25 research outputs found

    MEMBANGUN KESUBURANTANAH DI LAHAN MARGINAL

    Get PDF
    Sumber daya lahan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan suatu sistem usaha pertanian, karena hampir semua usaha pertanian berbasis pada sumber daya lahan. Lahan adalah suatu wilayah daratan dengan ciri mencakup semua watak yang melekat pada atmosfer, tanah, geologi, timbulan, hidrologi dan populasi tumbuhan dan hewan, baik yang bersifat mantap maupun yang bersifat mendaur, serta kegiatan manusia di atasnya. Jadi, lahan mempunyai ciri alami dan budaya (Notohadiprawiro, 1996). Istilah "marginal" menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah: 1. berhubungan dengan batas (tepi)tidak terlalu menguntungkan, 2. berada di pinggir. Memarginalkan berarti meminggirkan atau memojokkan. Dalam Merriam-Webster Dictionary, marginal defined as close to the lower limit of qualification, acceptability or function. Wacana mengenai lahan marginal dapat ditelusur pada tulisan Peterson dan Galbraith (1932) yang berjudul The Concept of Marginal Land Scherr dan Hazell (1994) memberi pengertian lahan marginal sebagai lands unsuitable for continuous til/age or lands where there were major constraints to economic use of industrial inputs. Marginal lands menurut Ojating cit Olanrewaju dan Ezekiel (2005) are those lands which have lost their ability to support therequired biodiversity either through natural catastrophes and or human destructive activities. Menurut Strijker (2005), marginal lands are characterised by land uses that are at the margin of economic viability

    Keragaan Empat Kultivar Wijen (Sesamum indicum L.) di Tanah Pasir Pantai yang diperkaya dengan Dolomit dan Ammonium Sulfat

    Get PDF
    Luas area pertanaman wijen di Indonesia setiap tahun mengalami penurunan yang disebabkan pengalihan fungsi lahan untuk budidaya tanaman pangan. Keberadaan lahan marginal yang luas namun belum termanfaatkan untuk area pertanaman dapat menjadi alternatif budidaya wijen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan dolomit dan ammonium sulfat terhadap hasil serta kualitas benih wijen yang dibudidayakan menggunakan pasir pantai Samas, Bantul, Yogyakarta. Perlakuan yang terdiri dari faktor wijen dan pupuk dicobakan dalam Rancangan Acak Lengkap Berkelompok (RALB) dengan 3 blok sebagai ulangan. Faktor wijen terdiri dari empat kultivar dan faktor pupuk tersusun oleh empat kombinasi pupuk dolomit dan ZA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh dolomit dan ZA berbeda-beda antar kultivar wijen. Pada kultivar SBR 1, penambahan 36,92 kg/ha dolomit + 41,67 kg/ha ZA  mampu menghasilkan volume akar dan berat basah brangkasan terbesar. Selain itu pada SBR 3, penambahan 36,92 kg/ha dolomit + 41,67 kg/ha ZA  juga mampu menghasilkan berat biji per tanaman tertinggi

    Improving basil productivity in coastal sandy soil Yogyakarta by balanced Urea-ZA (N-S) fertilizers and application of soil amendment to increase fertilization effectiveness

    Get PDF
    Basil is a plant that can be cultivated in Psamment (coastal sandy soil). Basil requires nitrogen (N) and sulfur (S), so the N-S balance is needed to obtain optimal results. Psamment contains low colloid, causing nutrients to be barely bound and easily lost. Zeolite and biochar can be a solution. This study aimed to determine the composition and frequency of fertilization, as well as the use of soil amendment for basil growth. This research consisted of two interrelated studies arranged in a Randomized Complete Block Design. The research was conducted in Bugel, Panjatan, Kulon Progo, and the analysis was performed at the Soil Department Laboratory, Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada. The first study consisted of two factors, namely Urea-ZA composition (0:0, 60:40, 70:30, 80:20, 90:10, and 100:0) and frequency of fertilization (every 1 and 2 weeks). The application of Urea-ZA (80:20) gave the best fresh-dry weight, N-S content, and N-S uptake of basil, and this result was used as the reference for the second study. The second study consisted of two factors, namely Urea-ZA fertilizer doses (50%, 75%, and 100%), and types and doses of soil amendment (without amendment, zeolite 7.5 t/ha, zeolite 15 t/ha; biochar 7.5 t/ha, and biochar 15 t/ha). It can be concluded that soil amendments application improved the chemical properties of psamment, fresh-dry weight, N-S content, and N-S uptake of basil. Furthermore, biochar and zeolite could increase the effectiveness of fertilization, so the dose of Urea-ZA fertilizer could be reduced until 50%

    Kondisi tanah dan prediksi umur tempat pembuangan akhir sampah TPA Bantar Gebang, Bekasi

    Get PDF
    Di Indonesia proses penimbunan limbah kota umumnya berupa ruang terbuka yang dalam proses degradasinya belum menggunakan teknologi bioremediasi. Kegiatan jasad alami (indegeneous) menghasilkan bahan terlarutkan dan bahan padatan (organik dan non organik) yang dapat berengaruh terhadap lingkungan. Keberadaan bahan terlarutkan (leachate) yang berhubungan langsung dengan tanah akan dapat bergerak secara lateral maupun vertikal yang kecepatannya ditentukan oleh watak fisika tanah. Komposisi bahan terlarut juga akan berubah selama bergerak, baik melalui perombakan lanjutan maupun dijerap oleh koloidal tanah. Paper ini membahas proses-proses yang terjadi dalam TPA, upaya mengelolanya dengan mengambil studi kasus di TPA Bantar Gebang Bekasi dengan menitikberatkan kondisi tanah dan prediksi umur TPA. In Indonesia process the conglomeration of town waste generally in the form of air-gap which is in course of degradasinya not yet used the technology bioremediasi. natural Physic activity ( indegeneous) yield the materials dissolved and solid materials ( anorganic and organic) able to have an effect on to environment. Materials existence dissolved ( direct coresponding leachate) with the landground will be able to make a move by lateral and also vertical [is] which its speed [is] determined by character of landground physics. dissolve Materials composition also will change during moving, either through degradation of continuation and also fixed by colloidal landground. This Paper study the processs that happened in TPA, strive to manage [it] by taking case study [in] TPA Bantar Gebang Bekasi by stressing on condition of landground and prediction of old age TPA Kata kunci : sampah, pengelolaan, air lindi, kondisi tanah, prediksi umur TPA Key word : waste, management, leachate, soil condition, sanitary landfill old age predictio

    Pengaruh Aplikasi Tiga Jenis Arang dan Klon terhadap Pertumbuhan Vegetatif Dan Serapan Unsur Silika (Si) Tebu (Saccharum Officinarum L.) PT. Perkebunan Nusantara X Jengkol Kediri

    Get PDF
    Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan salah satu komoditas utama di Indonesia yang merupakan tanaman yang menghasilkan gula. Produksi gula nasional mengalami penurunan karena produktivitas tanaman tebu yang rendah. Pemberian bahan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi tanah baik fisika, kimia maupun biologi disebut amandemen (ameliorasi). Bahan alam yang dapat digunakan untuk mengatasi defisiensi hara dan meningkatkan efisiensi pemupukan yaitu dengan pemberian arang. Tanaman tebu sangat membutuhkan unsur Si dalam pertumbuhannya. Salah satu bahan organik yang mengandung Si tinggi yaitu arang. Kandungan Si dari berbagai sumber berbeda-beda, Si pada arang sekam padi merupakan yang tertinggi. Selain faktor pemupukan, faktor klon yang sesuai dengan lahan juga sangat penting untuk meningkatkan produksi tebu. klon merupakan suatu langkah yang ditempuh untuk memberbaiki sifat suatu tanaman baik dari segi kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi antara jenis arang dengan klon yang memiliki hasil pertumbuhan dan serapan hara paling baik. Penelitain dilakukan di lahan PT. Perkebunan Nusantara X Jengkol Kediri menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor. Faktor pertama yaitu jenis arang dan yang kedua yaitu jenis klon tebu. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2017-Februari 2018. Kombinasi perlakuan arang sekam padi dan klon tebu Bululawang mampu meningkatkan hasil pertumbuhan vegetatif tanaman tebu. Tebu klon Bululawang yang diaplikasikan dengan arang sekam padi mampu memperbaiki pertumbuhan vegetatif dan tebu Klon PS 882 yang diaplikasikan dengan arang kayu mampu meningkatkan serapan unsur Silika (Si). Arang sekam padi mampu meningkatkan diameter batang dan kandungan Si jaringan batang pada umur 140 hspt

    Peningkatan Kapasitas Masyarakat melalui Pengolahan Limbah Organik untuk Pupuk Tanaman di Pekarangan Perkotaan

    Get PDF
    The most sources of waste have been from households in urban area. The urban high population and daily food consumption effect the waste is potential to pollute the environment. Innovation of waste treatment should be applied by local community in urban area to reduce the household waste. This activity was a community service program UGM 2022 and supporting the Bantul Government program "Bantul free of waste 2025". The aims of this program were to improve community capacity and practice through household organic waste treatment. The activity was carried out at the Singosaren Padukuhan, Wukirsari Village, Imogiri, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta (DIY), in April‒October 2022. The method of program in community were included of field learning by teaching and practicing, community assistance, and evaluation of implementation. The 35 participants of PKK group from Singosaren hamlet joined this program that divided into 6 groups from 5 neighbourhood organisation (Rukun Tentangga). Organic waste process can be processed through fermentation of fresh organic waste (FLOS) or ecoenzyme and into liquid organic fertilizer using the stacked bucket (POCET) for 2–3 months. The FLOS and POCET products of waste fermentation are used as liquid fertilizers for cultivating plants in their yard Pekarangan. FLOS can also be used as multi-purpose liquid cleaner for home appliances. The raw materials included of fruit rind and vegetable waste. The results have showed the community enthusiasm, community capacity on organic waste processing and its utilization independently in the community. The application of FLOS and POCET as plant fertilizer showed better growing of plants in urban home gaden Pekarangan.The most sources of waste have been from households in urban area. The urban high population and daily food consumption effect the waste is potential to pollute the environment. Innovation of waste treatment should be applied by local community in urban area to reduce the household waste. This activity was a community service program UGM 2022 and supporting the Bantul Government program "Bantul free of waste 2025". The aims of this program were to improve community capacity and practice through household organic waste treatment. The activity was carried out at the Singosaren Padukuhan, Wukirsari Village, Imogiri, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta (DIY), in April‒October 2022. The method of program in community were included of field learning by teaching and practicing, community assistance, and evaluation of implementation. The 35 participants of PKK group from Singosaren hamlet joined this program that divided into 6 groups from 5 neighbourhood organisation (Rukun Tentangga). Organic waste process can be processed through fermentation of fresh organic waste (FLOS) or ecoenzyme and into liquid organic fertilizer using the stacked bucket (POCET) for 2–3 months. The FLOS and POCET products of waste fermentation are used as liquid fertilizers for cultivating plants in their yard Pekarangan. FLOS can also be used as multi-purpose liquid cleaner for home appliances. The raw materials included of fruit rind and vegetable waste. The results have showed the community enthusiasm, community capacity on organic waste processing and its utilization independently in the community. The application of FLOS and POCET as plant fertilizer showed better growing of plants in urban home gaden Pekarangan

    TEKNOLOGI TRIBIO UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PERBAIKAN KESUBURAN TANAH DI LAHAN KERING

    No full text
    Teknologi Tribio dirakit berangkat dari tulisan KoesPlus “tongkat kayu dan batu jadi tanaman”, yang diterjemahkan dengan konsep Trilogi Biomasa sebagai berikut: (1) Bagian keras (berkayu), contoh: kayu, bambu, cabang, ranting, termasuk kertas, dibuat menjadi biochar (arang hidup), melalui proses pirolisis (pembakaran tanpa oksigen) yang menghasilkan arang, diteruskan proses menghidupkan dengan perendaman dalam POC (pupuk organik cair) sehingga menjadi biochar. Biochar dapat diaplikasikan langsung ke dalam tanah, sebagai mulsa di permukaan tanah atau diikutkan serta dalam proses pengomposan. Biochar dalam tanah dapat bertahan beberapa abad. Alat yang sudah dibuat: Reaktor arang sekam. (2). Bagian berair (cair), contoh: sayur, buah, daging, susu, dibuat menjadi pupuk organik cair dalam reaktor biokompos Hi (menggunakan larva lalat hitam atau Hermetia illucens). POC dapat digunakan sebagai sumber hara, diaplikasikan lewat tanah atau lewat daun tanaman, sebagai sumber inokulan untuk pengomposan, atau sumber nutrien, organik dan mikroba yang digunakan untuk menghidupkan biochar. POC bermanfaat untuk jangka yang sangat singkat. Alat yang sudah dibuat: reaktor biokompos Hi. (3.) Bagian lunak, contoh: daun, kotoran ternak atau pupuk kandang, dibuat menjadi kompos melalui proses komposting. Komposting terdiri dari dua proses: (1) dekomposisi atau perombakan/ penguraian, dan (2) rekomposisi/sintesis. Kompos dalam tanah dapat bermanfaat sampai 3-5 tahun. Alat yang sudah dibuat : lumbung biomassa. Dengan teknologi ramah lingkungan tribio, biomassa apa saja yang ada di lahan kering dapat diolah dengan cara seksama, dan digunakan untuk mempercepat proses perbaikan kesuburan tanah. Kata Kunci: tribio, pirolisis, Hermetia illucens, kesuburan tanah, teknologi ramah lingkungan

    Ilmu kesuburan tanah

    No full text
    224 hal., 21 c

    Ilmu kesuburan tanah

    No full text
    Buku ini menyajikan informasi tentang unsur hara tanaman, penyerapan unsur hara, sumber fungsi dan gejala defisiensi hara tanaman, unsur hara pembangunan, daur hara dalam tanah, klasifikasi pupuk, pupuk organik, cara pemberian pupuk, hukum kesuburan tanah, keasaman dan pengapuran, pemupukan dan kualitas hasil, perbandingan hara dan rekomendasi serta kegaraman tanah dan evaluasi kesuburan tanah.224 p

    Ilmu kesuburan tanah

    No full text
    224 hal; 15 x 21 c
    corecore