523 research outputs found
Cytotoxicity, Total Phenolic Contents and Antioxidant Activity of the Leaves Extract of Annona Muricata
The leaves of Annona muricata were extracted using ethanol and the extracts were evaluated for cytotoxicity using Brine Shrimp Lethality Assay, total phenolic content (TPC) and antioxidant activity using DPPH radical scavenging assay. The crude extract showed 73.33 % mortality at 1000 Ī¼g/mL concentration and its LC50-value was 1.59 Ī¼g/mL against brine shrimp larvae. The crude extract exhibited a significant toxicity in comparison with the positive control, the potassium dichromate (K2Cr2O7) with LC50-value 0.57 Ī¼g/mL. The TPC assay of the extracts was expressed as mg of tannic acid equivalent per gram of sample and mg of gallic acid equivalent per gram of sample, the result showed the content of phenolic compounds as 266.86 Ā± 2.21 mgĀ·TAE/g and 278.60 Ā± 4.21 mgĀ·GAE/g respectively. The DPPH radical scavenging activity of the ethanol extracts displayed a signigicant free radical scavenging capacity with the IC50 value of 2.58 Ī¼g/ml compared with the standard drugs, the ascorbic acid (IC50 0.563 Ī¼g/mL) and the butylated hydroxytoluene (IC50 0.570 Ī¼g/mL). The result suggested that the antioxidant property exhibited by the ethanol extract could be associated with its high total phenolic contents.Keywords: Annona muricata, Antioxidants, Cytotoxicity, Total Phenolic Content
Profile of genetic disorders prevalent in northeast region of Cairo, Egypt
As clinical geneticists, we recently reviewed our 43 years experience in an attempt to represent the frequency of genetic disorders in the Division of Genetics at Pediatric Hospital, Faculty of Medicine, Ain-Shams University, Cairo, Egypt, during the period from 1966 to 2009. All patients (from birth up to 18 years) suspected of having a genetic disorder were referred to the Genetics Clinic in the same hospital. 28,689 Patients were proved to have genetic disorders after full investigations among 660,280 children attending the Pediatrics Hospital which constituted 4.35% or 43.5/1000. Neurologic disorders were the most common (31.38%) followed by hematologic disorders (18.48%), chromosomal abnormalities (11.51%), fetal, neonatal and infant deaths (6.56%), special senses (5.82%), inborn errors of metabolism (4.24%), endocrine disorders (3.87%), skeletal disorders (3.17%), genito-gonadal anomalies (3.10%), neuromuscular disorders (2.86%), syndromes (2.08%), genodermatoses (1.92%), cardiac disorders (1.47%), gastrointestinal tract anomalies (1.37%), renal anomalies (0.26%), connective tissue disorders (0.26%), respiratory defects (0.22%), vascular anomalies (0.21%), and immunologic disorders were the least common (0.19%).Keywords: Genetic disorders; Congenital malformations; Inbreeding profile; Northeast region; Cairo; Egyp
ActivityNET: Neural networks to predict public transport trip purposes from individual smart card data and POIs
Predicting trip purpose from comprehensive and continuous smart card data is beneficial for transport and city planners in investigating travel behaviors and urban mobility. Here, we propose a framework, ActivityNET, using Machine Learning (ML) algorithms to predict passengersā trip purpose from Smart Card (SC) data and Points-of-Interest (POIs) data. The feasibility of the framework is demonstrated in two phases. Phase I focuses on extracting activities from individualsā daily travel patterns from smart card data and combining them with POIs using the proposed āactivity-POIs consolidation algorithmā. Phase II feeds the extracted features into an Artificial Neural Network (ANN) with multiple scenarios and predicts trip purpose under primary activities (home and work) and secondary activities (entertainment, eating, shopping, child drop-offs/pick-ups and part-time work) with high accuracy. As a case study, the proposed ActivityNET framework is applied in Greater London and illustrates a robust competence to predict trip purpose. The promising outcomes demonstrate that the cost-effective framework offers high predictive accuracy and valuable insights into transport planning
PENGARUH PERAWATAN PALIATIF TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER: LITERATURE REVIEW
Kanker merupakan salah satu penyakit berbahaya didunia. Pasien kanker akan
mengalami masalah fisik, psikologi, dan spiritual yang mempengaruhi kualitas
hidupnya. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yaitu
menerapkan perawatan paliatif. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh perawatan
paliatif terhadap kualitas hidup pasien kanker. Metode menggunakan database Google
Schoolar dan PubMed, keriteria inklusi, naskah free fulltext, menggunakan Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris, 2016 sampai 2021. Hasil: 6 jurnal mengungkapkan
bahwa perawatan paliatif sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup. Sedangkan 1
jurnal berfokus pada perbandingan perubahan kualitas hidup pasien rawat inap
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gondang
Acute respiratory infections (ARI) is a communicable disease that can infect the upper and lower respiratory tract. Under five childern are an age group that is susceptible to ARI. ARI in under five childern can be caused by various factors, one of which is under five childern who play and are exposed to the outside environment that can come into contact with ARI sufferers so that under five childern are at risk of getting ARI. Mother's knowledge plays an important role in determining the health status of her child, in this case, especially knowledge about ARI. Not only in preventing ARI in under five childern but also in treating ARI in under five childern to prevent under five childern mortality. Based on a preliminary study, ARI is the most common disease suffered by children under five in Gondang Primary Health Care area. This study aims to see how the description of motherās knowledge about ARI in children under five in Gondang Primary Health Care area. This study is a quantitative research with a descriptive approach. The population in this study is the number of visits to the Motherās and Childās Health service at Gondang Primary Health Care from March 2019 to February 2020. This study used a sampling technique of simple random sampling. This study used the average of visits to the Motherās and Childās Health service at Gondang Primary Health Care as sample. The amount of the sample is 54 mothers with under five childern who met the inclution criteria. Measurement of knowledge using a questionnaire with 25 statements. The results showed that 61.1% of respondents had good knowledge, 35.2% of respondents had sufficient knowledge, and 3.7% of respondents had insufficient knowledge. The conclusion of this study is that most respondents in this study have good knowledge. Mother's knowledge should be in good category, hoped that mothers can increase their knowledge about the transmission of ARIs
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di Puskesmas Dharmarini
Latar Belakang: Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat utama di seluruh daerah tropis dan subtropis. Saat ini, lebih dari
100 juta orang di seluruh dunia terinfeksi DBD tiap tahunnya. Kasus DBD di Indonesia
terus meningkat sejak tahun 2016. Pada tahun 2019 tercatat sebanyak 138.127 kasus.
Kematian karena DBD pada tahun 2019 juga mengalami peningkatan dibandingkan tahun
2018 yaitu dari 467 menjadi 919 kematian (Profil Kesehatan Indonesia, 2019).
Berdasarkan data dari Kemenkes RI hingga pekan ke-25 Juni 2021 total kasus di Indonesia
mencapai angka 19.156 kasus. Faktor tingginya angka kasus DBD dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal yang diantaranya kekebalan tubuh, lingkungan, sikap, pengetahuan
dan umur. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian Demam Beradarah Dengue (DBD) di Puskesmas
Dharmarini. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan studi analitik observasional
menggunakan metode survei dan pembagian kuesioner dengan pendekatan cross
sectional. Sampel dalam penelitian ini yaitu penduduk yang bertempat tinggal di
Kelurahan Madureso, Kelurahan Kowangan, dan Kelurahan Mudal sebanyak 98 kepala
keluarga. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner. Hasil: Hasil penelitian di uji secara
statistik dengan analisis multivariat dengan uji Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat kontribusi pada faktor lingkungan dengan kejadian DBD di
Puskesmas Dharmarini (p= 0,027). Sedangkan tidak ada kontribusi terhadap kejadian
DBD di Puskesmas Dharmarini pada faktor pengetahuan (p=0,273), sikap (p=0,138), dan
umur (p=0,281). Kesimpulan: terdapat faktor eksternal yang berhubungan atau
berkontribusi dengan kejadian DBD yaitu faktor lingkungan. Saran: responden lebih
meningkatkan kesadaran dalam melakukan kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk) di sekitar rumahnya yang bertujuan untuk menekan peningkatan angka kasus DBD
Hubungan tingkat spiritualitas dengan tingkat kecemasan lansia diabetes melitus di Puskesmas Cangkringan
Latar Belakang: Lansia seringkali mengalami banyak gangguan kesehatan salah satunya adalah
penyakit seperti Diabetes Melitus (DM). Meningkatnya prevalensi DM menyebabkan munculnya
masalah kesehatan lain antara lain kesehatan psikologis yang buruk termasuk depresi, stress, kelelahan,
dan kecemasan. Lansia yang mengalami kecemasan memerlukan terapi kesehatan jiwa, dan juga
memberi motivasi untuk dengan meningkatkan spiritualitas dengan cara mendekatkan diri kepada
Tuhan.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat spiritualitas
dengan tingkat kecemasan pada lansia diabetes melitus di Puskesmas Cangkringan.
Metode: Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan studi penelitian
Cross Sectional. Responden penelitian terdiri dari 40 pasien dibetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas
Cangkringan. Pengambilan data menggunakan teknik purpose sampling dengan instrument yang
digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji spearman-rank.
Hasil: Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tingkat spiritualitas pada pasien menyatakan 37,5%
memiliki kategori spiritualitas tinggi dengan tingkat kecemasan rendah 40%. Analisis spearman-rank
menunjukkan bahwa nilai r= -.635 dan p=0,000 (<0,05) mengidentifikasi bahwa terdapat hubungan
yang kuat antara dua variabel dengan korelasi hubungan negative atau berlawanan.
Simpulan dan saran : Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
tingkat spiritualitas dengan tingkat kecemasan lansia. diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti
tentang faktor-faktor lain yang berhubungan dengan tingkat spritualitas dan tingkat kecemasan pada
lansia diabetes melitus
Hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada klien Covid-19 di Padukuhan Kasihan
Latar Belakang Penelitian : Kondisi pasien covid-19 yang diharuskan manjalani perawatan di
ruang isolasi menimbulkan dampak psikis bagi pasien. Salah satu dampak psikis yang dialami
adalah kecemasan. Hal tersebut juga dirasakan oleh masyarakat di Padukuhan Kasihan. Beberapa
teori mengemukakan bahwa kecemasan dapat diatasi dengan adanya dukungan keluarga.
Tujuan : dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan
tingkat kecemasan pada klien Covid-19 di Padukuhan Kasihan. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini
adalah klien Covid-19 di Padukuhan Kasihan sebanyak 52 orang.
Metode : pengumpulan data menggunakan kuesioner yang kemudian di analisis menggunakan
program SPSS.
Hasil Penelitian : menunjukkan variabel dukungan keluarga memiliki nilai rerata sejumlah 36.37
yang merupakan hasil dari rata-rata data kuisioner yang diperoleh dengan angka minimal data
pengisian berjumlah 26, dan angka perolehan maksimal data pengisian berjumlah 38. Variabel
tingkat kecemasan memiliki nilai rerata sejumlah 9.29 yang merupakan hasil dari rata-rata data
kuisioner yang diperoleh dengan angka perolehan maksimal data pengisian kuisioner berjumlah
18. Selain itu, nilai significancy antara dukungan keluarga dan tingkat kecemasan sebesar 0,002
yang artinya nilai tersebut berada dibawah 0,05.
Simpulan dan saran : Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
antara dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pada klien covid-19 di Padukuhan Kasian.
Semakin baik dukungan keluarga maka tingkat kecemasan semakin menurun. Saran bagi keluarga
agar memberikan dukungan baik emosional, penghargaan, instrumental, maupun informasi
kepada klien Covid-19
Hubungan dukungan keluarga dengan pemenuhan activites daily living pada lansia di Desa Karangkandri Kabupaten Cilacap
Latar Belakang: Lansia dapat mempertahankan kemandirian ADL (Activities Daily
Living) dengan mengoptimalkan dukungan dari pihak keluarga, pada lasia yang
memiliki gangguan ADL di Desa Karangkandri kabupaten cilacap ada 37 orang (49,3
%) dan yang memiliki dukungan keluarga cukup ada 66 responden (88.0%) karena
dukungan dari keluarga akan mampu membuat lansia optimal dan aktif dalam
melakukan kegiatan sehari-hari.
Tujuan: Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan aktivitas keseharian pada
lansia di Desa Karangkandri kabupaten Cilacap.
Metode Penelitian: Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan desain studi cross
sectional. Pengambilan sampel yang digunakan yaitu simple random sampling.Populasi
dalam penelitian ini yaitu 250 orang. sampel 75 orang. Menggunakan kuisioner Activity
Daily Living dan Kuisioner Dukungan Keluarga Data yang diperoleh dianalisis dengan
menggunakan uji kendal-tau.
Hasil Penelitian: Hasil uji korelasi Kendall ā Tau dapat diperoleh nilai yaitu 0,043
maka dapat dikatakan bawasanya ada hubungan yang signifikan, dengan nilai keeratan
hubungan 0, 231 menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara dukungan Keluarga
dengan Pemenuhan Activity Daily Living (ADL) Pada Lansia Di Desa Karangkandri
Kabupaten Cilacap
Simpulan dan Saran: Dari hasil penelitian ini dapat dilihat adanya hubungan yang
signifikan antara dukungan keluarga dengan pemenuhan Activity Daily Living di
Lansia. Dengan Dukungan Keluarga yang baik dapat meningkatkan activity daily living
pada Lansia sehingga diharapkan lansia mencapai tingkat status kesehatan yang optimal
dan tingkat kemandirian yang baik
SCAMP:standardised, concentrated, additional macronutrients, parenteral nutrition in very preterm infants: a phase IV randomised, controlled exploratory study of macronutrient intake, growth and other aspects of neonatal care
<p>Abstract</p> <p>Background</p> <p>Infants born <29 weeks gestation are at high risk of neurocognitive disability. Early postnatal growth failure, particularly head growth, is an important and potentially reversible risk factor for impaired neurodevelopmental outcome. Inadequate nutrition is a major factor in this postnatal growth failure, optimal protein and calorie (macronutrient) intakes are rarely achieved, especially in the first week. Infants <29 weeks are dependent on parenteral nutrition for the bulk of their nutrient needs for the first 2-3 weeks of life to allow gut adaptation to milk digestion. The prescription, formulation and administration of neonatal parenteral nutrition is critical to achieving optimal protein and calorie intake but has received little scientific evaluation. Current neonatal parenteral nutrition regimens often rely on individualised prescription to manage the labile, unpredictable biochemical and metabolic control characteristic of the early neonatal period. Individualised prescription frequently fails to translate into optimal macronutrient delivery. We have previously shown that a standardised, concentrated neonatal parenteral nutrition regimen can optimise macronutrient intake.</p> <p>Methods</p> <p>We propose a single centre, randomised controlled exploratory trial of two standardised, concentrated neonatal parenteral nutrition regimens comparing a standard macronutrient content (maximum protein 2.8 g/kg/day; lipid 2.8 g/kg/day, dextrose 10%) with a higher macronutrient content (maximum protein 3.8 g/kg/day; lipid 3.8 g/kg/day, dextrose 12%) over the first 28 days of life. 150 infants 24-28 completed weeks gestation and birthweight <1200 g will be recruited. The primary outcome will be head growth velocity in the first 28 days of life. Secondary outcomes will include a) auxological data between birth and 36 weeks corrected gestational age b) actual macronutrient intake in first 28 days c) biomarkers of biochemical and metabolic tolerance d) infection biomarkers and other intravascular line complications e) incidence of major complications of prematurity including mortality f) neurodevelopmental outcome at 2 years corrected gestational age</p> <p>Trial registration</p> <p>Current controlled trials: <a href="http://www.controlled-trials.com/ISRCTN76597892">ISRCTN76597892</a>; EudraCT Number: 2008-008899-14</p
- ā¦