6 research outputs found

    MENGENAL FAKTOR RESIKO ASMA SERTA PENCEGAHAN DAN PENANGANANNYA

    Get PDF
    Webinar ini dilakukan oleh mahasiswa program studi profesi apoteker secara daring karena terkendala pandemi COVID-19. Webinar ini bertujuan agar masyarakat memahami dan mengetahui tentang faktor resiko asma serta pencegahan dan penanganannya. Kegiatan webinar dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital, yaitu Zoom Meeting dengan total peserta 93 orang. Webinar dilaksanakan pada tanggal 16 November 2021 jam 09.00 wib sampai 10.00 wib. Metode penilitian : Indikator dari webinar ini didapat dari hasil pengisian pretes dan post test melalui google form oleh peserta yang diisi saat acara webinar berlangsung. Hasil:Berdasarkan hasil yang didapat  dari data pada pre-test dan post-test terdapat kenaikan pada jumlah jawaban pada postest. Salah satu faktor yang mempengaruhi pemahaman pesertaterhadap materi yang diberikan adalah cara penyampaian daripemateri yang ringan, lugas dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami peserta tanpa bertele-tele.

    PEMBUATAN DAN ANALISA TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN TERHADAP HAND SANITIZER EKSTRAK KULIT KAKAO

    Get PDF
    Kulit buah kakao adalah produk sampingan dari produksi kakao, terhitung sekitar 74-76% dari kulit buahkakao biasanya dibuang sebagai limbah. Jika dibiarkan di lingkungan, limbah buah kakao ini dapat menimbulkan masalah lingkungan, seperti penyebaran penyakit tanaman busuk buah dan bau tidak sedap. Salah satu solusinya adalah dengan memanfaatkan ekstrak kulit kakao untuk membuat sediaan antibakteri berupa gel hand sanitizer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi terbaik dari produk gel hand sanitizer ekstrak kulit buah kakao yang disukai dan dapat diterima oleh konsumen. Penelitian yang dilakukan adalah menggunakan uji homogenitas, organoleptik dan tingkat penerimaan dari beberapa panelis. Sampel dibedakan berdasarkan konsentrasi ekstrak kulit kakao yang ditambahkan kedalam hand sanitizer. Berdasarkan uji hedonik (kesukaan) diketahui formulasi hand sanitizer yang paling disuka yaitu F3 dimana dalam formulasi tersebut terdiri dari kombinasi 1,5g ekstrak pektin kulit kakao dan 0,36g ekstrak kulit kakao, TEA 1g, akuadest 30mL

    EDUKASI GIZI DAN PENGOLAHAN PUDING 4 BINTANG SEBAGAI MAKANAN PENDAMPING ASI ANAK USIA DIBAWAH 5 TAHUN DALAM UPAYA PENCEGAHAN STUNTING

    Get PDF
    Stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak berusia dibawah 5 tahun yang disebabkan karena terjadinya malnutrisi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Sembalun pada tahun 2022 sejumlah 90 anak di Desa Sajang mengalami stunting. Tingginya kejadian stunting tersebut disebabkan karena rendahnya pengetahuan masyarakat tentang stunting dan pentingnya kebutuhan gizi seimbang yang harus dipenuhi pada masa sebelum dan setelah melahirkan serta selama masa pertumbuhan anak. Pengabdian ini betujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi seimbang dengan cara demonstrasi pengolahan makanan sehat yang mengandung gizi seimbang menjadi puding. Demonstrasi pengolahan makanan sehat merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang stunting dan pentingnya kebutuhan gizi seimbang pada masa pertumbuhan anak serta dapat meningkatkan minat anak dalam menkonsumsi makanan sehat. Pengolahan puding 4 bintang menggunakan 4 bahan utama yaitu ubi ungu sebagai sumber karbohidrat, labu sebagai sumber serat dan vitamin, kacang merah sebagai sumber protein nabati dan telur ayam sebagai sumber protein hewani

    EDUKASI PENCEGAHAN PENULARAN DAN PENGOBATAN SKABIES PADA SANTRI DAN SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN X KABUPATEN LOMBOK TIMUR

    Get PDF
    Skabies merupakan infeksi kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei varietas hominis. Prevalensi skabies biasanya meningkat 3,6 kali lebih tinggi pada tempat dengan jumlah penghuni padat seperti asrama, panti asuhan, pondok pesantren, dan penjara. Belum pernah ada penyuluhan dan penelitian mengenai skabies di Pondok Pesantren Nurul Ikhlas NW Desa Sajang, Kecamatan Sembalun. Berdasarkan informasi dari Kepala Sekolah dan Pemilik Pondok angka kejadian skabies cukup tinggi dan hampir menjangkit seluruh santri. Program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilakukan dalam bentuk penyuluhan edukasi kesehatan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan memberikan edukasi kepada santri dan santriwati mengenai pencegahan penularan dan pengobatan skabies. Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 19 Januari 2023. Penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi yang diikuti oleh 61 peserta dengan rangkaian kegiatan meliputi pre-test, pemutaran video edukasi, gambaran kasus skabies, dan penyampaian materi mengenai skabies. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan pre-test dengan instrumen penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta penyuluhan. Hasil penelitian diperoleh tingkat pengetahuan santri termasuk kategori cukup baik sebanyak 21 orang (34,43%), kurang baik sebanyak 30 orang (49,18%), dan baik sebanyak 10 orang (16,39%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan mayoritas santri termasuk dalam katagori kurang baik 49,18%.  Kata kunci: Skabies, Sajang, Pencegahan, Pengobatan, Pondok Pesantre

    Guidelines for the use and interpretation of assays for monitoring autophagy (4th edition)

    No full text
    In 2008, we published the first set of guidelines for standardizing research in autophagy. Since then, this topic has received increasing attention, and many scientists have entered the field. Our knowledge base and relevant new technologies have also been expanding. Thus, it is important to formulate on a regular basis updated guidelines for monitoring autophagy in different organisms. Despite numerous reviews, there continues to be confusion regarding acceptable methods to evaluate autophagy, especially in multicellular eukaryotes. Here, we present a set of guidelines for investigators to select and interpret methods to examine autophagy and related processes, and for reviewers to provide realistic and reasonable critiques of reports that are focused on these processes. These guidelines are not meant to be a dogmatic set of rules, because the appropriateness of any assay largely depends on the question being asked and the system being used. Moreover, no individual assay is perfect for every situation, calling for the use of multiple techniques to properly monitor autophagy in each experimental setting. Finally, several core components of the autophagy machinery have been implicated in distinct autophagic processes (canonical and noncanonical autophagy), implying that genetic approaches to block autophagy should rely on targeting two or more autophagy-related genes that ideally participate in distinct steps of the pathway. Along similar lines, because multiple proteins involved in autophagy also regulate other cellular pathways including apoptosis, not all of them can be used as a specific marker for bona fide autophagic responses. Here, we critically discuss current methods of assessing autophagy and the information they can, or cannot, provide. Our ultimate goal is to encourage intellectual and technical innovation in the field
    corecore