19 research outputs found
Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini melalui Kegiatan Bermain Angklung (Penelitian Tindakan Kelas di Tk Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia)
Skripsi yang berjudul Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Angklung (Penelitian Tindakan Kelas di TK Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia), dilatarbelakangi oleh Kenyataan bahwa kondisi keterampilan sosial anak di sekolah tersebut belum berkembang dengan baik. Secara umum sebanyak 91.66% dari jumlah anak yang mengikuti kegiatan bermain angklung memiliki keterampilan sosial yang belum berkembang. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan sosial anak usia dini melalui kegiatan bermain angklung. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, partisipan yang menjadi subjek penelitian yaitu anak kelompok B-2 TK Laboratorium Percontohan UPI berjumlah 12 orang yang terdiri dari lima laki-laki dan tujuh perempuan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan observasi, catatan lapangan, wawancara dan dokumentasi. Kegiatan bermain angklung pada anak usia dini sangat membantu pada perkembangan keterampilan sosial anak, karena banyak aspek yang dapat dikembangkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui kegiatan bermain angklung, keterampilan sosial anak usia dini di TK Laboratorium Percontohan UPI meningkat secara signifikan. Aspek yang meningkat adalah perilaku sosial yang meliputi (1) aspek empati yaitu menunjukan sikap perhatian kepada orang lain, (2) Kemurahan hati yaitu berbagi kesempatan dengan orang lain atau berbagi barang dengan orang lain, (3) kepedulian yaitu rasa ingin membantu terhadap orang yang sedang membutuhkan bantuan, (4) Kerja sama yaitu melakukan kegiatan bersama-sama
Studi Kasus Pembelajaran Tari untuk Meningkatkan Kreativitas dan Kemampuan Sosial Siswa Autis
Biasanya siswa autis dipinggirkan oleh masyarakat. Penelitian tindakan ini mencoba untuk melakukan rekonstruksi social pada seting pendidikan inklusif. Dengan menggunakan model synectic dalam belajar tari, kami mencoba untuk meningkatkan kompetensi sosial dan kreativitas siswa autis. Sintaks model ini mempunyai empat langkah, yaitu persiapan, pengenalan konsep melalui analogi dan eksplorasi, penciptaan, dan presentasi karya siswa. Setelah dua siklus, model synectic dalam belajar tari dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan social siswa autis. Analogi langsung, analogi personal, dan analogi konflik dapat membantu siswa autis untuk mengekspresikan gagasannya melalui gerak tubuh dan menciptakan tari dengan temannya dalam seting pendidikan inklusif
MODEL TRANSFORMASl NILAI BUDAYA MELALUI PEMBINAAN SENI DI SAUNG ANGKLUNG UDJO UNTUK KETAHANAN BUDAYA
Fenomena desonansi nilai budaya sertaxenocentrisme menandakan lemahnya ketahanan budaya. Studi kasus irii bertujuari untuk merighasilkaii model transformasi nilai budaya melalui pembinaan seni untuk mengembangkan ketahanan budaya. Saung Angklung Udjo dipilih sebagai kasus karena di sini ada indikasi berkembangnya ketahanan budaya. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan ada perubahan cara pandang Udjo tentang cinta yang berdampak pada pola pembinaan seni bagi putra-putri Udjo maupun anak lainnya. Beriandaskan perspektif agama Islam, Udjo melakukan refleksi dan menyadari bahwa cinta adalah landasan penting dalam pendidikan. Nilai budaya Sunda, silih asih, silih asuh dan silih asah digunakan daiam mengajar angklung. Terjadi metamorfosis fongsi, struktur, dan bentuk seni angklung. Ketahanan budaya tampak sebagai kemampuan melestarikan, dan mengembangkan nilai budaya Sunda sebagai upaya untuk mengembangkan seni, budaya, kesejahteraan sosial, dan lingkungan hidup. Model transformasi nilai budaya mencakup lima komponen: (1) pemimpin; (2) nilai budaya yang dilandasi nilai agama; (3) angklung dan seni kolektif; (4) Integrasi pendidikan, perturijukan dan prbduksi alat rftusik dalam satu sistem pembinaan; (5) faktor ekstefnal sebagai stimulus. Mekanisme kerja model mulai dari merespon stimulus, raerencanakan, melaksanakan, merefleksi dan membuat penyesuaian. Sintaksis model didasari oleh konsep kudu akur jeung batur sakasur, sadapur, sasumur, dan salembur yang artinya mulai dari lingkungan terdekat ke lingkungan yang iebih luas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model transformasi nilai budaya melalui pembinaan seni di SAU mampu menghasilkan ketahanan budaya. Oleh karena itu model ini dapat dijadikan rujukan bagi pembinaan kelompok seni lain yang sejenis. Diperlukan kajian lebih lanjut terkait implementasi model pada kasus pembinaan seni yang bersifat individual, dan riset pengembangan untuk implementasi pembinaan sanggar seni di wilayah budaya lain
Model Pendidikan Life Skill Belajar Mandiri Untuk Meningkatkan Penguasaan Teknik Vokal Mahasiswa Peserta Mata Kuliah Vokal 3
The ability to learn independently, is one of life skills that need to be owned by the students as future professionals in the field of education. A professional music educator is required to be able to sing well. Mastery of singing competence can not be separated from competencies to learn independently. This study focuses on Independent Learning Ability Development Model to improve student mastery of Vocal Technique Participants. The research method is conducted using class action research. Due to time constraints the research application of the learning model can only be observed in one cycle. The results showed that the application of learning models provide a positive implication on the ability to perform self-evaluation which is considered as part of independent learning skills
Study of The Violin Book for The Development of Beginner Level Violin Teaching Materials Based on National Song
The violin is proven to be able to build the positive character of a nation. Venezuela's experience with its program, El Sistema, where the violin instrument is learned by the wider community, has had a positive impact in terms of social and economic aspects, including a sense of empathy, cooperation, self-confidence and can help increase awareness of national identity. In Indonesia, the violin is known as a western classical musical instrument. This assumption is supported by the rise of violin course institutions that use eurocentric teaching materials. Learning from Venezuela's experience, an effort is needed to develop violin teaching materials that offer material related to Indonesian National songs, as an effort to build national character. As a first step, a review of beginner level violin books with high credibility will be carried out. The purpose of this study is to determine the characteristics of beginner level violin teaching materials. The research method used is analytical descriptive. This process is expected to produce the basics that need to be considered in the process of developing teaching materials, especially teaching materials for violin musical instruments. The researcher hopes to be able to inspire researchers who are developing music teaching materials through a content analysis process carried out by researchers to produce teaching materials with international standards
Pembelajaran Teknik Dasar Bermain Perkusi di SMA Negeri 7 Bandung
Pembelajaran merupakan sebuah proses membelajarkan peserta didik agar memperoleh kompetensi tertentu yang telah dirumuskan oleh pengajar. Salah satu faktor pendukung keberhasilan pembelajaran adalah minat dan motivasi siswa yang tinggi. Siswa peserta ekstrakurikuler perkusi di SMAN 7 Bandung terlihat memiliki motivasi dan prestasi yang relatif baik, sehingga peneliti tertarik untuk mengungkap strategi yang dilakukan pengajar dalam menentukan materi, metode, dan hasil yang dicapai oleh siswa. Kajian dilakukan berlandaskan pada teori tentang motivasi, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi dalam pembelajaran. Untuk mengungkap itu semua, peneliti menggunakan tehnik penelitian dalam bentuk wawancara dan observasi langsung. Dari penelitian diperoleh temuan bahwa keberhasilan dalam sebuah proses pembelajaran di ekstrakurikuler perkusi SMAN 7 Bandung, diperngaruhi oleh latar belakang dan pengalaman guru sebagai percussionist,sehingga guru mampu menjadi model yang baik saat melakukan demonstrasi. Selain itu ditemukan kelemahan, guru belum membuat perencanaan sehingga materi tidak tersusun secara terstruktur dari yang mudah menuju sulit. Metode yang digunakan sudah cukup bervariasi, yakni metode demonstrasi, imitasi, drill dan tutor sebaya. Metode tersebut masih dapat dikembangkan dalam model pembelajaran yang direncanakan. Kemampuan siswa meningkat karena motivasi belajar meningkat dari pertemuan demi pertemuan.ABSTRAK Pembelajaran merupakan sebuah proses membelajarkan peserta didik agar memperoleh kompetensi tertentu yang telah dirumuskan oleh pengajar. Salah satu faktor pendukung keberhasilan pembelajaran adalah minat dan motivasi siswa yang tinggi. Siswa peserta ekstrakurikuler perkusi di SMAN 7 Bandung terlihat memiliki motivasi dan prestasi yang relatif baik, sehingga peneliti tertarik untuk mengungkap strategi yang dilakukan pengajar dalam menentukan materi, metode, dan hasil yang dicapai oleh siswa. Kajian dilakukan berlandaskan pada teori tentang motivasi, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi dalam pembelajaran. Untuk mengungkap itu semua, peneliti menggunakan tehnik penelitian dalam bentuk wawancara dan observasi langsung. Dari penelitian diperoleh temuan bahwa keberhasilan dalam sebuah proses pembelajaran di ekstrakurikuler perkusi SMAN 7 Bandung, diperngaruhi oleh latar belakang dan pengalaman guru sebagai percussionist, sehingga guru mampu menjadi model yang baik saat melakukan demonstrasi. Selain itu ditemukan kelemahan, guru belum membuat perencanaan sehingga materi tidak tersusun secara terstruktur dari yang mudah menuju sulit. Metode yang digunakan sudah cukup bervariasi, yakni metode demonstrasi, imitasi, drill dan tutor sebaya. Metode tersebut masih dapat dikembangkan dalam model pembelajaran yang direncanakan. Kemampuan siswa meningkat karena motivasi belajar meningkat dari pertemuan demi pertemuan
Achievement Of Online Piano Learning At University
Online piano learning occurs because of the development of increasingly advanced technology. Learning that was initially only carried out face to face directly had a time limit so that with the development of technology students could learn with various types of media used. Various kinds of media used by teachers improve student learning outcomes and motivate students to learn piano online. The purpose of writing this article is to see how the achievement of piano learning is carried out online through the use of various learning media. This article is based literature review on online piano learning published over the last ten years. Some data obtained a significant difference between the experimental class and the control class where student learning outcomes increased in the experiment class compared to the control class so that the use of online media in piano learning can improve student learning outcomes.
KEYWORDS : Technology, Online piano learning, Variety of media, Achievemen
STUDI KASUS PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN SOSIAL SISWA AUTIS
Abstrak: Biasanya siswa autis dipinggirkan oleh masyarakat. Penelitian tindakan ini mencoba untuk melakukan rekonstruksi social pada seting pendidikan inklusif. Dengan menggunakan model synectic dalam belajar tari, kami mencoba untuk meningkatkan kompetensi sosial dan kreativitas siswa autis. Sintaks model ini mempunyai empat langkah, yaitu persiapan, pengenalan konsep melalui analogi dan eksplorasi, penciptaan, dan presentasi karya siswa. Setelah dua siklus, model synectic dalam belajar tari dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan social siswa autis. Analogi langsung, analogi personal, dan analogi konflik dapat membantu siswa autis untuk mengekspresikan gagasannya melalui gerak tubuh dan menciptakan tari dengan temannya dalam seting pendidikan inklusif. Kata Kunci: pembelajaran tari, model sinektis, kreativitas, kemampuan sosial, autis, pendidikan inklusif A CASE STUDY ON TEACHING DANCES TO IMPROVE THE CREATIVITY AND SOCIAL COMPETENCE OF STUDENTS WITH AUTISTIC SYNDROME DISORDER Abstract: Usually students with autistic syndrome disorder (ASD) are marginalized by the community. This action research tried to make social reconstruction in an inclusive educational setting. By using the synectic model of learning dances, we tried to improve ASD students’ social competence and creativity. The syntax of this model had four steps: preparation, introduction of the concepts through analogy and exploration, composing, and presentation of students’ work. After two cycles, the synectic model of learning dances can improve ASD students’ creativity and social interaction competence. Direct analogy, personal analogy, and compressed conflict analogy can help ASD students to express their idea through body movement and through creating a dance together with their friends in an inclusive educational setting. Keywords: synectic model, creativity, social interaction, autistic, inclusive educatio
STRATEGI PELATIHAN PADUAN SUARA MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN DIMASA PANDEMI COVID-19
Paduan Suara Mahasiswa Universitas Padjadjaran telah memiliki banyak prestasi baik Nasional maupun Internasional. Akibat pandemi Covid-19 latihan paduan suara harus dilaksanakan dengan strategi khusus. Maka dari itu hal tersebut menarik untuk diteliti. Penelitian ini meliputi kajian persiapan, proses, dan hasil akhir. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data diperoleh dengan cara observasi latihan daring, wawancara melalui call Whatsapp, dan studi dokumen. Berdasarkan hasil penelitian, paduan suara mahasiswa Universitas Padjajaran melaksanakan latihan secara daring dan dengan model blended learning. Pada pembelajaran daring, tim teknis membagikan video pelatihan kepada anggota, setelah video pelatihan dipelajari secara mandiri, lalu dilanjutkan dengan latihan perkelompok suara di setiap minggunya secara daring. Selain itu juga diterapkan pelatihan dengan model blended learning yakni kombinasi latihan luring dengan daring. Maksimal anggota yang hadir luring 30 orang, sisanya mengikuti secara simultan secara daring. Lalu setelah itu ketika pemerintah menerapkan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) maka latihan menjadi daring kembali dengan pola yang berbeda yaitu ada kelompok kecil dan kelompok gabungan. Di masa pandemi covid-19 ternyata pelatih, pengurus dan anggota berupaya untuk tetap menyelenggarakan latihan dengan strategi pelatihan yang bervariatif menggunakan teknologi.Kata Kunci : Strategi pelatihan, paduan suara, luring, darin