56 research outputs found

    FAKTOR RISIKO TERKAIT STRES KERJA DI INDUSTRI KONSTRUKSI: TINJAUAN LITERATUR SISTEMATIS

    Get PDF
    Di industri konstruksi, stres kerja merupakan masalah kesehatan yang cukup serius. Stres kerja tidak hanya memberikan dampak negatif pada pekerja, namun juga pada perusahaan tempat mereka bekerja. Stres dapat memberikan efek negatif pada tubuh, mengganggu kerja sistem dalam tubuh, mempengaruhi kondisi mental, menyebabkan unsafe action, penurunan produktivitas, dan penurunan kepuasan kerja. Hal ini menuntut perhatian berbagai pihak untuk mengatasinya. Tinjauan literatur sistematis ini bertujuan untuk melihat secara sistematis kumpulan pengetahuan yang ada tentang faktor risiko terkait stres kerja (stresor) dalam proyek konstruksi. Artikel ini mengulas 18 artikel yang diterbitkan antara tahun 2014-2023. Artikel dipilih dari berbagai jurnal terakreditasi. Hasil penelitian mengidentifikasi 30 stresor di industri konstruksi. 5 penyebab stres teratas adalah "beban kerja berlebih" (7 artikel), "jam kerja panjang" (6 artikel), "konflik pekerjaan-keluarga" (6 artikel), "kompensasi/ penghargaan tidak sesuai" (5 artikel), dan "konflik peran” (5 artikel). Berdasarkan model stres kerja Davidson dan Cooper (1981), 4 dari 5 stresor berasal dari arena kerja dan 1 stresor berasal dari arena rumah. Semua stresor tersebut dapat mempengaruhi munculnya stres secara langsung maupun tidak langsung. Dapat disimpulkan bahwa ada banyak faktor risiko terkait stres kerja di industri konstruksi. Faktor risiko tersebut dapat berasal dari dalam lingkungan kerja maupun dari luar lingkungan kerja. Untuk mengendalikan stres kerja secara efektif dan efisien, diperlukan informasi tentang faktor risiko terkait stres kerja dan kerjasama berbagai pihak

    Penguatan Standar Pengendalian Pencegahan Infeksi dan Pendekatan Inovatif untuk Mengatasi Infeksi Silang dalam Praktik Kedokteran Gigi: Literature Review

    Get PDF
    Latar Belakang: Praktik kedokteran gigi memiliki risiko tinggi terhadap infeksi silang yang dapat membahayakan pasien dan tenaga kesehatan. Penularan terjadi melalui kontak langsung, aerosol, atau permukaan yang terkontaminasi. Meskipun protokol pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) telah menjadi standar, implementasi di lapangan masih menghadapi berbagai tantangan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan PPI dalam praktik kedokteran gigi, mengidentifikasi celah kepatuhan, serta mengeksplorasi potensi pendekatan inovatif untuk meningkatkan keselamatan pasien dan tenaga medis. Metode: Tinjauan literatur dilakukan secara sistematis dengan mengikuti pedoman PRISMA. Kajian ini mencakup studi yang dipublikasikan antara tahun 2020 hingga 2025, menggunakan pendekatan kerangka PICO untuk memastikan relevansi dengan topik. Basis data seperti Google Scholar, Scopus, ScienceDirect, dan ProQuest digunakan untuk mengidentifikasi artikel yang sesuai. Hasil: Dari 297 artikel yang diidentifikasi, 11 studi memenuhi kriteria inklusi. Temuan menunjukkan bahwa meskipun tingkat pengetahuan dan kesadaran tenaga kesehatan tentang PPI relatif tinggi, kepatuhan terhadap langkah-langkah seperti penggunaan APD, sterilisasi alat, dan pengelolaan lingkungan klinis masih perlu ditingkatkan. Hambatan utama meliputi keterbatasan fasilitas, kurangnya pelatihan teknis, dan biaya teknologi modern. Kesimpulan: Penguatan PPI memerlukan pendekatan terpadu melalui edukasi berbasis bukti, dukungan fasilitas, dan penerapan teknologi inovatif seperti suction HVE, filter HEPA, dan pelatihan berbasis teknologi. Selain itu, dukungan organisasi dan kebijakan yang jelas sangat penting untuk memastikan implementasi yang optimal. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi risiko infeksi silang dan meningkatkan keselamatan praktik kedokteran gigi

    KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT: LITERATURE REVIEW

    Get PDF
    Salah satu indikator yang mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diperoleh sebagai peserta JKN. Setiap pasien JKN berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal, cepat dan setara. Penting bagi rumah sakit untuk menjaga mutu pelayanan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan pasien JKN terhadap mutu pelayanan di rumah sakit. Artikel ini menggunakan metode literature review dengan menggunakan pedoman PRISMA. Data diperoleh dari database elektronik Google Scholar dan Garuda Ristekbrin. Kata kunci yang digunakan adalah kepuasan pasien JKN di rumah sakit untuk menemukan artikel yang relevan. Hasil pencarian menemukan 3.856 artikel. Artikel yang tidak memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan. Sebanyak 6 artikel yang memuat kepuasan pasien JKN terhadap pelayanan di rumah sakit telah dipilih untuk dianalisis dalam penelitian ini. Artikel-artikel tersebut menunjukkan bahwa kepuasan pasien JKN di rumah sakit dipengaruhi oleh dimensi mutu pelayanan kesehatan. Adapun faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien JKN di rumah sakit adalah tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Untuk meningkatkan kepuasan pasien, maka rumah sakit perlu terus melakukan perbaikan dengan meningkatkan kualitas rumah sakit

    ANALISIS STIGMA PADA PENDERITA TBC DI TEMPAT KERJA

    Get PDF
    Stigma adalah sifat negatif yang melekat pada kepribadian seseorang akibat pengaruh lingkungannya. Stigma memiliki pengaruh penting pada proses pengendalian dan pengobatan TBC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar stigma yang ada pada penderita TBC di tempat kerja sehingga diharapkan dapat memberikan informasi untuk memberikan solusi yang tepat untuk menghilangkan stigma di tempat kerja dan menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat yang diharapkan dapat meningkatkan tenaga kerja. produktifitas. Penelitian ini dilakukan secara online menggunakan Google form link pada bulan Februari-Mei 2023 dengan desain penelitian cross sectional. Mengukur stigma TBC menggunakan kuesioner Van Rie yang telah diadaptasi untuk tempat kerja. Hasil penelitian adalah 24 orang (80%) mengalami stigma negatif, dimana 62% merupakan usia produktif, laki-laki mengalami 75% dan 75% mengalami stigma negatif di lingkungan kerja formal. Dibutuhkan upaya yang tepat serta dukungan dan komitmen pengusaha dalam menghilangkan stigma di tempat kerja

    Analisis Hubungan Faktor Fisik dan Individu Terhadap Prevalensi Keluhan Musculoskeletal Disorder (MSDs) Pada Pekerja CV Bengkel Otomotif Tahun 2022

    Get PDF
    Keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) pada umumnya dapat terjadi karena adanya kontraksi atau pembebanan yang berlebihan pada otot ataupun tulang. Salah satu contoh aktivitas yang dapat memicu kejadian keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) adalah pekerjaan manual material handling. Pekerjaan manual material handling masih banyak ditemukan pada pekerjaan yang dilakukan pada CV Bengkel Otomotif. Penelitian ini berfokus pada melihat hubungan antara variabel fisik dan individu dengan keluhan musculoskeletal disorder (MSDs) pada pekerja CV Bengkel Otomotif. Penelitian ini bersifat studi cross-sectional dengan instrumen quick exposure check dan nordic body map. Dari sebanyak 60 orang pekerja yang menjadi responden penelitian, didapati bahwa 38 orang pekerja (63.3%) mengalami keluhan. Bagian tubuh yang paling banyak mengalami keluhan adalah pada bagian pinggang (25 pekerja).  Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara variabel indeks massa tubuh (p value=0.004), dan kebiasaan olahraga (p value=0.004) dengan keluhan musculoskeletal disorder (MSDs)

    Sistem Bus Rapid Transit Transjakarta Dalam Studi Rekayasa Sosial

    Full text link
    Jakarta has developed an integrated transport system and planned, called Macro Transportation System planto address transportation problems in Jakarta. Transjakarta, a Bus Rapid Transit system (BRT), is one of thepublic transportation facilities included in the Macro Transportation System plan, which was intended as aneffort to developa new urban transportation culture. This study used the concept of socio engineering toassess the Transjakarta transport service in Jakarta. The results indicate that the highest service quality relatedto the dimension of empathy and lower service quality associated with the tangible dimension

    Development and Validity Test of Fuel Station Consumer Safety Behavior Questionnaire

    Get PDF
    Fuel Stations are facilities for selling fuel to the public which has a potential hazard and a high risk of accidents. During 2017-2018 there were 120 gas station accidents in Indonesia. Additionally, 29 fuel accidents occurred in 2022, most of them involving consumer vehicles. Previous studies have explored fuel station safety by examining its safety climate, health risks to workers, risk and fire assessments. Study on consumer behavior in fuel stations has not yet been discovered. Therefore, this study attempts to fill the gap by developing a Fuel Station Consumer Safety Behavior (FSCSB) Questionnaire. The aim of this study is to introduce a novel instrument to assess fuel station consumer safety behavior and assess its validity and reliability. The first phase of this study uses a qualitative approach on developing the questionnaire through literature review, content validity with field experts and face validity with actual fuel station consumers. In the second phase, a quantitative approach for validity and reliability analysis was carried out by calculating Pearson's Product Moment and Cronbach's Alpha on each variable. All questionnaire items passed the Pearson's validity test, but 3 items did not meet minimum Cronbach's Alpha criterion and have been removed. The final result is a novel FSCSB Questionnaire with 21 items. The questionnaire can be used as a reference for future research with a larger number of respondents

    Analysis Protecting The Health Workers from the Transmission of Tuberculosis at Teaching Hospital: A Review of Policy and Practice

    Get PDF
    The Tuberculosis (TB) remains a significant threat, especially to healthcare workers exposed by the infected patients in hospitals. Hospital staff with latent TB are at risk of developing active TB. To mitigate this risk, enhancing hospitals through infection prevention and control (IPC) measures is essential. This study aimed to identify policies and practices related to TB prevention, particularly in a teaching hospital where healthcare workers, including medical students, need protection. The research was conducted at a teaching hospital in Depok, West Java, from January to February 2024. The research took place at a teaching hospital in Depok, West Java, from January to February 2024. A qualitative method was used, including in-depth interviews with hospital committee members, nurses, and administrative staff to gather insights, along with policy analysis regarding TB. In the Indonesian hospital TB health services, the regulation of occupational health regarding TB protection for hospital workers state from constitution law, presidential regulation, ministry of health and ministry of Manpower. However, the findings revealed that there are no policies specifically addressing TB to protect the workers in the hospital. Challenges such as financing TB screenings and raising healthcare workers\u27 awareness of TB were highlighted as crucial factors. The study emphasizes the importance of improving risk management strategies and IPC to safeguard healthcare workers, recommending specific regulations for hospitals with national policy. These results highlight the urgent need for specific TB prevention policies, particularly from the government, to ensure implementation across all hospitals

    Manajemen Rumah Sakit dalam Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana di RSUD Balaraja: Metode Hospital Safety Index

    Get PDF
    Hospitals are required to provide health services under disaster conditions, serving as the front line to help survivors and patients. RSUD Balaraja of Tangerang Regency, the only Type B hospital owned by the Regency Government, is exposed to high potential disaster hazards, including floods, extreme waves, abrasions and tsunamis, as well as moderate risk of earthquakes. This study aims to analyse hospital management in disaster preparedness using a cross-sectional design with quantitative and qualitative approaches through Module 4 of the Hospital Safety Index and a phenomenological approach. The results showed that hospital management was rated as moderately safe in disaster preparedness, but other essential services were at high risk and required immediate improvement. The hospital\u27s preparedness to protect patients and staff during and after disasters is still inadequate, particularly in terms of disaster management coordination, recovery planning and continuity of essential clinical services. Recommendations were made to improve disaster preparedness planning, procedures for agreements with external parties, sufficient budget and staff training

    Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Vaksin Human Papillomavirus (HPV) di Negara-Negara ASEAN: Literature Review

    Get PDF
    Human papillomavirus (HPV) adalah virus yang menjadi penyebab infeksi menular seksual (IMS) paling umum dan penyebab utama dari kanker serviks. Kanker serviks merupakan kanker yang menempati urutan kedua terbanyak di Indonesia. Salah satu upaya pencegahan terjadinya kanker serviks adalah melalui vaksinasi human papillomavirus (HPV). Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa penerimaan terhadap vaksinasi HPV di ASEAN dipengaruhi oleh pengetahuan rendah tentang vaksin, harga tinggi, dan kepercayaan masyarakat yang kontradiktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan vaksin HPV di negara-negara ASEAN. Literature review dilakukan pada tiga database untuk penelitian kualitatif dan kuantitatif yang diterbitkan hingga Agustus 2023. Artikel disertakan jika dalam bahasa Inggris atau Indonesia, tersedia dalam teks lengkap, dan memiliki fokus pada pengetahuan, biaya, keyakinan, penerimaan vaksin HPV. Dari 23 studi, ditemukan bahwa faktor- faktor penerimaan vaksin HPV yang paling sering disinggung adalah faktor pengetahuan, biaya, dan kepercayaan. Walau menjadi faktor yang kerap muncul, pengetahuan tidak selalu mencerminkan angka penerimaan vaksin.Tidak ditemukan adanya kontradiksi terkait faktor biaya di antara kumpulan studi tersebut. Biaya vaksinasi menjadi faktor utama dalam penerimaan vaksin HPV. Pengetahuan dapat berpengaruh tetapi tidak selalu mencerminkan angka penerimaan vaksin HPV. Faktor lain seperti kepercayaan masyarakat juga menjadi kontributor yang cukup besar terhadap penerimaan vaksin HPV di negara-negara ASEAN
    corecore