222 research outputs found

    Students’ Writing Skills On Open-Ended Procedure At Second Year Students Of Smk Negeri 1 Baubau

    Get PDF
    Keterampilan Menulis Siswa melalui metode open-ended procedure  Pada Siswa Kelas Dua SMK Negeri 1 Baubau. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang apakah penggunaan open-ended procedure meningkatkan keterampilan menulis siswa atau tidak. Pre-experimental sebagai desain dari penelitian ini. Satu kelas sebagai sampel penelitian ini. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan tes sebagai instrumen penelitian.Statistik deskriptif dan inferensial sebagai statistk yang digunakan untuk menganalisis data keterampilan menulis siswa. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan  open-ended procedure dalam pengajaran menulis meningkatkan  keterampilan menulis siswa. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan open-ended prosedur efektif untuk diterapkan dalam pengajaran menulis karena meningkatakan  keterampilan menulis siswa dalam hal isi, content, organisasi paragraf, kosa kata, tatabahasa dan tanda baca

    PERLINDUNGAN HUKUM ATAS TINDAKAN PEMBAJAKAN EBOOK SEBAGAI HAK CIPTA MELALUI MEDIA ELEKTRONIK

    Get PDF
    Kian pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, menimbulkan penemuan baru dan inovatif dalam segala aspek di masyarakat. Hal ini menyebabkan terciptanya suatu paradigma baru atas meluasnya arus globalisasi yang mengakibatkan lahirnya produk atau barang komersil atas suatu kemampuan intelektual manusia, selain itu berdampak pada eksistensi dari hak kekayaan atas intelektual dalam bidang bisnis berbasis teknologi informasi. Kontribusi HKI melalui hak cipta dapat berupa lahirnya suatu karya ilmiah yang dituangkan salah satunya dalam bentuk buku. Karya ilmiah ini menjadi sumber ilmu pengetahuan maupun informasi yang mucul sebagai dampak digitalisasi informasi, seperti munculnya buku dalam versi digital atau dikenal dengan nama e-book yang dengan mudah digandakan serta disebarluaskan melalui internet. Meskipun Undang-Undang No. 28 / 2014 mengenai Hak Cipta telah diundangkan tak lantas menghilangkan tindakan-tindakan pelanggaran atas hak cipta. Pada faktanya masih banyak pelanggaran yang dilakukan, salah satunya mengenai pembajakan buku, disebarluaskan hingga diperjual belikan melalui e-commerce atau media elektronik tanpa izin dan merugikan pihak penulis selaku pencipta. Ringkasan persoalan dalam penulian ini mengenai perlindungan hukum atas suatu karya cipta berupa e-book atas suatu tindakan pembajakan. Metode yang dipakai penulisan ini metode yuridis – normatif. Sasaran dalam penulisan ini ialah menguraikan tentang ruang lingkup HKI yang termasuk didalamnya hak cipta, menguraikan bentuk upaya perlindungan hukum atas suatu tindakan pembajakan e-book yang melanggar ketentuan UU Hak Cipta tanpa izin pencipta. Serangkaian penelitian ini menghasilan bahwa pengalihan hak cipta berupa penggandaan atas karya tulis maupun kekayaan intelektual lainnya, wajib dilakukan dengan memberikan lisensi/perizinan yang ditujukan kepada pihak tertentu sesuai persetujuan diantara pihak pemegang hak milik dengan pihak penerima pengalihan hak cipta tersebut. Ketentuan dalam UU ini memberikan suatu batasan mengenai hal-hal yang dilindungi atas suatu hak cipta. Dalam UUHC disebutkan ciptaan yang dilindungi salah satunya berupa buku, perlindungan tersebut diberikan kepada seluruh ciptaan yang tidak ataupun belum dilaksanakan pengumuman, melainkan telah diwujudkan secara nyata yang mungkin dilakukannya tindakan penggandaan atas ciptaan tersebut. Bentuk perlindungan hukum ini memiliki jangka waktu selama seumur hidup dari pencipta ditambah selama tujuh puluh tahun setelah meninggalnya pencipta tersebut. Jika ditemukan adanya pembajakan atas hasil karya cipta berupa e-book yang digandakan dan diperjualbelikan tanpa memiliki izin atau lisensi dari pencipta dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, hal tersebut merupakan hal illegal dan termasuk perbuatan eksploitasi atas hak cipta. Sanksi hukum yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan pembajakan dapat dipidana penjara atau denda ganti rugi. Terkait penyelesaian sengketa atas pelanggaran hak cipta dilaksanakan secara arbitrase maupun melalui pengadilan

    KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR SEBAGAI FAKTOR RISIKO PENYEBARAN PENYAKIT DBD DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA KOTA MEDAN

    Get PDF
    Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Medan DBD merupakan salah satu penyakit endemis yang keberadaannya selalu ada dan menyebar fluktuatif hampir diseluruh kecamatan. Menurut data Biro Pusat Statistik kota Medan tahun 2012, kecamatan-kecamatan yang paling banyak melaporkan kejadian DBD adalah kecamatan Medan Perjuangan, Medan Marelan, Medan Denai dan Medan Tuntungan. Menurut Kepala Dinas Kesehatan kota Medan, penderita DBD di kota Medan tahun 2014 mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 yakni mencapai 60% terbanyak di kecamatan Medan Helvetia ada 30 kasus DBD yang ditemukan. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit DBD mempunyai kebiasaan menggigit pada pagi,siang dan sore hari atau dengan kata lain pada jam-jam sekolah. Artinya kemungkinan besar murid-murid SD yang notabene pakai celana pendek digigit nyamuk pada waktu belajar di ruang kelas. Bangunan sekolah merupakan salah satu bangunan yang berppotensi sebagai tempat perkembangniakan nyamuk Aedes sp. Aedes sp terutama Aedes aegypti dikenal sebagai vektor atau serangga penyebar DBD. Nyamuk Aedes sp mempunyai kebiasaan menggigit manusia pada siang hari terutama pada pagi hari dan sore hari. Penelitian ini besifat deskriptif dengan desain “cross sectional study’’. Populasi adalah seluruh SD dikecamatan Medan Helvetia yakni sebanyak 22 SD Negeri dan 15 SD Swasta. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri dan SD Swasta Kecamatan Medan Helvetia dari bulan Februari 2015 s/d Agustus 2016. Pengumpulan data primer dilaksanakan dengan observasi langsung ke setiap sekolah dengan instrumen check list sesuai dengan standar Kementerian Kesehatan. Hasil uji chi Square diperoleh hasil p=0,732 (p > 0.05). Ini berarti dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh kelembaban terhadap penyakit DBD. Hasil uji chi Square diperoleh hasil p=0,000 (p < 0.05). Ini berarti dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh genagan air terhadap penyakit DBD. Hasil uji chi Square diperoleh hasil p=0,05 (p > 0.05). Ini berarti dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh penyediaan air terhadap penyakit DBD. Diharapkan Kepada Kepala Sekolah dan guru-guru agar tetap berkomunikasi kepada Dinas Pendidikan guna perbaikan gedung sekolah dasar tersebut untuk mengurangi terjadinya genangan air dan tempat perindukan aedes sp dilingkungan sekolah dasar dan menyarankan untuk selalu mengadakan gotong royong didalam membersihkan sekolahnya.  Kata Kunci : Kasus DBD, bangunan sekolah, dan faktor risik

    KONDISI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR SEBAGAI FAKTOR RISIKO PENYEBARAN PENYAKIT DBD DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA KOTA MEDAN

    Get PDF
    Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Medan DBD merupakan salah satu penyakit endemis yang keberadaannya selalu ada dan menyebar fluktuatif hampir diseluruh kecamatan. Menurut data Biro Pusat Statistik kota Medan tahun 2012, kecamatan-kecamatan yang paling banyak melaporkan kejadian DBD adalah kecamatan Medan Perjuangan, Medan Marelan, Medan Denai dan Medan Tuntungan. Menurut Kepala Dinas Kesehatan kota Medan, penderita DBD di kota Medan tahun 2014 mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 yakni mencapai 60% terbanyak di kecamatan Medan Helvetia ada 30 kasus DBD yang ditemukan. Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penyakit DBD mempunyai kebiasaan menggigit pada pagi,siang dan sore hari atau dengan kata lain pada jam-jam sekolah. Artinya kemungkinan besar murid-murid SD yang notabene pakai celana pendek digigit nyamuk pada waktu belajar di ruang kelas. Bangunan sekolah merupakan salah satu bangunan yang berppotensi sebagai tempat perkembangniakan nyamuk Aedes sp. Aedes sp terutama Aedes aegypti dikenal sebagai vektor atau serangga penyebar DBD. Nyamuk Aedes sp mempunyai kebiasaan menggigit manusia pada siang hari terutama pada pagi hari dan sore hari. Penelitian ini besifat deskriptif dengan desain “cross sectional study’’. Populasi adalah seluruh SD dikecamatan Medan Helvetia yakni sebanyak 22 SD Negeri dan 15 SD Swasta. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri dan SD Swasta Kecamatan Medan Helvetia dari bulan Februari 2015 s/d Agustus 2016. Pengumpulan data primer dilaksanakan dengan observasi langsung ke setiap sekolah dengan instrumen check list sesuai dengan standar Kementerian Kesehatan. Hasil uji chi Square diperoleh hasil p=0,732 (p > 0.05). Ini berarti dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh kelembaban terhadap penyakit DBD. Hasil uji chi Square diperoleh hasil p=0,000 (p < 0.05). Ini berarti dapat dinyatakan bahwa terdapat pengaruh genagan air terhadap penyakit DBD. Hasil uji chi Square diperoleh hasil p=0,05 (p > 0.05). Ini berarti dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh penyediaan air terhadap penyakit DBD. Diharapkan Kepada Kepala Sekolah dan guru-guru agar tetap berkomunikasi kepada Dinas Pendidikan guna perbaikan gedung sekolah dasar tersebut untuk mengurangi terjadinya genangan air dan tempat perindukan aedes sp dilingkungan sekolah dasar dan menyarankan untuk selalu mengadakan gotong royong didalam membersihkan sekolahnya.  Kata Kunci : Kasus DBD, bangunan sekolah, dan faktor risik

    Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi dalam Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Pertambangan Emas tanpa Izin (Peti) Tahun 2013-2015

    Full text link
    Unauthorized Gold Mining (PETI) activities that occur in Kuantan Singingi is still ongoing and need special handling from government. PETI control policy has taken by Kuantan Singingi District\u27s government through a Regent Decree No. 13 of 2013 About Formation of a Team of Integrated Control of Unauthorized Gold Mining (PETI) as a rescue of environmental damage efforts and social and economic life of society repair in the future.This research was conducted at the Department of Energy and Mineral Resources and the Environment Agency Kuantan Singingi District. This research method was qualitative research. Data collection techniques used were documentation, interviews and observation. While the data analysis performed descriptively. This study examines the implementation of PETI\u27s control policies and the effectiveness of environmental damage control policies implementation damage caused by PETI well as the factors that influence Kuantan Singingi District\u27s Government policy implementation in the control of environmental damage due to PETI.The study results showed that the control of environmental damage due to PETI policies implementation in Kuantan Singingi year 2013-2015 not implemented effectively and well, proven by today still ongoing PETI activities that cause a lot of environmental damage without decisive action from the government due to various constraints and inadequate supporting factors in the field

    KESIAPSIAGAAN PETUGAS DALAM MENGHADAPI BENCANA (STUDI KASUS DI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NIAS UTARA

    Get PDF
    To analyze the preparedness of officers to face disasters based on the administration of prevention and preparedness and HR preparedness at BPBD, a qualitative study was conducted at BPBD North Nias district, in January-June 2020. The informant of this study was snowball sampling which is part of nonprobability sampling. The objects observed or interviewed were the existing resources in the field of prevention and preparedness, namely 6 people, 1 Head of BPBD, 1 Head of Prevention and Preparedness, 1 Head of Prevention Section, 1 Head of Preparedness Section and 3 members. The data collection process will use interview, observation, and documentation methods. The results showed that the Prevention and Preparedness Policy in pre-disaster was not yet available. Coordination between related agencies was not well implemented, because there was no MOU. BPBD has not carried out monev and reporting, because there are no programmed preparedness activities, it is still limited to monitoring, evaluation and reporting when a disaster is reported per disaster event. The number of BPBD officers is adequate, but in terms of quality it is still not good, because all BPBD officers do not have a disaster education background and the lack of officers has received disaster training. BPBD has not maximally planned the Prevention and Preparedness activity program in disaster management. There needs to be formal coordination between related sectors during pre-disaster times, so that the activities of each agency during a disaster do not overlap in the field. BPBD needs to collaborate with related agencies, such as conducting joint training activities so that disaster management can run effectively and efficiently. SOPs need to be made starting from building organizational structures involved in disaster mitigation, compiling alternative plans by identifying potential obstacles, and ensuring the deadline for implementing the system with existing standards. Monitoring, evaluation and reporting are needed to assess the results obtained as a basis for future decisions. Officers Need to be provided with disaster education and training on an ongoing basis, in the context of developing and enhancing the skills and abilities of officers in carrying out disaster management efforts quickly and precisely. BPBD needs to make good planning and organization included in the BPBD budget, so that all activities that have been set out in the plan can run according to procedures so that all objectives can be achieved

    BUDAYAKAN PROTOKOL KESEHATAN DEMI INDONESIA BEBAS COVID-19 DESA RAMBUNG KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

    Get PDF
    Penyakit infeksi virus SARS-Cov2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2) atau yang lebih dikenal dengan Covid-19 (Corona virus disease) dengan gejala pneumonia yang misterius pertama kali dilaporkan pada bulan Desember 2019 di kota Wuhan, provinsi Hubei. Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di Cina dan lebih dari 190 negara dan teritori lainnya. Di Indonesia sendiri, kasus covid-19 pertama kali diketahui pada tanggal 2 Maret 2020. Melihat kondisi pertambahan yang terus menerus meningkat, maka pemerintah pusat melalui gugus tugas percepatan penanganan covid-19 membuat strategi yang diharapkan akan dilaksanakan secara konsisten demi mengatasi pandemi virus covid-19. Untuk mengatasi virus covid-19, maka kita harus bagaimana cara penularan dari virus tersebut. Sesuai dengan cara transmisi atau penularan infeksi virus corona yang sudah disebutkan sebelumnya, maka pemerintah pusat bersama dengan WHO mendeklarasikan usaha promotif dan preventif yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko masyarakat terinfeksi virus covid-19 yaitu berupa penerapan dan pelaksanaan protokol kesehatan yang meliputi 3M (memakai masker, menjaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang di sekitar, mencuci tangan pakai sabun). Hal tersebut menjadi penyebab perlunya dilakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan di Desa Rambung Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Pengabdian masyarakat ini dilaksanakan pada bulan Juni 2021 di Balai Desa, Desa Rambung Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Hasil Pengabdian ini bahwa Pemberian giveaway kepada masyarakat yang mampu mengikuti tantangan dari pemateri yaitu  memperagakan kembali cara mencuci tangan yang baik menurut WHO. Masyarakat Desa Rambung dapat terus konsisten dalam melaksanakan protokol kesehatan untuk menghindari infeksi covid-19 sehingga pandemi ini dapat segera berakhir. Diharapkan seluruh masyarakat tersebut dapat konsisten dalam melaksanakan protokol kesehatan dan bisa saling memberikan motivasi kepada semua sanak saudara yang belum memperoleh kesempatan untuk mendapatkan informasi mengenai protokol kesehatan tersebut sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat ikut berpartisipasi untuk menurunkan angka penularan dan kesakitan infeksi covid-19 tersebut

    FAKTOR PRILAKU DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA TANJUNG LENGGANG KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2017

    Get PDF
    Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur, penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat dengan Incidence Rate dan Case Fatality Rate pada tahun 2015 jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 129.650 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 1.071 orang (IR/Angka kesakitan= 50,75per 100.000 penduduk dan CFR/angka kematian = 0,83%). Berdasarkan catatan Profil dari Puskesmas Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2016 DBD merupakan salah satu penyakit endemis yang keberadaannya selalu ada dan menyebar di Desa, menurut Kepala Puskesmas Bahorok di Desa Tanjung Lenggang Kabupaten Langkat tahun 2016 ada sebanyak 822 KK yang mengalami Kasus DBD dengan jumlah kasus sebanyak 10 kasus. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain “cross sectional study†yaitu untuk melihat adanya hubungan perilaku dan lingkungan dengan kejadian DBD. Populasi dalam penelitian ini adalah 6.039  KK, sedangkan sampel dalam penelitian ini sesuai dengan hasil survei sementara sebanyak 98 orang yang menderita DBD. Penelitian dilakasanakan di Desa Tanjung Lenggang, pada bulan Mei s/d Agustus 2018. Hasil Penelitian  Ada hubungan signifikan antara kebiasaan melakukan 3M dengan kejadian DBD (0,000<0,05), Ada hubungan signifikan antara kebiasaan menggunakan anti nyamuk dengan kejadian DBD (0,021<0,05), Ada hubungan signifikan antara keberadaan jentik nyamuk dengan kejadian DBD (0,000<0,05), tidak ada hubungan signifikan antara tempat penampungan air dengan kejadian DBD (0,922<0,05). Disarankan kepada masyarakat agar merubah perilakunya terutama dalam hal melaksanakan 3 M, serta membersihkan lingkungan agar jentik nyamuk tidak bersarang lagi, serta memakai anti nyamuk seperti kelambu dan memasang kawatkasa di jendela, Disarankan kepada Puskesmas dalam upaya mengendalikan kepadatan jentik dan kebisaan melakukan 3 M yang sangat berpotensi dengan kejadian DBD dapat dilakukan dengan cara mengintervensikan program intervensi DBD dan memberdayakan masyarakat salah satunya adalah dengan membinasakan antara juru pemantau jentik dan pemeliharaan ikan pemakan jentik pada TPA serta melakukan upaya peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat terkait DBD

    BAHAYA MEROKOK DI KALANGAN REMAJA SMP AMAL LUHUR NO.116 KOTA MEDAN

    Get PDF
    Para remaja adalah penerus generasi bangsa. Namun, para remaja sekarang seringkali menganggap enteng kesehatan mereka. Mereka hanya memikir apa yang akan membuat mereka senang, seperti rokok. Para remaja lebih banyak menggunakan rokok di usia muda tanpa memperhatikan akibat yang akan di timbulkan dari kelakuannya tersebut. Kebiasaan  merokok  di Indonesia  sangat  memprihatinkan. Setiap saat kita dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukan bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh orang-orang yang berada di sekitarnya (perokok pasif). Tujuan dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah untuk mengetahui tentang pengertian rokok, untuk mengetahui pengaruh rokok terhadap remaja, untuk mengetahui tentang faktor penyebab perilaku merokok pada kalangan remaja, untuk mengetahui tentang dampak dari merokok, untuk mengetahui bagaimana upaya mengatasi merokok pada kalangan remaja. Pengabdian ini dilaksanakan di SMP Amal Luhur No. 116 Kota Medan. Dengan dilaksanakannya kegiatan Penyuluhan bahaya merokok pada kalangan remaja SMP Amal Luhur No. 166 Kota Medan maka seluruh siswa termotivasi untuk tidak lagi merokok dan memberikan motivasi juga kepada semua keluarga mereka sehingga keluarga terhindar dari asap rokok dan orang-orang merokok. Semua orang tua yang merokok tidak ada lagi yang di dalam ruamah melainkan merokok di luar rumah bahkan ada yang merokok di warung dan di posko

    BAHAYA MEROKOK DI KALANGAN REMAJA SMP AMAL LUHUR NO.116 KOTA MEDAN

    Get PDF
    Para remaja adalah penerus generasi bangsa. Namun, para remaja sekarang seringkali menganggap enteng kesehatan mereka. Mereka hanya memikir apa yang akan membuat mereka senang, seperti rokok. Para remaja lebih banyak menggunakan rokok di usia muda tanpa memperhatikan akibat yang akan di timbulkan dari kelakuannya tersebut. Kebiasaan  merokok  di Indonesia  sangat  memprihatinkan. Setiap saat kita dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukan bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh orang-orang yang berada di sekitarnya (perokok pasif). Tujuan dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah untuk mengetahui tentang pengertian rokok, untuk mengetahui pengaruh rokok terhadap remaja, untuk mengetahui tentang faktor penyebab perilaku merokok pada kalangan remaja, untuk mengetahui tentang dampak dari merokok, untuk mengetahui bagaimana upaya mengatasi merokok pada kalangan remaja. Pengabdian ini dilaksanakan di SMP Amal Luhur No. 116 Kota Medan. Dengan dilaksanakannya kegiatan Penyuluhan bahaya merokok pada kalangan remaja SMP Amal Luhur No. 166 Kota Medan maka seluruh siswa termotivasi untuk tidak lagi merokok dan memberikan motivasi juga kepada semua keluarga mereka sehingga keluarga terhindar dari asap rokok dan orang-orang merokok. Semua orang tua yang merokok tidak ada lagi yang di dalam ruamah melainkan merokok di luar rumah bahkan ada yang merokok di warung dan di posko
    • …
    corecore