34 research outputs found

    Budaya Lokal Sebagai Media Resolusi Dan Pengendalian Konflik Di Provinsi Maluku (Kajian,tantangan Dan Revitalisasi Budaya Pela)

    Full text link
    Local culture is a priceless national asset. An effort of making the culture uniform by the New Order government in the past gives effect to the resilience and growth of the local culture in Indonesia. In fact, if we examine it carefully, the local culture contains norms and values that organize people\u27s lifes. One of them is as a resolution tool/media and conflict control. Pela is one of the local culture that is still a community tradition in Maluku. Pela is the kinship between civil community formed by bonding in terms of areal and descent. In the pela, it embodied norms, values, and resolution mechanisms and conflict control. This study intends to examine how values in the pela able to be the resolution tool/media and the conflict control in Maluku\u27s people. Also, this study examines the challenges faced in pela application and the efforts that have been made in order to revitalize the pela. In the research, this study uses exploratory method. The result shows that the pela plays an important role as a resolution mechanism and conflict control

    Employee Performance Evaluation of Village-Owned Enterprises (Bumdes) in Sukaraharja Village, Kadupandak District, Cianjur Regency

    Get PDF
    This study aims to evaluate the performance of village-owned enterprises (BUMDes) employees in Sukaraharja Village, Kadupandak District, Cianjur Regency. BUMDes is an economic institution owned and managed by village communities to increase village potential and reduce poverty. However, there are still problems related to human resources (HR) in BUMDes management, such as the limited number of employees and the lack of focus on BUMDes by management. This study uses a qualitative approach to evaluate the performance of BUMDes employees in Sukaraharja Village. Data were obtained through direct observation and interviews with BUMDes employees and analysis of related documents. The qualitative approach was chosen because of the complexity of the research subject. The results showed that the performance of BUMDes employees in Sukaraharja Village affected the operational efficiency of BUMDes and their productivity. Skilled, trained and professional employees can optimize BUMDes business processes, produce more in less time, and provide good service to the community. However, researchers also found that there were employees who lacked the necessary professionalism and competence. In the context of improving the performance of BUMDes employees, factors such as education, work experience, compensation, work environment, leadership style, and motivation have a significant influence. Good education and work experience improve employee abilities and skills, while adequate compensation encourages better performance. A good work environment, appropriate leadership style, and high motivation also contribute to improving employee performance. Based on these findings, the researcher recommends the need for periodic evaluation of the performance of BUMDes employees. This evaluation can help identify employee strengths and weaknesses, as well as provide a basis for developing training programs and improving performance. In addition, it is also important to improve the facilities and infrastructure that support BUMDes operations and to optimize BUMDes product marketing efforts to the publi

    TRADISI KABHELAINO LAMBU PADA ETNIS MUNA DI KECAMATAN KATOBU KELURAHAN RAHA II KABUPATEN MUNA

    Get PDF
    Tradisi kabhelaino lambu merupakan tradisi suku Muna yang menjadi pengalaman suatu masyarakat dalam membangun rumah baru yang berasal dari nilai luhur orang tua terdahulu yang bertujuan untuk mengatur tatanan kehidupan masyarakat. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui tahapan  pelaksanaan Tradisi kabhelaino lambu pada masyarakat suku Muna Kelurahan Raha II,Kecamatan Katobu,Kabupaten Muna. (2) untuk mengetahui makna simbolik yang terkandung dalam Tradisi kabhelaino lambu di Kelurahan Raha II,Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekriptif dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif.  Analisi dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, display data, dan menarik kesimpulan. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling yaitu menetapkan informan kunci. Informan penelitian terdiri atas imam( kepala lingkungan, tokoh masyarakat yang mengetahui tentang tradisi kabhelaino lambu,dan warga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tahapan pelaksanaan kabhelaino lambu terdiri atas :  Tahap awal yaitu tahap kasolono wite (memeriksa atau mengecek keadaan tanah), tahap pelaksanaan yaitu tahap kaghondono gholeo metaa (mencari hari baik) dan tahap akhir yaitu tahap kabhelaino lambu (peletakan batu pertama). Selain itu , dalam tradisi ini terdapat beberapa simbol yaitu kain putih, telur ayam kampung, batu yang berukuran cukup besar, sebaskom air bersih, pasir dan semen

    KEPEMIMPINАN INOVАTIF KEPАLА DАERАH DI ERА PАNDEMI COVID-19 (Studi Kаsus Kepemimpinаn Аnies Bаswedаn di Provinsi DKI Jаkаrtа)

    Get PDF
    This study аims to determine the innovаtive leаdership of regionаl heаds in the erа of the Covid-19 pаndemic (а cаse study of Аnies Bаswedаn's leаdership in DKI Jаkаrtа). The method used in this reseаrch is descriptive quаlitаtive. The results of this study indicаte thаt the Governor of DKI Jаkаrtа fulfills аll indicаtors of innovаtive leаdership behаvior аccording to Everett M. Rogers through the innovаtive PSBB policy in DKI Jаkаrtа. This is shown by mаking other policy innovаtions аs policy supporters аnd involving the government, orgаnizаtions, аnd the community in supporting the implementаtion of the PSBB policy. In its implementаtion, there аre obstаcles for the DKI Jаkаrtа Provinciаl Government, nаmely conflicting policies between the centrаl аnd regionаl governments аnd the low public аwаreness of the implementаtion of heаlth protocols. Thus, Аnies Bаswedаn fulfilled аll the indicаtors of innovаtive leаdership with vаrious decisions tаken, indicаting thаt Аnies Bаswedаn is аn innovаtive regionаl heаd in responding to Covid-19 whose implementаtion of policies аnd innovаtions hаs resulted in а decreаse in the number of аctive positive cаses of Covid-19 in DKI Jаkаrtа

    TRADISI KAHAWOTINO LAMBU (MENEMPATI RUMAH BARU) PADA ETNIS MUNA DI DESA KORIHI, KECAMATAN LOHIA, KABUPATEN MUNA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menggambarkan eksistensi tradisi kahawotino lambu pada etnis Muna di Desa Korihi Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna; 2) menjelaskan pola pewarisan tradisi kahawotino lambu di Desa Korihi Kecamatan Lohia Kabupaten Muna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi atau pengamatan, yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan untuk memperoleh data dan mengumpulkan data. Proses pada kegiatan ini lebih ditekankan pada ketelitian dalam eksistensi dan pola pewarisan tradisi kahawotino lambu. Wawancara dilakukan dengan menggali informasi secara mendalam tentang eksistensi dan pola pewarisan tradisi kahawotino lambu di Desa Korihi, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna dengan informan yang telah ditentukan. Dokementasi dilakukan agar dapat memperkuat data hasil dari wawancara dan observasi. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis dengan teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi kahawotino lambu merupakan tradisi memasuki rumah baru yang dilakukan oleh suku Muna ketika hendak menempati rumah baru. Tradisi ini oleh suku Muna dianggap sebagai salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah Swt., atas rahmat dan rezeki. Tanggapan generasi muda terhadap tradisi kahawotino lambu saat ini, yaitu generasi muda sudah tidak terlalu mempercayai adanya kepercayaan terhadap nenek moyang, mereka beranggapan bahwa tradisi tersebut sudah tidak penting lagi dan mereka lebih mengikuti perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun pola pewarisan tradisi kahawotino lambu di Desa Korihi Kecamatan Lohia Kabupaten Muna terdiri dari tiga cara, yaitu (1) melalui keluarga, (2) dengan berguru, dan (3) pewarisan dalam pertunjukan. &nbsp

    STUDI PRASANGKA SOSIAL DI KECAMATAN WAEAPO (Sebuah Kajian Tentang Patologi Demokrasi Di Ranah Lokal)

    Get PDF
    ABSTRACT The aim of this research is to explain the patology analysis of local democracy that using social prejudices ethnic studies in sub Waeapo, Buru regency, Maluku province as a major indicator. Currenrly, In the transition and consolidation of democracy in Indonesia, needed a strong integration in society. Democracy and social integration will act no maximum if strength of integration is nothing. Indonesia is a country with a high cultural diversity, differences often trigger conflicts -ethnic conflict. The consequences of multikultarilism make different ethnic social prejudices. This study tried to look and search the factors that emergence the social prejudice attitudes evolve, the role of social institutions, and the patterns of interethnic . The kind of this study is a descriptive analysis that aims to describe the symptoms as well as symptoms analyzed using a qualitative approach. The subjects in this research are public figure, citizens and local government. There are many method to collect a data in this research, participant observation, in-depth interviews and documentation studies. The results showed that the attitude of the social prejudice that occurred in the district Waeapo is caused by the strong of stereotypical attitudes that developed in two ethnic groups, the social institutions that unable to be a vehicle for adhesives in communication building, as well as the cooperation and social integration among ethnic immigrants and natives. After the discovery of gold mines, the conflict intensity becames increase, a shift and a change in social status, social status, ethnic natives which gained quite dominant and increasing social unrest. Keywords: Democracy, Ethnicity, Social Prejudice   ABSTRAK   Penelitian ini untuk menjelaskan mengenai hasil analisis patologi demokrasi di ranah lokal yang menggunakan studi prasangka sosial antaretnis di Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku sebagai indikator utama. Dalam masa transisi dan konsolidasi demokrasi, dibutuhkan integrasi yang kuat dalam masyarakat. Tanpa integrasi yang kuat kemungkinan penguatan demokrasi dan integrasi sosial akan berjalan tidak maksimal. Indonesia merupakan negara dengan tingkat kemajemukan budaya yang cukup tinggi, berbagai perbedaan kerap kali menjadi pemicu konflik – konflik etnis. Perbedaan- perbedaan tersebut kemudia menjadi sikap prasangka sosial antaretnis yang berbeda. Penelitian ini berusaha melihat dan mencari tahu faktor –faktor yang menjadi pemicu munculnya sikap prasangka sosial yang terjadi di kecamatan waeapo. Penelitian ini bertipe deskriptif analitis yaitu tipe penelitian yang bertujuan mendeskripsikan suatu gejala sekaligus menganalisa gejala tersebut menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah tokoh masyarakat, warga dan pemerintah daerah. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam dan studi dokumentasi yang relevan dengan penelitian ini.  Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap prasangka sosial yang terjadi di Kecamatan Waeapo disebabkan oleh sikap stereotip yang masih kuat berkembang diatara kedua etnis, pranata-pranata sosial yang ada belum mampu menjadi wahana perekat dalam membangun komunikasi, kerjasama dan integrasi sosial diantara etnis pendatang dan pribumi. Pasca ditemukannya tambang emas, intensitas konflik semakin meningkat, terjadinya pergeseran dan perubahan status sosial dimana status sosial etnis pribumi mengalami mengalami penguatan yang cukup dominan dan juga kerawanan sosial semakin meningkat. Kata Kunci: Demokrasi, Etnis, Prasangka Sosia

    IMPLEMENTASI PROGRAM MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA TAHUN 2021 (Implementasi Program Studi Independen Bersertifikat Sekolah Ekspor)

    Get PDF
    Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap warga negara yang harus dan wajib dipenuhi. Dalam hal ini, pemerintah mempunyai kewajiban menyelenggarakan pendidikan yang merupakan tujuan negara Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang tertuang dalam UUD 1945 alinea ke empat. Salah satunya diwujudkan dengan program kampus merdeka yang dibuat oleh pemerintah melalui kementerian pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi yaitu Studi Independen Bersertifikat (SIB) yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperlengkapi diri dengan kompetensi spesifik dan praktis dari para ahli dibidangnya namun tetap diakui sebagai bagian dari perkuliahan. Salah satu mitra penyelenggara Studi Independen Bersertifikat adalah Sekolah Ekspor yang merupakan lembaga pelatihan yang berfokus pada pelatihan serta pengembangan eksportir baru. Metode penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan dokumentasi dari hasil observasi yang dapat disimpulkan. Secara umum kegiatan dilakukan secara daring namun juga terdapat kegiatan luring yang terbatas pada kegiatan seminar ataupun pameran. Adapun hasil dari penelitian ini adalah mahasiswa dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan produk baik secara lokal maupun global melalui platform transaksi online. Dari kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat menjalankan kegiatan ekspor

    Studi Prasangka Sosial Di Kecamatan Waeapo (Sebuah Kajian Tentang Patologi Demokrasi Di Ranah Lokal)

    Full text link
    Studi Prasangka Sosial di Kecamatan Waeapo(Sebuah Kajian Tentang Patologi Demokrasi di Ranah Lokal)AbstrakPenelitian ini untuk menjelaskan mengenai hasil analisis patologi demokrasi di ranah lokal yang menggunakan studi prasangka sosial antaretnis di kecamatan waeapo, kabupaten Buru, provinsi Maluku sebagai indikator utama. Dalam masa transisi dan konsolidasi demokrasi diperlukan, dibutuhkan integrasi yang kuat dalam masyarakat. Tanpa integrasi yang kuat kemungkinan penguatan demokrasi dan integrasi sosial akan berjalan tidak maksimal. Indonesia merupakan negara dengan tingkat kemajemukan budaya yang cukup tinggi, berbagai perbedaan kerapkali menjadi pemicu konflik – konflik etnis. Perbedaan- perbedaan tersebut kemudia menjadi sikap prasangka sosial antaretnis yang berbeda. Penelitian ini berusaha melihat dan mencari tahu faktor –faktor yang menjadi pemicu munculnya sikap prasangka sosial yang terjadi di kecamatan waeapo.Penelitian ini bertipe deskriptif analitis yaitu tipe penelitian yang bertujuan mendeskripsikan suatu gejala sekaligus menganalisa gejala tersebut menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah tokoh masyarakat, warga dan pemerintah daerah.Adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipatif,wawancara mendalam dan studi dokumentasi yang relevan dengan penelitian ini.Hasil penelitian menunjukan bahwa sikap prasangka sosial yang terjadi di kecamatan Waeapo disebabkan oleh sikap stereotip yang masih kuat berkembang diatara kedua etnis, pranata-pranata sosial yang ada belum mampu menjadi wahana perekat dalam membangun komunikasi, kerjasama dan integrasi sosial diantara etnis pendatang dan pribumi. Pasca ditemukannya tambang emas, intensitas konflik semakin meningkat, terjadinya pergeseran dan Perubahan status sosial dimana status sosial etnis pribumi mengalami penguatan yang cukup dominan dan juga kerawanan sosial semakin meningkat
    corecore