8 research outputs found

    PEMBUATAN MALTODEKSTRIN DENGAN PROSES HIDROLISA PARSIAL PATI SINGKONG MENGGUNAKAN ENZIM -AMILASE

    Get PDF
    Maltodextrin is partial hydrolysis product from tapioca starch using acid and enzyme catalyst. The aim of this research are to investigate various variables which influence in hydrolysis process with enzymatic method and observed changes in physical and chemical characteristic of maltodextrin. The production of maltodextrin include in three step, (1) preparation, (2) dextrin formation (dextrinization), and (3) product analysist. Dextrin formation consist of two phase, there are gelatinization and liquefaction phase which is done by mixing in certain time. Control variables in this research include : operation temperature, strring speed, CaCl2 need, and enzyme concentration. Independent variables such as pH (6 ; 7), operation time (60 ; 90 ; 120 minutes) and concentration starch (12 ; 14 ; 16 ; 18% w/v). Product are then analyzed by calculating Dextrose Equivalent (DE) value based on United States Patents no. 6054302 (2000), the yield obtained by calculation according to Coulson & Richardson (1983), sweeling power analysis based on the method of Leach (1959), and % solubility using the method of Kainuma (1967). Result obtained from this research is maltodextrin with Dextrose Equivalent value (DE) maximum at 19.59, and it is known that the longer time dextrinization the greater the value of maltodextrin DE generated. But this is inversely proportional to the increase in starch concentration and pH of the solution that produces a smaller DE values. Percentage solubility and swelling power is influenced by interactions between starch concentration, dextrinization time, and pH of the solution

    PEMBUATAN MALTODEKSTRIN DENGAN PROSES HIDROLISA PARSIAL PATI SINGKONG MENGGUNAKAN ENZIM -AMILASE

    Get PDF
    Maltodekstrin merupakan produk hasil hidrolisa parsial pati singkong dengan menggunakan asam maupun enzim. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji berbagai variabel yang berpengaruh dalam proses serta mengamati perubahan sifat-sifat fisika maupun kimia dari maltodekstrin yang dihasilkan. Proses pembuatannya dilakukan melalui 3 tahap, yaitu (1) tahap persiapan, (2) tahap pembentukan dekstrin (dekstrinisasi), (3) tahap analisa produk. Tahap pembentukan dekstrin terdiri dari 2 tahap yaitu tahap gelatinisasi dan tahap liquifaksi yang dilakukan dengan proses pengadukan dalam waktu tertentu. Variabel kendali dalam penelitian ini meliputi : suhu operasi, kecepatan pengadukan, kebutuhan CaCl2, dan konsentrasi enzim. Variabel bebasnya berupa pH (6 ; 7), waktu operasi (60 ; 90 ; 120 menit), dan konsentrasi pati (12 ; 14 ; 16 ; 18% w/v). Produk kemudian dianalisa dengan menghitung harga Dekstrosa Ekuivalent (DE) berdasarkan United States Patents no. 6054302 (2000), besarnya yield didapatkan dengan perhitungan menurut Coulson & Richardson (1983), analisa swelling power berdasarkan metode Leach (1959), dan % solubility menggunakan metode Kainuma (1967). Hasil yang didapat dari penelitian adalah maltodekstrin dengan harga Dekstrosa Ekuivalen (DE) maksimal sebesar 19,59, dan diketahui bahwa semakin lama waktu dekstrinisasi maka semakin besar pula harga DE maltodekstrin yang dihasilkan. Akan tetapi hal ini berbanding terbalik dengan peningkatan konsentrasi pati dan pH larutan yang menghasilkan nilai DE yang semakin kecil. Persentase kelarutan (solubility) dan swelling power dipengaruhi interaksi antara konsentrasi pati, waktu dekstrinisasi dan pH larutan

    GAP Analysis Implementasi ISO 14000 pada PT. Citra Abadi Sejati

    Get PDF
    Pertumbuhan industri yang semakin marak saat ini, membutuhkan komitmen dan tanggungjawab para pelaku industri untuk ikut serta menjaga lingkungan agar tetap lestari. PenerapanSistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14000, menjamin konsumen dan masyarakatakan komitmen industry tersebut. Persaingan pasar yang semakin kompetitif, menginisiasiPT. Citra Abadi Sejati untuk meningkatkan citra perusahaan dengan ISO 14000.Permasalahan yang ada yaitu belum mengetahui secara mendetail dokumen dan tahapanproses yang harus dilengkapi untuk memenuhi syarat pengajuan sertifikasi ISO 14000.Metode gap analysis merupakan metode yang paling tepat dalam mengidentifikasi danmengevaluasi kondisi perusahaan saat ini, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikandalam implementasi ISO 14001. Berdasarkan hasil gap analysis secara menyeluruhdidapatkan nilai sebesar 15%, menunjukkan kesiapan PT. Citra Abadi Sejati dalampengimplementasian ISO 14001:2015 dan melakukan sertifikasi. Perlu dilakukan perbaikanterhadap 3 klausul yang belum terpenuhi dengan mengacu pada rekomendasi yang telahdiberikan yaitu klausul 4.1 ; klausul 4.2 dan klausul 9.1.2. The growth of the industry that is increasingly widespread now, requires commitment andresponsibility of industry players to participate in protecting the environment in order toremain sustainable. The application of ISO 14000's Environmental Management System(SML) guarantees consumers and the community the industry's commitment. Increasinglycompetitive market competition, initiated PT. Citra Abadi Sejati to improve company imagewith ISO 14000. The existing problem is not knowing in detail the documents and stages ofthe process that must be completed to meet the requirements for applying for ISO 14000certification. Gap analysis method is the most appropriate method in identifying andevaluating the company's current condition , so that corrective action can be taken inimplementing ISO 14001. Based on the results of the overall gap analysis, a value of 15% isobtained, indicating the readiness of PT. Citra Abadi Sejati in implementing ISO 14001:2015 and certifying. It is necessary to make improvements to the 3 clauses that have not beenfulfilled by referring to the recommendations that have been given, namely clause 4.1; clause4.2 and clause 9.1.2

    Analisis Postur Kerja Dan Perbaikannya Bedasarkan Metode REBA Dan SAG Di Laundry XYZ

    No full text
    Laundry atau biasa disebut binatu merupakan layanan jasa yang bergerak dalam bidang pencucian pakaian. Kegiatan yang dilakukan oleh laundry yaitu terdiri dari pencucian dan/ atau penyetrikaan baik itu pakaian, selimut, boneka dan lain sebagainya. Bidang usaha laundry diperkirakan berpotensi tumbuh positif pada 2021 hingga 2025. Perlu adanya upaya peningkatan kualitas laundry yang didukung oleh pekerja yang tentunya dengan memperhatikan kesehatan pekerja. Salah satu upaya menjaga kesehatan pekerja adalah dengan menganalisis postur tubuh pekerja pada setiap kegiatan di XYZ laundry. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko ergonomi pada pekerja melalui penilaian terhadap leher, punggung, kaki, lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan. Metode NBM digunakan untuk mengetahui keluhan pada bagian tubuh yang dirasakan oleh pekerja, metode REBA digunakan untuk melakukan penilaian terhadap postur tubuh pekerja saat bekerja dan metode SAG digunakan untuk perbaikan postur tubuh pekerja. Postur tubuh yang dianalisis yaitu pada kegiatan penimbangan, sortir, pencucian dan pengeringan, penyetrikaan dan pelipatan, pengemasan dan penataan pakaian. Keseluruhan proses kerja tersebut merupakan pekerjaan dengan high risk, kecuali pada bagian penyetrikaan dan pelipatan yang merupakan pekerjaan dengan medium risk

    Study on color removal of Sewage Treatment Plant (STP) effluent using granular activated carbon

    No full text
    Recycling of sewage treatment plant (STP) effluent is one of the attractive solutions to fulfill clean water for hotels and malls in Indonesia. STP effluent has average characteristics as follow: pH 6.8; color (true color) 107 PtCo; A254 (UV absorption) 0.36 cm-1 and COD 35.9 mg/L. Because of high color and organics contents, STP effluent needs further treatment such as activated carbon adsorption. Batch and continuous treatment of synthetic STP effluent by a commercial granular activated carbon (Filtrasorb 300) were investigated. The results show that adsorption capacity of the Filtrasorb 300 for color body of STP effluent was 184 PCU/g of carbon. Langmuir model is appropriate to describe the isotherm adsorption process in this study, with Qm: 476.2 PCU/g of carbon. The results of isotherm adsorption model evaluation, SEM photograph and FTIR analysis show that color adsorption occurred was physical adsoption

    Stimulasi Guru untuk Pengembangan Literasi Bahasa Anak Usia Dini : Teacher Stimulation for Early Childhood Language Literacy Development

    No full text
    The purpose of this research is to examine how educators can promote language literacy in children. This research method uses a qualitative approach with a literature review technique on scientific papers, books, and other written materials on the teacher's role in stimulating language literacy in early childhood. Based on the findings of this study, it is clear that everyone must be taught literacy from an early age. Instilling a love of reading and writing in young children helps them build a strong foundation for learning and success later in school. The study concluded that there are 10 components to the teacher's role in fostering language literacy in the early years of a child's life: knowledge and experience; having a basic understanding of literacy; engaging in heated discussions; using books; using the alphabet; training phonological acuity; building a language-rich environment; using various media; assessing children's literacy progress; and working with parents. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana pendidik dapat mendorong literasi bahasa pada anak-anak. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik tinjauan literatur terhadap makalah ilmiah, buku, dan bahan tertulis lainnya tentang peran guru dalam menstimulasi literasi bahasa pada anak usia dini. Berdasarkan temuan penelitian ini, jelaslah bahwa setiap orang harus diajarkan literasi sejak usia dini. Menanamkan kecintaan membaca dan menulis pada anak usia dini membantu mereka membangun fondasi yang kuat untuk belajar dan sukses di kemudian hari di sekolah. Penelitian menyimpulkan bahwa ada 10 komponen peran guru dalam membina literasi bahasa di tahun-tahun awal kehidupan anak yaitu pengetahuan dan pengalaman guru; memiliki pemahaman dasar literasi; terlibat dalam diskusi hangat; menggunakan buku; menggunakan alfabet; melatih ketajaman fonologis; membangun lingkungan yang kaya akan bahasa; menggunakan berbagai media; menilai kemajuan literasi anak; dan bekerja sama dengan orang tua

    Pengembangan Kemasan Dan Variasi Rasa Kue Basah Ibu-Ibu PKK Kelurahan Cinere dan Gandul

    No full text
    Di era globalisasi saat ini, masyarakat khususnya para Ibu-ibu PKK harus mampu bersaing dalam menciptakan produk yang kreatif dan bervariasi dengan toko kue atau penjual kue yang lebih modern saat ini. Ibu-ibu PKK harus berfikir untuk dapat membuat suatu makanan yang kreatif, bervariasi, rasa yang enak dan tampilan kemasan yang menarik pembeli. Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan antusiasme ibu-ibu PKK untuk mengembangkan produk pada bidang pengemasan produk kue basah di kecamatan Cinere : kelurahan Cinere dan kelurahan Gandul dan daya dukung ibu-ibu PKK terhadap pemasaran produk kue basah di kecamatan Cinere: kelurahan Cinere  dan kelurahan Gandul. Metode pelaksanaan pada kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dalam bentuk observasi langsung dan workshop. Penjelasan materi disampaikan dalam bentuk presentasi tentang materi pengembangan produk, kelebihan produk kue basah dan pemasaran kue basah. Adapun simpulan dari kegiatan ini yaitu peserta telah memahami bahwa kegiatan pengembangan kemasan produk dapat meningkatkan daya jual produk kue basah khususnya yang dibuat oleh Ibu-ibu PKK serta peserta memahami dengan mempelajari pemasaran produk dan mempraktekkannya diharapkan semakin banyak pembeli sehingga mampu meningkatkan ekonomi dan taraf hidup secara pribadi serta taraf hidup masyarakat sekitarnya

    ANALISIS POSTUR KERJA PADA PEKERJA BENGKEL LAMPIRI AUTO SERVICE DENGAN METODE RULA DAN REBA

    No full text
    Karyawan Bengkel Lampiri Auto Service sering mengalami kelelahan kerja. Ada 4 aktivitas yang diamati pada penelitian ini yaitu proses las, dempul, amplas, dan cat. Pada penelitian ini dilakukan pendekatan ergonomi dengan mengidentifikasi musculoskeletal disorder. Metode analisa posisi kerja pada tiap proses menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk mengetahui tingkat resiko cidera pada karyawan, RULA (Rapid Upper Limb Assesment) dan REBA (Rapid Entire Body Assessment) untuk menganalisa posisi kerja karyawan sudah baik atau tidak. Berdasarkan hasil NBM terdapat dua karyawan yang temasuk tingkat resiko tinggi yaitu pada proses amplas dan cat dengan score 84 dan 83. Serta dua karyawan mempunyai tingkat resiko sangat tinggi pada proses las dan dempul dengan score 98 dan 97. Hasil analisa RULA diperoleh untuk semua proses dengan nilai 7 yang berarti perlu diadakan penyelidikan lebih lanjut dan harus segera ada perbaikan, sedangkan score REBA pada proses las 8, dan pada proses dempul, amplas, dan cat diperoleh score 10 yang berarti beresiko tinggi mengalami cedera/gangguan otot dan harus segera diterapkan perbaika
    corecore