9 research outputs found

    PENGARUH KONDISI PROSES DISTILASI VAKUM TERHADAP PENINGKATAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL PADA MINYAK NILAM (PATCHOULI OIL)

    Get PDF
    PENGARUH KONDISI PROSES DISTILASI VAKUM TERHADAP PENINGKATAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL PADA MINYAKNILAM (PATCHOULI OIL)ABSTRAK.Peningkatan mutu minyak nilam telah banyak dilakukan dengan berbagaimetode pemisahan/ pemurnian. Masih terdapatnya minyak nilam rakyat dengan kadar patchouli alcohol di bawah 30% merupakan permasalahan yang ingin diselesaikan melalui penelitian ini. Distilasi vakum merupakan metode yang paling sederhana dengan peralatan yang murah dan mudah diperoleh, sehingga diharapkan akan dapat langsung diterapkan pada masyarakat petani nilam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi operasi distilasi vakum terhadap peningkatan kadar patchouli alcohol pada minyak nilam. Kondisi operasi meliputi variasi tekanan pada 0,2; 0,6 dan 0,8 bar; temperatur pada 1300C, 1500C dan 1700C; dan waktu operasi 2, 3, 4 dan 5 jam. Minyak nilam yang digunakan sebagai bahan baku berasal dari petani nilam di Kecamatan Panga Kabupaten Aceh Jaya dengan kadar patchouli alcohol sebesar 20,71%. Peningkatan kadar Patchouli alcohol tertinggi diperoleh pada kombinasi operasi temperatur 1500C, tekanan 0,2 bar dan waktu operasi 5 jam yaitu sebesar 56,55%.Kata kunci: patchouli alcohol, distilasi vakum, minyak nilam, mut

    Transesterifikasi In situ Biji Kemiri (Aleurites Moluccana L) Menggunakan Metanol Daur Ulang dengan Bantuan Gelombang Ultrasonik

    Get PDF
    The purpose of this research was to study the effect of the use of recovered methanol for in situ transesterification reaction candlenut seed (Aleurites moluccana L) as a biodiesel bysonication. The influence of the ratio of recovered methanol to seed, catalyst concentration, reaction time and the temperature was investigated. Important properties of biodiesel such as density, viscosity and acid number were checked according to SNI 7182:2012 standards. The result showed that the maximum yield which has been obtained was 57,85% at recovered methanol to seed ratio 40:1, catalyst concentration 4%, reaction temperature 65 °C and reaction time 80 minutes. The test result of biodiesel properties showed that two parameters (density and viscosity) were conformed to SNI 7182:2012 standards, meanwhile acid value was higher than the maximum standards. In conclusion, the recovered methanol was feasible to produce biodiesel via in situ transesterification but the yield was lower if compared with the use of fresh methanol

    Transesterifikasi In Situ Biji Kemiri (Aleurites moluccana L) Menggunakan Metanol Daur Ulang dengan Bantuan Gelombang Ultrasonik

    Get PDF
    The purpose of this research was to study the effect of the use of recovered methanol for in situ transesterification reaction candlenut seed (Aleurites moluccana L) as a biodiesel bysonication. The influence of the ratio of recovered methanol to seed, catalyst concentration, reaction time and the temperature was investigated. Important properties of biodiesel such as density, viscosity and acid number were checked according to SNI 7182:2012 standards. The result showed that the maximum yield which has been obtained was 57,85% at recovered methanol to seed ratio 40:1, catalyst concentration 4%, reaction temperature 65 °C and reaction time 80 minutes. The test result of biodiesel properties showed that two parameters (density and viscosity)  were conformed to SNI 7182:2012 standards, meanwhile acid value was higher than the maximum standards. In conclusion, the recovered methanol was feasible to produce biodiesel via in situ transesterification but the yield was lower if compared with the use of fresh methanol.                                         ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari penggunaan metanol daur ulang pada reaksi transesterifikasi in situ biji kemiri (Aleurites moluccana L) menjadi biodiesel menggunakan radiasi gelombang ultrasonik. Pengaruh dari rasio metanol daur ulang terhadap biji, jumlah katalis, waktu reaksi dan temperatur telah diteliti. Sifat penting dari biodiesel seperti densitas, viskositas dan bilangan asam telah diuji menurut satandar SNI 7182:2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen maksimum yang dapat diperoleh adalah 57,85% pada rasio metanol daur ulang tehadap biji 40:1, jumlah katalis 4%, temperatur reaksi 65 °C dan waktu reaksi 80 menit. Hasil pengujian sifat biodiesel menunjukkan bahwa dua paramater (densitas dan viskositas) telah memenuhi standar SNI 7182:2012, sementara bilangan asam lebih tinggi dari standar maksimum. Dapat disimpulkan bahwa metanol daur ulang cocok untuk memproduksi biodiesel secara in situ transesterifikasi tetapi rendemennya lebih rendah jika dibandingkan dengan penggunaan metanol baru.Kata kunci: Biodiesel; kemiri; transesterifikasi in situ; metanol daur ulan

    PENGARUH WAKTU PENJEMURAN TERHADAP RENDEMEN PADA PROSES EKSTRASI MINYAK ATSIRI EUCALYPTUS DENGAN METODE KOHOBASI

    No full text
    Penjemuran dilakukan dengan cara diangin-anginkan di tempat yang tidak terpapar sinar matahari langsung karena sifat minyak atsiri eucalyptus yang mudah menguap, waktu tanpa penjumuran dan langsung di ekstraksi sebagai 0 hari perlakuan dan dengan penjemuran mulai hari pertama sampai hari ke 10. Waktu kohobasi untuk tiap-tiap perlakuan penjemuran yaitu 1 jam,2 jam 3 jam dan 4 jam, persentase minyak yang terekstrak pada 1 jam pertama rata-rata diatas 50%, pada jam kedua 65% sampai 70% dan pada jam ke tiga dan ke empat 90% sampai 100%. Minyak atsiri ecalyptus yang dihasil tiap-tiap perlakuan penjemuran berbeda-beda tergantung pada jumlah bahan yang digunakan, berat bahan (daun ecalyptus) yang digunakan bervariasi mulai dari 40 gram sampai 100 gram. Pengunaan bahan pada proses ekstraksi dengan metode kohobasi di pengaruhi oleh kadar air dari bahan,kadar air terbesar terdapat pada perlakuan tanpa penjemuran (0 hari) yaitu 41,07% dan terendah 9,1% pada perlakuan penjemuran hari yang ke 10.Pada proses ektraksi dengan metode kohobasi mengambarkan waktu kohobasi yang optimal pada 3 jam sampai 4 jam waktu proses, ini terlihat pada tiap-tiap perlakukuan jumlah minyak yang dihasilkan konstan pada waktu ekstrasi 3 jam sampai dengan 4 jam. Rendemen minyak atsiri Ecalyptus untuk tiap perlakuan penjemuran mulai 0,3% sampai 0,9%, rendemen terkecil pada perlakuan tanpa penjemuran (0 hari) yaitu 0,3 % dan rendemen tertinggi pada waktu penjemuran 4 hari yaitu 0,9%. Makin lama waktu penjemuran terjadi penurunan rendemen yang singnifikan dan berat bahan yang digunakan lebih banyak di karenakan kadar air pada bahan sudah menurun.Karakteristik kimia minyak atsiri Ecalyptus hasil pengujian GCMS dengan komponen utamanya terdiri dari alpha-Pinene 12,53 %, 1,8 -Cineole 22,2%, gamma-Terpinolene 5,75%, 4-Terpineol1,22%, cyclohexene 2,62%, alpha-Terpinenyl Acetate 3,8%, trans-Caryophyllene 4,73%, alpha-Humulene 1,25%, Bicyclogermacrene 2,9%, delta-Cadinene 3,25%, Diepipalustrol 1,53%, Globulol 10,59%, Guaiol 4,29%, Rosifoliol 2,34%, Diepi-alpha-Cedren I 5,21%, alpha-Cadinol 7,13% dan komponen minor dibawah 1% terdiri dari alpha-Terpinolenen, D-Fenchyl Alcohol, Trans-Pinocarveol, endo-Borneol, 1,2,5,5,8A-Pentamethyl-1,2,3,5,6,7,8,8A-Octahydro-Naphthalen-1-ol, Phenol, alpha-Copaene, Neryl Acetate, beta-elemen, Alloaromadendrene, delta-Cadine, Epi-Bicyclosesquiphellandrene, alpha-Calacorene, Veridiflorol, (-)-caryophyllene oxide dan Cycloheptan. Terdapat 34 penyusun komponen kimia dengan komponen kadar tertinggi adalah 1,8-Cineole/Eucalyptol 22,2%. Kata Kunci : Ekstraksi;Eucalyptol;Kohobasi;Minyak Eucalyptus;1.8 Cineol,

    Pengaruh Penambahan Konsentrasi Gula dan Sari Jeruk Nipis terhadap Mutu Sirup Buah Kesemek (Diospyrus Kaki)

    Full text link
    . Di Provinsi Aceh buah kesemek banyak ditemukan di dataran tinggi Gayo Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah dikarenakan buah ini tumbuh sumbur di daerah dengan ketinggian 600 meter di atas permukaan laut. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah buah kesemek diantaranya menjadi produk minuman berupa sirup. Pada penelitian ini akan dipelajari penambahan konsentrasi gula sebesar 60, 65 dan 70 % terhadap mutu sirup buah kesemek dan penambahan konsentrasi sari buah jeruk nipis sebesar 1.5 , 2 dan 2.5 %. Perlakuan terbaik pada penelitian ini yaitu sirup buah kesemek dengan perlakuan konsentrasi larutan gula 70% dan sari jeruk nipis 1,5% dengan nilai kadar gula 51,43%, kadar besi 1,04 ppm, serta tingkat suka terhadap rasa dan netral terhadap arom

    Pengaruh Waktu Penjemuran terhadap Rendemen pada Proses Ekstrasi Minyak Atsiri Eucalyptus dengan Metode Kohobasi

    Full text link
    Penjemuran dilakukan dengan cara diangin-anginkan di tempat yang tidak terpapar sinar matahari langsung karena sifat minyak atsiri eucalyptus yang mudah menguap, waktu tanpa penjumuran dan langsung di ekstraksi sebagai 0 hari perlakuan dan dengan penjemuran mulai hari pertama sampai hari ke 10. Waktu kohobasi untuk tiap-tiap perlakuan penjemuran yaitu 1 jam,2 jam 3 jam dan 4 jam, persentase minyak yang terekstrak pada 1 jam pertama rata-rata diatas 50%, pada jam kedua 65% sampai 70% dan pada jam ke tiga dan ke empat 90% sampai 100%. Minyak atsiri ecalyptus yang dihasil tiap-tiap perlakuan penjemuran berbeda-beda tergantung pada jumlah bahan yang digunakan, berat bahan (daun ecalyptus) yang digunakan bervariasi mulai dari 40 gram sampai 100 gram. Pengunaan bahan pada proses ekstraksi dengan metode kohobasi di pengaruhi oleh kadar air dari bahan,kadar air terbesar terdapat pada perlakuan tanpa penjemuran (0 hari) yaitu 41,07% dan terendah 9,1% pada perlakuan penjemuran hari yang ke 10.Pada proses ektraksi dengan metode kohobasi mengambarkan waktu kohobasi yang optimal pada 3 jam sampai 4 jam waktu proses, ini terlihat pada tiap-tiap perlakukuan jumlah minyak yang dihasilkan konstan pada waktu ekstrasi 3 jam sampai dengan 4 jam. Rendemen minyak atsiri Ecalyptus untuk tiap perlakuan penjemuran mulai 0,3% sampai 0,9%, rendemen terkecil pada perlakuan tanpa penjemuran (0 hari) yaitu 0,3 % dan rendemen tertinggi pada waktu penjemuran 4 hari yaitu 0,9%. Makin lama waktu penjemuran terjadi penurunan rendemen yang singnifikan dan berat bahan yang digunakan lebih banyak di karenakan kadar air pada bahan sudah menurun.Karakteristik kimia minyak atsiri Ecalyptus hasil pengujian GCMS dengan komponen utamanya terdiri dari alpha-Pinene 12,53 %, 1,8 -Cineole 22,2%, gamma-Terpinolene 5,75%, 4-Terpineol1,22%, cyclohexene 2,62%, alpha-Terpinenyl Acetate 3,8%, trans-Caryophyllene 4,73%, alpha-Humulene 1,25%, Bicyclogermacrene 2,9%, delta-Cadinene 3,25%, Diepipalustrol 1,53%, Globulol 10,59%, Guaiol 4,29%, Rosifoliol 2,34%, Diepi-alpha-Cedren I 5,21%, alpha-Cadinol 7,13% dan komponen minor dibawah 1% terdiri dari alpha-Terpinolenen, D-Fenchyl Alcohol, Trans-Pinocarveol, endo-Borneol, 1,2,5,5,8A-Pentamethyl-1,2,3,5,6,7,8,8A-Octahydro-Naphthalen-1-ol, Phenol, alpha-Copaene, Neryl Acetate, beta-elemen, Alloaromadendrene, delta-Cadine, Epi-Bicyclosesquiphellandrene, alpha-Calacorene, Veridiflorol, (-)-caryophyllene oxide dan Cycloheptan. Terdapat 34 penyusun komponen kimia dengan komponen kadar tertinggi adalah 1,8-Cineole/Eucalyptol 22,2%
    corecore