32 research outputs found

    SAFETY AND EFFICIENCY OF XYLEM WATER TRANSPORT IN TWO CASHEW (Anacardium occidentale L.) STRAINS AT THE SEEDLING STAGE

    Get PDF
    ABSTRACTAs cashew trees are grown by transplanting seedlings, the seedlingoften suffers from drought damaged due to prolonged dry season. Previousstudy found that the ability to maintain water transport in xylem related todrought resistant character. To determine whether there was trade-offbetween the ability to maintain water transport in xylem and an efficiencyof water transport, differences in xylem vulnerability to dysfunction,hydraulic conductance, and the relationship to xylem vessel diameter wereexamined in two cashew strains. The xylem vulnerability to dysfunctionwas evaluated by the applied pressure which induced 50% loss of stemhydraulic conductivity (P 50 ). The hydraulic conductance on root, stem, andleaf were determined with High Pressure Flow Meter (HPFM). Variationsin the P 50 values were found between A3-1 and Pangkep, whereas thevalues were 1.75 and 0.50 MPa, respectively. However, since there was nodifference in the hydraulic conductance and the vessel diameter, the trade-off between the ability to maintain water transport in xylem and anefficiency of water transport did not occur in cashew. It was suggested thatgood combination of efficiency and safety of water transport enables A3-1to strongly uptake soil water either in dry or wet season resulting in goodadaptation to drought prone environment, and the P 50 value would besuitable parameter for evaluating drought tolerance of cashew at theseedling stage.Key words: cashew strain, vessel, xylem dysfunction, hydraulicconductance, droughtABSTRAKPengembangan jambu mete secara transplanting sering diikuticekaman kekeringan pada bibit akibat musim kering yang berkepanjangan.Studi awal memperlihatkan bahwa kemampuan xylem mempertahankanfungsi transportasi air merupakan karakter pertahanan penting terhadapcekaman kekeringan. Untuk mengetahui apakah terjadi kompensasi antarakemampuan pertahanan fungsi xylem dan tingkat efisiensi transportasiairnya dilakukan pengujian pada aspek kepekaan fungsi xylem, hantaranhidraulik, dan ukuran vesselnya. Kepekaan fungsi xylem ditentukan darinilai tekanan udara yang menyebabkan kehilangan 50% hydraulicconductance (P 50 ). Nilai hydraulic conductance pada akar, batang, dandaun ditentukan dengan menggunakan metode High Pressure Flow Meter(HPFM). Hasil pengujian menunjukkan terdapat perbedaan nilai P 50diantara dua strain jambu mete yang diuji, yakni secara berturut-turut 1,75dan 0,50 MPa pada strain A3-1 dan Pangkep. Karena tidak disertaiperbedaan pada hydraulic conductance dan ukuran vesselnya, makadisimpulkan tidak ditemukan nilai adanya mekanisme kompensasi antarakemampuan pertahanan fungsi xylem dan tingkat efisiensi pengangkutanair. Hal ini memungkinkan A3-1 tetap dapat menyerap air tanah secaracukup, baik pada musim kering maupun musim basah, dan mampuberadaptasi dengan baik di daerah rawan kekeringan. Dan nilai P 50 dapatdijadikan sebagai parameter representatif untuk evaluasi toleransi bibitjambu mete terhadap cekaman kekeringan.Kata kunci:  strain jambu mete, vessel, fungsi xylem, hydraulicconductance, cekaman kekeringa

    PENGARUH CEKAMAN DEFISIT AIR TERHADAP PEMBENTUKAN BAHAN AKTIF PADA PURWOCENG

    Get PDF
    Purwoceng (Pimpinella pruatjan Molk.) berkhasiat aprodisiak dengan bahan aktif antara lain steriod, saponin dan ber-gaptin. Penelitian dilakukan di KP. Gunung Putri, bertujuan untuk menge-tahui hubungan cekaman defisit air dengan pembentukan bahan aktif penting pada purwoceng. Pada kegiatan penelitian ini dilakukan dua pengujian yaitu respon pembentukan bahan aktif terhadap peningkatan level cekaman defisit air pada tiga fase pertumbuhan tanaman (3, 5, dan 7 bulan), dan kandungan bahan aktif purwoceng pada kondisi tingkat ketersediaan air tanah di level 80% kegiatan lapang (KL), 60% KL, 50% KL, dan 40% KL, dengan meng-gunakan rancangan acak kelompok, 6 ulangan, pada intensitas cahaya 55%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa periode cekaman defisit air berpengaruh terhadap pembentukan bahan aktif pur-woceng. Periode cekaman defisit air 21-38 hari berpengaruh terhadap kandung-an bahan aktif steroid, saponin dan bergapten. Periode cekaman defisit air selama 21-24 hari pada purwoceng berumur tiga bulan menghasilkan kan-dungan stigmasterol dan sitosterol ter-tinggi. Cekaman ringan dengan potensial air pada jaringan daunantara 5-12 bar menghasilkan kandungan bahan aktif steroid dan saponin tertinggi pada tujuh bulan setelah tanam (BST). Perlakuan cekaman defisit air selama 2 bulan dengan pengaturan ketersediaan air tanah setara 60% KL menghasilkan bahan aktif stigmasterol (0,121%), sitos-terol (0,087%) tertinggi pada tanaman purwoceng berumur lima bulan, sedang-kan empat bulan cekamans defisit air dengan 50% KL menghasilkan kandung-an saponin (0,149%) tertinggi pada umur tanaman tujuh bulan

    PENGARUH JENIS DAN TARAF PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU PURWOCENG

    Get PDF
    ABSTRAKMemenuhi kebutuhan bahan baku simplisia purwoceng (Pimpinellapruatjan) untuk industri jamu, dan mengurangi dampak eksplorasi dihutan sekitar pegunungan Dieng, perlu areal pengembangan purwocengyang baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan taraf dan jenispupuk organik yang optimal untuk peningkatkan produksi dan mutusimplisia purwoceng di KP Gunung Putri, Cianjur yang tanahnya berpasirdengan ketinggian 1.500 m dpl. Percobaan menggunakan rancangan acakkelompok dengan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari 12 kombinasi jenis dantaraf pupuk organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenispemupukan organik berpengaruh nyata terhadap komponen pertumbuhandan produksi biomas tanaman. Pemberian pukan ayam menghasilkanbobot daun, akar, dan total paling baik dibandingkan dengan pukankambing, pukan sapi dan pupuk kompos. Aplikasi pukan ayam dengantaraf yang rendah sebesar 0,24 kg/tanaman atau setara dengan 20 ton/hamempunyai efisiensi pemupukan yang paling tinggi dan tidak berbedanyata dengan aplikasi pemupukan yang lebih tinggi. Kadar sitosterol didalam daun terlihat lebih tinggi dibanding di dalam jaringan akar.Sebaliknya, kadar stigmasterol di dalam akar terlihat lebih tinggidibandingkan di dalam daun. Aplikasi pukan ayam dan pukan sapimenghasilkan kadar sitosterol yang lebih tinggi dibanding aplikasi pukankambing dan pupuk kompos. Sebaliknya, pupuk kompos dan pukankambing menghasilkan kadar stigmasterol yang lebih tinggi dibandingpukan ayam dan pukan sapi. Kondisi agroklimat dataran tinggi GunungPutri, Cianjur cukup sesuai untuk pengembangan baru purwoceng.Kata kunci : Pimpinella pruatjan, pupuk organik, taraf pupuk, produksi,mutuABSTRACTEffect of type and dosage of organic fertilizer(fertilization) on production and quality of pruatjanIn order to fulfill the demands of pruatjan raw materials for jamuindustry, and to minimize negative impact of over exploration of naturalpruatjan plants in the forest surrounding Mount Dieng areas, it is importantto search new plantation areas for the development of such plant. Thisresearch aimed to find out optimal combination of type and dosage oforganic fertilizer for increasing production and quality of pruatjan rawmaterial. A field experiment was conducted at Gunung Putri experimentalstation, Cianjur. The experiment was arranged using randomized blockdesign with four replicates, and the treatment consisted of twelvecombinations of type and dosage of organic fertilizer. The results showedthat type of organic fertilizer significantly affected plant growth andbiomass production. Application of chicken dung produced leaf, root, andtotal fresh and dry weights higher than those of sheep and cow dung, andcompost. The highest fertilization efficiency was found on the applicationof chicken dung at low dosage with 0.24 kg/plant (or equivalent with 20t/ha), however, it was not significantly different with that of higher level offertilizer application. Sitosterol content was slightly higher in leaves thanin roots. On the contrary, stigmasterol and total steroid in pruatjan rootswere higher than those in leaves. Application of chicken and cow dungproduced higher sitosterol content than those of sheep dung and compost.However, application of compost and sheep dung produced higherstigmasterol content than those of chicken and cow dung. Agroclimaticcondition of Gunung Putri highland, Cianjur is well suited for thedevelopment of new pruatjan plantation area.Key words : Pimpinella pruatjan, organic fertilizer, fertilizer level,production, qualit

    PERAN HYDRAULIC LIFT JA MBU METE PADA PEMELIHARAAN LENGAS TANAH DAN STATUS AIR JAGUNG SAAT KEKERINGAN / The Role of Cashew Hydraulic Lift in Maintaining Soil Moisture and Water Status of Maize under Drought Condition

    Get PDF
    Hydraulic lift (HL) plants are reported to share water to other plants during drought period. Our previous study found cashew had HL capability, however it was still unclear for sharing water. This study was carried out at the greenhouse of Cimanggu from May to November 2016, to evaluate whether the cashew HL could share water during drought period and its effect on maintaining soil moisture, leaf water potential, transpiration, and photosynthesis of maize. The cashew variety, B-02 and maize variety, Lamuru, planted side by side in the special designed pots, and setted in three conditions, i.e. full irrigation (B), drought without cashew HL access (K), and drought with cashew HL access (H). All of the treated plants were setted in a randomized block design with nine replicates. The results showed the cashew HL could share water to themaize. During the advanced drought periods, the soil moisture of maize was maintained higher ± 2.5% compared to it without access of cashew HL. It promoted water status of maize to be better at 8th day after drought treatment, with decrease of leaf water potential, transpiration, and photosynthesis respectively just about 30%, 36% and 32% of the values on the well irrigated condition. However, those decreased values reached 40%, 70% and 57% for the maize without cashew HL access. This study showed the cashew HL quite effectively induced the sharing water to the maize during drought periods, and alleviated the worse effects of drought stress, so that the maize could maintain a good soil moisture and tissue water status.Keywords: cashew, hydraulic lifts, sharing water, leaf water potential,maize AbstrakTanaman hydraulic lift (HL) dilaporkan dapat memasok air pada tanaman lain di sekitarnya saat periode kekeringan. Hasil studi sebelumnya menunjukkan jambu mete memiliki kemampuan HL, namun belum diketahui potensi pasokan airnya. Penelitian ini dilakukan di komplek rumah kaca Cimanggu antara Mei-November 2016 dengan tujuan mengevaluasi kemampuan pasokan air dari hydraulic lift jambu mete pada periode kekeringan dan efeknya terhadap status air jaringan jagung yang tumbuh di sekitarnya. Jambu mete varietas B-02 dan jagung varietas Lamuru ditanam berdampingan pada pot dengan desain khusus, yang diatur dalam tiga kondisi perlakuan, yakni selalu berkecukupan air (B), kekeringan tanpa ada akses HL jambu mete (K), dan kekeringan dengan akses HL jambu mete (H). Ketiga perlakuan kondisi tanaman tersebut ditempatkan di rumah kaca dalam rancangan acak kelompok dengan sembilan ulangan. Hasil penelitian menunjukkan HL jambu mete dapat memasok air pada jagung, sehingga pada periode kekeringan tingkat lanjut, lengas tanahnya menjadi lebih tinggi ± 2,5% dibandingkan jagung tanpa akses HL jambu mete. Adanya pasokan air tersebut menyebabkan status air jaringan jagung selama periode kekeringan menjadi lebih baik dengan tingkat penurunan nilai dari kondisi kecukupan air pada potensial air daun, transpirasi, dan fotosintesis berturut-turut hanya sekitar 30%, 36%, dan 32%, dibandingkan penurunan nilai tersebut pada kondisi tanpa akses HL jambu mete yang mencapai 40%, 70%, dan 66%. Hasil penelitian ini memperlihatkan pasokan air pada jagung oleh HL jambu mete cukup efektif pada periode kekeringan, dan membantu meringankan efek stres kekeringan pada jagung sehingga dapat memelihara status air jaringannya tetap baik

    SISTEM OTOMATISASI DAN KEAMANAN RUMAH MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER”AT89C2051”

    Get PDF
    Perancangan ‘Sistem Otomatisasi Dan Keamanan Rumah Menggunakan Mikrokontroler At89C2051’ ini menggunakan mikrokontroler sebagai pengendali utama dalam proses mendeteksi bak air, mengisi bak air maupun membaca suhu dalam sebuah kompor.. Selain mikrokontroler, perancangan Sistem ini juga menggunakan komponen pendukung yang sesuai dengan system ini. Tetapi secara garis besar Sistem Keamanan Rumah Tangga menggunakan mikrokontroler sebagai pengendali. Dalam prosesnya mikrokontroler akan membaca sensor suhu dimana apabila suhu sudah maksimal maka mikrokontroler akan mengirimkan data agar Led dan Buzer hidup. Mikrokontroler juga membaca sensor atas dan sensor bawah pada bak air yang akan menentukan pompa air hidup atau mati. Bagian-bagian Sistem Keamanan Rumah Tangga, dapat digambarkan pada diagram kotak seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut

    PENGARUH TINGGI MUKA AIR SALURAN DRAINASE, PUPUK, DAN AMELIORAN TERHADAP EMISI CO 2 PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI LAHAN GAMBUT

    Get PDF
    ABSTRAKDrainase yang berlebihan dan penggunaan pupuk yang intensifdiduga menjadi penyebab tingginya emisi gas rumah kaca (GRK) padaperkebunan kelapa sawit di lahan gambut. Penelitian ini bertujuan untukmempelajari pengaruh tinggi muka air (TMA) saluran drainase, pupuk,serta amelioran terhadap emisi CO 2  dari perkebunan kelapa sawit di lahangambut. Penelitian dilakukan dari bulan Januari 2010 sampai denganDesember 2011, pada perkebunan sawit di lahan gambut, di KecamatanSiak Kecil, Kabupaten Bengkalis, Riau, menggunakan rancangan petakterpisah, tiga ulangan. Petak utama adalah TMA saluran drainase (40, 60,dan 80 cm). Anak petak adalah pupuk dan amelioran: (1) dolomit 3kg/pohon/tahun; (2) Pugam 10 kg/pohon/tahun; (3) Pupuk dosisrekomendasi (2,5 kg urea+2,75 kg SP-36+2,25 kg KCl+dolomit 2kg)/pohon/tahun; (4) Pupuk 75% dosis rekomendasi pukan 20kg/pohon/tahun; (5) Pupuk 75% dosis rekomendasi Pugam 2,5 kg/pohon.Parameter yang diamati adalah fluks CO 2 . Hasil penelitian menunjukkanbahwa pada TMA drainase 80 cm, perlakuan dolomit menghasilkan fluksCO 2 nyata paling tinggi (142,1 t/ha/tahun) dan terendah (44,5 t/ha/tahun)dicapai perlakuan pugam. Fluks CO 2 yang tinggi (130,6 t/ha/tahun) jugadicapai perlakuan pupuk dosis rekomendasi, khususnya pada TMA 40 cm.Pada musim kemarau TMA drainase berpengaruh nyata terhadap fluksCO 2 , terendah dicapai TMA 40 cm. Oleh karena itu, untuk meminimalkanemisi gas CO 2 , maka TMA drainase perlu dipertahankan sedangkalmungkin (sekitar 40 cm) selama tidak menurunkan produksi kelapa sawit.Amelioran dengan bahan aktif kation polyvalen berpotensi dapat menekanemisi GRK dari lahan gambut yang dikelola secara intensif.Kata kunci: amelioran, emisi, drainase, gambut, kelapa sawit, pupukABSTRACTExcessive drainage and intensive use of fertilizers thought to bethe cause of high greenhouse gas emissions in peatland under oil palmplantations. The study aimed at measuring the influence of water leveldrainage (WLD), fertilizer, and ameliorant on CO 2 emissions from oilpalm plantations on peatland. The study was conducted from January2010 to December 2011, at oil palm plantation on peatland, located in SiakKecil District, Bengkalis Regency, Riau, using split plot design, with threereplications. The main plot were WLD (40, 60, and 80 cm), as sub plotswere fertilizer and amelioran: (1) dolomite 3 kg/tree/year; (2) peatfertilizer 10 kg/tree/year; (3) dose of fertilizer recommendations (2,5 kgurea+2,75 kg SP-36+2,25 kg KCl+dolomite 2 kg)/tree/year; (4) 75% doseof fertilizer recommendations + manure 20 kg/tree/year; (5) 75% dose offertilizer recommendations + peat fertilizer 2.5 kg/tree/year. Parameterobserved was CO 2 flux. The result showed that at WLD 80 cm, dolomitetreatment resulted the highest (142,1 t/ha/year) and the lowest CO 2  flux(44,5 t/ha/year) resulted by peat fertilizer. The highest CO 2 flux alsoreached by fertilizer recommendations treatment, particularly on WLD 40cm. In dry season WLD significantly effect on CO 2 flux. The lowestreached by WLD 40 cm. Based on that the WLD needs to be maintainedin a state of shallow (approximately 40 cm), without lowering production.The use of fertilizer containing ameliorant with the polyvalen cation asactive material, potentially suppress the rate of greenhouse gas emissionsfrom peatlands are managed intensively.Key words: ameliorant, emission, drainage, peatland, oil palm, , fertilize

    Peran Hydraulic Lift Ja Mbu Mete Pada Pemeliharaan Lengas Tanah Dan Status Air Jagung Saat Kekeringan / the Role of Cashew Hydraulic Lift in Maintaining Soil Moisture and Water Status of Maize Under Drought Condition

    Full text link
    Tanaman hydraulic lift (HL) dilaporkan dapat memasok air pada tanaman lain di sekitarnya saat periode kekeringan. Hasil studi sebelumnya menunjukkan jambu mete memiliki kemampuan HL, namun belum diketahui potensi pasokan airnya. Penelitian ini dilakukan di komplek rumah kaca Cimanggu antara Mei-November 2016 dengan tujuan mengevaluasi kemampuan pasokan air dari hydraulic lift jambu mete pada periode kekeringan dan efeknya terhadap status air jaringan jagung yang tumbuh di sekitarnya. Jambu mete varietas B-02 dan jagung varietas Lamuru ditanam berdampingan pada pot dengan desain khusus, yang diatur dalam tiga kondisi perlakuan, yakni selalu berkecukupan air (B), kekeringan tanpa ada akses HL jambu mete (K), dan kekeringan dengan akses HL jambu mete (H). Ketiga perlakuan kondisi tanaman tersebut ditempatkan di rumah kaca dalam rancangan acak kelompok dengan sembilan ulangan. Hasil penelitian menunjukkan HL jambu mete dapat memasok air pada jagung, sehingga pada periode kekeringan tingkat lanjut, lengas tanahnya menjadi lebih tinggi ± 2,5% dibandingkan jagung tanpa akses HL jambu mete. Adanya pasokan air tersebut menyebabkan status air jaringan jagung selama periode kekeringan menjadi lebih baik dengan tingkat penurunan nilai dari kondisi kecukupan air pada potensial air daun, transpirasi, dan fotosintesis berturut-turut hanya sekitar 30%, 36%, dan 32%, dibandingkan penurunan nilai tersebut pada kondisi tanpa akses HL jambu mete yang mencapai 40%, 70%, dan 66%. Hasil penelitian ini memperlihatkan pasokan air pada jagung oleh HL jambu mete cukup efektif pada periode kekeringan, dan membantu meringankan efek stres kekeringan pada jagung sehingga dapat memelihara status air jaringannya tetap baik
    corecore