25 research outputs found

    Microcapsule Application of Kecombrang Flower Extract: Effects of Concentration, Types of Fraction, pH of Medium, and NaCl on Microbiological Properties of Minced Beef

    Get PDF
    Abstract. Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan), in addition to  flavor and medicinal uses, it has potential as antimicrobial substances. The bioactive components in kecombrang are alkaloids, flavonoids, polyphenols, steroids, saponin and atsiri oils. This research was aimed to study the effectiveness of microcapsule from flower extract of kecombrang added to minced beef; the effects of pH interaction and NaCl addition on antimicrobial activity. The research used a Randomized Completely Block Design factorial pattern with 24 treatment combinations and 2 replications. The tested factors were type and microcapsule concentration ( control, ethanol extract  5%, etanol extract 10%, ethyl acetate extract 5% and ethyl acetate extract 10%), pH medium (pH 4 dan pH 7), and NaCl concentration (0% 2,5% and 5%). The results showed the microcapsule of flower extract of kecombrang that have antimicrobial activities in boiled minced beef was etyl acetate extract of 10% concentration under pH 4 and 5% NaCl . Keywords : Microcapsule, kecombrang, natural preservative, minced beef. Abstrak. Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) selain sebagai pemberi cita rasa dan berkhasiat obat, juga berpotensi sebagai antimikroba. Komponen bioaktif yang terdapat dalam kecombrang yaitu alkaloid, flavonoid, polifenol, steroid, saponin dan minyak atsiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas mikrokapsul dari ekstrak bunga kecombrang yang ditambahkan pada daging sapi giling, pengaruh perlakuan pH dan penambahan NaCl terhadap potensi antimikroba.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) factorial dengan  24 kombinasi perlakuan dan 2 kali ulangan.  Faktor yang diteliti adalah jenis dan konsentrasi mikrokapsul yaitu ( kontrol, ekstrak etanol  5%, ekstrak etanol 10%, ekstrak  etil asetat 5% dan  ekstrak etil asetat 10%), pH medium (pH 4 dan pH 7), dan konsentrasi NaCl (0% 2,5% dan 5%).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrokapsul ekstrak bunga kecombrang yang dapat berfungsi sebagai antimikroba pada daging giling rebus adalah ekstrak etil asetat  pada konsentrasi 10% dengan pengaturan pada pH  4 dan pada konsentrasi NaCl 5 %. Kata kunci :  Mikrokapsul, kecombrang, pengawet alami,  daging giling.R Naufalin and SR Herastuti/Animal Production 15(1):8-14, January 201

    Kinerja Guru Tersertifikasi pada Mata Pelajaran Ekonomi (Studi Kasus pada SMA Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) Kinerja guru tersertifikasi pada mata pelajaran ekonomi di SMA Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah ditinjau dari kompetensi pedagogik (2) Kinerja guru tersertifikasi pada mata pelajaran ekonomi di SMA Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah ditinjau dari kompetensi profesional (3) Kinerja guru tersertifikasi pada mata pelajaran ekonomi di SMA Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah ditinjau dari kompetensi sosial (4) Kinerja guru tersertifikasi pada mata pelajaran ekonomi di SMA Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah ditinjau dari kompetensi kepribadian (5) Fenomena yang melatarbelakangi kinerja guru mata pelajaran ekonomi tersertifikasi di SMA Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah.Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kabupaten Jepara. Metode penelitian adalah metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru mata pelajaran ekonomi tersertifikasi di SMA Kabupaten Jepara. Teknik pengambilan sampel adalah sampel bertujuan (purposive sampling). Sampel penelitian berjumlah 11 guru terdiri dari 3 guru ekonomi tersertifikasi SMA N 1 Welahan, 3 guru ekonomi tersertifikasi SMA N 1 Pecangaan, 2 guru ekonomi tersertifikasi SMA N 1 Jepara, dan 3 guru ekonomi tersertifikasi SMA PGRI Jepara. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan analisis interaktif.Hasil dan kesimpulan penelitian ini adalah kinerja guru mata pelajaran ekonomi tersertifikasi di SMA Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah belum sepenuhnya menunjukkan Perubahan, karena (1) ditinjau dari kompetensi pedagogik guru menetapkan tujuan pembelajaran hanya berdasarkan silabus tanpa memperhatikan kebutuhan dan kondisi siswa, selain itu delapan keterampilan mengajar guru tidak bisa dilakukan dengan baik. (2) ditinjau dari kompetensi kepribadian guru telah menjadi suri tauladan bagi siswa dan bisa memberi contoh sehingga siswa mempunyai janji untuk meningkatkan kedisplinan dalam dirinya. (3) ditinjau dari kompetensi profesional metode yang digunakan guru dalam mengajar masih menekankan pada ceramah, masih banyak sumber belajar yang kurang dimanfaatkan oleh guru seperti perpustakaan, koperasi sekolah, pasar dan kemauan guru dalam meningkatkan profesionalitasnya dengan mengikuti pelatihan, workshop, seminar dan kuliah masih rendah. (4) ditinjau dari kompetensi sosial guru telah mempunyai tanggung jawab atas profesinya sebagai seseorang yang dipandang cerdas yang mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi masyarakat sekitarnya. (5) fenomena yang melatarbelakangi kinerja guru mata pelajaran ekonomi tersertifikasi di SMA kabupaten Jepara provinsi Jawa Tengah diantaranya guru belum memiliki manajemen yang baik dalam pembelajaran, guru memiliki niat yang tulus untuk mengajar, fasilitas yang disediakan sekolah tidak mendukung untuk melakukan metode yang terkini, adanya faktor sosial budaya yang mempengaruhi penampilan guru di masyarakat

    Penerapan Jubung Sebagai Alat Penurun Jumlah Buih Pada Proses Pembuatan Gula Kelapa

    Full text link
    Proses pembuatan gula kelapa pada prinsipnya melalui dua tahap utama yaitu penguapan air dan solidifikasi. Pada waktu pemasakan nira mencapai fase jenuh akan terjadi pembuihan (foaming) dan menghasilkan buih-buih yang berwarna putih hingga kekuningan. Para pengrajin gula kelapa biasanya menambahkan minyak kelapa untuk menghilangkan atau menurunkan buih (defoaming). Kecuali itu dapat juga menggunakan “jubung” atau anyaman yang terbuat dari bambu, diletakan di tengah-tengah wajan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pemberian minyak kelapa dan penggunaan jubung terhadap pembentukan buih dan kualitas gula kelapa cetak. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua kali ulangan. Faktor yang dicoba meliputi pemberian minyak kelapa (M) yang tertdiri atas 0% (M0), 0,005% (M1), 0,01% (M2), 0,015% (M3), dan 0,02% (M4). Serta penggunaan jubung (J) yang terdiri atas tanpa menggunakan jubung (J0), jubung model I (J1), jubung moel II (J2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian minyak kelapa dalam pembuatan gula kelapa menyebabkan tinggi buih menurun sebesar 53,10 persen, kadar lemak meningkat sebesar 0,1013 perseb bk dan tekstur gula kelapa semakin keras dengan nilai 0,0168 mm/g/dt – 0,0054 mm/g/dt. Penggunaan jubung menyebabkan buih terlokalisasi di dalam jubung dan menurunkan jumlah nira di luar jubung. Jubung model I (J1) memberikan tinggi buih sebesar 14,78 cm, sedangakan jubung model II (J2) memberikan tinggi buih sebesar 7,75 cm. Kombinasi pemberian minyak kelapa 0,015% dan jubung model II (M3J2) menghasilkan gula kelapa cetak terbaik ditinjau dari sifat fisikokimia dan sensoris yaitu dengan tinggi nira akan berbuih 4,84 cm; tinggi buih 7,5 cm; kadar lemak gula kelapa 0,0793 persen bk; kadar air 8,42 persen bb; kadar abu 1,70 persen bk; kadar gula reduksi 7,57 persen bk; tekstur 0,0047 mm/g/dt; total pdatan 1,18 persen bk; warna coklat tua (2,4); tekstur keras (3,3); aroma mendekati khas gula kelapa (2,5); rasa berminyak mendekati tidak terasa (3,7) dan memiliki nilai kesukaan mendekati suka (2,5)

    Pengaruh Konsentrasi Ca(Oh)2, Jenis Bahan Pengawet Alami Dan Lama Simpan Terhadap Kualitas Nira Kelapa

    Full text link
    Nira kelapa merupakan bahan baku pembuatan gula kelapa. Sifat nira kelapa mudah mengalami fermentasi karena kandungan nutrisinya merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Fermentasi terjadi selama proses penyadapan hingga saat akan diolah menjadi gula kelapa, sehingga dapat menurunkan kualitas nira yang akan diolah menjadi gula kelapa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan pemberian bahan pengawet atau laru pada proses penyadapan dengan konsentrasi yang stabil. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui efektifitas pemberian Ca(OH)2 dalam mempertahankan kualitas nira kelapa; 2) Mengetahui efektifitas pemberian berbagai jenis bahan pengawet alami dalam mempertahankan kualitas nira kelapa; 3) Mencari kombinasi perlakuan terbaik dalam mempertahankan kualitas nira kelapa. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua kali ulangan. Faktor yang dicoba yaitu konsentrasi Ca(OH)2 (K, b/v), 0% (K0), 2% (K1) dan 4% (K2); jenis bahan pengawet alami (J; 1,5% b/v), tanpa bahan pengawet alami (J0), kulit buah manggis (J1), kulit buah jeruk keprok (J2), daun jeruk keprok (J3), daun jambu biji (J4) dan daun cengkeh (J5); lama simpan (L), 0 jam (L0), 4 jam (L1) dan 8 jam (L2). Hasil penelitian menunjukkan: 1) Pemberian Ca(OH)2 2% diketahui dapat mempertahankan kualitas nira kelapa sampai 4 jam; 2) Kulit buah manggis memiliki efektifitas tertinggi dalam mempertahankan kualitas nira kelapa selama penyimpanan. Selain itu, daun cengkeh dan daun jambu biji juga memiliki efektifitas yang cukup baik dalam mempertahankan kualitas nira kelapa; 3) Kombinasi pemberian Ca(OH)2 2% dan kulit buah manggis merupakan perlakuan yang terbaik dalam mempertahankan kualitas nira kelapa

    Experiential Learning Model on Entrepreneurship Subject to Improve Students' Soft Skills

    Full text link
    This research aims to improve students' soft skills on entrepreneurship subject by using experiential learning model. It was expected that the learning model could upgrade students' soft skills which were indicated by the higher confidence, result and job oriented, being courageous to take risks, leadership, originality, and future-oriented. It was a class action research using Kemmis and Mc Tagart's design model. The research was conducted for two cycles. The subject of the study was economics education students in the year of 2015/2016. Findings show that the experiential learning model could improve students' soft skills. The research showed that there is increased at the dimension of confidence by 52.1%, result-oriented by 22.9%, being courageous to take risks by 10.4%, leadership by 12.5%, originality by 10.4%, and future-oriented by 18.8%. It could be concluded that the experiential learning model is effective model to improve students' soft skills on entrepreneurship subject. Dimension of confidence has the highest rise. Students' soft skills are shaped through the continuous stimulus when they get involved at the implementation

    Experiential Learning Model on Entrepreneurship Subject for Improving Students' Soft Skills

    Full text link
    The objective of the research was to improve students' soft skills on entrepreneurship subject by using experiential learning model. It was expected that the learning model could upgrade students' soft skills which were indicated by the higher confidence, result and job oriented, being courageous to take risks, leadership, originality, and future-oriented. It was a class action research using Kemmis and Mc Tagart's design model. The research was conducted for two cycles. The subject of the study was economics education students in 2015/2016. The result of the research showed that the experiential learning model could improve students' soft skills. The research showed that there were increases at the dimension of confidence, (52.1%), result-oriented (22.9%), being courageous to take risks (10.4%), leadership (12.5%), originality (10.4%), and future-oriented (18.8%). It could be concluded that the experiential learning model was effective to improve students' soft skills on entrepreneurship subject. It also showed that the dimension of confidence had the highest rise. Students' soft skills were shaped through the continuous stimulus when they got involved at the implementation.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan soft skills mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan dengan menggunakan model experietial learning. Diharapkan dengan model pembelajaran ini terjadi peningkatan soft skills mahasiswa yang ditandai dengan peningkatan rasa percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, berani mengambil resiko, kepemimpinan, keorisinilan, dan berorientasi masa depan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model desain menurut Kemmis dan Mc Tagart. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Penelitian ini dilaksanakan di kelas pendidikan ekonomi angkatan 2015/2016. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model experiential learning dapat meningkatkan soft skills mahasiswa. Berdasarkan tabel yang disajikan dalam hasil penelitian dapat dilihat peningkatan dimensi-dimensi yang diukur dalam penelitian yaitu percaya diri (52,1%), berorientasi tugas dan hasil (22,9%), berani mengambil resiko(10,4%), kepemimpinan (12,5%), keorisinilan(10,4%), dan orientasi masa depan (18,8 %). Simpulan penelitian ini adalah model experiential learning terbukti efektif dalam meningkatkan soft skills mahasiswa pada mata kuliah kewirausahaan. Dari hasil penelitian tersebut terlihat bahwa dimensi percaya diri memiliki persentase kenaikan yang paling tinggi. Soft skills mahasiswa dapat terbentuk melalui stimulus yang dikondisikan secara kontinyu dan melalui tugas dimana mereka terlibat secara penuh dalam pelaksanannya

    Analysis of Business Center Implementation in Banyumas Regency

    Full text link
    The research aims to help the development of business center as an entrepreneurship laboratory for vocational students in order to increase the number of young entrepreneurs in Indonesia. This study is also to find out how the implementation of the existing Business Center program in SMK Banyumas District viewed from the aspects of learning, economics, organizational, and capital. Research method used qualitative method and techniques of collecting data used observation and interview. The place of research is in Vocational School 1 Purwokerto and Vocational School 2 Purwokerto. The sampling technique was purposive sampling technique. Validity of data in this research used data triangulation.The result of the research shows that the learning aspect of the implementation of the business center is effective because it becomes the student training center. Economic aspect of the business center is effective to carry out the activities of selling goods, goods production and service, business because it is supported by qualified human resources and internal audits conducted regularly. The aspect of the capital of the business center can be managed effectively
    corecore