218 research outputs found

    Struktur Komunitas Moluska Di Vegetasi Mangrove Desa Kulu, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara

    Get PDF
    Di daerah mangrove terdapat biota akuatik yang hidup berasosiasi dengan mangrove antara lain moluska, krustasea dan ikan. Moluska sangat banyak ditemukan pada daerah mangrove di Indonesia. Jenis-jenis moluska ini ada yang menempati akar dan ada juga yang mendiami batang mangrove antara lain famili Littorinidae dan yang menempati daerah lumpur di dasar akar antara lain famili Ellobiidae dan Pottamidae. Tujuan dari pernelitian ini yaitu untuk mengidenifikasi moluska yang berasosiasi dengan vegetasi mangrove; mendeskripsikan struktur komunitas melalui analisa nilai indeks keanekaragaman, kekayaan jenis, kepadatan, frekuensi, dominasi dan indeks nilai penting. Metode yang digunakan yakni, metode kuadran, dengan cara meletakan lima buah kuadran 1 x 1 meter pada masing-masing stasiun. Terdapat 11 spesies dari 8 famili yaitu, Littoraria scabra, Nerita planospira, Chicoreus capucinus, Nerita undata, Chrithidea cingulata, Terebralia sulcata, Telecopiun telescopium, Polymesoda expansa, Isognomon ephippium, Saccostrea cucculata, Anomalocardia squamosa. Nilai indeks keanekaragaman yaitu 2,060, nilai indeks kekayaan yakni 2,387, kepadatan 0,660 ind/mÂČ, frekuensi kemunculan bervariasi antara 0,067-0,667, nilai indeks dominasi yakni 0,152 dan indeks nilai penting tertinggi yakni Littoraria scabra 75,67 dan terendah terdapat 3 spesies yakni Polymesoda expansa, Saccostrea cucculata dan Anomalocardia squamosa dengan nilai indeks 3,54

    Studi tentang kerusakan dan lama perbaikan kapal ikan yang melakukan perbaikan di Bengkel Latih Kapal Perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung

    Get PDF
    Perawatan adalah gabungan dari kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menjaga atau mengembalikan suatu peralatan menjadi seperti sediakala pada kondisi yang baik untuk dapat dipergunakan kembali. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan Februari 2015 di Bengkel Latih Kapal Perikanan milik Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan sampel kapal sebanyak 10 kapal ikan yang melaksanakan perbaikan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi langsung, dan metode wawancara. Jumlah kapal yang melakukan perbaikan di bengkel: kerusakan ringan 4 unit kapal (40 %), kerusakan sedang 3 unit kapal (30 %), dan kerusakan berat 3 unit kapal (30 %). Lama perbaikan berdasarkan jenis kerusakan kapal adalah kerusakan ringan rata-rata 6 hari, kerusakan sedang rata-rata 9 hari, dan kerusakan berat rata-rata 45 hari. Kata-kata kunci: kerusakan, perbaikan, bengkel perikanan, Politeknik KP Bitung

    Nematosit Karang Scleractinia, Pocillopora Eydouxi

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe, komposisi, dan dimensi nematosit dari Karang Scleractinia, Pocillopora eydouxi. Pocillopora eydouxi yang digunakan dalam studi ini berasal dari Pantai Malalayang, Manado. Dua tipe nematosit utama ditemukan pada Pocillopora eydouxi, yaitu holotrichous isorhizas (HI) dan microbasic p-mastigophore (MpM). Komposisi nematosit memperlihatkan bahwa HI lebih berlimpah dari MpM. Tipe HI memiliki panjang kapsul 63,38 ± 11,36 ”m (mean ± SD) dan lebar kapsul 19,25 ± 4,60 ”m (mean ± SD), sedangkan MpM memiliki panjang kapsul 27,05 ± 3,68 ”m (mean ± SD), lebar kapsul 7,05 ± 1,88 ”m (mean ± SD) dan panjang tangkai 19,59 ± 4,67 ”m (mean ± SD). Hasil studi menyimpulkan bahwa Pocillopora eydouxi memiliki dua tipe nematosit utama, yaitu HI dan MpM, dan mengusulkan untuk diteliti lebih lanjut peranan dari ke dua tipe nematosit tersebut

    Struktur Komunitas Karang Dan Biota Asosiasi Pada Kawasan Terumbu Karang Di Perairan Desa Minanga Kecamatan Malalayang II Dan Desa Mokupa Kecamatan Tombariri

    Get PDF
    Tujuan studi yaitu untuk mengetahui struktur komunitas biota karang dan biota asosiasi di kawasan terumbu karang. Data tutupan karang diperoleh dengan menggunakan metode LIT (Line Intercept Transect) sedangkan untuk biota asosiasi diperoleh dengan menggunakan kuadran. Penelitian dilakukan pada dua lokasi yaitu di Desa Minanga Kecamatan Malalayang II dan Desa Mokupa Kecamatan Tombariri Provinsi Sulawesi Utara. Hasil yang diperoleh pada dua lokasi menunjukkan persentase tutupan karang yang sangat rendah. Biota pada Desa Minanga dan Desa Mokupa memiliki keanekaragaman sedang. Untuk kesamaan komunitas Ascidian dan Alga ditemukan sama, sedangkan Spons, Ekinodermata, Moluska serta Ikan berbeda pada kedua lokasi. Nilai Frekuensi biota pada Desa Minanga memiliki nilai tertinggi yaitu Ascidian yang terendah yaitu Krustasea dan Alga sedangkan nilai frekuensi pada Desa Mokupa memiliki nilai tertinggi yaitu Ascidian dan yang terendah yaitu Polikaeta dan Alga. Kepadatan Ascidian, Spons dan Moluska memiliki nilai tertinggi, sedangkan nilai terendah yaitu Ekinodermata, Krustasea dan Alga di Desa Minanga, sedangkan kepadatan Moluska memiliki nilai tertinggi sedangkan Ascidian, Spons, Alga dan Polikaeta memiliki nilai terendah di Desa Mokupa

    Clinical outcomes with an aspheric monofocal and a new enhanced monofocal intraocular lens with modified optical profile

    Get PDF
    Purpose This study aimed to evaluate and compare the clinical outcomes obtained after cataract surgery with an aspheric monofocal intraocular lens (IOL) and an enhanced IOL with a modified optical profile. Methods Randomised clinical trial enrolling 70 patients (age, 52–87 years) undergoing cataract surgery. Two groups were created according to the type of IOL implanted: Vivinex iSert from Hoya Surgical Optics (Vivinex group, 35 patients) and Tecnis Eyhance ICB00 from Johnson & Johnson Vision (Eyhance group, 35 patients). Uncorrected (UDVA) and corrected distance visual acuity (CDVA), uncorrected (UIVA) and distance-corrected intermediate visual acuity (DCIVA), refraction, and self-perceived visual function (Catquest-9SF) were evaluated during a 3-month follow-up. Results No significant differences were found between IOL groups in UDVA and CDVA (p ≄ 0.093). In contrast, monocular and binocular UIVA and DCIVA were significantly better in the Eyhance group at 1 (p ≀ 0.015) and 3 months postoperatively (p ≀ 0.002). Postoperative DCIVA 20/25 or better was obtained in 71.4% and 20.0% of patients in Eyhance and Vivinex groups, respectively. Differences in postoperative Rasch calibrated Catquest scores between Eyhance and Vivinex groups did not reach statistical significance (p ≄ 0.102). However, significant correlations were only found between the change in UIVA and Catquest scores (0.364 ≀ r ≀ 0.444, p ≀ 0.041) in the Eyhance group. Conclusions The modified monofocal IOL evaluated provides better intermediate visual function in comparison with a standard aspheric monofocal IOL, but the impact of this benefit on the self-perceived level of vision achieved after surgery according to the patient seemed to be limited.Open Access funding provided thanks to the CRUE-CSIC agreement with Springer Nature. The author David P Piñero has been supported by the Ministry of Economy, Industry and Competitiveness of Spain within the program RamĂłn y Cajal, RYC-2016–20471

    Regulation of P-Glycoprotein in Renal Proximal Tubule Epithelial Cells by LPS and TNF-α

    Get PDF
    During endotoxemia, the ATP-dependent drug efflux pump P-glycoprotein (Abcb1/P-gp) is upregulated in kidney proximal tubule epithelial cells. The signaling pathway through which lipopolysaccharide (LPS) or tumor necrosis factor-α (TNF-α) regulates P-gp expression and activity was investigated further in the present study. Exposure of rat kidney proximal tubule cells to TNF-α alone or TNF-α and LPS increased P-gp gene and protein expression levels and efflux activity, suggesting de novo P-gp synthesis. Upon exposure to TNF-α in combination with LPS, P-gp activity in renal proximal tubule cells is increased under influence of nitric oxide (NO) produced by inducible NO synthase. Upon exposure to TNF-α alone, P-gp upregulation seems to involve TLR4 activation and nuclear factor kappaB (NF-ÎșB) translocation, a pathway that is likely independent of NO. These findings indicate that at least two pathways regulate P-gp expression in the kidney during endotoxemia

    Study Of Hard Coral (Scleractinia) Recruitment In The Molas Waters, Manado City

    Get PDF
    Coral recruitment is the entry of new coral individuals into coral reef populations due to reproduction or migration. Juvenile coral is the result of metamorphosis and growth of coral planula measuring 5 cm and attached to certain substrates. There are two types of substrates in the waters, stable substrates and unstable substrates such as rubble. The purpose of this study was to study hard coral recruitment, both in terms of density, the composition of juvenile coral colony types, size, and the type of substrate occupied by juvenile corals. This research was conducted in August 2021 in the waters of Molas, Bunaken District, Manado City. The method used for site selection is the purposive sampling method and data collection using a sampling method with quadrant transects. The results showed that the density of coral recruitment at the study site was 8,43 colonies/m2. The percentage of juvenile coral attachment on stable substrates is 90% and 10% on unstable substrates. The average size of juvenile corals at the study site was 2.4cm. The composition of the juvenile coral genus found at the research site were corals of the genus Acropora, Anacropora, Coeloseris, Cycloseris, Cyphastrea, Echinopora, Favites, Fungia, Galaxea, Goniastrea, Isopora, Leptastrea, Leptoseris, Lobophyllia, Merulina, Montastrea, Montipora, Oulophyllia, Pachyseris, Pavona, Platygyra, Plasiastrea, Pocillopora, Porites, Psammocora, Scolymia, Seriatopora, Symphyllia, and Trachyphyllia. Of the entire genus, corals of the genus Porites were dominated by the number of juveniles as many as 36 colonies.Keywords: Molas, coral, recruitment, ScleractiniaAbstrakRekrutmen karang adalah masuknya individu karang baru pada populasi terumbu karang dikarenakan reproduksi ataupun migrasi.  Juvenil karang merupakan bentuk hasil metamorphosis dan pertumbuhan planula karang yang berukuran ≀ 5 cm dan menempel pada substrat tertentu.  Terdapat dua tipe substrat di perairan, substrat yang stabil dan substrat yang tidak stabil seperti pecahan karang (rubble).  Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari tentang rekruitmen karang keras, baik dari densitas, komposisi jenis koloni juvenil karang, ukuran, hingga tipe substrat yang ditempati oleh juvenil karang.  Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2021 di perairan Molas Kecamatan Bunaken Kota Manado.  Metode yang digunakan untuk pemilihan lokasi adalah metode purposive sampling dan pengumpulan data menggunakan metode sampling dengan transek kuadran.  Hasil penelitian menunjukan bahwa densitas rekruitmen karang pada lokasi penelitian sebesar 8,43 koloni/m2.  Persentase penempelan juvenil karang pada substrat stabil sebesar 90% dan pada substrat yang tidak stabil sebesar 10%.  Ukuran rata-rata dari juvenil karang pada lokasi penelitian adalah 2,4cm.  Komposisi genus juvenil karang yang ditemukan pada lokasi penelitian adalah karang genus Acropora, Anacropora, Coeloseris, Cycloseris, Cyphastrea, Echinopora, Favites, Fungia, Galaxea, Goniastrea, Isopora, Leptastrea, Leptoseris, Lobophyllia, Merulina, Montastrea, Montipora, Oulophyllia, Pachyseris, Pavona, Platygyra, Plasiastrea, Pocillopora, Porites, Psammocora, Scolymia, Seriatopora, Symphyllia, dan Trachyphyllia.  Dari keseluruhan genus, didominasi oleh karang genus Porites dengan jumlah juvenil sebanyak 36 koloni.Kata kunci: Molas, karang, rekrutmen, scleractini
    • 

    corecore