7 research outputs found

    Pertumbuhan Benihikan Baung (Hemibagrus Nemurus) Dalam Keramba Jaring Apung Yang Diberi Pakan Buatan Dengan Kadar Protein Berbeda [Growth of Green Catfish (Hemibagrus Nemurus) Fry in Floating Net Cage Feed by Artificial Food with Different Protein Content]

    Full text link
    The study was conducted to evaluate different protein content of feed on the growth performances of green catfish (Hemibagrus nemurus). Two thousands fingerlings (3.92 ± 0.32 g in averaging of individual body weights) were stocked in each of floating net cage (3x3x3) m3. They were fed daily for four months with diets containing protein content of 27% and 31%. The feed was given in pellet form at 4-8 % of total body weight. Result of this study showed that the fish feed with 31 % protein content gave better growth performances than it with 27 % protein feed. The feed contain of 31% protein was optimum for green catfish fingerlings and gave a higher average individual weight gain (80.48 g), specific growth rate (2.67%), fat retention (29.48%), and better feed conversion ratio (2.28). Survival rates were si-milar for two treatments and ranged between 94.17 to 95.18%

    Aktivitas Antibakteri Senyawa Aktif Daun Senggani (Melastoma Candidum D.don) Terhadap Bacillus Licheniformis

    Full text link
    Senggani (Melastoma candidum D.Don) merupakan salah satu tanaman obat. Banyak sekali penyakit yang dapat diobati oleh tanaman ini, diantaranya gangguan pencernaan makanan (dispepsi), disentri basiler, diare, hepatitis, keputihan (leukorea), sariawan, busung air dan bisul. Suatu obat dapat dikatakan berhasil apabila obat tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit tersebut atau bersifat antibakteri. Bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan adalah daun, akar, buah, dan biji. Pada penelitian ini dilakukan uji antibakteri ekstrak metanol daun senggani terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus licheniformis. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 0,1 g/mL, 0,2 g/mL, 0,3 g/mL, 0,4 g/mL, 0,5 g/mL, 0,6 g/mL, 0,7 g/mL, 0,8 g/mL, 0,9 g/mL, 1 g/mL. Kemudian memisahkan ekstrak daun senggani dengan kromatografi kolom menggunakan pelarut n-heksan : kloroform : asam asetat (7 : 2 : 2) dan mengidentifikasi senyawa aktif yang terdapat dalam daun senggani dengan penapisan fitokimia dan penegasan dengan KLT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun senggani memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Bacillus licheniformis dengan diameter zona hambat terbesar pada konsentrasi 1 g/mL yaitu 20,95 mm. Sedangkan fraksi kolom teraktif memiliki aktivitas antibakteri dengan diameter zona hambat 15,40 mm pada konsentrasi 0,2 g/mL. Dari kromatografi kolom dihasilkan fraksi no.1-4 yang memiliki aktivitas antibakteri dan fraksi no.12-39 yang tidak memiliki aktivitas antibakteri. Dari hasil penapisan fitokimia diketahui senyawa yang terkandung di dalam daun senggani merupakan golongan senyawa tanin dan flavonoid. Sedangkan fraksi teraktif hasil kromatografi kolom mengandung golongan senyawa flavonoid

    Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Dan Fraksi N-heksan:kloroform:asam Asetat (7:2:2) Dari Daun Melastoma Candidum D.don Terhadap Pertumbuhan Salmonella Typhi

    Full text link
    Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah tanaman Senggani. Senggani (Melastoma candidum D.Don) adalah salah satu tumbuhan di Indonesia yang dikenal mempunyai khasiat sebagai antimikroba, antibiotik. Daun senggani rasanya pahit, dan diketahui mengandung saponin, flavonoida, dan tanin. Golongan senyawa-senyawa ini sering dipergunakan sebagai bahan dasar obat-obatan modern. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak metanol dan fraksi n-heksan:kloroform:asam asetat (7:2:2) dari daun Senggani terhadap pertumbuhan bakteri S.typhi, serta mengetahui golongan senyawa yang terkandung dalam daun Senggani yang mempunyai aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri S.typhi. Dalam penelitian ini digunakan metode uji di laboratorium. Daun senggani yang sudah kering dihaluskan, sebagian diekstrak langsung dengan metanol dan sebagian yang lain sebelum diekstrak dengan metanol diekstrak terlebih dahulu dengan kloroform (ekstraksi partisi). Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi. Filtrat hasil ekstraksi dievaporasi sampai diperoleh slury. Ekstrak yang diperoleh diuji aktivitasnya terhadap bakteri S. Typhi. Sebagian ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi langsung dengan metanol (tidak dipartisi) dipisahkan komponennya dengan kromatografi kolom dengan menggunakan fase gerak n-heksan : kloroform : Asam Asetat (7 : 2 : 2). Dari hasil kromatografi kolom dengan panjang kolom 20 cm, diameter 2 cm dan 1 L fase gerak diperoleh beberapa fraksi. Fraksi pertama berupa larutan tidak berwarna yang merupakan pelarut/fase gerak, fraksi kedua disebut Fraksi A (28 ml) berwarna coklat kehitaman, fraksi ketiga (49 ml) berwarna coklat kekuningan adalah transisi fraksi A dan B, fraksi keempat disebut fraksi B (119 ml) berwarna kuning, dan fraksi sisa tidak berwarna. Dari fraksi-fraksi tersebut hanya fraksi A dan B yang memberikan noda saat di lakukan KLT dengan pengamatan dibawah sinar tampak dan sinar UV 254 nm. Hasil uji antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak kloroform tidak menunjukkan aktifitas anti bakteri. Aktivitas antibakteri ektrak metanol setelah dipartisi dengan kloroform menunjukkan zona hambatan di atas 20 mm dengan variasi konsentrasi dari 20 % sampai 100 % (berat/volum) dan diameter zona hambat terbesar 29,163 + 0,792 mm pada konsetrasi 30 % (b/v). Untuk ekstrak metanol yang tidak dipartisi menunjukkan zona hambatan 20 mm atau lebih untuk konsentrasi 40 % atau lebih dan diameter zona hambat terbesar pada konsentrasi 0,6 g/mL yaitu 21,51 + 0,20 mm. Fraksi n-heksan:kloroform:Asam Asetat (7:2:2) dari kromatografi kolom hanya fraksi A yang mempunyai aktivitas antibakteri. Pada konsentrasi 20 % Fraksi A memberikan zona hambat sebesar 15,40 + 0,42 mm dan termasuk golongan senyawa flavonoid

    Plio-Pleistocene phylogeography of the Southeast Asian Blue Panchax killifish, Aplocheilus panchax

    Get PDF
    The complex climatic and geological history of Southeast Asia has shaped this region’s high biodiversity. In particular, sea level fluctuations associated with repeated glacial cycles during the Pleistocene both facilitated, and limited, connectivity between populations. In this study, we used data from two mitochondrial and three anonymous nuclear markers to determine whether a fresh/brackish water killifish, Aplocheilus panchax, Hamilton, 1822, could be used to further understand how climatic oscillations and associated sea level fluctuations have shaped the distribution of biota within this region, and whether such patterns show evidence of isolation within palaeodrainage basins. Our analyses revealed three major mitochondrial clades within A. panchax. The basal divergence of A. panchax mitochondrial lineages was approximately 3.5 Ma, whilst the subsequent divergence timings of these clades occurred early Pleistocene (~2.6 Ma), proceeding through the Pleistocene. Continuous phylogeographic analysis showed a clear west-east dispersal followed by rapid radiation across Southeast Asia. Individuals from Krabi, just north of the Isthmus of Kra, were more closely related to the Indian lineages, providing further evidence for a freshwater faunal disjunction at the Isthmus of Kra biogeographic barrier. Our results suggest that Sulawesi, across the Wallace Line, was colonised relatively recently (~30 ka). Nuclear DNA is less geographically structured, although Mantel tests indicated that nuclear genetic distances were correlated with geographic proximity. Overall, these results imply that recent gene flow, as opposed to historical isolation, has been the key factor determining patterns of nuclear genetic variation in A. panchax, however, some evidence of historical isolation is retained within the mitochondrial genome. Our study further validates the existence of a major biogeographic boundary at the Kra Isthmus, and also demonstrates the use of widely distributed fresh/brackishwater species in phylogeographic studies, and their ability to disperse across major marine barriers in relatively recent time periods

    Pelatihan Aplikasi Canva Dalam Mendukung Pelajaran Jarak Jauh Bagi Guru Smk Muhammadiyah 7 Jakarta

    Full text link
    Pandemi covid-19 sekarang ini sangat berdampak besar disegala aspek kehidupan, tidak terkecuali bidang pendidikan, pelajaran secara keseluruhan dengan cara tatap muka dikehidupan normal, dituntut merubah metode pembelajaran, yaitu pembelajaran jarak jauh (PJJ), Perubahan ini menuntut pengajaran (guru) untuk mempu menyesuaikan dengan kebutuhan pengajaran yang lebih menarik dan dinamis. SMK 7 Muhammadiyah Jakarta membutuhkan metode pembelajaran tersebut, oleh karena itu tim pengabdian masyarakat dari fakultas teknik uhamka mengadakan pelatihan penggunaan aplikasi canva desaign grafis untuk mendesai beberapa hal secara mudah. Tujuan dari pengabdian ini yaitu pelatihan pengunaan aplikasi canva berbagai materi pembelajaran dengan visualisasi yang mewakili isi pembelajaran itu sendiri, serta dapat meningkatkan keterampilan guru dalam berkreasi. Hasil pelatihan diadakan selama dua hari, metode praktik dengan media daring, kemudian kuesioner bermetode skala likert dilakukan untuk didapatkan timbal Balik atau tanggapan mengenai pelatihan ini, dan ternyata didapatkan bahwa pengetahuan bertambah dengan adanya kegiatan ini sebesar 78,57% dengan total kepuasaan secara keseluruhan 85,71%

    Manajemen Pemasaran (Implementasi Strategi Pemasaran di Era Society 5.0)

    Full text link
    Manajemen pemasaran adalah aktivitas dalam suatu perencanaan, penentuan harga, promosi dan distribusi produk dan jasa dengan menerapkan strategi-strategi yang pantas dan telah ditentukan. penerapan strategi pemasaran sendiri begitu sangat penting dalam persaingan bisnis yang sangat ketat, terutama di era society 5.0 saat ini. Oleh karena itu, manajemen pemasaran patut dilakukan oleh pemasar jika tetap menginginkan produk-produk yang ditawarkan tetap bersaing. Dalam buku ini akan dijelaskan bagaimana strategi pemasaran diimplementasikan dalam aktivitas pemasaran, yang memberikan pedoman dalam pengembangan keterampilan dan keahlian bagi pelaku pemasar atau calon pemasar yang nantinya akan terjun ke dunia bisnis. Buku Manajemen Pemasaran ini terdiri dari 14 bab, meliputi: Bab 1 Tinjauan Manajemen Pemasaran Bab 2 Perencanaan Strategi Pemasaran Bab 3 Respon Lingkungan Pemasaran Bab 4 Penerapan Customer Relationship Management Bab 5 Pembentukan Segmentasi Pasar Bab 6 Pembentukan Brand Positioning Bab 7 Pengembangan Strategi Penetapan Harga Bab 8 Pengembangan Strategi Promosi Bab 9 Penetapan Strategi Saluran Distribusi Bab 10 Strategi Bersaing di Pasar Global Bab 11 Implementasi Strategi Pemasaran Sosial Bab 12 Pemasaran di Era Digital Bab 13 Optimalisasi Social Media Marketing Bab 14 Implementasi Green Marketin
    corecore