6 research outputs found

    RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENANGANI KECEMASAN SOSIAL KORBAN BULLYING

    Get PDF
    Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) is one of the therapy to change irrational thoughts into rational ones. Purpose of this study is to determine the technique of rational emotive behavior therapy in dealing with social anxiety of victims of bullying on students. One of the consequences of bullying behavior is social anxiety, therefore victims of bullying must be dealth with immediately. Therapy lasted for six meetings with a time of 45 minutes each counseling. These research subjects were students of class XII SMA. The type of research was used descriptive qualitative with data collection through the observation, interviews, and documentation of counseling results. The results of this study are the use of rational emotive behavior therapy with three techniques can handle the anxiety of victims of bullying in students. This is evident from the changes after the implementation of counseling services, students can think more logically and want to go back school.  

    Penentuan Dosis Optimum Pemupukan N, P, dan K pada Tanaman Kacang Bogor [Vigna subterranea (L.) Verdcourt]

    Get PDF
    ABSTRACTBambara groundnut is considered tolerant to drought and unfertile soil; therefore, has higher potential to be cultivated. The average yield of dry pod weight from agricultural fields in Indonesia is still low (< 4 ton ha-1); hence, the cultivation technique must be improved. Fertilizer is the main input to increase yield of Bambara groundnut, but the optimum rates of N, P, and K have not been determined. Therefore, the objectives of the research were to determine the optimum rate of N, P, and K fertilizer for Bambara groundnut production. Three parallel experiments were conducted at Cikarawang Experimental State, Dramaga, Bogor from March to July 2013. Each experiment tested different rates of N or P or K fertilizer with compeletely randomized block design and three replications. The fertilizer rates were 0, 50, 100, 150, and 200% of recommendation rate (100% N = 100 kg Urea ha-1, 100% P = 150 kg SP-36 ha-1, 100% K = 75 kg KCl ha-1). The results showed that leaf P content increased linearly with N fertilizer application. Leaf N content linearly decreased with P fertilizer application. Leaf P content and shoot dry weight quadratically increased with K fertilizer application. The optimum rates of N and P fertilizer was unable to be determined due to insignificant response of several variables. Optimum rate of K fertilizer ranged 86.4-118.95 kg KCl ha-1.Keywords: leaf nutrients, multi nutrient response, recommendation rat

    Penentuan Dosis Optimum Pemupukan N, P, dan K pada Tanaman Kacang Bogor [Vigna subterranea (L.) Verdcourt]

    No full text
    ABSTRACT Bambara groundnut is considered tolerant to drought and unfertile soil; therefore, has higher potential to be cultivated. The average yield of dry pod weight from agricultural fields in Indonesia is still low (< 4 ton ha-1); hence, the cultivation technique must be improved. Fertilizer is the main input to increase yield of Bambara groundnut, but the optimum rates of N, P, and K have not been determined. Therefore, the objectives of the research were to determine the optimum rate of N, P, and K fertilizer for Bambara groundnut production. Three parallel experiments were conducted at Cikarawang Experimental State, Dramaga, Bogor from March to July 2013. Each experiment tested different rates of N or P or K fertilizer with compeletely randomized block design and three replications. The fertilizer rates were 0, 50, 100, 150, and 200% of recommendation rate (100% N = 100 kg Urea ha-1, 100% P = 150 kg SP-36 ha-1, 100% K = 75 kg KCl ha-1). The results showed that leaf P content increased linearly with N fertilizer application. Leaf N content linearly decreased with P fertilizer application. Leaf P content and shoot dry weight quadratically increased with K fertilizer application. The optimum rates of N and P fertilizer was unable to be determined due to insignificant response of several variables. Optimum rate of K fertilizer ranged 86.4-118.95 kg KCl ha-1. Keywords: leaf nutrients, multi nutrient response, recommendation rat

    O-BENTO HAP ! (ONIGIRI DAN BENTO LANGSUNG LAHAP)

    Get PDF
    O-Bento hap !! “ Onigiri dan Bento Langsung Lahap yaitu sebuah makanan olahan berbahan dasar nasi yang diadaptasi dari makanan khas Jepang. Onigiri adalah makanan khas Jepang yaitu makanan yang terbuat dari nasi yang ditanak, diberi rasa, diberi isian kemudian dibentuk dengan menggunakan tangan menjadi bentuk segitiga, silinder maupun bulat. Ada juga yang menyebutnya omusubi atau nigiri-han. Akan tetapi di Jepang masing-masing daerah mempunyai sebutan yang berbeda untuk makanan ini; seperti nigirimama [Aomori] dan onin’ko [Tochigi]. Di Indonesia onigiri sering disebut sebagai nasi kepal. Saat ini onigiri banyak dijual di supermarket ataupun convenience store. Onigiri memang memiliki beberapa kelebihan, selain praktis, onigiri juga lebih tahan lama dibandingkan nasi biasa. Bento adalah istilah bahasa Jepang untuk makanan bekal berupa nasi berikut lauk-pauk dalam kemasan praktis yang bisa dibawa-bawa dan dimakan di tempat lain. Seperti halnya nasi bungkus, bento bisa dimakan sebagai makan siang, makan malam, atau bekal piknik. Ciri khas dari bento adalah pengaturan jenis lauk dan warna agar sedap dipandang, kaya serat dan gizi seimbang serta mengundang selera makan. Mengingat dari dua olahan tersebut ternyata bisa dipadukan menjadi sebuah olahan yang saling berkaitan dan dapat melengkapi satu sama lain, munculah ide O-bento ini. Dimana nantinya O-bento ini akan disajikan dengan kreativitas yang bisa menarik minat konsumen, serta tidak mengesampingkan kandungan gizi di dalamnya

    KAJIAN PUSTAKA: POLIMORFISME GENETIK SEBAGAI FAKTOR RISIKO OBESITAS

    No full text
    Abstrak: Polimorfisme Genetik Sebagai Faktor Risiko Obesitas: Pendekatan Telaah Literatur. Obesitas semakin meningkat kejadiannya terutama jika dikaitkan dengan pola konsumsi makanan berlebih dan kurangnya aktivitas fisik. Etiologi dan patologi obesitas hingga saat ini masih secara dinamis dilaporkan oleh peneliti. Faktor risiko obesitas tidak hanya berhubungan dengan faktor risiko eksternal yang dapat dimodifikasi seperti pola makan dan gaya hidup, melainkan juga faktor intenal seperti genetik yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko internal tersebut dikaitkan dengan polimorfisme genetik gen FTO rs9939609. Polimorfisme gen ini dikaitkan dengan kontrol asupan energi yang mengarahkan pada kejadian obesitas. Pengaruh varian genetik FTO terhadap obesitas semakin kuat sepanjang rentang umur. Selain itu, varian gen ini juga berhubungan dengan resistensi insulin pada beberapa kasus yang telah dilaporkan

    Literatur Riview : Pengaruh Budaya dalam Keberhasilan Konseling

    No full text
    Pengaruh budaya dalam keberhasilan konseling karena budaya juga dapat menentukan dan menemukan metode memahami individu dan metode/teknik konseling. Budaya akan memberikan petunjuk dalam program-program konseling.&nbsp; Bahkan budaya dapat mempengaruhi teknik layanan konseling, tergantung dari daerah asal, ideologinya seperti apa, serta tingkat intelektualnya. Selama proses bimbingan dan konseling, seorang ahli konselor tidak hanya akan menawarkan masing-masing klien/konseli yang memiliki masalah dan pemikiran yang sama setiap saat akan bertemu dengan berbagai macam konseli, baik dari segi pikiran, perasaan, budaya, karakter, adat istiadat, tutur kata dan lain sebagainya.&nbsp
    corecore