36 research outputs found

    Pemeriksaan Kondisi Detektor Kebakaran Irm Untuk Mengetahui Penyebab Timbulnya Alarm Palsu

    Full text link
    – Selama tahun 2013, detektor kebakaran di Instalasi Radiometalurgi (IRM) sering mengirimkan sinyal ganguan ke panel kontrol kebakaran (FCP), sehingga timbul bunyi alarm palsu. Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan secara keseluruhan pada detektor kebakaran yang terpasang di IRM tersebut. Tujuan dilakukannya pemeriksan detektor asap dan panas adalah untuk memastikan bahwa sistem deteksi kebakaran IRM beroperasi seperti yang diharapkan. Metoda yang digunakan adalah memeriksa koneksi kabel di FCP, kotak hubung utama (FMDF) dan kotak hubung (JBFA). Masing-masing zona detektor pada FMDF dan JBFA, tegangan operasinya diukur. Tegangan operasi detektor pada zona 1, 13, 20, 41, 61, 77, 78 dan 101 cukup rendah, yaitu 21.80 - 22.60 V. Tegangan operasi FCP ideal bekerja pada 24 V untuk masing-masing zona detektor. Dari pemeriksaan lebih lanjut, diketahui bahwa terdapat 10 unit detektor panas, dan 9 unit detektor asap tidak berfungsi. Untuk menggantikan detektor lama yang tidak berfungsi, telah dipasang detektor baru : 9 unit detektor panas dan 4 unit detektor asap. Detektor yang belum diganti diantaranya : 1 unit detektor panas, dan 5 unit detektor asap, namun telah dipasangi resistor 10 kΩ untuk mencegah timbulnya alarm palsu. Dari hasil uji detektor, disimpulkan bahwa sistem deteksi kebakaran IRM, telah beroperasi dengan baik. Kata Kunci – Detektor, asap, panas, kebakara

    Dekontaminasi Mikroskop Optik Hotcell 107 Instalasi Radiometalurgi Dengan Cara Kering

    Full text link
    DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING. Telah dilakukan dekontaminasi mikroskop optik hotcell 107 Instalasi Radiometalurgi (IRM) dengan cara kering. Tujuan dekontaminasi adalah untuk menurunkan tingkat kontaminasi di permukaan mikroskop optik menjadi serendah mungkin atau mencapai batas keselamatan yang diizinkan (radioaktivitas α < 3,7 Bq/cm2 dan β < 37 Bq/cm2). Metoda dekontaminasi dilakukan dengan cara mengusap permukaan casing dan bagian dudukan sampel agar tidak merusak mikroskop optik, kemudian membandingkannya dengan batasan tersebut. Setelah mikroskop optik dikeluarkan dari hotcell 107, terukur paparan radiasi g dengan jarak ± 1 cm sebesar (13,68 ± 0,18) μSv/jam, serta tingkat kontaminasi α sebesar 3,25 ± 0,16 Bq/cm2 dan kontaminasi β sebesar 72,06 ± 6,17 Bq/cm2. Khususnya tingkat radioaktivitas β yang terukur melampaui batas yang dizinkan untuk komntaminasi rendah di permukaan alat, sehingga perlu dilakukan dekontaminasi. Hasil dekontaminasi tahap I terukur radioaktivitas β sebesar 47,21 ± 2,06 Bq/cm2 atau koefisien penghapusan kontaminasi sebesar 0,65 ± 0,03 sehingga perlu dilakukan dekontaminasi ulang. Hasil dekontaminasi tahap II, terukur radioaktivitas β sebesar (7,65 ± 0,37) Bq/cm2. Berdasarkan hasil pengukuran radioaktivitas β dapat disimpulkan bahwa dekontaminasi cara kering dalam dua tahap pada permukaan mikroskop optik, tidak mampu menurunkan tingkat kontaminasi β menjadi < 3,7 Bq/cm2 (kontaminasi rendah di permukaan peralatan), tetapi dekontaminasi kering mempunyai keuntungan tidak merusak (berkarat, merusak sIstem elektronik dan lain-lain) terhadap Mikroskop Optik. Namun demikian pekerjaan perbaikan dapat dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan perlengkapan keselamatan untuk menghindari bahaya radiasi interna

    Evaluasi Kegiatan Proteksi Radiasi Dalam Proses Pemindahan Bahan Pasca Iradiasi

    Full text link
    EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI. Suatu evaluasi kegiatan proteksi radiasi selama proses pemindahan bahan pasca iradiasi berupa foil target dari reaktor (RSG-GAS) ke Instalasi Radiometalurgi (IRM) telah dilakukan. Kegiatan bertujuan untuk melindungi pekerja radiasi dari bahaya radiasi selama penanganan pemindahan foil target dari wadah (cask) ke hotcell ZG-101 IRM. Evaluasi dilakukan dengan cara pengukuran radioaktivitas di lokasi penanganan pemindahan foil target untuk menentukan posisi berbahaya terhadap radiasi. Hasil evaluasi menemukan bahwa bahaya radiasi terjadi di posisi depan sekitar interface antara cask dan hotcell pada saat dilintasi foil target. Pada posisi tersebut paparan radiasi meningkat hingga mencapai 7800 µSv/jam, sedangkan posisi belakang tidak terjadi peningkatan paparan radiasi yang signifikan karena terdapat perisai radiasi dari cask. Hasil evaluasi proteksi radiasi terhadap pekerja radiasi yang menangani pemindahan menunjukkan bahwa tidak seorang pun terdeteksi menerima dosis radiasi yang diukur secara langsung menggunakan dosimeter pena, sedangkan pengukuran menggunakan TLD ditemukan dosis tertinggi sebesar 0,02 mSv/triwulan. Juga tidak ditemukan pekerja radiasi yang terkontaminasi dalam penanganan pemindahan foil target

    Pemantauan Keradioaktifan Udara Ruangan Kerja Instalasi Radiometalurgi Saat Supply Fan Dimatikan

    Full text link
    PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI (IRM) PADA SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN. Pemantauan keradioaktifan udara di ruangan kerja IRM pada saat supply fan dimatikan (off) telah dilakukan untuk mengetahui terpenuhinya ketentuan keselamatan radiologi bagi pekerja radiasi. Pemantauan dilakukaan dengan cara pencuplikan udara melalui suatu kertas filter yang dipasang pada alat pencuplik udara (air sampler). Partikulat-partikulat radioaktif yang tercuplik pada kertas filter dicacah dengan alat ukur SAC-4 dan PSR-8 secara pencacahan total (gross) berturut-turut terhadap radiasi a dan b. Hasil pemantauan dibandingkan terhadap persyaratan keselamatan radiologi pada LAK IRM. Dari hasil pemantauan diperoleh bahwa tingkat keradioaktifan udara tertinggi untuk radiasi a dan b berturut-turut sebesar (0,072 + 0,015) Bq/m3 di R-143 dan (6,911 + 0,335) Bq/m3 di R-135. Hasil menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat keradioaktifan a, sedangkan tingkat keradioaktifan b meningkat. Namun demikian tingkat keradioaktifan udara pada kondisi supply fan dimatikan masih di bawah batasan konsentrasi keradioaktifan udara yang diizinkan

    Transfer Material Radioaktif Di Hotcell 101 Irm Via Kh-ipsb3

    Full text link
    TRANSFER MATERIAL RADIOAKTIF DI HOTCELL 101 IRM VIA KH-IPSB3. Transfer material radioaktif berupa bahan bakar bekas di hotcell Instalasi Radiometalurgi (IRM) melalui Kanal Hubung Instalasi Penyimpanan Sementara Bahan Bakar Bekas (KH-IPSB3) telah dipelajari. Tujuan penulisan adalah untuk berbagi pengalaman agar proses transfer yang sama dapat dilakukan oleh personil lain dengan baik, lancar dan aman serta tersedianya dokumen pelengkap dari hasil kegiatan ini diharapkan akan membantu pekerjaan yang sama pada waktu yang akan datang bila dilaksanakan oleh personil yang belum pernah melakukannya. . Studi ini merupakan kombinasi antara studi literatur/dokumen, studi lapangan, diskusi, materi pelatihan/coaching operator dan supervisor hotcell serta pengalaman dari praktek pelaksanaan transfer bahan bakar bekas. Transfer dilakukan dengan menggunakan fasilitas hotcell 101 dan fasilitas kanal hubung di bawah hotcell 101. Hasil studi transfer menunjukkan bahwa transfer bahan bakar bekas dari hotcell 101 IRM, dapat dipindahkan ke KH-IPSB3 di bawah hotcell 101 dengan lancar, aman dan selamat sesuai dengan dokumen prosedur transfer, kemungkinan terjadi di lapangan, hasil diskusi dan materi pelatihan

    Pemantauan Paparan Radiasi Dan Kontaminasi Di Dalam Hotcell 101 Instalasi Radiometalurgi

    Full text link
    PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI DI DALAM HOTCELL 101 INSTALASI RADIOMETALURGI. Telah dilakukan pemantauan paparan radiasi dan kontaminasi didalam hotcell 101 Instalasi Radiometalurgi (IRM). Semua hotcell yang ada di IRM telah dioperasikan lebih dari 20 tahun, sehingga memungkinkan beberapa kerusakan peralatan di dalamnya termasuk hotcell 101. Pada saat ini di dalam hotcell 101 terdapat kerusakan manipulator, namun demikian sebelum pekerja melakukan perbaikan maupun modifikasi peralatan perlu terlebih dahulu diketahui tingkat radiasi dan kontaminasinya. Tujuan dilakukan pemantauan paparan radiasi dan kontaminasi didalam hotcell 101, agar dapat didekontaminasi menjadi serendah mungkin sebelum pekerja intervensi kedalamnya. Metoda yang digunakan adalah membandingkan hasil pemantauan tingkat radiasi dan kontaminasi dengan batas yang diizinkan. Alat dan bahan yang digunakan untuk pemantauan antara lain: kertas filter pencuplik, surveymeter Teledetektor merek Ludlum, air sampler merek Staplex dan alat cacah cuplikan (α β sample counter merek Ludlum model 3030). Dari hasil pemantauan, diketahui bahwa laju paparan radiasi g hotcell 101 pada posisi 2 sebesar 22 µSv/jam, dan posisi 3 sebesar 25 µSv/jam. Radioaktivitas udara hotcell 101 berada dibawah batas yang diizinkan (< 20 Bq/m3 untuk radiasi α) dan (< 200 Bq/m3 untuk radiasi β). Hasil pantau tersebut dirasakan belum memadai, karena hanya dilakukan di pintu masuk hotcell 101. Radioaktivitas α di permukaan hotcell 101, dibawah batas yang diizinkan untuk kontaminasi rendah (< 0,37 Bq/cm2). SEdangkan radioaktivitas β di permukaan hotcell 101, diketahui melebihi batas yang diizinkan baik untuk posisi 1 sebesar 9,261 Bq/cm2, posisi 2 sebesar 40,999 Bq/cm2, posisi 3 sebesar 53,820 Bq/cm2, maupun posisi 4 sebesar 9,580 Bq/cm2. Radioaktivitas β di permukaan untuk kategori kontaminasi rendah adalah 3,7 Bq/cm2. Dapat disimpulkan bahwa hotcell 101 perlu didekontaminasi dari luar menggunakan manipulator. Apabila setelah didekontaminasi beberapa kali tetap melampaui NBD, maka perlu pembatasan waktu kerja untuk perbaikan alat di dalam hotcell 101 tersebut. Dekontaminasi perlu dilakukan agar bahaya kontaminasi dapat diminimalisir, hal ini sesuai dengan prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable)

    Rekrutmen Politik Calon Kepala Daerah (Studi Tentang Seleksi Kandidat Pada Partai Amanat Nasional Pada Pemilukada di Kota Tasikmalaya Tahun 2017)

    Get PDF
    Abstract: Recruitment of regional head candidates is part of the political process within the internal party facing the General Election. Candidate selection is a "secret garden" for each party, besides the easy selection process by other powers outside political parties. This study answers the research question "What is the method of selection in the political recruitment of regional head candidates by the National Mandate Party in the General Election in Tasikmalaya City 2017". This study attempts to review, analyze candidate selection. The theory used is the theory of candidate selection from Rahat (2001). The results of this study indicate that the election in PAN is determined by party elites. Selection is also superior by the strength of "local strongmen" and large financials. The process of selecting candidates in the PAN shows a degree of semi-democracy. The selection of PAN internal cadres is not a qualified cadre who is not qualified, but the selection process of candidates approved by local strongmen, and great financial strength.Keywords: Political Parties, Political Recruitment, Candidate Selection, Elections. Abstrak: Rekrutmen calon kepala daerah merupakan bagian dari proses politik di internal partai dalam menghadapai Pemilukada. Seleksi kandidat merupakan “secret garden” bagi setiap partai, selain itu proses seleksiterkadang mudah dipengaruhi oleh kekuatan lain di luar partai politik. Penelitian ini untuk menjawab pertanyaan penelitian “Bagaimana metode seleksi dalam rekrutmen politik calon kepala daerah oleh Partai Amanat Nasional pada Pemilukada di Kota Tasikmalaya 2017”. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan, menganalisis seleksi kandidat. Teori yang digunakan adalah teori seleksi kandidat dari Rahat (2001). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seleksi pada PAN ditentukan oleh elit partai. Seleksi juga dipengaruhi oleh kekuatan “local stronge man” dan financial yang besar. Proses seleksi kandidat pada PAN menunjukan derajat semi demokratis. Tidak terpilihnya kader internal PAN bukan disebabkan kader yang maju tidak berkualitas, akan tetapi proses seleksi kandidat dipengaruhi oleh local stronge man, dan kekuatan financial yang besar.Kata Kunci: Partai Politik, Rekrutmen Politik, Seleksi Kandidat, Pemilu

    TERPILIHNYA FIGUR MINORITAS DALAM MASYARAKAT MAJEMUK BELOTO KABUPATEN FLORES TIMUR: TINJAUAN PERSPEKTIF TEORI PENGARUH MINORITAS DAN TEORI KONTAK

    Get PDF
    Election of Beloto village head East Flores District 2015 is a paradox in modern-pragmatic political logic, where Solhan Masang, who was the personification of the Muslim minority group, was chosen as the head of Beloto village in the middle of the majority of Catholic communities. The Beloto community practices village head elections in accordance with the principles and spirit of democracy. The decision to choose Solhan Masang as the Village Head, the Beloto community does not take into account the brand of religion, ethnicity, group or group what the candidate is as a uniform political calculation with the majority of the people as long as the political drama of the election is presented. This reason is why this research needs to be conducted to explore this healthier political phenomenon more deeply in Beloto Village. There are two theories that I use in analyzing this phenomenon, namely, first, the theory of minority influence, this theory approach emphasizes 3 (three) components that minority figures must have, namely attitudes of consistency, confidence (self-confidence) and persuasive. Second, contact theory, this theory emphasizes more interaction between individuals and minority groups and the majority are bound by a condition that must be fulfille

    IMPLEMENTASI KEBIJAKAN MANAJEMEN TALENTA DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA BANDUNG

    Get PDF
    Manajemen Talenta dalam pengembangan karier Pegawai Negeri Sipil yang diterapkan di Kota Bandung sampai saat ini belum seutuhnya berjalan sesuai dengan prosedur, indikator dan persyaratan serta kenyataan di lapangan. Banyak faktor dan kepentingan dan jumlah penghasilan yang didapatkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yakni kualitatif . Pengumpulan data dilakukan teknik wawancara akan digunakan sebagai alat dalam riset kualitatif. informasi yang tidak tercatat dalam dokumen, informasi dari kejadian dan kepribadan yang relevan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yakni analisis model interaktif. Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, dilakukan dengan bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu siklus. Hasil penelitian menunjukan, implementasi kebijakan&nbsp; &nbsp;talenta belum seutuhnya berjalan sesuai dengan prosedur, indikator dan persyaratan serta kenyataan di lapangan. Banyak faktor dan kepentingan dan jumlah penghasilan yang didapatkan
    corecore