116 research outputs found

    Pengaruh Atmosfer Ritel dan Promosi terhadap Impulse Buying yang Dimediasi Emosi Positif

    Full text link
    Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh atmosfer ritel, dan promosi terhadap emosi positif, pengaruh atmosfer ritel, promosi, dan emosi positif terhadap impulse buying, peran emosi positif sebagai pemediasi atas hubungan antara atmosfer ritel dan promosi terhadap impulse buying pada konsumen Hypermart Carrefour Denpasar. Populasinya adalah seluruh konsumen yang pemah berbelanja dan melakukan Impulse Buying di Hypermarket Carrefour Denpasar. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah purposive sampling sehingga didapat jumlah sampel 112 responden. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial atmosfer ritel, dan promosi berpengaruh positif terhadap emosi positif. Secara parsial atmosfer ritel, promosi, dan emosi positif berpengaruh positif terhadap impulse buying. Emosi positif memediasi hubungan antara atmosfer ritel dan promosi terhadap impulse buying pada konsumen Hypermart Carrefour Denpasar. Kata Kunci: Atmosfer Ritel, Promosi, Emosi Positif, Impulse Buyin

    Analisis Persebaran Medan Listrik pada Lightning Arrester 20kV Menggunakan Finite Element Method

    Full text link
    Lightning Arrester adalah perangkat semikonduktor yang digunakan dalam sistem tenaga listrik untuk melindungi peralatan terhadap petir dan switching tegangan lebih. Alat pelindung terhadap gangguan petir ini berfungsi melindungi peralatan sistem tenaga listrik dengan membatasi tegangan lebih yang datang dan mengalirkannya ke tanah. Arrester tidak akan bekerja pada keadaan normal melainkan akan bekerja pada saat adanya tegangan impuls yang datang pada arrester. Dalam penggunaanya arrester ini akan menimbulkan medan pada permukaan arrester. Pada tugas akhir ini dilakukan pemodelan untuk menganalisa persebaran medan listrik pada arrester tersebut. Analisa pemodelan medan listrik membantu dalam mengetahui pengaruh dari itensitas medan maksimum dalam arrester baik dalam kondisi normal maupun transien. Metode yang digunakan adalah simulasi yang berbasis pada FEM (finite element method). Serta membandingkan kondisi medan listrik pada permukaan arrester dalam keadaan normal, terkontaminasi air garam, saat terdapat rongga udara dan terkontaminasi debu. Nilai medan listrik yang didapatkan pada saat diberi arus impuls sangat kecil dibandingkan dengan saat diberikan tegangan nominal karena saat terkena arus impuls tegangannya sangat kecil atau mendekati nol

    Analisis Perataan Sumber Daya Menggunakan Metode Burgess Dengan Alat Bantu Software Primavera Project Planner Pada Pembangunan Proyek Gedung PT Bank Muamalat Cabang Malang

    Full text link
    Proyek adalah suatu pekerjaan yang berlangsung berkesinambungan untuk mendapatkan hasil yang telah ditentukan dalam suatu kontrak kerja. Untuk mendapatkan hasil yang telah ditentukan, perlu perencanaan yang matang dalam penggunaan sumber daya. Ketidakmerataan sumber daya akan mempengaruhi pelaksanaan proyek. Oleh karena itu, diperlukan teknik perataan tenaga kerja untuk meminimalkan fluktuasi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Burgess dengan menentukan nilai jumlah kuadrat (Z). Dengan mengetahui alokasi jumlah kebutuhan sumber daya, dapat dihitung besar nilai Z. Semakin kecil nilai Z maka fluktuasi yang timbul pada kebutuhan sumber daya akan semakin kecil. Penelitian ini dibantu dengan Software Primavera Project Planner 6.0. Analisis dilakukan pada Pembangunan Proyek Gedung PT. Bank Muamalat Tbk Cabang Malang. Dari hasil analisa perhitungan perataan sumber daya yaitu tukang besi, didapatkan hasil perhitungan nilai Z berkurang dari 1062 menjadi 1030. Penggunaan tukang besi pada minggu 19 sampai minggu 22 yaitu sebanyak 5 orang berubah menjadi 4 orang, 1 orang dialokasikan ke minggu 24 sampai minggu 27. Dapat kita simpulkan bahwa perataan sumber daya yang dilakukan pada penelitian ini dapat mengurangi kebutuhan puncak tenaga kerja pada proyek ini

    Analisis Faktor Risiko Reproduksi Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kanker Payudara Pada Wanita

    Full text link
    Breast cancer is most commonly found in women, and is the second leading cause of death after cervical cancer. Due to its multifactorial nature, the cause of breast cancer is indeterminate. Epidemiological evidence suggests that there are 3 possible factors contributing to the occurrence of breast cancer, namely hormonal, genetic and environmental factors. North Sumatra is the 5th province having the highest breast cancer prevalence among all other provinces in Indonesia. The purpose of this study was to analyze various reproductive risk factors contributing to breast cancer incidence in women. The study was a retrospective case-control. Subjects were women with breast cancer who received care and treatment in H.Adam Malik General Hospital and dr.Pirngadi Medan General Hospital. The sample size was N=100 (n=50 – case group; n=50 – control group). The data were analyzed using bivariate analyses (Chi-square tests) and multivariate analyses (multiple logistic regressions). Bivariate analyses showed that reproductive risk factors associated with breast cancer were menarche period (p=0.001), parity (p=0.001), age of first pregnancy (p=0.001) and breastfeeding (p=0.002). Moreover, multivariate analyses showed statistically significant correlations (p <0.05) between the four reproductive risk factors and breast cancer incidence, including menarche period (OR=4.41, 95% CI: 1.33 ̶ 14.63), parity (OR=6.38, 95% CI : 1.57 ̶ 25.90), age of first pregnancy (OR=7.91, 95% CI: 1.86 to 33.60) and breastfeeding (OR= 4.24, 95% CI: 1.22 ̶ 14.76). In conclusion, the reproductive risks associated with breast cancer incidence in women were the menarche period of <12 years, parity of 1 ̶ 2 times, first pregnancy age of 20 ̶ 30 years old and non-breastfeeding status. In this study, the age of the first pregnancy was found to be the most dominant factor

    Multi-frequency inversion-charge pumping for charge separation and mobility analysis in high-k/InGaAs metal-oxide-semiconductor field-effect transistors

    Get PDF
    An alternative multi-frequency inversion-charge pumping (MFICP) technique was developed to directly separate the inversion charge density (N-inv) from the trapped charge density in high-k/InGaAs metal-oxide-semiconductor field-effect transistors (MOSFETs). This approach relies on the fitting of the frequency response of border traps, obtained from inversion-charge pumping measurements performed over a wide range of frequencies at room temperature on a single MOSFET, using a modified charge trapping model. The obtained model yielded the capture time constant and density of border traps located at energy levels aligned with the InGaAs conduction band. Moreover, the combination of MFICP and pulsed I-d-V-g measurements enabled an accurate effective mobility vs N-inv extraction and analysis. The data obtained using the MFICP approach are consistent with the most recent reports on high-k/InGaAs. (C) 2015 AIP Publishing LLC

    Performance Analysis on IEEE 802.11ah Standard with Enhanced Distributed Channel Access Mechanism

    Get PDF
    IEEE 802.11ah is a new task group on the IEEE 802.11 standard designed to work on the 900 MHz. It is with a range of communication coverage up to 1kilometer, lower energy consumption, and up to 8191 stations. There are two types of STAs in 802.11ah: sensor type to support sensor service and non-sensor type for offload service. In this research, it only focuses on non-sensor STA. For non-sensor STA, maximizing throughput is more important than power consumption. This research aims to see the performance of IEEE 802.1 1ah with Enhanced Distributed Channel Access (EDCA). To achieve that purpose, a mechanism is needed to provide guarantees various services required by theSTA. EDCA is an access mechanism used to set the Quality of Service (QoS) for the IEEE 802.11 standard through modifications in MAC layer. In this research,it focuses on one of the EDCA parameters, Arbitration Inter-Frame Space (AIFS). In addition, this research also focuses on the 802.11ah feature is Restricted Access Window (RAW) by changing the number of the RAW groups. From the results of the research, it is found that the improvement scheme with Arbitration Inter-Frame Space Number (AIFSN) value AC BK = 2, AC BE = 1, AC VI = 1, AC VO = 1 has better performance compared to the default scheme with AIFSN value AC BK = 7, AC BE = 3, AC VI = 2, AC VO = 2) with an average throughput of 1.504598 Mbps, average overall delay of 0.066242 second and average PDR of 62%. In addition, changes in the number of RAW groups and RAW slots affect network performance. This feature can improve the value of throughput, average delay, and Packet Delivery Ratio. The goals of this research is to know the effect of AIFSN value changes on AIFSN parameters, variation of RAW group and RAW slot number to throughput,average delay and packet delivery ratio

    Simulasi Virtual Local Area Network (VLAN) Berbasis Software Defined Network (SDN) Menggunakan POX Controller

    Full text link
    VLAN (Virtual LAN) merupakan sebuah teknologi yang dapat mengkonfigurasi jaringan logis independen dari struktur jaringan fisik. Hasil dari penelitian sebelumnya sudah diprediksi bahwa dibutuhkan Virtual Network yang akhirnya terciptalah VLAN. Namun paradigma jaringan saat ini tidak flexible, ketergantungan terhadap vendor sangat besar karena fungsi data plane dan control plane berada dalam satu paket device. SDN (Software defined network) yang merupakan salahsatu evolusi teknologi jaringan sesuai dengan tuntutan yang berkembang dimana memisahkan fungsi data plane dan control plane pada suatu perangkat. POX Controller digunakan untuk men-simulasikan dan menguji Platform SDN (Software defined network). Pada penelitian ini menggunakan Openflow versi 1.0 untuk memasang header VLAN sehingga penelitian ini difokuskan untuk mengevaluasi performa forwarding VLAN yang memanfaatkan Openflow sebagai control plane dapat berfungsi dengan baik. Hasil penelitian ini mengusulkan penerapan karakteristik teknologi VLAN pada SDN karena telah berjalan dengan benar sesuai hasil pengujian konektifitas, verifikasi dan keamanan. Kemudian hasil pengujian lanjutan untuk melihat pengaruh SDN dengan skenario penambahan jumlah VLAN ID didapatkan bahwa set-up time akan bertambah seiring meningkatnya jumlah host dan dengan menggunakan protokol OpenFlow, latency yang terjadi di jaringan dapat dipantau dengan parameter round trip time (RTT) yang stabil direntang 0,2 sampai 6 second walaupun jumlah vlan_id dan background traffic bertambah

    Perencanaan Optical Multiplexer Untuk Layanan Data Dan POTS Di Politeknik TEDC Bandung

    Get PDF
    Teknologi OMUX (Optical Multiplexer) merupakan salah satu solusi yang ditawarkan Telkom Bandung saat ini. OMUX adalah suatu teknologi akses yang dikategorikan sebagai Broadband Access yang ditransmisikan melalui media fiber optik. OMUX merupakan perangkat multiplexer penjembatan layanan data dan POTS melalui media serat optik yang dibuat dengan sangat fleksibel berbentuk modul. Dalam Penelitian ini dilakukan perencanaan teknologi OMUX untuk layanan data dan POTS di Politeknik TEDC Bandung dengan cara melakukan perbandingan teknologi OMUX dengan salah satu dari teknologi pengembangan dari PON yaitu GPON (Gigabit PON). Perbandingan ini dilakukan untuk mengkaji implementasi OMUX sebagai teknologi paling tepat dan efisien diterapkan di pelanggan coorporate Telkom Bandung. Pengambilan keputusan adalah berdasarkan hasil perbandingan pengukuran parameter, analisis kebutuhan, kelebihan dan kekurangan masing-masing teknologi. Adapun parameter teknis yang dibahas adalah Power Link Budget, Rise Time Budget, spesifikasi perangkat dan Redaman. Dari hasil pengukuran parameter teknis dan analisa dapat dilihat bahwa teknologi OMUX dan GPON memenuhi persyaratan layanan broadband serta memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Nilai margin daya dan rise time jaringan menggunakan OMUX lebih besar dibandingkan dengan menggunakan GPON. Sehingga teknologi yang dipilih adalah OMUX untuk kampus Politeknik TEDC Bandung yang terletak di wilayah suburban dan tidak banyak kemungkinan pengguna akses broadband. Keputusan ini juga diambil berdasarkan pertimbangan effort yang dibutuhkan dan waktu instalasi (Time to Delivery Market).&nbsp

    Pemodelan Arus Arcing Tegangan Rendah pada Kabel Fleksibel (Serabut) Menggunakan Elman Neural Network

    Full text link
    Penggunaan listrik dapat menyebabkan bahaya jika tidak diperlakukan dengan baik. Salah satu bahaya yang dapat terjadi adalah kebakaran akibat dari adanya arc flash yang berasal dari peristiwa hubung singkat. Maka dari itu, diperlukan sebuah analisa bahaya listrik pada tegangan rendah sehingga keamanan pada sisi pelanggan dapat tetap terjaga. Arus Arc flash pada tegangan rendah memiliki karakteristik berupa bentuk gelombang yang nilainya tinggi, namun durasi yang relative singkat. Hal ini berakibat pada tidak bereaksinya alat pengaman dalam mengatasi gangguan ini. Dalam tugas akhir ini, penulis akan membuat sebuah pemodelan terhadap arus arcing pada tegangan rendah. Tujuan dari melakukan pemodelan adalah untuk memudahkan analisa terhadap fenomena arc flash pada tegangan rendah sehingga nantinya ditemukan solusi untuk mengatasi bahaya yang dapat diakibatkan oleh fenomena arc flash itu sendiri. Pemodelan ini menggunakan metode Elman Neural Network yang berfungsi untuk membentuk karakteristik dari bentuk arus arc flash dengan menentukan nilai hambatan pada tempat terjadinya arcing. Pemodelan dilakukan berdasarkan kasus arc flash pada kabel fleksibel dengan jumlah serabut yang berbeda-beda. Keluaran dari tugas akhir ini adalah sebuah arus arcing pemodelan yang bentuknya mirip dengan arus arcing hasil percobaan. Hasil yang didapatkan adalah arus arcing pemodelan memiliki bentuk yang mirip dengan arus arcing percobaan
    • …
    corecore