14 research outputs found

    Laporan Internship Proyek Pembangunan Jalan Tol Becakayu Seksi 2A Ujung

    Get PDF
    Kerja praktik di proyek pembangunan Jalan Tol Becakayu seksi 2A ujung memiliki kantor yang terletak di Jl. Serma Marjuki No.11, RT.005/RW.002, Marga Jaya, Kec. Bekasi Sel., Bekasi, Jawa Barat. Adapun letak proyek beralamat di Jl. Kemakmuran No.112, RT.004/RW.002, Marga Jaya, Kec. Bekasi Sel., Kota Bks, Jawa Barat. Tujuan dari pelaksanaan kerja praktek di Proyek Pembangunan Jalan Tol Becakayu Seksi 2A Ujung ini adalah : 1. Mengetahui metode pelaksanaan pekerjaan struktural dan non-struktural pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Becakayu Seksi 2A Ujung. 2. Mengetahui quality control pekerjaan pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Becakayu Seksi 2A Ujung. 3. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proyek berlangsung berserta solusinya. 4. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh kontraktor pembangunan proyek sesuai dengan target dan mutu ketelitian yang diperlukan

    Analisis Penjadwalan Probabilistik pada Proyek Apartemen Grand Shamaya Tower Aubrey

    No full text
    Industri konstruksi di Indonesia kembali mengalami pertumbuhan dan mencapai 7,2% di tahun 2022. Kualitas suatu proyek konstruksi dipengaruhi oleh perencanaan yang memuat tiga parameter penting, yaitu biaya, waktu, dan mutu. Dengan demikian, penjadwalan merupakan salah satu aspek penting yang perlu direncanakan, terlebih bagi proyek yang memiliki bobot pekerjaan yang besar. Penjadwalan proyek umumnya dibuat secara deterministik, yaitu dengan prediksi durasi yang tepat. Namun, faktanya suatu proyek konstruksi pasti memiliki risiko yang muncul akibat ketidakpastian karena sifat sebuat proyek yang unik, dinamis, dan cenderung kompleks. Oleh karena itu, penjadwalan suatu proyek konstruksi harus direncanakan dengan memperhitungkan ketidakpastian melalui penjadwalan probabilistik. Pada penelitian ini, dilakukan analisis penjadwalan probabilistik pada Proyek Pembangunan Apartemen Grand Shamaya Tower Aubrey yang didasarkan pada 3 (tiga) parameter durasi, yaitu durasi optimis, most likely, dan pesimis menggunakan metode Program Evaluation Review Technique (PERT) dan simulasi Monte Carlo. Penelitian ini didasarkan oleh historical info dari expert dalam memberikan estimasi durasi masing-masing pekerjaan. Data tersebut kemudian akan diolah untuk memperoleh total durasi probabilistik penyelesaian proyek, persentase probabilitas penyelesaian proyek, dan mengidentifikasi aktivitas yang paling sering berada pada lintasan kritis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada pekerjaan struktur Tower Aubrey Apartemen Grand Shamaya, didapatkan durasi dengan rentang probabilitas 1% sampai 100% adalah 293 sampai dengan 327 hari, dimana durasi rata-rata (mean) dengan probabilitas penyelesaian 50% adalah 304 hari. Kemudian, durasi rencana proyek yang dibuat secara deterministik memiliki tingkat probabilitas penyelesaian sebesar 97,93% menggunakan metode PERT dan 99,85% menggunakan simulasi Monte Carlo. Hal ini berarti durasi rencana proyek masuk dalam rentang probabilitas penyelesaian. Adapun aktivitas yang selalu berada pada lintasan kritis dari hasil simulasi adalah pekerjaan pembesian, bekisting, dan pengecoran balok dan kolom pada Zona 2 serta aktivitas yang memiliki sensitivitas tertinggi ada pada pekerjaan lantai 37 sampai dengan lantai 39. =================================================================================================================================== The construction industry in Indonesia has regrown up and it will reach 7.2% in 2022. The construction project quality is indicated by a good planning including three important parameters namely cost, time, and quality. Therefore, project scheduling is an important aspect that needs to be planned, especially for complicated projects. Project scheduling often uses deterministic scheduling, which based on one time scheduling. However, there are some uncertainties due to the nature of a project that is unique, dynamic, and tends to be complex. Therefore, probabilistic scheduling is needed to cover those uncertainties. In this study, a probabilistic scheduling analysis was carried out in the Grand Shamaya Tower Aubrey Apartment Development Project based on 3 (three) duration parameters, namely optimistic, most likely, and pessimistic duration using the Program Evaluation Review Technique (PERT) method and Monte Carlo simulation. This research was based on historical info from project experts to estimate the duration of each activity. The collected data were then be analyzed to obtain probabilistic completion projects for the total duration, the proportion of project completion possibilities from the scheduling plan, and identify frequent critical activities. Based on the research conducted on the structural work of the Aubrey Tower Grand Shamaya Apartment, the duration range with a probability of 1% to 100% is from 293 to 327 days, where the average duration (mean) with a 50% completion probability is 304 days. Furthermore, the project's deterministic schedule has a completion probability of 97,93% using the PERT method and 99,85% using the Monte Carlo Simulation. This indicates that the project's planned duration falls within the range of completion probabilities. The activities that consistently appear on the critical path from the simulation results are reinforcing, formwork, and casting of beams and columns in Zone 2. Additionally, the activities with the highest sensitivity are found in the construction of floors 37 to 39

    Analisis Penjadwalan Probabilistik (Studi Kasus: Proyek Apartemen Grand Shamaya Tower Aubrey)

    Get PDF
    KKualitas suatu proyek konstruksi dipengaruhi oleh perencanaan yang memuat tiga parameter penting, yaitu biaya, waktu, dan mutu. Dengan demikian, penjadwalan merupakan salah satu aspek penting yang perlu direncanakan, terlebih bagi proyek yang memiliki bobot pekerjaan yang besar. Penjadwalan proyek umumnya dibuat secara deterministik, yaitu dengan prediksi durasi yang tepat. Namun, faktanya suatu proyek konstruksi pasti memiliki risiko yang muncul akibat ketidakpastian karena sifat sebuat proyek yang unik, dinamis, dan cenderung kompleks. Oleh karena itu, penjadwalan suatu proyek konstruksi harus direncanakan dengan memperhitungkan ketidakpastian melalui penjadwalan probabilistik. Pada penelitian ini, dilakukan analisis penjadwalan probabilistik dengan mengambil studi kasus pada Proyek Pembangunan Apartemen Grand Shamaya Tower Aubrey yang didasarkan pada tiga parameter durasi, yaitu durasi optimis, most likely, dan pesimis menggunakan metode Program Evaluation Review Technique (PERT) dan simulasi Monte Carlo. Penelitian ini didasarkan oleh historical info dari expert dalam memberikan estimasi durasi masing-masing pekerjaan. Data tersebut kemudian akan diolah untuk memperoleh total durasi probabilistik penyelesaian proyek, persentase probabilitas penyelesaian proyek, dan mengidentifikasi aktivitas yang paling sering berada pada lintasan kritis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada pekerjaan struktur Tower Aubrey Apartemen Grand Shamaya, didapatkan durasi dengan rentang probabilitas 1% sampai 100% adalah 293 sampai dengan 327 hari, dimana durasi rata-rata (mean) dengan probabilitas penyelesaian 50% adalah 304 hari. Kemudian, durasi rencana proyek yang dibuat secara deterministik memiliki tingkat probabilitas penyelesaian sebesar 97,93% menggunakan metode PERT dan 99,85% menggunakan simulasi Monte Carlo. Hal ini berarti durasi rencana proyek masuk dalam rentang probabilitas penyelesaian. Adapun aktivitas yang sering berada pada lintasan kritis dari hasil simulasi adalah pekerjaan pembesian, bekisting, dan pengecoran balok dan kolom pada Zona 2 serta aktivitas yang memiliki sensitivitas tertinggi ada pada pekerjaan lantai 37 sampai dengan lantai 39

    Simplifying essential competencies for Taiwan civil servants using the rough set approach

    No full text
    [[abstract]]Applying competency models to identify and develop capabilities of civil servants is now a leading strategy for every government. However, an ideal competency model usually contains too many intended competencies, impeding implementation. Recently, some scholars and experts argued that there is a maximum of eight competencies for effective assessment. Hence, how to simplify a set of competencies becomes an important issue. This study is presented as a test case to extend practical applications of rough set theory (RST) in the human resource field of Government. A well-known data mining technique, RST is a relatively new approach to this problem and is good at data reduction in qualitative analysis. Hence, the rough set approach is suitable for dealing with the qualitative problem in simplifying a set of competencies. This paper slimmed a set of competencies using RST, thus helping the Taiwan Government to better understand the perceived competency levels of its civil servants. Using the rough set analysis, this paper successfully reduced the numerous essential competencies into a more compact set, by omitting low-consensus competencies.[[journaltype]]國外[[incitationindex]]SSCI[[countrycodes]]GB
    corecore