12 research outputs found

    Factors Affecting in Choosing the Birth Mother in Health Care Delivery XIII Koto Kampar I

    Full text link
    The utilization of birth assistance by a professional health worker (midwife) in the community is very low compared to the target expected.The determinants of choosing birth attendant include the factors of education, knowledge, attitude, economic status, affordability,health worker and traditional birth attendant. The purpose of this survey study with cross-sectional approach was to analyze the factor of determinant influencing the mothers in choosing birth attendant at Puskesmas (Community Health Center) XIII Koto Kampar I, Kampar Subdistrict, in 2013. The population of this study was all of the 71 mothers who gave birth (born alive or stillborn) in the past 6 (six) months from October 2012 to March 2013 in the working area of Puskesmas XIII Koto Kampar I and all of the mothers were selected to be the samples for this study. All of the variables were analyzed Multiple Logistic Regression tests. The result of this study showed that the factors of attitude (p = 0.011), affordability (p = 0.001), and family support (p = 0.042) had influence on choosing birth attendant. Affordability was the most dominant variable influencing the process of choosing birth attendant with regression coefficient of 2.702

    PENGARUH MODAL DAN TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN PETANI SAGU DI MALANGKE BARAT

    Get PDF
    ABSTRAK Nurhapipa, 2023.“Pengaruh Modal dan Tenaga Kerja terhadap Pendapatan Petani Sagu di Malangke Barat”. Skripsi Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negri Palopo. Dibimbing oleh Umar, SE., M.SE. Penelitian ini membahas tentang pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap pendapatan petani sagu di Malangke Barat bertujuan untuk menganalisi pengaruh antar modal dan tenaga kerja terhadap pendapatan petani sagu di Malangke Barat. penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan koesioner. Populasi dari penelitian ini adalah petani sagu yang berjumlah 60 dan sampel yang digunakan adalah 38 petani sagu. Analisis data yang digunakan yaitu Regresi Linear Berganda Y=a+b1x1+b2x2+e dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 20. Berdasarkan hasil penelitian secara analisis yang dilakukan uji t yang menunjukkan bahwa variabel modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani sagu dengan hasil dari tabel koefisien diketahui bahwa nilai thitung 3,233 > t tabel 1,689 dengan tingkat signifikansi 0,003 < 0,1 dengan demikian H1 diterima dan variabel tenaga kerja tidak ada pengaruh dan signifikan terhadap pendapatan petani sagu dengan hasil dari tabel koefisien diketahui bahwa nilai thitung 0,362 < t tabel 1,689 dengan tingkat signifikansi 0,719 > 0,1 dengan demikian H2 ditolak. Lebih lanjut hasil dari uji f statistik menunjukkan bahwa f hitung 5,962 > f tabel 5,27 yang berarti terdapat dapat disimpulkan bahwa variabel modal dan tenaga kerja berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap pendapatan petani sagu di Malangke Barat. Selanjutnya, berdasarkan hasil output program. Spss menunjukkan R Square sebesar 0,254 yang artinya bahwa variabel modal dan tenaga kerja berpengaruh terhadap variabel pendapatan petani sebesar 25,4%, sedangkan selebihnya 75,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Kata Kunci: Modal, Tenaga Kerja, Pendapatan Petan

    PENGARUH DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS SELENSEN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

    Get PDF
    Pemberian ASI, khususnya ASI Eksklusif dapat meningkatkan kualitas bakat dan meningkatkan hubungan kasih sayang antara anak dan ibu. Dukungan yang diberikan suami kepada ibu memiliki dampak positif terhadap pengalaman ibu dalam menyusui, jumlah ASI yang dihasilkan ibu, durasi pemberian ASI Eksklusif, serta mempengaruhi pilihan ibu dalam menyusui. Puskesmas Selensen melaporkan cakupan ASI Eksklusif tahun 2021 sebesar 27.1%. Angka tersebut masih jauh dari rata-rata cakupan ASI Eksklusif Kabupeten Indragiri Hilir tahun 2021 yang mencapai angka cakupan ASI Eksklusif 29.5%. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh  dukungan suami terhadap  pemberian ASI Eksklusif pada  ibu menyusui. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif analitik observasional dengan menggunakan desain Cross Sectional. Variabel independen meliputi dukungan informatif, dukungan emosinal, dukungan instrumental dan dukungan appraisal  suami, dan dependen yaitu pemberian ASI Eksklusif. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2023 di wilayah Kerja  Puskesmas Selensen dengan besar sampel 102 responden balita yang berumur 0-24 bulan. Teknik pengambilan sampel menggunakan Proporsional sampling dan consecutive sampling dengan mempertimbangan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis multivariat menunjukan bahwa, dukungan emosional (p value= 0,015 &lt; 0,05, OR=3.5), dukungan informasional (p value= 0,056 &gt; 0,05), dukungan appraisal (p value= 0,088 &gt; 0,05),  dukungan instrumental (p value= 0,373 &gt; 0,05), Dapat disimpulkan dukungan emosional berhubungan posisitif dan signifikan dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui, dukungan informasional, dukungan instrumental dan dukungan appraisal tidak berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu menyusui. Diharapkan meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluhan tentang ASI Eksklusif kepada ibu hamil dan ibu menyusui

    ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PEKERJAAN BONGKAR MUAT PETI KEMAS DI PT PELINDO MULTI TERMINAL BRANCH DUMAI TAHUN 2023

    Get PDF
    Manajemen risiko adalah aktivitas terkoordinasi yang dilakukan untuk mengarahkan dan mengelola organisasi dalam rangka menangani risiko lalu diarahkan menuju pengelolaan potensi ancaman maupun kesempatan secara efektif. Penelitian ini bertujuan Untuk diperolehnya informasi mendalam analisis manajemen risiko keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) pada pekerjaan bongkar muat peti kemas di PT. Pelindo Multi Terminal Branch Dumai tahun 2023. Di PT. Pelindo ditemukan masih adanya pekerja yang tidak menggunakan APD lengkap dengan potensi bahaya pekerjaan dan risiko pada pekerjaan bongkar muat peti kemas di PT. Pelindo antara lain tertimpa material atau benda berat, tergelincir dan terjatuh. Metode yang digunakan penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan analitik dengan obsevasi langsung dan wawancara mendalam kepada 4 orang informan yaitu, 1 orang Supervisor, 2 orang HSSE Officer dan 1 orang Foreman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada penilaian dan penentuan tingkat risiko ditemukan sebanyak 39 sumber bahaya (hazard) dan menimbulkan 63 Risiko kecelakaan dalam 6 proses kerja, yang termasuk 10 risiko dengan kategori rendah (Low), 15 risiko dengan kategori sedang (Medium), 38 risiko dengan kategori tinggi (High) yaitu : kecelakaan truck, tenggelam, terjatuh dari ketinggian peti kemas, tergores sling crane, patah kaki terjatuh dari tangga/peti kemas, tangan terjepit/tergores, meninggal tertimpa peti kemas, cacat tubuh dan cedera berat. Disarankan kepada PT. Pelindo Multi Terminal Branch Dumai agar memperhatikan kegiatan di lapangan pada setiap proses bongkar muat peti kemas sehingga tidak ada terjadinya kecelakaan di lapangan pada saat bekerja

    FAKTOR -FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL

    Get PDF
    Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang di dorong oleh hasrat seksual baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis sebelum menikah. Bentuk-bentuk tingkah laku bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama.Di Provinsi Riau yang sudah pernah melakukan hubungan seksual dengan pasangannya sebanyak 38,73 %. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seks. Desain Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan jenis desain studi cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah 300 dengan sampel 118 orang yang diambil dengan cara simple random sampling. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan uji chi square. Dari hasil penelitian didapatkan,terdapat hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi Pvalue 0,000 dan OR47,654(CI= 14,520-156,40), PMS Pvalue: 0,037 dan OR 2.375 (CI=1.120-5,040), HIV/AIDS Pvalue 0,001 dan POR 4.764 (95%CI=1,989-11,407) , pemahaman agama Pvalue 0,000 dan POR 5.714 (95% CI=5.714 (CI=6,344-38.923). Kontrol diri: Pvalue&nbsp; 0,002 dan POR 28,667 &nbsp;(95%CI=10,406-78,970) teman sebaya Pvalue 0,036 dan POR 2,896(95%CI=1,150 -23,465), peran orang tua Pvalue 0,000 dan POR 102,222 (95%CI=26.186-399.04). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara pengetahuan pemahaman agama, kontrol diri, teman sebaya, peran orang tua dengan perilaku seksual. Dengan demikian diharapkan kepada pihak fakultas sendratasik untuk bekerjasama dengan tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi dan untuk orang tua lebih memperhatikan anaknya serta mengawasi anaknya dan meningkatkan iman dan taqwa remaja. Kata Kunci&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; : Perilaku Seksual, Pengetahuan kesehatan reproduks

    Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Memilih Penolong Persalinan Di Puskesmas XIII Koto Kampar I

    Get PDF
    The utilization of birth assistance by a professional health worker (midwife) in the community is very low compared to the target expected.The determinants of choosing birth attendant include the factors of education, knowledge, attitude, economic status, affordability,health worker and traditional birth attendant. The purpose of this survey study with cross-sectional approach was to analyze the factor of determinant influencing the mothers in choosing birth attendant at Puskesmas (Community Health Center) XIII Koto Kampar I, Kampar Subdistrict, in 2013. The population of this study was all of the 71 mothers who gave birth (born alive or stillborn) in the past 6 (six) months from October 2012 to March 2013 in the working area of Puskesmas XIII Koto Kampar I and all of the mothers were selected to be the samples for this study. All of the variables were analyzed Multiple Logistic Regression tests. The result of this study showed that the factors of attitude (p = 0.011), affordability (p = 0.001), and family support (p = 0.042) had influence on choosing birth attendant. Affordability was the most dominant variable influencing the process of choosing birth attendant with regression coefficient of 2.702.Pemanfaatan pertolongan persalinan oleh tenaga profesional (bidan) di masyarakat masih sangat rendah dibandingkan dengan target yang diharapkan. Pemilihan penolong persalinan merupakan faktor yang menentukan terlaksananya proses persalinan yang aman. Determinan pemilihan penolong persalinan meliputi faktor pendidikan, pengetahuan, sikap, status ekonomi, keterjangkauan, dan dukungan keluarga oleh tenaga kesehatan dan dukun bayi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi ibu dalam memilih penolong persalinan di Puskesmas XIII Koto Kampar I. Jenis penelitian menggunakan survei dengan pendekatan potong lintang. Populasi adalah seluruh ibu yang sudah melahirkan bayi hidup atau mati dalam 6 bulan terakhir dari bulan OktoberDesember 2012 sampai bulan Januari-Maret 2013 di wilayah kerja puskesmas XIII koto Kampar I sebanyak 71 ibu dan seluruh populasi dijadikan sampel. Semua variabel menggunakan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sikap (p=0,011), keterjangkauan (p=0,001) dan dukungan keluarga (p=0,042) berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan adalah keterjangkauan dengan nilai koefisien regresi 2,702.&nbsp

    RELATIONSHIP OF ADOLESCENTS BEHAVIOR TO CONSUMPTION OF SOFT DRINKS IN SMPN 5 PEKANBARU YEAR 2016

    Get PDF
    Behavior consumption of soft drinks are the actions or deeds regarding how often consume soft drinks per week is calculated. Carbonated drinks consumption habits will have a negative impact when it accumulates in the long term. Have been many studies that explain the negative effects of soft drinks, including carcinogenic benzene in soft drinks is very high, high phosphate content of vital minerals in the body that can trigger heart disease (magnesiumdeficiency), osteoporosis (calcium deficiency) and more. Based on the survey results of the sale of soft drinks in the cafeteria, 5 schools with the highest sales level, is SMP N 5 Pekanbaru selling 6-7 boxes per month. This type of research is quantitative with cross sectional design which was held on 16-18 May 2016 in SMP N 5 Pekanbaru. The population of this research is all student grades 7 and 8 SMP N 5 Pekanbaru which amounted to 541 people, with a sample size of 115 people. Data collected technique by stratified random sampling use questionnaire measuring instrument. Univariate data analysis and use your bivariate chi-square test. The results showed that there was a relationship between the knowledge obtained value (p value = 0.001 value POR = 2.14), Effect of friends (p value = 0.006 value POR = 3.45), Access (p value = 0.029 value POR = 2.70), And advertisement (p value = 0:01 value POR = 3.20) with the consumption of soft drinks. Suggested to the relevant instance, that is SMP N 5 Pekanbaru to provide education and information to as many students on the impact of consuming soft drinks for health when consumed in the long term and excessive, and form healthy canteen, or supervise the beverage products , to minimize the beverage products are bad for health

    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL TAHUN 2018

    Get PDF
    &nbsp; Based on the 2015 Intercensal Population Survey, the maternal mortality rate is&nbsp;still high at 305 per 100,000 live births. One of the efforts to prevent maternal death is&nbsp;through antenatal class activities which are group learning facilities for pregnant women to&nbsp;improve maternal knowledge and skills regarding pregnancy, childbirth, postpartum care&nbsp;and newborns. In Indonesia the antenatal class is still weak in its implementation although it&nbsp;is known to be very likely to reduce maternal mortality. This study aims to determine the&nbsp;factors that influence the class utilization of pregnant women in the work area of Puskesmas&nbsp;Lima Puluh Pekanbaru in 2018. This type of observational analytic quantitative research&nbsp;with cross sectional designe. The study population consisted of 315 third trimester pregnant&nbsp;women with a sample of 104 mothers. Data analysis was carried out in univariate, bivariate&nbsp;and multivariate. The results of the multivariate analysis showed that the variables that were&nbsp;significantly related to the utilization of the antenatal class were knowledge (POR: 4,248; CI&nbsp;95%: 1,444-12,501), husband's support (POR: 3,707; 95% CI: 1,252-10,975), attitude (POR:&nbsp;3,479; CI 95%: 1,210-9,997) and support from health workers (POR: 5,367; 95% CI: 1,758-&nbsp;16,382). It is suggested to health workers to further enhance their role in providing health&nbsp;promotion on the importance of antenatal classes through mass media, electronic media and&nbsp;integrated counseling by establishing cross-program and cross-sectoral cooperation

    DETERMINAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TENAYAN RAYA PEKANBARU TAHUN 2018: Determinan Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana Di Wilayah Kerja Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru Tahun 2018

    Get PDF
    A family planning program is a program to help couples or someone to prevent unwanted pregnancies and reduce the incidence of high-risk pregnancies, morbidity, and mortality, create quality and affordable services, increase male participation and responsibility in family planning practices. The purpose of this study was to determine the determinants of male participation in family planning. Methods: This research is quantitative analytic using an observational method with a type of case-control design. This study was conducted in August-September 2018 in the working area of the inpatient health care center. The population of all men of childbearing age who are in the working area of the puskesmas is the large population of the case population of 712 people and the control population of 21,480 people.Research sample of 360 men couples of reproductive age divided into 2 groups, namely the case 180 group and the control group 180. purposive sampling sampling technique Data analysis was carried out in univariate, bivariate and multivariate. Results: This research is quantitative analytic using an observational method with a type of case-control design. This study was conducted in August-September 2018 in the working area of the inpatient health care center. The population of all men of childbearing age who are in the working area of the puskesmas is the large population of the case population of 712 people and the control population of 21,480 people.Research sample of 360 men couples of reproductive age divided into 2 groups, namely the case 180 group and the control group 180. purposive sampling technique Data analysis was carried out in univariate, bivariate and multivariate. Conclusion: Conclusion The dominant variable with male participation in family planning is the attitude variable. Suggestions Health workers are expected to do more counseling about male family planning, putting up posters, and leaflets about male family planning.Program keluarga berencana adalah suatu program untuk membantu para pasangan atau seseorang untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi insiden kehamilan beresiko tinggi, kesakitan dan kematian, membuat pelyanan yang bermutu dan terjangkau, meningkatkan partisipasi dan tanggungjawab pria dalam praktik KB. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan partisipasi pria dalam keluarga berencana. Penelitian ini bersifat kuantitatif analitik menggunakan metode observasional dengan jenis desain case-control. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-September 2018 di wilayah kerja puskesmas rawat inap tenayan raya. Populasi seluruh pria PUS yang berada di wilayah kerja puskesmas tenayan raya populasi kasus 712 orang dan populasi kontrol 21,480 orang. Sampel penelitian 360 Pria PUS yang dibagi 2 kelompok yaitu kelompok kasus 180 dan kelompok kontrol 180. Teknik sampling purposive sampling Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivaria. Hasil analisis multivariat regresi logistik ganda yang diperoleh Pengetahuan, Pria PUS yang mempunyai pengetahuan kurang baik tidak akan menggunakan KB sebesar 1,5 kali lebih besar dibandingkan Pria PUS yang pengetahuannya baik. Sikap, Pria PUS yang mempunyai Negatif tidak akan menggunakan KB sebesar 2 kali lebih besar dibandingkan Pria PUS yang mempunyai sikap positif. Pelayanan petugas yang kurang baik tidak akan menggunakan KB sebesar 1,3 kali dari pada pria PUS yang mempunyai pelayanan yang baik, pria PUS yang jumlah anak ≤ tidak akan menggunakan KB sebesar 1,4 kali lebih besar dibandingkan dengan pria PUS yang mempunyai jumlah anak &gt; 2. Kesimpulan Variabel yang dominan dengan partisipasi pria dalam keluarga berencana adalah variabel sikap. Saran Diharapkan petugas kesehatan untuk lebih banyak melakukan penyuluhan tentang KB pria, memasang poster, dan leaflet tentang KB Pria. &nbsp

    SEXUAL BEHAVIOR IN ADOLESCENT HIGH SCHOOL IN INDRAGIRI HILIR DISTRICT IN 2018

    No full text
    Adolescent sexual behavior is all forms of behavior that are driven by sexual desire, a form of sexual behavior that is risky and is at low risk. The purpose of this study was to determine the sexual behavior of high school adolescents in Indragiri Hilir Regency in 2018, including risk factors, enabling and reinforcing. Cross sectional study design. Sample 233 people. The sampling procedure by systematic random sampling, data collection using questionnaires and data analysis was carried out univariately, bivariately by chi-square test and multivariate with multiple logistic regression tests. The results showed that the proportion of adolescents who carry out sexual behavior is at risk of 11.2%. Variables related to sexual behavior in adolescents are attitudes with p value 0.021 (POR: 3.441) and peers with p value 0.007 (POR: 3.906) and role family is a counfounding variable on attitudes and peers. It can be concluded that the bad influence of peers 4 times adolescents have a risky sexual behavior compared to the good influence of peers. It is expected that there should be school cooperation with the Education Agency in terms of providing counseling and including reproductive health education into the school curriculum, for parents and adolescents to be selective in choosing friends so that adolescents are not easily affected by the risk, especially in sexual matters. &nbsp
    corecore