Analisis Kebijakan Pengembangan Industri Kecil Kerajinan Topeng Kayu Di Kabupaten Gunungkidul

Medium and small industry sector has an important role, not only as a job provider for the number of job seekers that increases from year to year, but also for production and distribution of goods and services or society. The expectationtowards the contribution of this sector in creating employment, generating regional income and national income from foreign exchange has been increasing especially because of the industry's capacity to compete in the global market due to its use of local content in production. In the Gunung Kidul District there are some various products that have potential and prospect to be developed. Some of them even has penetrated the export market. The Agency of District Development Planning of Gunung Kidul District has identified and analyzed some products and has therefore determined 5 (five) products that have potential to become the region's competitiveproducts. These are (based on rank) : 1. Wood Mask Handicraft, 2. Bamboo Handicraft, 3. Stone Handicraft, 4. Dried Cassava (Gaplek), 5. Cattle. In this article, the writer provides suggestions to the Gunung Kidul District Government for theirpolicy making for the development of wood mask handicraft small industry

ANALYSIS OF COMPETITIVE IMPROVEMENT OF SOYCULTURE INDUSTRY CLUSTERS IN SUPPORTING FOOD SECURITY IN GROBOGAN DISTRICT USING INDUSTRIAL CLUSTER APPROACH

Grobogan District in the Province of Center Java, has a potential to produce commodity of horticulture, because of its geography and agroclimate condition that suitable for horticulture plants. The production of horticulture comodities in the Grobogan District can be increased further by doing intensive agriculture and improving farmers' skill. Increasing the productivity and competitiveness of these comodities will support the increasing of import substitution of these comodities in order to save the national foreign exchange income.  The objective of this paper is to formulate the strategies based on the industrial cluster and SWOT analysis to increase competitiveness of the horticulture industry sub sector in Grobogan District

Infra Red Aerial Photograph Interpretation for Soil Erosion at Wuryantoro, Wonogiri

Collecting data of soil erosion hazard terrestrially needs much time, high cost, and large energy. Therefore it is needed appropriate technology in addition to terrestrially decreasing necessity of time, cost and energy. Aerial photograph is picture of earth surface, which shape and place similar to condition on earth surface. Using aerial photograph in this research is expected to be able to take account for erosion factors. This research is conducted in Kecamatan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri. Research method that used is aerial photograph interpretation with land unit approach. Amounts of soil lost are approached with USLE formula. Aerial photograph that used in this research is aerial photograph coloured infrared with 1:10.000 in scale and 1991 in year of taking photography. The result shows that using aerial photograph is very useful in supporting soil erosion rate calculation. Erosion rate at research area is 0.0968 ton/ha/year to 100.4344 ton/ha/year. This number is included in class of light erosion hazard

Aplikasi Programmable Logic Controller (PLC) Pada Sistem Kontrol Proses Pengelasan Inner dan Outer Tabung Iradiasi

Pada proses pengelasan inner dan outer tabung iradiasi, diperlukan sumber daya manusia yang handal sehingga hasil pengelasan memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk dapat diiradiasi di reaktor nuklir. Karena adanya keterbatasan sumber daya manusia yang mampu melakukan pengelasan tabung iradiasi secara sempurna, maka dibuat sistem kontrol proses pengelasan inner dan outer tabung iradiasi. Dengan sistem kontrol tersebut maka pengelasan tabung iradiasi dapat dilakukan secara otomatis. Metoda yang digunakan yaitu dengan menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) yang difungsikan untuk mengatur proses pengelasan secara otomatis melalui program yang ditanamkan di dalamnya. Hasil yang diperoleh berupa unit kontrol yang telah diuji secara simulasi, kemudian dirangkai pada unit mesin las, dan selanjutnya dilakukan uji pengelasan terhadap tabung iradiasi. Pada hasil pengelasan dilakukan juga uji kebocoran dengan metode bubble test. Sistem kontrol dapat dinyatakan berfungsi dengan baik, karena semua langkah dalam proses pengelasan sudah terpenuhi. Hasil pengelasan yang kurang maksimal lebih besar diakibatkan oleh kondisi tabung iradiasi yang kurang sempurna seperti bentuk kurang simetris dan permukaan tidak bersih, serta kondisi bagian mekanik pada pemutar tabung iradiasi yang tidak presisi

Water Use Efficiency in Vertical Cropping System with Volcanic Ash Media by Using Biochar and Urban Waste Compost Fertilizer as Soil Amendement

Applying volcanic ash as planting media has to cope with several constrains: it quickly became sediment and hardened when exposed to water. One of the efforts to improve its physical condition is by utilizing biochar, which is one of amendment materials that can improve the soil quality. This study used vertical column container made from PVC to enable vertical plant arrangement. Volcanic ash requires additional nutrient intake from organic fertilizer such as urban waste compost. The objective of this study was to identify the proper dose combination of volcanic ash, biochar, urban waste compost fertilizer and column population per m2 to sustain the growth of curly lettuce in vertical cropping system, as well as the water use efficiency. This study was designed by using the Completely Randomized Design (CRD) Factorial with three factors. The first, second and third factors consisted of Biochar M1, M2 and M3 (25; 33; and 50 %), compost fertilizer doses of K1, K2, and K3 (25; 33; and 50 %), and column density of P1, P2 and P3 (4 columns/m2, 3 columns/m2 and 2 columns/m2), respectively. The total combination was 3 x 3 x 3 and each was repeated 3 times. Resulted data of this study consisted of growth and crops and analyzed by using the Analysis of Variance and continued with the HSD Tukey 5% Test (Honest significant deference). The water use efficiency (g/kg) can be formulated as the production of dry material per total water during the cultivation season (g/kg). Results of this study showed the highest fresh consumption result was obtained from treatment M3K3 in 556 g/column (comparison of volcanic ash, charcoal husk and compost = 25 : 25 : 50 %) and the best water-use efficiency was 2.30 g/kg

PERALATAN PRESS HIDROLIK SEBAGAI SOLUSI PENGOLAHAN GAMBIR DI SUMATERA BARAT

Pengolahan gambir di Sumatera Barat pada awalnya menggunakan peralatan Kampo dalam mengekstrak gambir, peralatan kampo banyak menguras tenaga pekerja, pengolahan dalam sehari maksimum 4 kali, dengan rendemen gambir 8-9 %, dalam sehari hanya mampu produksi gambir sebesar 14 kg-16 kg. Rekayasa peralatan hidrolik pres gambir bertujuan agar pekerja tidak terlalu menguras tenaga, pengolahan dapat dilakukan lebih dari 20 kali, dengan rendeman di atas 10 %. Peralatan hidrolik pres gambir dirancang menggunakan bahan plat H Frame dari bahan baja merupakan hasil inovasi untuk meringankan tenaga kerja, mempercepat proses pengolahan, menghasilkan produk gambir yang konstan mutunya dan meningkatkan produksi gambir. Peralatan hidrolik pres mampu melakukan proses pengolahan sebanyak 42 kali perhari dengan hasil perhari 210 kg-252 kg, dalam sebulan menghasilkan produksi gambir sebesar  6,3 ton-7,56 ton dengan nilai ekonomi sebesar Rp  277.200.000 sampai Rp  332.640.000 ,-/bulan

Infra Red Aerial Photograph Interpretation for Soil Erosion at Wuryantoro, Wonogiri

Collecting data of soil erosion hazard terrestrially needs much time, high cost, and large energy. Therefore it is needed appropriate technology in addition to terrestrially decreasing necessity of time, cost and energy. Aerial photograph is picture of earth surface, which shape and place similar to condition on earth surface. Using aerial photograph in this research is expected to be able to take account for erosion factors. This research is conducted in Kecamatan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri. Research method that used is aerial photograph interpretation with land unit approach. Amounts of soil lost are approached with USLE formula. Aerial photograph that used in this research is aerial photograph coloured infrared with 1:10.000 in scale and 1991 in year of taking photography. The result shows that using aerial photograph is very useful in supporting soil erosion rate calculation. Erosion rate at research area is 0.0968 ton/ha/year to 100.4344 ton/ha/year. This number is included in class of light erosion hazard

Komunikasi Kelompok Sebagai Upaya Menjaga Kohesivitas (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Komunitas Curva Sud Arema)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa suporter sepak bola merupakan salah satu bentuk kelompok sosial yang memiliki keunikan tersendiri. Di Indonesia Aremania yang merupakan tim pendukung Arema FC merupakan tim suporter terbanyak kedua di Indonesia setelah suporter tim sepak bola Persib Bandung. Dalam tim Aremania, banyak bermunculan kelompok-kelompok kecil yang juga merupakan suporter Arema FC. Salah satunya adalah Curva Sud Arema yang memiliki keunikan tersendiri, yaitu menganut gaya ultras dengan militansi tinggi dalam mendukung Arema FC. Selanjutnya, dalam sebuah kelompok, komunikasi merupakan hal penting yang dapat meningkatkan kohesivitas kelompok tersebut. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk meneliti mengenai komunikasi kelompok dalam tim Curva Sud Arema untuk menjaga kohesivitas kelompoknya. Penelitian ini penelitian kualitatf dengan menggunakan paradigma interpretatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep kelompok sosial, komunikasi kelompok serta kohesivitas kelompok untuk menjelaskan hasil penelitian. Dengan menggunakan ternik wawancara mendalam, penelitian ini mengambil satu informan kunci serta tiga informan tambahan. Informan tersebut merupakan sumber data utama dalam penelitian ini. Data pendukung dalam penelitian ini bersumber dari observasi lapangan peneliti serta berasal dari sumber buku dan internet yang digunakan untuk mendapatkan data tambahan baik tentang konsep yang maupun data tambahan tentang kelompok Curva Sud Arema. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi kelompok dalam Curva Sud Arema selalu berjalan dengan baik. Komunikasi pun terjadi secara intens secara tatap muka ataupun melalui media sosial whatsapp. Berbagai bentuk kegiatan kelompok dan konsep seduluran dalam berkomunikasi yang dilakukan oleh Curva Sud Arema, membuat kohesivitas kelompok dalam kelompok Curva Sud Arema juga terjaga. Kohesivitas kelompok tersebut dapat dilihat dari rasa saling memiliki yang tinggi, loyalitas anggota kelompok serta solidaritas antar anggota dalam kelompok. Penelitian ini juga menemukan hasil bahwa kohesivitas kelompok tetap terjaga dengan kuat meskipun dengan ukuran kelompok yang relatif besar

PROBLEMATIKAGURU DALAM PENYUSUNANBAHAN AJARCETAK BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI KECAMATAN CURUP KABUPATEN REJANG LEBONG

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan problematika guru dalam penyusunan bahan ajar cetak Bahasa Indonesia di SMP Negeri Kecamatan Curup Kabupaten Rejang Lebong tahun 2012/2013. Lokasi penelitian: (1) SMP Negeri 1 Curup Utara, (2) SMP Negeri 3 Curup Timur, (3) SMP Negeri 2 Curup, (4) SMP Negeri 2 Curup Tengah, (5) SMP Negeri 2 Curup Selatan Kabupaten Rejang lebong. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriftif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, angket, dan analisis dokumen. Analisis data dengan teknik: (1) reduksi data, (2) penyajian data, (3) penarikan kesimpulan dan verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan: (1) semua guru belum menyusun silabus sendiri sebagai dasar penyusunan bahan ajar, (2) terdapatnya guru yang tidak mengidentifikasi aspek standar kompetensi, melainkan menyalin seluruhnya dan digunakan sebagai dasar penyusunan bahan ajar, (3) sebagian guru tidak memanfaatkan kompetensi dasar untuk penyusunan bahan ajar, (4) kurangnya ketersediaan sumber belajar disekolah, yang tersedia hanya buku paket dan LKS, (5) kurangnya wawasan guru terhadap bahan ajar yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta bentuk bahan ajar. (6) Guru mengandalkan materi buku paket dan LKS dan tidak ada satu pun guru yang membuat bahan ajar cetak Bahasa Indonesia, yang dibuat adalah bagian bahan ajar berbentuk handout