebagai sekolah dasar binaan untuk menjadi penggerak yang sadar akan lingkungan. Metode yang digunakan berupa penyuluhan dengan penyampaian informasi, diskusi dan tanya jawab, serta praktik permainan ular tangga lingkungan hidup. Hasil kajian dari metode penyuluhan ini kemudian akan dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif dan penarikan kesimpulan. Peserta kegiatan pengabdian masyarakat sangat memberikan apresiasi atas kegiatan yang dilakukan, karena kegiatan ini sangat membantu pihak sekolah dalam memberikan sebuah media pembelajaran baru untuk para siswa dalam membangun karakter cinta lingkungan. Praktik menggunakan media pembelajaran ular tangga lingkungan hidup ini meningkatkan antusias para siswa dalam bermain dan membaca pesan yang diberikan pada setiap kotak angka. Civitas Sekolah Dasar GMIT Oebobo sangat mendukung penanaman karakter cinta lingkungan sejak dini untuk terus menjaga lingkungan dan sumber daya alam sekitar. Siswa sekolah dasar GMIT Oebobo yang mengikuti kegiatan mampu menjadi kader konservasi bagi siswa yang lain dan masyarakat melalui media yang sudah disampaikan dan dibagikan. Sekolah dasar GMIT Oebobo sangat mendukung program lanjutan sebagai sekolah dasar binaan dari Program Studi Kehutanan Universitas Nusa Cendana agar menjadi contoh SD yang peduli terhadap lingkungan melalui pembentukan kader konservasi

    EFFECTS OF HUMAN FACTORS IN THE EXISTENCE OF BALI STARLING (Leucopsar rothschildi) THROUGH GEOGRAPHIC INFOMATION SYSTEM APPROACH IN WEST BALI NATIONAL PARK AND NUSA PENIDA BALI

    Get PDF
    Bali starling (Leucopsar rothschildi) is one of the animals that getting more attention because is categorized as an endengered species on the IUCN red list, Appendix 1 of CITES, and protected animals by goverment of Indonesia. The conservation for recovery of species was carried out by West Bali National Park (WBNP) through release activity and collaboration with conservation organization for release in different place from their natural habitat. The population of bali starling on both locations is tend to decrease, the study aimed to analized the impact of human factor with the existence of bali starling based on geographic information system. The farthest point of bali starling existence form road distance is 1 359 meters on WBNP and 660 meters on Nusa Penida Island, while the closest point on both locations is 0 meter from road distance. The second human factor is village distance with the farthest point of bali starling is 7 296 meters on WBNP and 295 meters on Nusa Penida Island, while the closest point of bali starling is 543 meters on WBNP and 0 meter on Nusa Penida Island. The third human factor is community’s garden distance with the farthest point of bali starling is 5 696 meters on WBNP and 67 meters on Nusa Penida Island, while the closest point of bali starling is 408 meters on WBNP and 0 meter on Nusa Penida Island. The existence point of bali starling that are close to human activites have a negative impact. Bali starling will depend on the resources provided by the community on Nusa Penida Island and part of WBNP and also make it difficult for the bali starling to restore the wild nature for adaptation in natural habitat.  Key words: bali starling, geographic information system, human factor, Nusa Penida, West Bali National Par

    PENYULUHAN EKOSISTEM MANGROVE SEBAGAI MITIGASI BENCANA DI KELURAHAN OESAPA BARAT, KOTA KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR

    Get PDF
    Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang hidup diantara daratan dan perairan sehingga komponen di dalamnya sangat bergantung pada kondisi laut maupun terestrial. Ekosistem mangrove sering dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang melibatkan banyak sektor seperti perikanan, kelautan, perkebunan maupun kehutanan. Ekosistem Mangrove Kelurahan Oesapa Barat, Kota Kupang hampir setiap tahun mengalami bencana alam seperti abrasi dan gelombang tinggi. Selain itu, ekosistem mangrove Oesapa Barat pada Tahun 2021 pernah mengalami siklon tropis yang dikenal dengan siklos Seroja yang sangat merusak vegetasi-vegetasi mangrove dan bahkan pemukiman penduduk di sekitar mangrove. Kondisi ekosistem mangrove di Kelurahan Oesapa Barat belum sesuai dengan sistem mitigasi tanggap bencana di daerah pesisir. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang tinggal di daerah ekowisata mangrove Oesapa Barat terkait dengan pengelolaan ekosistem mangrove sebagai mitigasi bencana. Metode penyuluhan kepada masyarakat dilakukan dengan menggunakan metode focus group discussion mengenai  pengelolaan ekosistem mangrove dengan materi seperti pengaturan zonasi maupun jenis-jenis vegetasi mangrove. Penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam memanfaatkan ekosistem mangrove sehingga meminimalisir kerusakan akibat bencana di daerah ekowisata mangrove Oesapa Barat, Kota Kupang

    PENGEMBANGAN MANAJEMEN SISTEM INFORMASI DI UNIT PELAKSANA TEKNIS LABORATORIUM LAHAN KERING KEPULAUAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

    Get PDF
    Kemajuan teknologi informasi yang sangat cepat telah memacu perubahan berbagai aspek kehidupan. Perkembangan teknologi ini sangat berdampak salah satunya pada bidang pendidikan yang ditandai dengan teknologi pembelajaran berbasis online, mobile, multimedia, sarana informasi, interaksi, hingga media promosi. Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari kemudahan akses terhadap berbagai informasi dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Teknologi informasi telah dimanfaatkan berbagai lembaga untuk perbaikan kualitas pengelolaan dan kinerja lembaga. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Laboratorium Lahan kering Kepulauan (LLKK) Universitas Nusa Cendana (Undana) merupakan salah satu laboratorium pendukung kegiatan Tri-Dharma civitas Undana melalui sistem kerjasama dan memiliki lahan yang menghasilkan produk-produk hasil pertanian, peternakan, dan perikanan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk membentuk berbagai platform media sosial lembaga UPT. LLKK sebagai sistem informasi dan mengembangkan pengelolaan website sebagai sistem informasi. Metode yang digunakan berupa pengelolaan media sebagai sistem informasi untuk meningkatkan kinerja UPT. LLKK dengan pembentukan platform media sosial, pengelolaan website, penerapan, dan tahap evaluasi. Pembuatan berbagai platform media sosial UPT. LLKK diantaranya facebook, youtube, dan instagram. Media sosial ini akan menjadi wadah informatif sehingga lembaga dapat memberikan berbagai macam informasi yang dapat  diakses oleh masyarakat luas dengan mudah. Platform media sosial yang sudah terbentuk lalu diintegrasikan dalam website UPT. LLKK agar keseluruhan media dapat menjadi satu kesatuan sistem infromasi. Pengelolaan website UPT. LLKK yang terintegrasi dengan media sosial akan meningkatkan efisiensi penyebaran informasi karena masyarakat semakin mudah untuk mengakses hanya dengan bantu kata kunci dalam mesin pencari internet. Perkembangan media sosial dan website dinilai sangat relevan dengan kondisi saat ini, sehingga perlu dilakukan pengelolaan pada sistem informasi tersebut untuk pengembangan kinerja UPT. LLKK

    PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN TERHADAP PENURUNAN POPULASI JALAK BALI DI KEPULAUAN NUSA PENIDA

    Get PDF
    The population of bali starling shows decrease fluctuations and one of program for conservation through release outside their natural habitat on Nusa Penida. Bali starling’s release activity has been carried out in Nusa Penida islands and the birds can be survive to breed. In 2010, the success program had decreased and the land cover changes could be one of the cause of the population decrease in their natural habitat. This study was aimed to analyze the decline population of bali starling in Nusa Penida islands based on land cover change. Land cover datas were obtained by unsupervised classification and supervised classification method with land cover validation point. The result of the land cover analysis in 2005, 2009, 2010, and 2016 consist of mangrove, shrubs, mix plantation or mix garden, open land, and settlements. In 2009, the land cover was dominated by mix plantation (38.88%) and shrubs (28.88%), while in 2010 it was dominated  by mix plantation (26.84%) and shrubs (24.11%). Land cover changes in Nusa Penida islands as the introduction area for bali starling do not show the significant differences. The variabel of decreasing land quality in that location cannot be a factor causing the decline bali starling population

    POTENSI HABITAT JALAK BALI (Leucopsar rothschildi) DI TAMAN NASIONAL BALI BARAT

    Get PDF
    Bali starling (Leucopsar rothschildi) is categorized as an endangered species based on IUCN, Appendix I based on CITES, and protected animals by the goverment of Indonesia. Bali Barat National Park (BBNP) has a breeding center for the recovery of species population in their natural habitat. The BBNP promoted soft release method for the introducing species in the wild habitat. This method consists of some treatments for supporting bali starling life and as consequently the distribution of species was concentrated in small area and the species can be monitored easily. This method has an effect the natural behaviour of bali starling is difficult to be formed and makes dependence on humans, and an effect on the shift of habitat choise by bali starling in BBNP. The problem is when the bali starling has been released to the wild. The number of individuals who have been released shows decrease fluctuation. This study was aimed to analyze potential of natural habitat. This study method using a vegetation analysis. The result found that the potential habitat with an importance value index is kemloko in the pole classification with a value 230.37% in the savanna ecosystem and talok with a value 86.27% in the monsoon forest ecosystem. The potential habitat in BBNP can still support the survival of bali straling

    CONSERVATION PARTNERSHIP IMPLEMENTATION BETWEEN RURAL FORESTRY EXTENSION CENTERS AND KELIMUTU NATIONAL PARK

    Get PDF
    Wologai Central Village conservation partnership was formed to deal with the increasing spread of invasive Kirinyuh plants in the Kelimutu National Park (KNP) area. This conservation partnership was created in the context of ecosystem recovery with an alternative program in the form of community empowerment around the site through an ecotourism management program. The Wologai Central Village Conservation Partnership aims to improve people's welfare and preserve conservation areas. Still, the management of the Wologai Central Village conservation partnership in the past five years has not shown optimal results for its formation in the control of the KNP area and the management of existing ecotourism. This study aims to determine the implementation of the ongoing conservation partnership between KNP and Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SPKP, Rural Forestry Extension Centers) in Wologai Central Village using data collection techniques, including interviews, observation, and documentation, which are then analyzed descriptively. The results showed that the Wologai Central Village conservation partnership had been appropriately implemented but had not yielded optimal results. In the "Low" category due to the lack of impact provided by the conservation partnership for the community and the area Key words: Implementation, Conservation Partnership, SPK

    PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK BOKASHI BERBASIS POTENSI LOKAL DI JEMAAT IMANUEL ENOKAKA, KABUPATEN KUPANG

    Get PDF
    Unsur hara yang diserap oleh tanaman merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan dapat bersumber dari tanah maupun pupuk. Penggunaan pupuk organik berdampak positif terhadap keberlanjutan tanah dan lingkungan namun kurang efektif secara ekonomi karena membutuhkan biaya produksi yang cukup tinggi. Salah satu cara yang cukup efektif agar tetap memanfaatkan pupuk organik sambil menekan biaya produksi adalah dengan memanfaatkan potensi lokal yang mudah dan dapat diperoleh secara gratis sebagai bahan baku pupuk organik. Masyarakat anggota kelompok tani yang merupakan anggota jemaat Imanuel Enokaka tinggal di sekitar kawasan hutan Sisimeni Sanam sehingga potensi lokal bahan organiknya cukup tinggi dan dapat dimanfaatkan namun penggunaan pupuk kimia juga masih sangat tinggi sehingga masyarakat perlu dibekali dengan cara pembuatan pupuk organik dalam hal ini bokashi berbasis potensi lokal agar pemanfaatannya dapat dimaksimalkan. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk membekali masyarakat pengetahuan tentang manfaat dan cara pembuatan pupuk bokashi dengan menggunakan potensi lokal yang ada. Metode yang digunakan adalah penyampaian materi pelatihan dan praktek pembuatan pupuk bokashi secara langsung. Masyarakat sebagai peserta pelatihan terlihat sangat antusias yang ditandai dengan keaktifan mereka didalam menyediakan bahan baku pembuatan bokasi yang bersumber dari potensi lokal setempat serta keaktifan mereka didalam berdiskusi dengan pemateri dan tim pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Kesadaran akan pentingnya penggunaan pupuk organik perlu ditanamkan kepada masyarakat petani untuk keberlanjutan lahan dan lingkungan

    PELATIHAN SOFTSKILL PENGGUNAAN UNMANNED AERIAL VEHICLE (UAV) PADA MAHASISWA PECINTA ALAM UNIVERSITAS NUSA CENDANA

    Get PDF
    Di era modern (era industri 4.0), drone atau pesawat udara tanpa awak (PUTA) menjadi salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk menunjang berbagai aktifitas, diantaranya bidang fotografi, videografi, promosi, dan juga ilmu pengetahuan pada berbagai bidang keilmuan. Penggunaan teknologi drone memiliki berbagai macam kelebihan yang tidak dimiliki oleh peralatan lainnya, yaitu efisiensi waktu, fleksibilitas, dan mampu melakukan pemotretan kondisi lahan secara aktual dengan resolusi yang sangat tinggi. Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) merupakan salah satu wadah untuk menyalurkan minat dan bakat mahasiswa yang berfungsi sebagai sarana pengembangan pribadi, sosialisasi, dan kesadaran akan lingkungan. Kelompok pecinta alam mengisi kegiatannya dengan melakukan kegiatan di alam bebas yang bersifat sosial serta pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, dukungan keahlian penggunaan teknologi drone akan sangat membantu dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keahlian pendukung dalam pemanfaatan teknologi berupa penggunaan dan pengoperasian drone pada MAPALA Undana. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan metode penyampaian langsung untuk menjelaskan materi regulasi, pengertian dan jenis-jenis drone, bagian-bagian drone, prosedur persiapan penerbangan drone, serta menggunakan metode pembelajaran yang berpusat pada murid (student centered learning) dengan menggunakan media simulator penggunaan drone. Sasaran program mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat ini dengan aktif dan komunikatif dikarenakan materi yang disampaikan merupakan hal yang baru bagi mereka. Penyampaian materi didukung oleh media berupa wahana drone secara langsung yang diperkenalkan kepada sasaran program dengan diakhiri oleh praktik penggunaan dan pengoperasian drone dengan tampilan nyata dari simulator

    COMMUNITY BEHAVIOR IN ENVIRONMENTAL PRESERVATION EFFORTS: (Case Study of the Wai Lawe Spring in the Kumah Protected Forest, East Adonara District, East Flores Regency)

    No full text
    Wai Lawe spring is the primary water source in Puhu Village and Tapobali Village. This spring is located in the kumah protected forest area with an area of 141.41 ha. Still, in its management, it was found that community activities threatened the preservation of the spring, namely land clearing activities in the spring area which caused a decrease in the discharge of the Wai Lawe spring. Data was collected using observation, interviews, and documentation and then analyzed descriptively and qualitatively. Research shows that community behavior includes community behavior about rights and obligations as well as community behavior (activities) related to the existence of springs. The community's right to maintain and preserve spring water is to obtain and enjoy clean water, while the community must care for and protect spring water. In addition, the behavior of the community in preserving springs through conservation actions has an influence that does not guarantee the preservation of Wai Lawe springs because the conservation actions carried out are limited due to several obstacles such as inadequate road access to the springs, lack of procurement of plant seeds for reforestation around the springs and unscheduled conservation activities appropriately. Keywords: community behavior, east adonara, east nusa tenggara, protected forest, sprin
    corecore