717 research outputs found
Persaingan Kode Tutur dalam Akad Nikah pada Masyarakat Tutur Bahasa Jawa di Yogyakarta
This paper discuses the use of two competing languages, Indonesian and Javanese, in Akad Nikah ritual
held by Javanese Speech community in Yogyakarta. Akad Nikah for Javanese is a unique event through
which the newly-wed couple obtain acknowledgement from both the state and the adat community.
Representing the state to witness and record the marriage, naib (the deputy registrar of marriages) from
the Office of Religious Affairs is obliged to use the National Language. However, as an ―invitee‖ upon
the request from the bride‘s family to not only witness and record the marriage but sometimes also act on
behalf of the bride‘s father to marry the groom to the bride, the naib is obliged to use the language of the
family. The conflict is resolved by negotiating the use of two formal codes: krama and Indonesian. Krama
is used when the naib is addressing the whole audience, while Indonesian is used when he is acting as the
bride‘s father in the wedding vow. The use of Indonesian is restricted only in the exchanges of wedding
vow between the naib and the groom. The rests of the akad nikah ritual, namely the speeches (pasrahtinampi)
by
the
two
families,
maintain
the
use
of
Javanese.
The
paper
concludes
that
the
use
of
two
codes
in
akad nikah is a strategy for Javanese maintenance among Yogyakarta Javanese speech community.
When the use of Indonesian is inevitable, restricting its ―zone‖ is the best strategy
Evaluasi Desain Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Tarbiyah Islamiyah Kedemangan Muaro Jambi
This research aims to evaluate the learning design of Islamic cultural history at MTs Tarbiyah Islamiyah Kedemangan Muaro Jambi. The method used in this research is descriptive quantitative, with data collection techniques through questionnaires distributed to 38 respondents consisting of grade IX studeat MTs Tarbiyah Islamiyah Kedemangan Muaro Jambi. Evaluations are carried out to assess the effectiveness of the teaching methods used, students\u27 understanding of the material, as well as the obstacles faced in the learning process. The results of the research show that the learning design implemented is quite good, but there are still several aspects that need to be improved, such as the use of appropriate learning media. more variety and increased student involvement in the learning process.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi desain pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di MTs Tarbiyah Islamiyah Kedemangan Muaro Jambi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner yang disebarkan kepada 38 responden yang terdiri dari siswa kelas IX di MTs Tarbiyah Islamiyah Kedemangan Muaro Jambi. Evaluasi dilakukan untuk menilai efektivitas metode pengajaran yang digunakan, pemahaman siswa terhadap materi, serta kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain pembelajaran yang diterapkan sudah cukup baik, namun masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan, seperti penggunaan media pembelajaran yang lebih variatif dan peningkatan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
PRESERVING VERNACULARS IN INDONESIA: A BILINGUAL VERNACULAR-ENGLISH DICTIONARY APPROACH
English learners in Indonesia learn the English language through the Indonesian language, the language oinstruction in the country's education, despite the fact that 80% of the country's population speakvernaculars as mother tongue. The provision of materials for learning, including bilingual dictionaries,therefore follow this convention while bilingual dictionaries accommodating the learners speakingvernaculars natively are barely provided. This condition insists that every Indonesian must comprehend theIndonesian language first to learn English albeit theories on foreign language learning suggest theotherwise. Apart from this, the use of vernaculars of Indonesia itself tends to decline yet the bilinguadictionaries linking the vernaculars with a widely-known language such as English still lack. This articleelaborates the issues of (1) English vocabulary learning and (2) the maintenance of the vernaculars oIndonesia with discussions about Butzkamm's theory and UNESCO's suggestion on foreign languagelearning, Nation's New General Service List as the core of the English vocabulary, and the application otechnology in the lexicography of bilingual dictionary. Choosing Cirebon dialect of Javanese as an example,this article suggests that the provision of a bilingual dictionary functioning as a reference material foEnglish vocabulary learning yet as a documentation of vernacular maintenance is possible
PENGARUH TEKNIK PENGGENANGAN TANAMAN PADI TERHADAP BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH
AbstrakPenggenangan tanah sawah akan menyebabkan serangkaian perubahan beberapa sifat kimia tanah reaksi reduksi yang menjadi lebih dominan. Dalam penelitian ini akan di lihat perubahan beberapa sifat kimia tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekinik penggenangan tanaman padi terhadap beberapa sifat kimia tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik penggenangan tanaman padi terhadap beberapa sifat kimia tanah. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh. Penelitian ini dimulai sejak Juni sampai November 2017. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Non Faktorial. Perlakuan yang dicobakan adalah Teknik Penggenangan Tanaman Padi (P) yang terdiri atas 4 taraf dengan 4 kali Ulangan, sehingga percobaan ini mempunyai 16 satuan percobaan. Parameter yang di amati antara lain, pH tanah, P-tersedia, N-total, Fe, dan DHL. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik penggenangan pada tanaman padi berpengaruh sangat nyata terhadap aspek Fe dan DHL tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap pH tanah, P tersedia dan N total. Kata kunci : Padi Sawah, Penggenangan, Perubahan Sifat Kimia Tana
IDENTIFIKASI KOMPONEN BIOAKTIF PADA DAGING PUYUH (COTURNIX-COTURNIX JAPONICA)
IDENTIFIKASI KOMPONEN BIOAKTIF PADA DAGING PUYUH (Coturnix-coturnix japonica)By :Aris MunandarABSTRACTQuail meat contains high protein and so we need to investigate more deeply to the content of bioactive components that exist on quail meat. Research has been conducted at the Laboratory of Meat Processing Science and Technology Faculty of Agriculture and Animal Husbandry Department of Basic Chemistry Laboratory of the Faculty of Mathematics and Natural Sciences UNSYIAH. The research took place from 15 March 2015 until August 20, 2015. In reviewing the bioactive components contained in this quail meat using maceration method. The results showed that the positive quail meat are alkaloid compounds. While steroid compounds, saponins and flavonoids showed negative results.Keywords: Bioactive components, quail meat, maceration, alkaloids, flavonoids, steroids, saponins.IDENTIFIKASI KOMPONEN BIOAKTIF PADA DAGING PUYUH (Coturnix-coturnix japonica)Oleh :Aris MunandarABSTRAKDaging puyuh mengandung protein yang tinggi sehingga dibutuhkan untuk meneliti lebih dalam terhadap kandungan komponen bioaktif yang ada pada daging puyuh. Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pengolahan Daging Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian dan Laboratorium Kimia Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala. Penelitian berlangsung dari tanggal 15 maret 2015 sampai 20 Agustus 2015. Dalam mengkaji komponen bioaktif yang terkandung dalam daging puyuh ini menggunakan metode maserasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada daging puyuh positif terdapat senyawa alkaloid. Sedangkan senyawa steroid, saponin dan flavonoid menunjukkan hasil yang negatif.Kata Kunci: Komponen bioaktif, daging puyuh, maserasi, alkaloid, flavonoid, steroid, saponin
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK MINYAK KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN NANO KARBON AKTIF
ABSTRAKLimbah cair pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) merupakan sumberpencemar potensial yang dapat memberikan dampak serius terhadap lingkungan,sehingga diperlukan penanganan terhadap limbah cair tersebut melaluipeningkatan teknologi pengolahan. Salah satu metode yang dapat digunakanuntuk menghilangkan zat pencemar tersebut adalah dengan proses adsorpsi.Dalam penelitian ini, adsorben yang digunakan adalah karbon aktif dalam skalananometer. Nano karbon diaktivasi secara fisika (kalsinasi) pada suhu 700C.Konsentrasi sebelum dan setelah proses adsorbsi dilakukan dengan menggunakanspektrofotometer. Penelitian ini dilakukan dengan variasi waktu kontak (0,5; 1, 2,3, 4, dan 8) jam, massa adsorben (0,25; 0,5; 1; dan 2) gr, konsentrasi awal (48; 97;194; dan 483) mg/l, ukuran adsorben (nano size dan mikron size), dan jenisadsorben (nano karbon aktif dan nano zeolit). Analisis X-Ray Diffraction (XRD)menunjukkan bahwa nano karbon aktif memiliki struktur amorf, sedangkan hasilScanning Electron Microscopy (SEM) terlihat bahwa nano karbon aktif memilikiukuran nanometer (10-9). Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu kontak,massa adsorben, konsentrasi awal sampel limbah, ukuran dan jenis adsorbenmempengaruhi penyisihan konsentrasi. Waktu kontak yang optimal antara nanokarbon aktif dengan konsentrasi adalah 4 jam dengan massa adsorben 2 gr. Padajumlah atau massa adsorben yang tetap (2 gram) semakin tinggi konsentrasi awaldi dalam sampel limbah maka penyerapan semakin besar. Ukuran sampel padaskala nano memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan ukuran sampel padaskala mikron. Hasil penyisihan konsentrasi di dalam sample PMKS untuk nanokarbon aktif lebih baik dibandingkan nano zeolit. Jenis isoterm yang terjadi adalahisoterm Langmuir dan kinetika adsorpsi yang terjadi adalah kinetika order satusemu.Kata Kunci: Limbah cair PMKS, adsorpsi, nano karbon aktif
Death-related expressions in Javanese angkating layon speech and English eulogy
Cultures hold different perceptions of death and demonstrate different linguistic behaviors when performing funeral rituals. This article compares angkating layon speech in Javanese society and eulogies in American society focusing on the use of death-related expressions to reveal their rhetorical function and significance in articulating the two societies’ perception toward death. The data are collected from ten angkating layon speech texts recorded from actual funeral ceremonies and ten eulogy texts downloaded from the internet. Conceptually, this article applies Kunkel's and Dennis's (2003) idea of eulogical rhetoric and Lakoff's andJohnson's (1980) theory of conceptual metaphor. The findings show that both societies conceptualize death into DEATH IS A JOURNEY and DEATH IS REST. Angkating layon speech is an allusion for sincere acceptance of death, uses less elaborate positive euphemism as a brief report of the deceased’s good characters, and evokes empathy and sincere prayer for the deceased. Meanwhile, a eulogy is a means of maintaining togetherness between the dead and the living, uses elaborate positive euphemism to create a good impression of the eulogized, and thus, appeals more strongly to the memory of the living. It concludes that the Javanese are open about the dead body, create such euphemisms as almarhum(ah), layon/jenazah, and swargito mark the dead as 'other' suggesting that he/she is no longer part of the society, and readily accept a permanent separation from the dead.  On the contrary, Americans are reluctant to mention the dead body, deny separation from the dead, and use almost non-existent lexical marker 'late' signifying death as another episode of life that never affects their relationship with the deceased
PERBANDINGAN MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN PADA SISWA KELAS 3 DAN KELAS 5 DI SDN JATILANGKUNG MOJOKERTO
Abstrak
Secara umum, fungsi dari pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk mencapai masyarakat yang sejahtera. Di dalam sebuah aktivitas belajar mengajar PJOK diperlukan adanya interaksi sehingga tercipta pembelajaran yang aktif. Hal ini tidak terlepas dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi, apakah itu faktor dari luar ataupun dari dalam. Salah satunya adalah motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan di lapangan oleh guru. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Salah satu unsur yang mendukung motivasi belajar adalah lingkungan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non-eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket motivasi siswa. Angket motivasi siswa digunakan untuk memperoleh data kuantitatif tentang motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran PJOK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi tentang (1) Perbedaan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran PJOK pada siswa kelas 3dan kelas 5 di SDN Jatilangkung Mojokerto dan (2) mana yang lebih antara siswa kelas 3 dan kelas 5 di SDN Jatilangkung Mojokerto. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat suatu perbedaan motivasi siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada siswa kelas 3 dan kelas 5 yang dibuktikan dari hasil uji t-hitung < t-tabel (1,495 < 2,021) dengan taraf signifikan 0,05.
Kata Kunci: Siswa kelas 3 dan kelas 5, Motivasi, PJOK
Abstract
In general, the function of national education is to develop the potential of learners to achieve a prosperous society. In teaching-learning process, interaction is needed in order to create an active learning atmosphere. This cannot be separated with other factors, be it from the inside or the outside. One of the inside factor is the student’s motivation to participate in the learning process. In the process of learning, motivation is defined as the driving force from within the students that fuels learning process. Learning process can be both internal or external force for the students involved in learning process that makes it possible for a change of attitude that a number of indicators or supporting factors. One of the factor that plays a role in learning process is the environment. This research is using the kind of research non-experiment with quantity approach. The results of this research are collected by question of motivation. Questions of motivation are used to get quantity result about the comparison of the motivation in learning physical education, sport and health. The purpose of this research is to describe (1) the motivation students in learning physical education, sport and health students in 3rd graders and 5th graders of SDN Jatilangkung Mojokerto and (2) the value of comparison motivation students in learning physical education, sport and health students in 3rd graders and 5th graders of SDN Jatilangkung Mojokerto. From this research, it can be concluded there are no difference in the motivation in physical education, sport and health students in 3rd graders and 5th graders proofed by the result of the test t-count < t-table (1,495 < 2,021) with 0,05 significance margin.
Keywords: 3rd graders and 5th graders, Motivation in Learning Physical Education, Sport and Healt
PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGUNAN RUMAH MENGGUNAKAN DINDING INTERLOCKING BRICK DAN DINDING BATU BATA MERAH
Kemajuan teknologi di bidang konstruksi terus mengalami perkembangan, salah satunya adalah teknologi bahan pengganti batu bata merah yang berfungsi sebagai dinding. Bahan-bahan konstruksi tersebut diantaranya batako, batafoam, bata bertautan dan interlocking brick. Interlocking Brick mulai diperkenalkan oleh Center For Vocational Building Technology (CVBT), penggunaan interlocking brick sebagai struktural mengakibatkan tidak perlu adanya pengeluaran biaya untuk material beton bertulang serta bekisting. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut dilakukan penelitian yang bertujuan untuk membandingkan biaya pembangunan rumah menggunakan batu bata merah sebagai desain awal dan interlocking brick sebagai desain alternatif yang dapat mengurangi untuk pekerjaan beton bertulang seperti kolom, sloof serta ring balk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan analisa harga satuan pekerjaan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 28/PRT/M/2016. Hasil penelitian menunjukkan seluruh biaya untuk desain awal yang menggunakan pasangan batu bata merah dan desain alternatif menggunakan interlocking brick terdapat perbedaan di pekerjaan pemasangan dinding. Rekapitulasi untuk seluruh pekerjaan desain awal menghabiskan biaya sebesar Rp169.290.000,00 sedangkan untuk seluruh pekerjaan desain alternatif menghabiskan biaya Rp117.540.000,00. Maka dapat dilakukan selisih penghematan biaya sebanyak 30,6% dari biaya desain awal atau sebesar Rp51.750.000,00. Berdasarkan hasil perbandingan biaya seluruh pekerjaan, penggunaan interlocking brick sebagai struktural bangunan dan dinding pengisi memberikan manfaat lebih hemat jika dibandingkan dengan desain rangka struktural beton bertulang dengan dinding pengisi batu bata merah
- …