45 research outputs found

    Pengaruh Cara Penangkapan, Fasilitas Penangan Dan Cara Penanganan Ikan Terhadap Kualitas Ikan Yang Dihasilkan

    Full text link
    The research was aimed at determining the effect of fishing techniques, handling facilities and method son the quality of the catch. The research employed four types of fishing gears, i.e. purse seine, cantrang,gillnet and boat-liftnet with five replicates each. Five species of the dominant catch were taken for qualitydetermination on-board, at landing sites, and after auctioning. The condition of handling facilities andmethods were evaluated. Fish transit time (time lapse between the fish lifting and auction process) was also determined. Results indicated that the fish quality decreased as the transit time increased. Nearly all fish caught were subjected to neither good handling nor low temperature despite the availability of good handling facilities. Nevertheles, the fish quality remained fairly good up to the point of soon after auctioning (pH\u27s7). When alone, none of the quality predictors affected the fish quality. However, when the fishing techniques were compounded the quality predictors significantly affected the fish quality. Regression analysis showed that, when the fishing techniques were uncompounded, 73.96% of the fish quality was determined by fishing with purse seine, cantrang, boatliftnet and fish transit time. When fishing techniques were compounded,however, the fishing techniques, on-board handling methods, on-board and on landing site handling facilities, and the fish transit time contributed 73.96% effect to the fish quality. The PCA analysis showed that as much as 52.52% and 27.27% the fish quality were determined by the purse seine and cantrang, respectively

    Effect of Fish Bone Gelatin Supplementation on Protein Contents and Acceptability of Rice-based Traditional Food

    Full text link
    This research was aimed at determing the effect of fish bone gelatin supplementation on protein content and consumer acceptability of rice-based traditional foods. Three types of traditional foods, i.e. dange, surabeng andonde-onde were supplemented with fish bone gelatin at concentrations of 0, 5, 10, 15 and 20% (w/w) with three replicates for each treatment and for each type of foods. The protein contents were analyzed using micro-kjeldahlmethod whereas the consumer acceptability was determined organoleptically by employing 15 panelists. Data on the protein contents were subjected to ne-way Annova, while those of consumer acceptability were analyzed descriptively using percentage of frequency of occurrence. Results indicated that addition of fish bone gelatin significantly increased the protein contents of the foods and that the protein content of each type of foods was differ between the gelatin concentration treatments. The protein contents of foods were increased by 1.68-4.77 folds, and may be predicted using a simple regression formula: Y=0.578x + 6.037, R2=0.978 for dange; Y=0.660x + 4.068, R2=0.992 for surabeng; and Y=0.554x +5.39, R2=0.967 for onde-onde. The level of consumer acceptability showed that the addition of 10% of fish bone gelatin into each of the three traditional foods produced food products with good acceptability levels

    Karakteristik Kimia Tulang Ikan Gabus (Channa Striata) dari Bobot Badan Berbeda

    Get PDF
    Tulang ikan termasuk bahan baku yang terdiri dari komponen organik dan non-organik (mineral) yang penting, dan termasuk produk sampingan utama dari industri perikanan dan budidaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi komponen organik dan anorganik yang terkandung dalam tulang ikan gabus . Sampel ikan gabus pada bobot yang berbeda diperoleh dari Bili Bili Dam, Gowa. Penelitian ini bersifat eksperimental di laboratorium menggunakan metode Experimental Design. Contoh tulang ikan untuk analisis proksimat, kadar kolagen, tingkat protein, kadar mineral dan fitur mikroskopis menggunakan tulang ikan segar dan liopilisasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar air dan kolagen ikan gabus cenderung menurun dengan bertambahnya bobot badan, sedangkan kadar lemak dan abu cenderung meningkat, tetapi protein relatif tidak berbeda. Gambar mikroskopis dari Scanning Electron Microscopy dan kandungan mineral berbasis tulang dapat menjadi informasi penting untuk penggunaan tulang ikan gabus yang lebih luas

    STUDI KUALITAS IKAN SEGAR SECARA ORGANOLEPTIK YANG DIPASARKAN DI KABUPATEN JENEPONTO

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kualitas organoleptik ikan yang dipasarkan di Kabupaten Jeneponto. Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2015 hingga Januari 2016 di 6 pasar di Kabupaten Jeneponto, yakni Pasar Binamu, Tamalatea, Bangkala, Batang, Togo- togo dan Tarowang. Metode yang digunakan adalah metode survey dengan mengamati secara langsung aktifitas pedagang  mulai  dari awal  penjualan  hingga 2 jam  setelahnya.  Pengambilan sampel dilakukan terhadap 4 jenis ikan dominan kemudian tiap jenisnya diambil 3 secara acak ekor ikan. Penilaian organoleptik dan pengukuran suhu dilakukan 2 kali yakni pukul 07.00 dan 09.00. Hasil penilaian organoleptik dianalisis menggunakan Uji t dan ANOVA pada tingkat kepercayaan 95% (p < 0,05) selanjutnya diuji LSD (Least Significant Difference). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 jenis ikan yang diuji di enam pasar Kabupaten Jeneponto sebagian besar masih segar, kecuali untuk ikan kurisi, lencam, dan kuniran yang sudah kurang segar dengan nilai organoleptik < 7

    Pengaruh Cara Penangkapan, Fasilitas Penangan dan Cara Penanganan Ikan Terhadap Kualitas Ikan yang Dihasilkan

    Get PDF
    The research was aimed at determining the effect of fishing techniques, handling facilities and method son the quality of the catch. The research employed four types of fishing gears, i.e. purse seine, cantrang,gillnet and boat-liftnet with five replicates each. Five species of the dominant catch were taken for qualitydetermination on-board, at landing sites, and after auctioning. The condition of handling facilities andmethods were evaluated. Fish transit time (time lapse between the fish lifting and auction process) was also determined. Results indicated that the fish quality decreased as the transit time increased. Nearly all fish caught were subjected to neither good handling nor low temperature despite the availability of good handling facilities. Nevertheles, the fish quality remained fairly good up to the point of soon after auctioning (pH’s<7 and organoleptic scores >7). When alone, none of the quality predictors affected the fish quality. However, when the fishing techniques were compounded the quality predictors significantly affected the fish quality. Regression analysis showed that, when the fishing techniques were uncompounded, 73.96% of the fish quality was determined by fishing with purse seine, cantrang, boatliftnet and fish transit time. When fishing techniques were compounded,however, the fishing techniques, on-board handling methods, on-board and on landing site handling facilities, and the fish transit time contributed 73.96% effect to the fish quality. The PCA analysis showed that as much as 52.52% and 27.27% the fish quality were determined by the purse seine and cantrang, respectively

    PROSES PENGASAPAN DAN KUALITAS IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) DAN TUNA SIRIP KUNING (THUNNUS ALBACARES) ASAP DI DESA SINGA KECAMATAN HERLANG KABUPATEN BULUKUMBA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengasapan ikan yang dilakukan oleh pengasap ikan di Desa Singa, Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba dan menganalisis kualitas Ikan Cakalang dan Tuna Sirip Kuning Asap di Desa Singa Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai Mei 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dan evaluasi. Survei dilakukan untuk mengetahui proses pengasapan dan melihat seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pengolah ikan asap yang ada di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Evaluasi untuk mengetahui kualitas organoleptik bahan baku dari produk ikan asap. Data hasil uji organoleptik dianalisa menggunakan uji-t, anova, dan uji tukey dengan menetapkan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan proses pengolahan ikan asap yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Singa menggunakan metode pengasapan panas yang dilakukan secara terbuka dan lama pengasapan yang singkat. Kualitas organoleptik bahan baku ikan cakalang dan tuna sirip kuning setelah dibeli dari penangkap/pelelangan dan sebelum diproses memiliki nilai 8,18 artinya mutu (sangat segar) sesuai dengan SNI 2729:2006, sedangkan kualitas organoleptik bahan baku ikan cakalang dan tuna sirip kuning sesudah pengasapan memiliki nilai 7,2 artinya mutu (segar) sesuai dengan SNI 2725:2013.Ikan cakalang dan tuna sirip kuning asap hanya dapat bertahan 18 - 20 jam disimpan pada suhu kamar, setelah itu produk sudah tidak layak konsumsi. Kata kunci: Asap, cakalang dan tuna sirip kuning, kualitas, pengasapan, tradisional.

    KUALITAS DAN KESUKAAN BAKSO IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KAROTENOID DARI CANGKANG UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei)

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kualitas organoleptik dan tingkat preferensi konsumen bakso nila yang dilengkapi dengan ekstrak karotenoid dari kulit udang putih (Litopenaeus vannamei). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental desain acak lengkap dengan empat perlakuan berbeda. Percobaan dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, kadar ekstrak karotenoid yang digunakan adalah 0,2 g, sedangkan pada tahap kedua adalah 2,0 g. Rasio daging nila dengan pati yang digunakan dalam pembuatan bakso nila adalah: A = 70:30 + karotenoid; B = 60:40 + karotenoid; C = 50:50 + karotenoid; dan D = 70:30 + tanpa karotenoid sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan kualitas bakso nila yang dibuat dalam penelitian ini sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI 7266: 2014) untuk bakso ikan. Bakso nila yang dilengkapi dengan ekstrak karotenoid lebih disukai oleh panelis dibandingkan yang lain tanpa karotenoid. Preferensi panelis terbaik diberikan kepada bakso nila yang menggunakan 50% daging nila dengan penambahan ekstrak karotenoid cangkang udang putih. Kata kunci: bakso, ikan nila, ekstrak, karotenoid cangkang udang putih

    TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN DAN KUALITAS ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN IKAN

    Get PDF
    Produk olahan ikan merupakan bentuk diversifikasi produk yang menggunakan ikan sebagai bahan dasar.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen dan kualitas organoleptik produk olahan ikan. Sampel produk olahan ikan meliputi bakso, abon, nugget dan otak-otak. Sampel diambil dari kelompok pengolah hasil perikanan Buyang Sejahtera dan Barokah di Kelurahan Kampung Buyang Kecamatan Mariso Kota Makassar.  Tingkat kesukaan dan kualitas organoleptik ditentukan dengan menggunakan kusioner dan panelis.  Hasil menunjukkan bahwa rata-rata panelis mengatakan sangat suka terhadap produk abon dan nugget kelompok pengolah Buyang sejahtera, sangat suka terhadap produk otak-otak Kelompok Barokah, suka terhadap produk otak-otak kelompok Buyang Sejahtera serta suka terhadap produk nugget dan bakso Kelompok Barokah

    TINGKAT KESEGARAN IKAN KEMBUNG LELAKI (Rastrelliger kanagurta) YANG DIJUAL ECERAN KELILING DI KOTA MAKASSAR

    Get PDF
    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober hingga November 2013 di tiga wilayah, yakni bagian timur, selatan, dan utara Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kualitas ikan kembung lelaki yang diterima oleh konsumen di Kota Makassar dari penjual ikan keliling (pa'ggandeng).  Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel secara acak dari dua Pa’gandeng pada tiga titik penjualan (waktu penjualan) di masing-masing bagian kota. Parameter fisik dan organoleptik diukur secara langsung di lokasi sampling, sedangkan parameter kimiawi dan mikrobiologis diuji di laboratorium. Pengaruh waktu terhadap parameter kesegaran ikan diuji menggunakan anova dengan tingkat kepercayaan 95% (p<0,05). Selanjutnya, dilakukan uji LSD (Least Significant Difference) untuk mengetahui perbedaan signifikan antar titik pengamatan. Hubungan antar parameter yang diukur selanjutnya dianalisis menggunakan regresi. Berdasarkan hasil uji organoleptik, parameter mikrobiologis, dan kimiawi, ikan kembung lelaki yang dipasarkan eceran keliling oleh Pa’gandeng di Kota Makassar hingga titik akhir, untuk nilai pH menurun dari 5,86 hingga 5,91nilai TVB meningkat dari 15,01 hingga 19,26 mgN/100g nilai angka peroksida meningkat dari 23,65 hingga 27,83 meq/kg, nilai ALT meningkat dari 0,51x104 menjadi 12,39x104 cfu/g nilai koliform meningkat dari 24,97 kemudian menurun 14,23 MPN/g dan nilai organoleptik menurun hingga 8,42 hingga 7,08. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) yang dijual keliling di Kota Makassar hingga konsumen akhir masih layak untuk di konsumsi meskipun penjualan akhir sudah mendekati batas kelayakan

    PROSES PENGASAPAN DAN KUALITAS IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) DAN TUNA SIRIP KUNING (THUNNUS ALBACARES) ASAP DI DESA SINGA KECAMATAN HERLANG KABUPATEN BULUKUMBA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengasapan ikan yang dilakukan oleh pengasap ikan di Desa Singa, Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba dan menganalisis kualitas Ikan Cakalang dan Tuna Sirip Kuning Asap di Desa Singa Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba. Penelitian ini dilakukan dari bulan April sampai Mei 2018. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dan evaluasi. Survei dilakukan untuk mengetahui proses pengasapan dan melihat seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pengolah ikan asap yang ada di Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Evaluasi untuk mengetahui kualitas organoleptik bahan baku dari produk ikan asap. Data hasil uji organoleptik dianalisa menggunakan uji-t, anova, dan uji tukey dengan menetapkan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan proses pengolahan ikan asap yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Singa menggunakan metode pengasapan panas yang dilakukan secara terbuka dan lama pengasapan yang singkat. Kualitas organoleptik bahan baku ikan cakalang dan tuna sirip kuning setelah dibeli dari penangkap/pelelangan dan sebelum diproses memiliki nilai 8,18 artinya mutu (sangat segar) sesuai dengan SNI 2729:2006, sedangkan kualitas organoleptik bahan baku ikan cakalang dan tuna sirip kuning sesudah pengasapan memiliki nilai 7,2 artinya mutu (segar) sesuai dengan SNI 2725:2013.Ikan cakalang dan tuna sirip kuning asap hanya dapat bertahan 18 - 20 jam disimpan pada suhu kamar, setelah itu produk sudah tidak layak konsumsi. Kata kunci: Asap, cakalang dan tuna sirip kuning, kualitas, pengasapan, tradisional.
    corecore