16 research outputs found

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH RAUDHATUL ISLAMIYAH DI MUARO JAMBI

    Get PDF
    Skripsi ini membahas tentang bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menerapkan pendekatan Model Problem posing dengan yang menerapkan model pembelajaran Konvensional di Sekolah Madrasah Tsanawiyah Raudhatul Islamiyah Muaro Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain posttest-only control design sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Sampel adalah siswa kelas VII B sebagai kelas kontrol (menerapkan model pembelajaran Konvensional) dan kelas VII A sebagai kelas eksperimen (menerapkan pendekatan Model Problem Posing). Peneliti menemukan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menerapkan pendekatan Model Problem Posing lebih baik dibandingkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang menerapkan model pembelajaran Konvensional. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menerapkan model pembelajaran Konvensional dengan yang menerapkan pendekatan Model Problem Posing pada materi Segi Tiga dan Segi Empat dengan t_hitung lebih besar dari pada t_tabel, baik pada taraf signifikansi 5% maupun 1% yaitu 2,022,70. Hasil penelitian menyarankan agar guru menerapkan pendekatan Model Problem Posing dalam pembelajaran matematika terutama pada materi Segi Tiga dan Segi Empat

    PENGEMBANGAN MEDIA PERMAINAN UMATH (UNO MATHEMATICS) PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR SEBAGAI LEARNING EXERCISE BAGI SISWA KELAS VIII DI MADRASAH TSANAWIYAH JAUHARUL ISLAM

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu media permainan yang bersifat edukasi, yaitu permainan kartu UMATH (Uno Mathmeatics). Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan (Research & Development) dengan desain penelitian menggunakan model pengembangan ADDIE meliputi tahapan analisis (Analysis), desain (Design), pengembangan (Development), Implementasi (Implementation), dan evaluasi (Evaluation). Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan tes. Angket digunakan untuk menguji kevalidan dan kepraktisan media. Tes digunakan untuk melihat keefektifan media. Untuk uji validitas dilakukan oleh ahli media dan ahli materi. Uji coba produk dilakukan dua tahap yaitu uji coba terbatas (6 orang peserta didik) dan uji coba pemakaian (30 orang peserta didik) yang dilakukan di kelas VIII. dari hasil perhitungan diproleh presentase 80% dengan kategori “Valid” untuk materi dan presentase 80,9% dengan kategori “Valid” untuk desain media. Presentase kepraktisan sebesar 89% (Sangat Praktis) oleh guru matematika dan presentase 90,6% (Sangat Praktis) oleh peserta didik. media permainan ini efektif untuk digunakan sebagai learning exercise bagi siswa dan dibuktikan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dan post-test, diman

    KARAKTER MORFOLOGIS DAN KOMPOSISI UKURAN UDANG GALAH HASIL TANGKAPAN BUBU DI SUNGAI KAYAN, KABUPATEN BULUNGAN

    Get PDF
    The morphological characters are important information in the enrichment of scientific data of species in taxonomy knowledge and understanding the size variations associated with fishing activity aspect and its environment. The utilization of giant prawns in Kayan River produces many kinds of sizes and morphologic characters with have not been scientifically reported. The research aims to analyze the morphological characters and size composition of giant prawns (Macrobrachium spp.) in Kayan River, Bulungan Regency. The research was carried out from January to March 2023. Sampling was conducted 12 times with 30 individuals per sampling (a total of 360 individuals). Data collected include sex, chela pereiopods, color, abdomen, carapace, rostrum, uropods, walking legs, swimming legs, and genitals. The research results showed that the characteristics of shrimp patterns were bluish-green, brownish-green, yellowish-green, and white-green. Male and female prawns had similarities in the 5 greenish blue pole segments and brown claw tips a mud-like shape with a rough texture, and leg spines with 5 walking legs, and 5 swimming legs, but the difference between the claws and spines was that the male has bigger. The total length composition was formed into 9 classes with a size range of 8.4-26.2 cm, carapace length range of 2.9-9.9 cm, abdomen length of 5.4-14.5 cm, and weight composition of 5.0-245 g.Karakter morfologis merupakan informasi penting dalam pengkayaan data ilmiah spesies pada pengetahuan taksonomi dan pemahaman variasi ukuran yang terkait dengan aktivitas penangkapan dan lingkungannya. Sumberdaya udang galah di Sungai Kayan memiliki ragam ukuran dan karakteristik morfologis yang belum terlaporkan secara ilmiah, termasuk komposisi ukurannya. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis karakter morfologis dan komposisi ukuran udang galah (Macrobrachium spp.) di Sungai Kayan, Kabupaten Bulungan. Penelitian dilaksanakan dari Januari-Maret 2023 di Perairan Sungai Kayan Kabupaten Bulungan. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 12 kali, dengan jumlah sampel sebanyak 30 ekor per sampling (total 360 data). Data yang diambil meliputi: jenis kelamin, kondisi galah, warna, abdomen, karapas, rostum, uropoda, kaki jalan, kaki renang, dan alat kelamin. Hasil penelitian didapatkan karakteristik corak udang yaitu warna hijau kebiruan, hijau kecoklatan, hijau kekuningan, dan hijau putih. Udang galah jantan dan betina memiliki kesamaan berupa 5 ruas galah berwarna biru kehijauan dan ujung capitnya warna coklat yang bentuknya seperti lumpur dengan tekstur kasar, terdapat 5 kaki jalan dan 5 kaki renang, namun perbedaannya dari capit dan duri lebih besar udang galah jantan. Komposisi ukuran panjang total terbentuk 9 kelas dengan kisaran ukuran 8,4-26,2 cm, panjang karapas kisaran 2,9-9,9 cm, panjang abdomen 5,4-14,5 cm, dan komposisi berat 5,0-245 g

    Bleeding disorders in the tribe: result of consanguineous in breeding

    Get PDF
    <p>Abstract</p> <p>Objective</p> <p>To determine the frequency and clinical features of bleeding disorders in the tribe as a result of consanguineous marriages.</p> <p>Design</p> <p>Cross Sectional Study</p> <p>Introduction</p> <p>Countries in which consanguinity is a normal practice, these rare autosomal recessive disorders run in close families and tribes. Here we describe a family, living in village Ali Murad Chandio, District Badin, labeled as haemophilia.</p> <p>Patients & Methods</p> <p>Our team visited the village & developed the pedigree of the whole extended family, up to seven generations. Performa was filled by incorporating patients, family history of bleeding, signs & symptoms, and bleeding from any site. From them 144 individuals were screened with CBC, bleeding time, platelet aggregation studies & RiCoF. While for PT, APTT, VWF assay and Factor VIII assay, samples were kept frozen at -70 degrees C until tested.</p> <p>Results</p> <p>The family tree of the seven generations comprises of 533 individuals, 63 subjects died over a period of 20 years and 470 were alive. Out of all those 144 subjects were selected on the basis of the bleeding history. Among them 98(68.1%) were diagnosed to have a bleeding disorder; 44.9% patients were male and 55.1% patients were female. Median age of all the patients was 20.81, range (4 months- 80 yrs). The results of bleeding have shown that majority had gum bleeding, epistaxis and menorrhagia. Most common bleeding disorder was Von Willebrand disease and Platelet functional disorders.</p> <p>Conclusion</p> <p>Consanguineous marriages keep all the beneficial and adversely affecting recessive genes within the family; in homozygous states. These genes express themselves and result in life threatening diseases. Awareness, education & genetic counseling will be needed to prevent the spread of such common occurrence of these bleeding disorders in the community.</p

    Biallelic MED27 variants lead to variable ponto-cerebello-lental degeneration with movement disorders

    Get PDF
    MED27 is a subunit of the Mediator multiprotein complex, which is involved in transcriptional regulation. Biallelic MED27 variants have recently been suggested to be responsible for an autosomal recessive neurodevelopmental disorder with spasticity, cataracts and cerebellar hypoplasia. We further delineate the clinical phenotype of MED27-related disease by characterizing the clinical and radiological features of 57 affected individuals from 30 unrelated families with biallelic MED27 variants. Using exome sequencing and extensive international genetic data sharing, 39 unpublished affected individuals from 18 independent families with biallelic missense variants in MED27 have been identified (29 females, mean age at last follow-up 17 ± 12.4 years, range 0.1-45). Follow-up and hitherto unreported clinical features were obtained from the published 12 families. Brain MRI scans from 34 cases were reviewed. MED27-related disease manifests as a broad phenotypic continuum ranging from developmental and epileptic-dyskinetic encephalopathy to variable neurodevelopmental disorder with movement abnormalities. It is characterized by mild to profound global developmental delay/intellectual disability (100%), bilateral cataracts (89%), infantile hypotonia (74%), microcephaly (62%), gait ataxia (63%), dystonia (61%), variably combined with epilepsy (50%), limb spasticity (51%), facial dysmorphism (38%) and death before reaching adulthood (16%). Brain MRI revealed cerebellar atrophy (100%), white matter volume loss (76.4%), pontine hypoplasia (47.2%) and basal ganglia atrophy with signal alterations (44.4%). Previously unreported 39 affected individuals had seven homozygous pathogenic missense MED27 variants, five of which were recurrent. An emerging genotype-phenotype correlation was observed. This study provides a comprehensive clinical-radiological description of MED27-related disease, establishes genotype-phenotype and clinical-radiological correlations and suggests a differential diagnosis with syndromes of cerebello-lental neurodegeneration and other subtypes of 'neuro-MEDopathies'

    Pendekatan Metode Von Bertalanffy untuk Analisis Pertumbuhan Kerang Kapah (Meretrix Meretrix) yang Berasal dari Pengepul Pantai Amal Lama Kota Tarakan

    Get PDF
    Kerang kapah merupakan nama lokal sebutan dari masyarakat kota Tarakan dan merupakan ciri khas atau karakteristik tersendiri dan menjadi bagian dari sumberdaya hayati laut yang berpotensi cukup tinggi. Tujuan penelitian adalah mengkaji dan mengkomparasikan model pertumbuhan absolut/mutlak dari kerang kapah (Meretrix meretrix) setiap bulan selama tiga bulan. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif. Ruang lingkup penelitian ini hanya difokuskan pada variabel pertumbuhan absolut/mutlak dari kerang kapah (Meretrix meretrix). Teknik pengumpulan data, menggunakan desain penelitian survey. Teknik pengambilan sampel kerang kapah menggunakan cara sampling dengan metode purposive sampling dimana diharapkan dalam pengambilan sampel sebanyak 10% sudah dapat mewakili jumlah keseluruhan populasi kerang kapah (Meretrix meretrix). Dalam pemilihan bentuk dan ukuran sampel kerang dilakukan secara random/ acak dimulai dari ukuran terkecil hingga ukuran terbesar. Variabel utama yang di ukur dalam penelitian ini adalah variabel pertumbuhan dan struktur umur menggunakan data berupa panjang cangkang dari kerang kapah (Meretrix meretrix). Hasil penelitian bentuk model pertumbuhan absolut/mutlak kerang kapah (Meretrix meretrix) pada Bulan November 2011 yaitu Lt = 12,349 ( 1 – 2,71828 – 0,0258 (t + 1,7408)) ( r = 0,966 dan n = 120 ). Hasil penelitian model pertumbuhan absolut/mutlak kerang kapah (Meretrix meretrix) pada Bulan Desember 2011 yaitu Lt = 9,552 ( 1 – 2,71828 – 0,0586 (t + 1,402)) ( r = 0,958 dan n = 138 ). Hasil penelitian model pertumbuhan absolut/mutlak kerang kapah (Meretrix meretrix) pada Bulan Januari 2012 yaitu Lt = 9,301 ( 1 – 2,71828 – 0,07 (t + 1,3247)) ( r = 0,947 dan n = 120 )

    Implementation of government regulation concerning assignment of teachers as school principal

    No full text
    The research was conducted to analyze the implementation of the Socialization/communication of the Minister of Education and Culture Regulation Number 6 of 2018 concerning the Assignment of Teachers as School Principals has not been carried out optimally by the Tidore Islands City Education Office. The research method used is descriptive qualitative by conducting direct interviews with selected informants. The results of the study found that the Socialization of Permendikbud Number 6 of 2018 concerning the Assignment of Teachers as Principals of Schools has not been comprehensive for all school principals, but is still carried out in a limited manner by inserting in the Education Regulation Socialization activities. Socialization of Permendikbud Number 6 of 2018 concerning the Assignment of Teachers as School Principals has not utilized the online network through communities that are members of the Whatsapp, Telegram, Facebook, and other application content

    Perbandingan Hasil Tangkapan Pada Rumpon Tali Rafia Dan Rumpon Tradisional Di Perairan Aceh Barat

    Full text link
    Kabupaten Aceh Barat memiliki panjang garis pantai sekitar 50,55 km, dengan luas perairan lautnya sekitar 80,88 km2. Kondisi ini tidak terlepas dari letaknya yang menghadap langsung ke Samudera Hindia yang kaya akan sumberdaya ikan. Rumpon adalah suatu alat bantu pengumpul ikan yang menggunakan atraktor, seperti daun kelapa, daun pinang dan daun nipah serta benda padat lainnya yang berfungsi sebagai pemikat berkumpulnya ikan. Rumpon hanyut merupakan rumpon yang tidak menetap dan tidak dilengkapi dengan jangkar sehingga hanyut mengikuti gerakan dan arah arus, sedangkan rumpon menetap adalah rumpon yang dilengkapi dengan jangkar atau pemberat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis komposisi jenis, jumlah dan berat ikan hasil tangkapan. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-Juli 2018, bertempat di perairan Aceh Barat. Data yang dikumpulkan berupa data primer, dimana pengumpulannya menggunakan metode experimental fishing. Selanjutnya, data tersebut dianalisis secara statistik menggunakan uji t. Pengamatan terhadap hasil tangkapan dilakukan hingga 18 trip terhadap rumpon tali rafia dan rumpon tradisional. Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah komposisi jenis, jumlah dan berat ikan hasil tangkapan pada kedua rumpon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumpon tradisional memperoleh hasil tangkapan ikan sebanyak 7.538 ekor (61,5%) lebih banyak sebanyak daripada rumpon tali rafia sebanyak 4.821 ekor (38,5 %), dengan komposisi jenis ikan hasil tangkapan terdiri dari 7 jenis yang didominasi oleh ikan kembung. &nbsp;Hal ini menunjukkan bahwa rumpon tradisional lebih efektif daripada rumpon tali rafia
    corecore