4 research outputs found

    Perbedaan Pendidikan Kelompok Sebaya Tentang Pendewasaan Usia Perkawinan di Perkotaan dan Perdesaan

    Get PDF
    Remaja berisiko terhadap pernikahan usia dini namun informasi tentang pendewasaan usia perkawinan masih kurang. Pendidikan kelompok sebaya merupakan metode pendidikan kesehatan yang sesuai untuk remaja, namun belum terlaksana di lingkungan masyarakat baik perkotaan maupun perdesaan. Selain itu, belum terfokus pada pendewasaan usia perkawinan, sehingga perlu diketahui perbedaan pengetahuan dan sikap tentang pendewasaan usia perkawinan setelah pendidikan kelompok sebaya pada remaja di perkotaan dan perdesaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan pendidikan kelompok sebaya tentang pengetahuan dan sikap mengenai pendewasaan usia perkawinan antara remaja di wilayah perkotaan dan perdesaan. Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain pretest-posttest pada 60 remaja yang dipilih secara acak sederhana di Desa Cileungsi (perkotaan) dan Desa Mampir (perdesaan) Kecamatan Cileungsi pada bulan Maret 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kelompok sebaya dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja perkotaan serta perdesaan dengan p 0,05. Pendidikan kelompok sebaya dapat dilaksanakan di berbagai wilayah sehingga diperlukan dukungan berbagai pihak untuk pelatihan pendidik sebaya bagi remaja dan pengembangan di lingkungan masyarakat. The Difference of Peer Education about Maturation Age of Marriage in Urban and Rural Areas Adolescents are at risk of having early marriage, but they still lack of information about maturation age of marriage. Peer education is a suitable method to provide adolescents with health education. However, health education given to adolescents both in urban society and rural society has never used this method, and has not been focused on maturation age of marriage. Therefore, it is necessary to find out the difference between knowledge and attitude of urban adolescents and those of rural adolescents about maturation age of marriage after peer education method is used. This study was aimed to analyze the difference impacts of peer education on maturation age of marriage among urban and rural adolescents. This is a quasi experimental study using pre-test and post-test design on 60 adolescents who are selected using a simple random sampling, from Cileungsi Village (urban area) and Mampir Village (rural area) in Cileungsi Sub-district in March 2014. The results show that peer education is able to improve the knowledge and attitude about maturation age of marriage of adolescents with p 0.05 in both knowledge and attitude. Peer education can be implemented in all regions. Therefore, supports from all stakeholders is necessary to make some training for trainers in peer education for teenagers and its development in society

    Differences of Vitamin D Level in Non-pregnant Reproductive Age Women and First Trimester Pregnant Women: Perbedaan Kadar Vitamin D pada Perempuan Usia Reproduksi Tidak Hamil dan Perempuan Hamil Trimester Pertama

    Get PDF
    Abstract Objective: To compare vitamin D level in non-pregnantreproductive age women and first-trimester pregnant women. Methods: This was acomparative cross-sectional study. The vitamin D serum level of two groups, the first one wasnon-pregnantreproductive age women (18-35 years), and the second one was first-trimester pregnant women,was collected. Samples were examined by Electro Chemiluminescence Immunoassay (ECLIA) method. The study was conducted in Dr. Hasan Sadikin Hospital in February-April 2018. Results: The mean of vitamin D level in the non-pregnantreproductive age women group was 18.73 (6.93) ng/mL, while the first-trimester pregnant women group was 13.87 (4.04) ng/mL. The difference in mean of vitamin D level in both groups was significant with p-value<0.001. Conclusion: Vitamin D level in the non-pregnantreproductive age women group is higher than the first-trimester pregnant women group. Keywords: first-trimester pregnant women, non-pregnantreproductive-age women, vitamin D   Abstrak Tujuan: Membandingkan kadar vitamin D pada perempuan usia reproduksi tidak hamil danperempuan hamil trimester pertama sehingga dapat mencegah berbagai komplikasi kehamilan. Metode: Penelitian analitik komparatif potong lintang terhadap 60 perempuan yang dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok perempuan usia reproduksi tidak hamil (18-35 tahun) dan kelompok perempuan hamil trimester pertama. Pada kedua kelompok dilakukan pemeriksaan kadar vitamin D dengan metode Electro-chemiluminescence immunoassay(ECLIA). Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Hasan Sadikin pada bulan Februari-April 2018.Data diproses menggunakan program SPSS versi 24.0. Hasil: Kadar vitamin D rata-rata pada kelompok perempuan usia reproduksi tidak hamil adalah 18,73 (6,93) ng/mL, sedangkan pada kelompok perempuan hamil trimester pertama adalah 13,87 (4,04) ng/mL. Perbedaan kadar rata-rata vitamin D pada kedua kelompok tersebut bermaka dengan nilai p<0,001. Kesimpulan: Kadar vitamin D pada kelompok perempuan usia reproduksi tidak hamil lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perempuan hamil trimester pertama. Kata kunci: perempuan hamil trimester pertama, perempuan usia reproduksi tidak hamil, vitamin

    Perbedaan Pendidikan Kelompok Sebaya tentang Pendewasaan Usia Perkawinan di Perkotaan dan Perdesaan

    Get PDF
    Remaja berisiko terhadap pernikahan usia dini namun informasi tentang pendewasaan usia perkawinan masih kurang. Pendidikan kelompok sebaya merupakan metode pendidikan kesehatan yang sesuai untuk remaja, namun belum terlaksana di lingkungan masyarakat baik perkotaan maupun perdesaan. Selain itu, belum terfokus pada pendewasaan usia perkawinan, sehingga perlu diketahui perbedaan pengetahuan dan sikap tentang pendewasaan usia perkawinan setelah pendidikan kelompok sebaya pada remaja di perkotaan dan perdesaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan pendidikan kelompok sebaya tentang pengetahuan dan sikap mengenai pendewasaan usia perkawinan antara remaja di wilayah perkotaan dan perdesaan. Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain pretest-posttest pada 60 remaja yang dipilih secara acak sederhana di Desa Cileungsi (perkotaan) dan Desa Mampir (perdesaan) Kecamatan Cileungsi pada bulan Maret 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kelompok sebaya dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja perkotaan serta perdesaan dengan p < 0,001. Namun tidak terdapat perbedaan bermakna pada peningkatan pengetahuan maupun sikap dengan p > 0,05. Pendidikan kelompok sebaya dapat dilaksanakan di berbagai wilayah sehingga diperlukan dukungan berbagai pihak untuk pelatihan pendidik sebaya bagi remaja dan pengembangan di lingkungan masyarakat. The Difference of Peer Education about Maturation Age of Marriage in Urban and Rural Areas Adolescents are at risk of having early marriage, but they still lack of information about maturation age of marriage. Peer education is a suitable method to provide adolescents with health education. However, health education given to adolescents both in urban society and rural society has never used this method, and has not been focused on maturation age of marriage. Therefore, it is necessary to find out the difference between knowledge and attitude of urban adolescents and those of rural adolescents about maturation age of marriage after peer education method is used. This study was aimed to analyze the difference impacts of peer education on maturation age of marriage among urban and rural adolescents. This is a quasi experimental study using pre-test and post-test design on 60 adolescents who are selected using a simple random sampling, from Cileungsi Village (urban area) and Mampir Village (rural area) in Cileungsi Sub-district in March 2014. The results show that peer education is able to improve the knowledge and attitude about maturation age of marriage of adolescents with p < 0.001. However, it does not show any significant difference with p > 0.05 in both knowledge and attitude. Peer education can be implemented in all regions. Therefore, supports from all stakeholders is necessary to make some training for trainers in peer education for teenagers and its development in society
    corecore