8 research outputs found
Strategi Lembaga Pendidikan Da’watul Islamiyah dalam Meningkatkan Brand Image Melalui Kegiatan Haflatul Imtihan (Studi Kasus Dusun Nong Pote Desa Pragaan Daya Pragaan Sumenep)
Haflatul Imtihan not only as tradition at Da’watul Islamiyah institutions, but also as strategy to increase the institution’s brand imageby involving the local society and students’ parents in various types of activities carried out. This study used descriptive qualitative research. The results of the research are: 1) Teamwork (committee) involving the caretaker, head master, teachers and the student’s parents since the beginning. 2) The performance of many competitions. 3) The performance of theater Abdhi, distribution of learning outcomes report and prize to all competition’s winners. 4) General religious lecture, 5) People's Party. The people's party is the closing day of all activities that entertained by various traditional musical instruments, such as a student parade (carnival), accompanied by can-macanan, pancak silat, ul-daul, drum band, tong-tong serek. The Supporting Factors for Haflatul Imtihan activities include: 1) the involvement of students’ parents. 2) sponsors’ fund. While inhibiting factors are: 1) Limited fund that caused competition changed. 2) The undisciplined during competitions.
Kegiatan haflatul imtihan bukan lagi hanya dijadikan sebagai tradisi di lembaga pendidikan Da’watul islamiyah namun juga dijadikan Strategi untuk meningkatkan Brand Image lembaganya dengan caramelibatkan masyarakat dan wali murid dalam berbagai jenis kegiatan yang dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.Dengan hasil penelitianantara lain: 1) Kerjasama team (Panitia) yang sejak perencanaannya melibatkan pengasuh, kepala sekolah, jajaran dewan guru dan wali murid. 2) Penampilan berbagai jenis lomba,. 3) Penampilan Teater Abdhi sekaligus pembagian rapor dan pemberian hadiah lomba pemenang 4) Pengajian umum Keagamaan, 5) Pesta Rakyat. Pesta rakyat adalah hari penutupan semua kegiatan. Yang dimeriahkan oleh berbagai macam hiburan/alat musik tradisional, seperti pawai siswa-siswi, yang diiringi dengan can-macanan, pancak silat, ul-daul, drum band, tong-tong serek. Adapun Faktor Pendukung kegiatan haflatul imtihan meliputi: 1) peran wali murid. 2) dukungan dari sponsor. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat ialah: 1)Dana, dengan keterbatasan dana banyak kegiatan yang direncanakan meriah menjadi sederhana. 2) Ketidakdisiplinan siswa ketika lomba
INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA SANTRIWATI KALONG PONDOK PESANTREN AL-AMIEN PUTRI I PRENDUAN
Mendidik anak perempuan bukanlah sesuatu yang mudah, sama halnya seperti di Pondok Pesantren Al-Amien Putri I yang menerapkan dua sistem pendidikan yaitu santriwati mukim dan santriwati kalong dengan perbedaan pada waktu pengawasan, sedangkan akhlak santriwati kalong menjadi tanggung jawab pihak pondok, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pondok pesantren khususnya lingkungan Pondok Al-Amien PutriI. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan apasaja nilai-nilai pendidikan akhlak yang diterapkan pada santriwati kalong. Bagaimana internalisasi pendidikan akhlak pada santriwati kalong, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaannya di Pondok Al-Amien Putri I Prenduan. Jenis penelitian kualitatif deskriptif pendekatan studi kasus, proses teknik sampling menggunakan purposive dan snowball sedangkan sumber data berupa person, kepala sekolah, guru BK, wali kelas, guru, bagian Korsanom, santriwati kalong. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi. Analisis data data reduction, data display, conclusion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak yaitu berbuat baik akan orang tua, guru, teman, sesama muslim, serta akhlak kepada Allah dengan cara husnudzon, ikhlas, sabar, syukur, taat, amanah, jujur. Sedangkan internalisasi nilai-nilai pendidikan akhlak 1. Pembelajaran 2. Suri tauladan 3. Latihan dan pembiasaan 4. Penegakan peraturan. Adapun faktor pendukung internalisasi nilai-nilai pendidikan akhlak dipengaruhi oleh faktor psikologis dari jiwa anak, dukungan dan dorongan orang tua. Faktor penghambat berasal dari lingkungan keluarga, teman, masyarakat, dan sosial media yang dapat membawa dampak negatif bagi santriwati
INTERNALISASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK PADA SANTRIWATI KALONG PONDOK PESANTREN AL-AMIEN PUTRI I PRENDUAN
Mendidik anak perempuan bukanlah sesuatu yang mudah, sama halnya seperti di Pondok Pesantren Al-Amien Putri I yang menerapkan dua sistem pendidikan yaitu santriwati mukim dan santriwati kalong dengan perbedaan pada waktu pengawasan, sedangkan akhlak santriwati kalong menjadi tanggung jawab pihak pondok, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pondok pesantren khususnya lingkungan Pondok Al-Amien PutriI. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan apasaja nilai-nilai pendidikan akhlak yang diterapkan pada santriwati kalong. Bagaimana internalisasi pendidikan akhlak pada santriwati kalong, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaannya di Pondok Al-Amien Putri I Prenduan. Jenis penelitian kualitatif deskriptif pendekatan studi kasus, proses teknik sampling menggunakan purposive dan snowball sedangkan sumber data berupa person, kepala sekolah, guru BK, wali kelas, guru, bagian Korsanom, santriwati kalong. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi. Analisis data data reduction, data display, conclusion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak yaitu berbuat baik akan orang tua, guru, teman, sesama muslim, serta akhlak kepada Allah dengan cara husnudzon, ikhlas, sabar, syukur, taat, amanah, jujur. Sedangkan internalisasi nilai-nilai pendidikan akhlak 1. Pembelajaran 2. Suri tauladan 3. Latihan dan pembiasaan 4. Penegakan peraturan. Adapun faktor pendukung internalisasi nilai-nilai pendidikan akhlak dipengaruhi oleh faktor psikologis dari jiwa anak, dukungan dan dorongan orang tua. Faktor penghambat berasal dari lingkungan keluarga, teman, masyarakat, dan sosial media yang dapat membawa dampak negatif bagi santriwati
Implementasi Konsep Madrasatul Ula Pada Pendidikan Agama Dalam Keluarga Perantau
Family education is the first and foremost education for children. More specifically a mother, like a mother who is often referred to as Al-Umm Madrasatul ula (first school) for children. However, in Pekamban Daya Village, Praga Subdistrict, Sumenep, Madura there are some mothers who work and migrate so that they cannot meet their children everyday. Then how can a mother carry out her role as a madrasatul ula. As for the results of this study, the role of mothers as madrasatul ula is to provide attention, love, prayer and monitor children's development by telephon. However, in their daily lives, the role of the mother is taken over by the family who is accompanying the child at home, namely kayeh, nyaih and bibi’. As for the implementation of religious education that is implemented by migrant families, in addition to children being taught by their companion family at home, children are also enrolled in TPQ or Mushalah, and formal education institutions. This research uses descriptive qualitative method with a case study approach
PENERAPAN MUHASABAH DIRI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS AKHLAK MAHASANTRI PUTRI IDIA PRENDUAN
Self-muhasabah is one of the methods of moral education that is put forward by the teachers at IDIA Prenduan. Various forms of programs are structured to direct the students to always reflect on themselves, such as spiritual cleansing activities every dawn on Fridays (Kulsub) and mandatory activities for the management of the minister for studies and da'wah or (Menkada) Ma'had Student Executive Board (BEMA) at IDIA Prenduan and other things.
In this study, the focus of the research was how to apply self-reflection to improve the moral quality of female female students of IDIA Prenduan and what are the supporting and inhibiting factors in the application of self-muhasabah to improve the moral quality of female female students of IDIA Prenduan. And the purpose of this study is to describe the application of self-muhasabah in improving the moral quality of female female students of IDIA Prenduan.
This study uses a qualitative descriptive method of phenomelogy. Data collection techniques include interviews, observation and documentation. The data analysis techniques include data collection, data reduction, data presentation and verification.
The results of this study are the application of self-muhasabah to improve moral quality in the form of dawn lectures, istirham, morning lectures, tahajjud prayers, it can be seen that this application can improve the quality of mahasantri morals such as self-muhasabah activities. The supporting factors of this activity are Kyai and Nyai who have qualified knowledge and discipline of the mahasantri while the obstacle is the lack of enthusiasm from the mahasatri in self-contemplation which is held at dawn, due to the dense activities carried out. So that some students feel sleepy and this is a form of lack of faith in Allah SWT.
 
AKTUALISASI NILAI ISLAMI TARBAWI MA'HADI DI PONDOK PESANTREN PRENDUAN
Pondok pesantren Al-Amien Prenduan memiliki nilai-nilai dasar, jiwa dan sunnah tradisi pondok pesantren yang tertuang dalam konsep nilai-nilai islami, ma’hadi dan tarbawi. Nilai-nilai tersebut direalisasikan dalam keseharian masyarakat pesantren baik itu pengasuh, asatidz dan santrinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara kritis tentang konsep dan aktualisasi nilai-nilai islami, tarbawi dan ma’hadi di pesantren Al-Amien Prenduan. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif, dalam proses pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil kajian dalam tulisan ini menemukan bahwa konsep islami tarbawi ma’hadi adalah islami yakni kehidupan di pondok pesantren harus berorientasikan pada tuntunan yang tertera di Al-Qur’an dan Al-Hadist. Tarbawi yaitu segala pergerakan masyarakat pondok harus bernilaikan pendidikan. Adapun ma’hadi yakni pondok pesantren memiliki ketentuan dan kebijakan yang mentradisi dari generasi ke generasi. Nilai islami tarbawi ma’hadi senantiasa tertuang dalam kehidupan santri/mahasiswa di pondok pesantren Al-Amien Prenduan melalui tiga hal: 1. Peraturan, seperti cara bersikap, cara berpakaian dan cara bertutur-kata 2. Pembelajaran, baik pembelajaran formal maupun pembelajaran non-formal 3. Kegiatan santri meliputi kegiatan harian dan kegiatan tambahan seperti kegiatan mingguan, bulanan dan tahunan
Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Akhlak pada Santriwati Kalong Pondok Pesantren Al-amien Putri I Prenduan
Mendidik anak perempuan bukanlah sesuatu yang mudah, sama halnya seperti di Pondok Pesantren Al-Amien Putri I yang menerapkan dua sistem pendidikan yaitu santriwati mukim dan santriwati kalong dengan perbedaan pada waktu pengawasan, sedangkan akhlak santriwati kalong menjadi tanggung jawab pihak pondok, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pondok pesantren khususnya lingkungan Pondok Al-Amien PutriI. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan apasaja nilai-nilai pendidikan akhlak yang diterapkan pada santriwati kalong. Bagaimana internalisasi pendidikan akhlak pada santriwati kalong, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaannya di Pondok Al-Amien Putri I Prenduan. Jenis penelitian kualitatif deskriptif pendekatan studi kasus, proses teknik sampling menggunakan purposive dan snowball sedangkan sumber data berupa person, kepala sekolah, guru BK, wali kelas, guru, bagian Korsanom, santriwati kalong. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dokumentasi. Analisis data data reduction, data display, conclusion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak yaitu berbuat baik akan orang tua, guru, teman, sesama muslim, serta akhlak kepada Allah dengan cara husnudzon, ikhlas, sabar, syukur, taat, amanah, jujur. Sedangkan internalisasi nilai-nilai pendidikan akhlak 1. Pembelajaran 2. Suri tauladan 3. Latihan dan pembiasaan 4. Penegakan peraturan. Adapun faktor pendukung internalisasi nilai-nilai pendidikan akhlak dipengaruhi oleh faktor psikologis dari jiwa anak, dukungan dan dorongan orang tua. Faktor penghambat berasal dari lingkungan keluarga, teman, masyarakat, dan sosial media yang dapat membawa dampak negatif bagi santriwati