119 research outputs found

    Pola Distribusi dan Margin Pemasaran Gabah di Kabupaten Karawang

    Get PDF
    Penelitian ini untuk menganalisis perbedaan biaya pokok produksi padi dengan harga pembelian pemerintah dan non pemerintah, menganalisis pola distribusi gabah dan menganalisis margin pemasaran gabah di Kabupaten Karawang. Manfaat penelitian untuk merancang dan mengefisienkan pendistribusian gabah di Kabupaten Karawang dan dapat digunakan sebagai acuan bagi praktisi dan stakeholder dalam pengambilan kebijakan harga gabah. Metode yang digunakan adalah metode survei. Penentuan lokasi menggunakan metode purposive. Penentuan jumlah responden ditentukan menggunakan metode snowball sampling dengan jumlah petani 57 responden, tengkulak 14 responden dan penggiling 11 responden. Metode analisis menggunakan analisis deskriptif, statistik One sample t-test dan paired sample t - test, perhitungan biaya pokok budidaya padi, persentase pola dan perhitungan margin pemasaran.Terdapat perbedaan secara signifikan antara biaya pokok produksi padi (Rp.3.068) dengan harga gabah pembelian pemerintah (Rp.3.700) dan non pemerintah (Rp. 4.347). Terdapat dua pola pemasaran gabah yaitu pola I (pola pendek) terdiri dari petani – penggiling dan pola II (pola panjang) terdiri dari petani – tengkulak – penggiling. Pola II sebesar 66% lebih besar dari pada pola I sebesar 33%. Nilai margin pada pola II sebesar Rp. 250 per kilogram berbeda dengan pola I Rp.0 per kilogram secara sifnifikan. Kata kunci: Usahatani, biaya pokok produksi padi, pola distribusi dan margin pemasaran gabah

    The Potential Commodities as a Support of Farm Sustainability and Supply Stability in Grobogan Regency

    Get PDF
    Abstract. The research method was a secondary data method with strategic agricultural commodities, namely rice, soybeans and beef cattle. These commodities are also commodities that are the mainstay of Central Java. Data were analyzed by Location Quotient (LQ) and Co Variance. The results showed that Grobogan Regency was the regency with the highest rice and soybean production in Central Java, which were 848,912 tons (43.9%) and 53,969 tons (53.13%) respectively, while the production of rice and soybeans in Central Java respectively was 1,933,627 tons and 105,553 tons. From the results of potential analysis, the three commodities were potential commodities for Grobogan Regency, with LQ values for rice, corn, soybeans and beef cattle respectively 3.37; 3.46; 2.66 and 3.65. This condition was also supported by the Co variance value of 3.37; 2.68; 2.8 and 3.8. The analysis indicated that Grobogan Regency is an area with stable supply or food stocks in Central Java

    ANALISIS EFISIENSI EKONOMI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA USAHATANI KETELA POHON DI KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor produksi/input ketela pohon yang berupa (luas lahan, bibit, pupuk organik, pupuk urea, pupuk ponska, pestisida dan tenaga kerja) terhadapproduksiusahatani ketela pohon dan menganalisis efisiensi ekonomi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani ketela pohon di Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati. Penelitian menggunakan metode survei. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara purposive (sengaja). Penentuan jumlah responden ditentukan dengan rumus slovin, penentuan sampel dilakukan dengan metode random sampling (secara acak sederhana) dengan jumlah 91 responden. Metode analisis data menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak faktor produksi ketela pohon (luas lahan (X1), bibit (X2), pupuk organik (X3), pupuk urea (X4), pupuk ponska (X5), pestisida (X6) dan tenaga kerja (X7) berpengaruh nyata dengan taraf kepercayaan 0,05 terhadap produksi ketela pohon. Secara parsial faktor produksi luas lahan berpengaruh sangat nyata dengan signifikansi 0,01, bibit dan pupuk ponska berpengaruh nyata 0,05 terhadap produksi ketela pohon sedangkan pupuk organik, pupuk urea,pestisida dan tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap produksi ketela pohon. Penggunaan faktor produksi belum efisiensi ekonomi sedangkan penggunaan faktor produksi pupuk urea, pestisida dan tenaga kerja tidak efisien. Kata Kunci: efisiensi, ekonomi, faktor produksi, usahatani, ketela pohon

    FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM KELOMPOK TANI SEBAGAI UNIT PRODUKSI TERHADAP USAHATANI PADI DI KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN SEMARANG

    Get PDF
    Agriculture farmer development still has barriers, one of them is human resources, farmer. Farmer human resources establishment need to be doing that farmer relies on subject development. The farmer will get advantage from participation as member farm group. If farm group have a good function so farmer can improve it. The purpose of this research is to analyze factors which have role in farm group as production unit, analyze factors which have role in farm group as production unit to influence paddy produce and income, analyze farm group as production unit based on difference amount of member group, analyze paddy productivity based on differences amount of member group. This Research method is used survey research. Exogenous variable has investigated include farm pattern determine, farm planning disposition, intermediate technology implementation, a partnership growth, committed to a group agreement, farm assessment, increased natural resources sustainability and group business managerial. Whereas, endogenous variable covers production and income. Population in this research is crop farm group in Susukan subdistrict Semarang Regency. Sampling technique used stratified random sampling. Amount of respondent is 184 people. The role factors in farm group as production unit to influence paddy production and income are used path analysis, where as to examine farm role as production unit and paddy productivity based on divarication amount of member group used Independent Sample T-test. The research result showed factors role in farm group as production unit included in medium category in farm pattern determining, farm plan disposition, intermediate technology implementation, partnership growing, farm assessment, group business managerial, high category is barriers to group agreement activity and natural resources continuity enhancement. The role factors in farm group as production unit govern significantly to paddy production and farmer income. No differences farm group role as production unit to each group based on amount group and no differences paddy productivity to each group based on amount member in Susukan Subdistrict, Semarang Regency

    ANALISIS KELAYAKAN USAHA PRODUKSI PUPUK PADA KELOMPOK USAHA PENGOLAHAN PUPUK ORGANIK DI KABUPATEN PURWOREJO

    Get PDF
    Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pendapatan dan profitabilitas usaha pupuk, kelayakan pengembangan usaha dari aspek pasar, teknis dan finansial pada Kelompok Usaha Pengolahan Pupuk Organik di Kabupaten Purworejo. Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode penentuan sampel menggunakan metode sensus sebanyak 5 kelompok usaha pengolahan pupuk organik di Kabupaten Purworejo. Data dianalisis menggunakan analisis pendapatan dan profitabilitas, aspek pasar, teknis dan finansial (NPV, IRR, B/C Rasio dan Payback period). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata produksi Pupuk Organik setiap tahun sebanyak 9,58 ton/tahun. Penerimaan pengolahan pupuk organik sebesar Rp 88.920.000/thn dan pendapatan dari usaha pengolahan Pupuk Organik sebesar Rp 62.401.300/thn. Aspek teknis menunjukkan bahwa ada beberapa parameter pupuk organik yang sudah dan belum memenuhi standar mutu. Parameter C-Organik dan pH H2O sudah memenuhi standar mutu analisis laboratorium dari BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Yogyakarta, sedangkan parameter C/N rasio, N total, P2O3 total dan K2O total belum sesuai standar mutu. Selain itu, proses produksi akan menentukan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Aspek pasar menunjukkan bahwa, produksi pupuk setiap tahunnya mengalami peningkatan produksi pada angka kisaran 13-27% tiap tahunnya. Hasil perhitungan analisis finansial menunjukkan bahwa NPV rata-rata sebesar Rp.14.181.366,6. Net B/C Rasio rata-rata sebesar 1,306. Nilai IRR sebesar 14,9%. Nilai Payback period sebesar 3,43 atau titik pengembalian investasi pada saat kegiatan usaha berjalan selama 3 tahun 4 bulan 3 hari. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria finansial, usaha ini layak untuk dilaksanakan. Kata Kunci : Kelayakan usaha, profitabilitas, pendapatan, NPV, IRR, Net B/C Rasio dan Payback period dan pupuk organi

    The Stability of Supply and Rice Price in Sukoharjo Regency

    Get PDF
    The economic conditions of rice, whether aspect of supply, demand, or rice price is continue to fluctuate due to changes of the phenomena. Therefore, this commodity needs to be examined in regarding its supply, demand and price aspects. This study aims to analyze the supply and price stability of rice. The study used a secondary data method. The study was conducted in Tawangsari and Mojolaban Districts of Sukoharjo Regency. Data were analyzed by Co variance analysis. The study results showed that supply and rice consumption were surplus and stable. The stability of prices and supply for paddy and rice is occurred in Tawangsari and Mojolaban Districts and Sukoharjo regency as well

    ANALISIS FAKTOR-­FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN SUSU SAPI PASTEURISASI DI KABUPATEN BOYOLALI

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian susu sapi pasteurisasi di Kabupaten Boyolali dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian susu sapi pasteurisasi di Kabupaten Boyolali. Penelitian dilakukan di 10 tempat penjual susu pasteurisasi, pada bulan Januari – Februari 2021. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dengan alat bantu kuesioner. Pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 konsumen susu pasteurisasi sebagai responden. Penentuan jumlah responden berdasarkan pada sampel data yang terdistribusi normal dengan tingkat keyakinan yang dibutuhkan sebesar 95% / Z = 1,98. Data dianalisis secara deskriptif dan analisis regresi logistik menggunakan software SPSS versi 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses keputusan pembelian terdiri beberapa tahap yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, keputusan pembelian dan evaluasi pasca pembelian dengan hal yang penting karena dilihat dari manfaatnya untuk memenukhi kebutuhan gizi dan vitamin keluarga, serta dari sumber informasi berasal dari pribadi seperti dari keluarga, teman dan kerabat. Konsumen susu sapi pasteurisasi lebih banyak yang membeli disebabkan keadaan situasi tanpa terencana serta konsumen yang mempunyai keinginan membeli kembali stelah pasca pembelian juga lebih besar daripada yang tidak ingin membeli. Faktor dari variabel gaya hidup, sikap, kualitas, harga, pendapatan, peranan anggota keluarga dan lokasi secara serempak mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian susu dan secara parsial faktor gaya hidup, kualitas, harga, dan pendapatan mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian susu di Kecamatan Boyolali

    Analisis Pemasaran Cabai di Kecamatan Bansari kabupaten Temanggung

    Get PDF
    Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pola distribusi pemasaran cabai, marjin pemasarandanefisiensi ekonomi pemasarancabai di Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung. Penelitian dilaksanakan pada bulanJuni 2017–Juli 2017. Metode penelitiandigunakanmetode survei.Pemilihan lokasi penelitiandilakukan secara purposivesampling, artinya tempat lokasi penelitian sengaja dipilih karena termasuk dalam kecamatan dengan produksi cabai terbesar di Temanggung.Penentuan jumlah sampel petani menggunakan proposionalrandom sampling sedangkan untuk menentukan sampel lembaga pemasaran menggunakan snowball sampling.Pengumpulan data meliputi data primer dan data sekunder. Responden petani berjumlah 30 petani cabai dan lembaga pemasaran sebanyak 21 orang.Analisis data mengunakan analisis deskriptif dan perhitungan ekonomi meliputi biaya pemasaran, keuntungan, marjin pemasaran dan farmer’s share. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 3 pola pemasaran yaitu: 1) Saluran PemasaranI:Petani Pedagang Pengecer Konsumen (Marjin: Rp. 1.000/Kg; farmer’s share:95,60%), 2)SaluranII :Petani Pedagang Pengumpul Agen (Marjin:Rp. 1.500/Kg; farmer’s share:94,90%),3) SaluranIII :Petani PedagangPengumpul Pedagangbesar Pedagang Pengecer Konsumen(Marjin: Rp. 5.000/Kg; farmer’s share:78,27%). Keseimpulan penelitian ini adalah semakin pendek pola saluran pemasaran menghasilkan marjin pemasaran yang semakin kecil dan tingkat efisiensi yang semakin tinggi.. Kata Kunci :Efisiensi, Marjin Pemasaran, Pemasaran cabai, Saluran Pemasara

    Analisis Kesediaan Membayar (Willingness to Pay) Konsumen Terhadap Produk Kopi Berlabel Fairtrade di Berbagai Wilayah Indonesia

    Get PDF
    The increase in demand for coffee has not been in line with the increase in the welfare of the farmers. Fairtrade certification has a social premium for ensuring the welfare of farmers, but companies must anticipate higher production costs. This study aims to analyze the characteristics of consumers of coffee products in Indonesia, analyze the maximum WTP (Willingness to Pay) average value, and the factors that influence this value. This research was conducted in various regions in Indonesia with a sample of 218 respondents. Analysis was performed using descriptive analysis method, contingent valuation method (CVM) analysis, and multiple linear regression analysis. The results showed that the average coffee consumer was a woman aged 21-30 years, undergraduate education level, income less than IDR 2,000,000, bought 2-4 coffees per month, and had a moderate knowledge score. Respondents who were willing to pay more were 199 respondents with an average value of readiness to pay a maximum of IDR 4,909.55 and a total WTP aggregate value of IDR 977,000.00. Gender Factors, age, education level, income level, purchase quantity, attitude towards the environment, and lifestyle simultaneously influence the WTP value of Fairtrade coffee, while gender, knowledge, and lifestyle factors do not partially affect the WTP value of coffee Fairtrade label
    • …
    corecore