PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN KOTAK ISU (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII-F SMP Negeri 1 Lembang Tahun Ajaran 2015/2016)

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui keterampilan berbicara siswa dalam kegiatan diskusi dengan menggunakan teknik permainan kotak isu. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII-F SMP Negeri 1 Lembang dengan menggunakan metode Classroom Action Research (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian ini merupakan suatu proses mengkaji dan merefleksi suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan proses dan produk pengajaran di kelas. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan teknik permainan kotak isu mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari peningkatan nilai siswa dari siklus 1 sampai siklus 2. Pada siklus 1 kempampuan tertinggi siswa hanya berada pada nilai 85 atau dalam kategori B+, namun pada siklus 2 kemampuan tertinggi siswa mencapai nilai 95 dan berada pada kategori A-. Kemampuan terendah siswa pada siklus 1 adalah 42,3 atau berada pada kategori C-, sedangan pada siklus 2 tidak ada lagi siswa yang berada pada kategori C, dan kemampuan terendah siswa adalah 75 atau kategori B. Kemampuan rata-rata siswa pada siklus 1 adalah 65,6 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 84. Peningkatan tidak hanya dilihat dari nilai siswa, namun juga dapat dilihat dari penigkatan nilai yang diberikan observer pada lembar observasi guru dan siswa. Penggunaan teknik permainan kotak kata yang dapat menimbulkan motivasi besar bagi siswa dan tidak membuat proses pembelajaran menjenuhkan, membuat keterampilan berbicara siswa meningkat baik dari segi kebahasaan, maupun non kebahasaan

Learning from Noisy Data in Statistical Machine Translation

In dieser Arbeit wurden Methoden entwickelt, die in der Lage sind die negativen Effekte von verrauschten Daten in SMT Systemen zu senken und dadurch die Leistung des Systems zu steigern. Hierbei wird das Problem in zwei verschiedenen Schritten des Lernprozesses behandelt: Bei der Vorverarbeitung und während der Modellierung. Bei der Vorverarbeitung werden zwei Methoden zur Verbesserung der statistischen Modelle durch die Erhöhung der Qualität von Trainingsdaten entwickelt. Bei der Modellierung werden verschiedene Möglichkeiten vorgestellt, um Daten nach ihrer Nützlichkeit zu gewichten. Zunächst wird der Effekt des Entfernens von False-Positives vom Parallel Corpus gezeigt. Ein Parallel Corpus besteht aus einem Text in zwei Sprachen, wobei jeder Satz einer Sprache mit dem entsprechenden Satz der anderen Sprache gepaart ist. Hierbei wird vorausgesetzt, dass die Anzahl der Sätzen in beiden Sprachversionen gleich ist. False-Positives in diesem Sinne sind Satzpaare, die im Parallel Corpus gepaart sind aber keine Übersetzung voneinander sind. Um diese zu erkennen wird ein kleiner und fehlerfreier paralleler Corpus (Clean Corpus) vorausgesetzt. Mit Hilfe verschiedenen lexikalischen Eigenschaften werden zuverlässig False-Positives vor der Modellierungsphase gefiltert. Eine wichtige lexikalische Eigenschaft hierbei ist das vom Clean Corpus erzeugte bilinguale Lexikon. In der Extraktion dieses bilingualen Lexikons werden verschiedene Heuristiken implementiert, die zu einer verbesserten Leistung führen. Danach betrachten wir das Problem vom Extrahieren der nützlichsten Teile der Trainingsdaten. Dabei ordnen wir die Daten basierend auf ihren Bezug zur Zieldomaine. Dies geschieht unter der Annahme der Existenz eines guten repräsentativen Tuning Datensatzes. Da solche Tuning Daten typischerweise beschränkte Größe haben, werden Wortähnlichkeiten benutzt um die Abdeckung der Tuning Daten zu erweitern. Die im vorherigen Schritt verwendeten Wortähnlichkeiten sind entscheidend für die Qualität des Verfahrens. Aus diesem Grund werden in der Arbeit verschiedene automatische Methoden zur Ermittlung von solche Wortähnlichkeiten ausgehend von monoligual und biligual Corpora vorgestellt. Interessanterweise ist dies auch bei beschränkten Daten möglich, indem auch monolinguale Daten, die in großen Mengen zur Verfügung stehen, zur Ermittlung der Wortähnlichkeit herangezogen werden. Bei bilingualen Daten, die häufig nur in beschränkter Größe zur Verfügung stehen, können auch weitere Sprachpaare herangezogen werden, die mindestens eine Sprache mit dem vorgegebenen Sprachpaar teilen. Im Modellierungsschritt behandeln wir das Problem mit verrauschten Daten, indem die Trainingsdaten anhand der Güte des Corpus gewichtet werden. Wir benutzen Statistik signifikante Messgrößen, um die weniger verlässlichen Sequenzen zu finden und ihre Gewichtung zu reduzieren. Ähnlich zu den vorherigen Ansätzen, werden Wortähnlichkeiten benutzt um das Problem bei begrenzten Daten zu behandeln. Ein weiteres Problem tritt allerdings auf sobald die absolute Häufigkeiten mit den gewichteten Häufigkeiten ersetzt werden. In dieser Arbeit werden hierfür Techniken zur Glättung der Wahrscheinlichkeiten in dieser Situation entwickelt. Die Größe der Trainingsdaten werden problematisch sobald man mit Corpora von erheblichem Volumen arbeitet. Hierbei treten zwei Hauptschwierigkeiten auf: Die Länge der Trainingszeit und der begrenzte Arbeitsspeicher. Für das Problem der Trainingszeit wird ein Algorithmus entwickelt, der die rechenaufwendigen Berechnungen auf mehrere Prozessoren mit gemeinsamem Speicher ausführt. Für das Speicherproblem werden speziale Datenstrukturen und Algorithmen für externe Speicher benutzt. Dies erlaubt ein effizientes Training von extrem großen Modellne in Hardware mit begrenztem Speicher

ANALISIS MUATAN SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL DALAM BUKU TEKS PPKN KURIKULUM 2013 : Studi Deskriptif Buku Teks PPKn SMA Kelas X Kurikulum 2013

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam tentang muatan sikap spiritual dan sikap sosial yang termuat dalam buku teks buatan pemerintah (BSE) yang saat ini digunakan di persekolahan khususnya jenjang SMA. Seperti yang kita ketahui dalam kurikulum 2013 buku teks harus memuat 4 kompetensi yang nantinya diharapkan akan dimiliki oleh peserta didik, kompetensi tersebut adalah Sikap Spiritual, Sikap Sosial, Pengetahuan, serta Keterampilan. Mata pelajaran PPKn adalah salah satu dari dua mata pelajaran yang bertanggung jawab atas sikap atau karakter yang harus dimiliki peserta didik, maka dari itu penulis beranggapan bahwa penting adanya muatan sikap spiritual dan sikap sosial termuat dalam buku teks. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pengamatan terhadap isi dari buku teks serta peran buku teks dalam proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran PPKn, serta pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan hasil analisis secara mendalam terkait masalah yang dibahas. Hasil dari pembahasan yang penulis dapatkan yaitu: 1) Kurangnya muatan sikap spiritual dan sikap sosial dalam buku teks buatan pemerintah (BSE) yang digunakan peserta didik jenjang SMA. 2) Karena pentingnya sikap spiritual dan sikap sosial yang diajarkan pada peserta didik maka dibutuhkan kreatifitas guru untuk dapat menutupi kekurangan buku teks tersebut agar tujuan mengajarkan kompetensi sikap dapat terlaksana walaupun terdapat kekurangan dalam sumber belajar yang digunakan.;--This study generally aims to describe and analyze in depth the content of spiritual attitudes and social attitudes contained in government-made textbooks (BSE) which are currently used in schooling, especially in high school level. As we know in the curriculum 2013 the textbook must contain 4 competencies that students will be expected to have, these competencies are Spiritual Attitudes, Social Attitudes, Knowledge, and Skills. Civic education subjects are one of the two subjects responsible for the attitude or character that must be possessed by students, therefore the authors assume that it is important that there is a charge of spiritual attitudes and social attitudes contained in the textbook. The method used in this study is descriptive method with observations of the contents of the textbook and the role of textbooks in the learning process, especially the civic education subjects, and the approach used is qualitative research which aims to obtain the results of in-depth analysis of the issues discussed. The results of the discussion that I got are: 1) Lack of content of spiritual attitudes and social attitudes in government-made textbooks (BSE) used by high school students. 2) Because of the importance of spiritual attitudes and social attitudes that are taught to students, teacher creativity is needed to cover the shortcomings of the textbook so that the goal of teaching attitude competencies can be carried out even though there are shortcomings in the learning resources used

ANALISIS MUATAN MATERI PPKn DALAM KURIKULUM 2013 UNTUK MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN SISWA DI SMA NEGERI 1 CICALENGKA KABUPATEN BANDUNG

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam muatan materi PPKn dalam kurikulum 2013. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah deskriptif analitis. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Cicalengka Kabupaten Bandung. Hasil penelitian yang penulis dapatkan yaitu: Muatan materi PPKn dalam kurikulum 2013 memuat asas keseimbangan dari ketiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Karakter yang terkandung dalam materi PPKn dari kurikulum 2013 dapat dilihat dalam Kompetensi Inti (KI) khususnya KI 1 yang memuat sikap spiritual dan KI 2 yang memuat sikap social. Perubahan karakter siswa setelah pembelajaran PPKn sudah cukup baik, terbukti dengan ketercapaian yang baik dari KI 1 dan KI 2 yang memuat tentang sikap yang dimiliki siswa. Faktor yang menjadi penghambat pembinaan karakter dalam mata pelajaran PPKn kurikulum 2013 ini adalah sedikit kurang sesuainya muatan materi PPKn dilihat dari aspek kognitif. This research generally aims to describe and analyze in depth the charge material in the curriculum civic education 2013. The approach taken in this study is qualitative, whereas the method used is descriptive analysis. This research was conducted at SMA Negeri 1 Cicalengka. The results of the study authors get is: the substance of the curriculum civic education in 2013 contains the principle of the balance of these three aspects, namely cognitive, affective, and psychomotor. The characters contained in the material civic education of curriculum 2013 can be seen in the Core Competence (KI) especially KI 1 that contains the spiritual attitude and KI 2 which includes social attitudes. Change the character of the students after learning civic education is good enough, as evidenced by the good achievement of KI 1 and KI 2 which contains about the attitude of the students. Factors inhibiting the formation of character in the subjects curriculum civic education in 2013 is a little lack of due charge civic education material seen on cognitive aspects

Corruption: Where Does It Stand? - A Point of View

The economic theory states vigorously that the corruption is a painful sick to the economic growth and the development of a country. The developing countries known by their weak institutions suffer much from the negative impacts of the corruption. This paper attempts to explain the mechanism by which the corrupt practices affect harmfully the budget state as well as the public and private investments. Keywords: corruption, developing countries, private and public investmen

Indonesian nurses management of pain in children: a grounded theory study

Effective pain management remains an elusive goal in Indonesia. Findings indicate that caring for children in pain was an increasingly demanding, difficult and complicated undertaking. These situations created role tensions for nurses. This grounded theorydescribed and explains of how Indonesian nurses attempt to manage the role tensions experienced as a consequence of being unable to provide effective pain care in children. A comprehensive understanding of contextual issues that affect pain management practice enables to supporting nurses to providing better pain care

Improving In-Domain Data Selection for Small In-Domain Sets

Finding sufficient in-domain text data for language modeling is a recurrent challenge. Some methods have already been proposed for selecting parts of out-of-domain text data most closely resembling the in-domain data using a small amount of the latter. Including this new “near-domain” data in training can potentially lead to better language model performance, while reducing training resources relative to incorporating all data. One popular, state-of-the-art selection process based on cross-entropy scores makes use of in-domain and out-ofdomain language models. In order to compensate for the limited availability of the in-domain data required for this method, we introduce enhancements to two of its steps. Firstly, we improve the procedure for drawing the outof-domain sample data used for selection. Secondly, we use word-associations in order to extend the underlying vocabulary of the sample language models used for scoring. These enhancements are applied to selecting text for language modeling of talks given in a technical subject area. Besides comparing perplexity, we judge the resulting language models by their performance in automatic speech recognition and machine translation tasks. We evaluate our method in different contexts. We show that it yields consistent improvements, up to 2% absolute reduction in word error rate and 0.3 Bleu points. We achieve these improvements even given a much smaller in-domain set

Bathing Method for Preterm Infants: A Systematic Review

Background: Current research suggests that routine daily bathing for preterm infants can render many adverse effects on physiological responses and comfort distress of the infant. Repeated stress on premature babies can have destructive longterm effects on brain development. Objectives: To identify the best current evidence regarding bathing method for preterm infants in enhancing neuro developmental care by using atraumaticcareapproach. Methods:Acomprehensiveliteraturesearchwasperformed in PubMed, ScienceDirect, Wiley Online Library, EbscoHost, Proquest from year of 2008 – May 2019 with the search strategy keywords: bathing, behavioral responses, physiological parameters, premature babies, preterm infants. Inclusion criteria for this study were an original research or systematic review about preterm/premature infants with gestational age is 30 – 37 weeks. PRISMA guideline was applied as a search strategy tool, compared to the used of another conceptualizing tool. Results: A total of 883 of records were identified. After removal of duplicates and initial screening, nine articles met the inclusion criteria of bathing methods for preterm infants. There are several bathing methods were identified: sponge bath, conventional/immersion tub bath, and swaddle bath which is related to physiological responses and behavioral distress during and after bathing intervention. This systematic review showed that swaddle bath had a positive effect on physiological measurement and behavioral responses to preterm infants compared to conventional tub bath and sponge bath which can increase physiological and behavioral discomfort to the preterm infants. Conclusion: This study showed that some of the processes actually reduce negative effects of bathing on the health of the preterm infants. Swaddle bath has proven to be the best and safest type of bathing method for preterm infants during hospitalization that produces fewer changes regarding physiological and behavioral distress to the preterm infants. It is recommended that swaddle bath should be used for preterm infants during they are hospitalized and to be considered as a standard operating procedure in the perinatology unit and neonatal intensive care unit or pediatric intensive care unit

Tingkat Perkembangan Balita Usia 1 Bulan – 6 Tahun Di Kecamatan Cibiuk Kabupaten Garut

ABSTRAK Angka penyimpangan perkembangan pada anak saat ini semakin meningkat. Faktor yang penting untuk mendeteksi penyimpangan perkembangan adalah skrining perkembangan. Sejauh ini beberapa literatur lebih banyak membahas perkembangan pada anak di daerah perkotaan, dan sedikit sekali hasil penelitian yang memaparkan  perkembangan pada anak di daerah pedesaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perkembangan anak usia 1 bulan – 6 tahun dalam aspek perkembangan personal sosial, adaptif motorik halus, bahasa, dan motorik kasar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan di Kecamatan Cibiuk Kabupaten Garut. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling, didapatkan 130 responden. Tingkat perkembangan diukur menggunakan Denver Development Screening Test II (DDST II). Analisis data dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak mengalami perkembangan normal, yaitu usia 1-12 bulan 74% normal, usia >1-3 tahun 64% normal, dan usia >3-6 tahun 65% normal. Sedangkan berdasarkan empat aspek perkembangan didapatkan data bahwa persentase terbesar suspect (dicurigai adanya gangguan) terdapat pada aspek perkembangan personal sosial dialami anak usia >3-6 tahun, presentase suspect perkembangan adaptif-motorik halus terbesar dialami anak usia >3-6 tahun, presentase suspect perkembangan bahasa terbesar dialami anak usia >3-6 tahun, dan presentase suspect perkembangan motorik kasar terbesar dialami anak usia >1-3 tahun. Suspect (dicurigai adanya gangguan) pada tiap aspek perkembangan dipengaruhi oleh berbagai hal, yang paling berperan diantaranya adalah stimulasi. Sehingga gambaran perkembangan saat ini mungkin akan berbeda dengan gambaran perkembangan di masa yang akan datang, apabila anak dilakukan stimulasi. Peneliti merekomendasikan agar perawat meningkatkan diseminasi informasi mengenai stimulasi untuk mengoptimalkan perkembangan pada anak. ABSTRACT Developmental disorders in children is increasing. One of the factors that are important to detect developmental disorders are developmental screening. However, literature mainly discussed on child development in urban areas, and very little research that explained the development of children in rural areas. The aim of this study was to describe children developmental level age 1 month until 6 years in rural areas. The sub variabel that are studied personal social aspect, fine motor-adaftive, language, and gross motor development. The childen development screening can use Denver Development Screening Test II (DDST II), in which categories as normal and suspect. This study conducted in District of Cibiuk, Garut Residence. There were 130 respondent was taken with purposive sampling techique in this study. Design of this study was descriptive. Child development was measured by Denver Developmental Screening Test II. Data analysis was used distribution of frequency. This result of this study showed that most children had normal development level, there were 74% in children age 1-12 month, 64% in children 1-3 years old, and 65% in children >3-6 years old. Based on the developmental aspect, the result showed that the higher precentage of suspect on the personal sosial aspect were in children age >3-6 years old, higher precentage of suspect of the fine motor-adaftive aspect were in children age >3-6 years old, higher precentage of suspect of language aspect were in children age >3-6 years old, and higher precentage of suspect of the gross motor aspect were in children age >1-3 years old. The suspect in  developmental children were influenced by various factor, such as stimulation. Researcher recommend that nurses need to intensified dissemination of information about stimulation in children to optimize growth developmental in children