494 research outputs found

    MAQASID SYARIAH SEBAGAI FILSAFAT HUKUM ISLAM: Sebuah Pendekatan Sistem Menurut Jasser Auda

    Get PDF
    Pemikiran ushul fikih selama ini mengalami stagnasi, karena dibangun dari cara berfikir deduktif dan menggunakan paradigma yang identik dengan mazhab positivistik. Hukum (Islam) diderivasi dari teks (nash) melalui analisis linguistik an sich. Namun pada perkembangannya, pemikiran usul fikih mengalami transformasi dari taqlid qauli menuju taqlid manhaji, dari paradigma leteralis menuju paradigma teleologis. Transformasi pemikiran ini disadari ketika hukum (Islam) sebagai produk ijtihad tidak mampu merespons terhadap persoalan-persoalan kontemporer. Asumsi negatif yang menyebabkan itu, antara lain: pertama, hukum difahami sebagai single entity yang tidak terpaut dari entitas lainnya. Padahal realitasnya, hukum berkait kelindan dengan disiplin ilmu lain, yakni ilmu-ilmu sosial-humanior dan ilmu- ilmu kealaman. Kedua, hukum dipahami sebagai sesuatu yang bersifat final, tidak beriringan dengan perkembagan realitas. Ketiga, hukum selalu didasarkan pada tektualis normatif, padahal banyak kearifan lokal yang juga mengusung nilai-nilai filosofis yang relevan dengan tujuan hukum. Sebagai solusinya, pendekatan integrative system perlu digalakkan, mengingat tujuan hukum adalah untuk kemaslahtan manusia dunia akhirat. Paradigma integrative yang digagas oleh Jasser Auda patut dipertimbangkan dalam konstalasi pemikiran dan pengembangan metodologi ijtihad. Dengan menggunakan pendekatan sistem (system approach), Jasser menjadikan maqasid syariah sebagai kerangka berfikir filosofis dalam istidlal atau istimbat hukum. Hukum adalah elemen dari sistem yang ada dan berkait erat dengan elemen lain untuk tercapainya sebuah tujuan syariat.

    Menggagas Fikih Responsif: Upaya Progresif Modernisasi Fikih

    Full text link
    This article discusses the modernization of fiqh in an effort to respond changes and developments in society. The aim is to find a solution to the legal problem (Islam), which so far seems stagnant.. This study found 3 causative factors, namely: first, the law is understood as a single entity that is not linked to other entities. In fact, the reality is that the law is closely related to other disciplines. Second, the law is understood as being untouchable, even though the law goes hand in hand with the development of reality. Third, the law is always based on normative textualism, even though there is much local wisdom that also carries philosophical values that are relevant to the legal purpose. This false assumption must begin to be deconstructed, otherwise, there will be empty space in the law (Islam). As a solution, the integrative system approach must be promoted through the transformation of taqlid qauli towards taqlid manhaji, from the linearist paradigm to the teleological paradigm

    PENGARUH KOMBINASI KAPUR DOLOMIT DAN POC BATANG PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SAWI PADA TANAH GAMBUT

    Get PDF
    Pemberian kapur dolomit dan POC batang pisang pada tanah gambut dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat fisik, kimia, dan biologi yang sesuai untuk tanaman sawi. Tujuan penelitian untuk mendapatkan kombinasi kapur dolomit dan POC batang pisang yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil sawi pada tanah gambut. Penelitian dilaksanakan di lahan yang terletak di Jl. Aloevera,  Kelurahan Bansir Darat, Kec. Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, dilaksanakan dari tanggal 23 mei – 23 juni 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu rancangan acak lengkap yang terdiri dari 9 taraf perlakuan. P1 : Kapur dolomit 11,25 ton/ha + dengan POC batang pisang 150 ml/ L air, P2 : Kapur dolomit 11,25 ton/ha + dengan POC batang pisang 300 ml/ L air, P3 : Kapur dolomit 11,25 ton/ha + dengan POC batang pisang 450 ml/ L air, P4 : Kapur dolomit 15 ton/ha + dengan POC batang pisang 150 ml/ L air, P5 : Kapur dolomit 15 ton/ha + dengan POC batang pisang 3000 ml/ L air, P6 : Kapur dolomit 15 ton/ha + dengan POC batang pisang 450 ml/L air, P7 : Kapur dolomit 18,75 ton/ha + dengan POC batang pisang 150 ml/ L air , P8: Kapur dolomit 18,75 ton/ha + dengan POC batang pisang 300 ml/ L air, P9: : Kapur dolomit 18,75 ton/ha + dengan POC batang pisang 450 ml/ L air.  Variabel yang diamati yaitu jumlah daun, volume akar, luas daun,  kadar klorofil daun, berat basah dan berat kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi kapur dolomit dan POC batang pisang berpengaruh nyata  terhadap jumlah klorofil daun, luas daun,  jumlah daun, berat segar dan berat kering tanaman serta berpengaruh tidak nyata terhadap volume akar. Kapur dolomit 15 ton/ha dan POC batang pisang 300ml/liter air  merupakan dosis yang efisien dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi

    PENGARUH PEMBERIAN LUMPUR PADAT KELAPA SAWIT DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI EDAMAME PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

    Get PDF
    Pengembangan budidaya tanaman kedelai edamame di tanah podsolik merah kuning sering dihadapkan pada kendala sifat fisik dan kimia tanah yang kurang baik. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan penambahan bahan organik berupa lumpur padat kelapa sawit dan pupuk NPK yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi pemberian lumpur padat kelapa sawit dan pupuk NPK serta mengetahui dosis lumpur padat kelapa sawit dan pupuk NPK yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame pada tanah podsolik merah kuning. Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Manggis, Kelurahan Roban, Kota Singkawang Tengah, Kalimantan Barat. Penelitian berlangsung selama 3 bulan mulai dari tanggal 01 Agustus sampai 05 November 2022. Penelitian ini menggunakan pola Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial sebagai rancangan dasar yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama yaitu lumpur padat kelapa sawit (S) yang tediri dari 3 taraf perlakuan: s1=15 ton/ha, s2=30 ton/ha, s3= 45 ton/ha dan faktor kedua yaitu pupuk NPK (N) yang terdiri dari 3 taraf perlakuan: n1= 150 kg/ha, n2= 300 kg/ha, n3= 450 kg/ha. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga didapat 9 kombinasi. Variabel yang diamati dalam penelitian ini berupa: tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, berat polong per tanaman, berat polong per petak, umur berbunga, dan umur panen. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh interaksi lumpur padat kelapa sawit dan pupuk NPK berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame di tanah podsolik merah kuning. Pengaruh lumpur padat kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 5 MST, jumlah polong pertanaman, berat polong pertanaman dan berat polong per petak. Pengaruh pupuk NPK 16:16:16 berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai edamame di tanah podsolik merah kuning. Pemberian lumpur padat kelapa sawit dengan dosis 30 ton/ha dan pupuk NPK 16:16:16 dengan dosis 150 kg/ha merupakan dosis yang efisien untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil kedelai edamame pada tanah podsolik merah kuning

    PENGARUH SISTEM TANAM DOUBLE ROW DENGAN MODIFIKASI JARAK ANTAR BARIS DAN DALAM BARIS TANAMAN JAGUNG MANIS PADA LAHAN GAMBUT DI DESA RASAU JAYA II

    Get PDF
    Jagung manis (Zea mays saccharata L.) merupakan tanaman yang mengandung karbohidrat lebih banyak sehingga menjadi salah satu komoditi terpenting kedua setelah padi, baik sebagai sumber pangan maupun pakan. Jarak antar baris dan dalam baris yang terlalu sempit akan membuat populasi tanaman meningkat sehingga serapan hara lebih tinggi yang mengakibatkan kompetisi unsur hara, air, sinar matahari, dan ruang tumbuh, selain itu proses fotosintesis tanaman juga terganggu dengan tajuk tanaman lainnya. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan jarak antar baris dan dalam baris yang terbaik pada modifikasi sistem tanam double row tanaman jagung manis pada lahan gambut di Desa Rasau Jaya II. Penelitian dilakukan di lahan milik bapak Sugianto yang berada di patok 28 Desa Rasau Jaya II, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya. Penelitian berlangsung dari tanggal 09 Juli 2022 - 17 September 2022. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 taraf perlakuan yaitu j1 =(15+15)cm x 80 cm, j2 =(20+20)cm x 80 cm, j3 =(25+25)cm x 80 cm, j4 =(30+30)cm x 80 cm, j5 =(35+35)cm x 80 cm, setiap perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Variabel pengamatan terdiri dari volume akar, diameter batang, jumlah daun, bobot jagung tanpa kelobot, dan panjang tongkol. Hasil penelitian modifikasi jarak antar baris dan dalam baris pada sistem tanam double row berpengaruh nyata terhadap volume akar, diameter batang, berat jagung tanpa kelobot, dan panjang tongkol, namun tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah dau. Jarak tanam (20 + 20)cm x 80 cm menunjukkan hasil terbaik dibandingkan modifikasi jarak tanam lainnya. Jarak tanam yang rapat menghasilkan produksi pertanaman sedikit, karena populasi tinggi, walaupun sedikit hasil produksinya lebih tinggi dibandingkan jarak tanam lebar. Jarak tanam lebar menghasilkan produksi pertanaman banyak dan kualitas yang bagus karena jumlah populasinya sedikit maka hasil produksi pertanaman lebih rendah dibandingkan jarak tanam rapat.Kata Kunci: Double Row, Jagung Manis, Jarak Tanam, Kompetisi Tanaman, Lahan Gambu

    The potential of Symbiont Ba cteria in Melo melo Gastropod found in Pekalongan Waters as a source of MDR antibacterial active compound

    Get PDF
    The increasing resistance of many pathogenic microorganisms against antibiotics compounds creates an alarming issue in medical world. This concern has created research opportunities in new antibiotics compounds as alternative options. The gastropod Melo melo is a species whose main diet consists of other smaller gastropods. However, Melo-melo does not have any self-defense mechanism save for its thin shell. To protect itself from various pathogenic bacteria existing in its food, Melo melo produces secondary metabolites, which are suspected to contain bioactive compounds with antibacterial properties. This fact puts Melo melo as a marine biota with potential as a source of new antibacterial compounds. This research aims to discover the potency of symbiont bacteria in the gastropod Melo melo with capabilities in producing Multi-drug resistant (MDR) antibacterial compounds. Samples of Melo melo are collected from the vicinity of Pekalongan waters, Central Java, Indonesia. This research begins with the isolation of symbiont bacteria, screening of symbiont bacteria with potency in MDR antibacterial activities, antibacterial test, and isolation of MDR clinical pathogenic bacteria. These protocols are then followed by antibacterial sensitivity test, and identification of bacterial species active against MDR by biochemical test and molecular analysis. Molecular analyses are carried out sequentially by DNA extraction, DNA amplification by PCR, and DNA sequencing. Results of 16S rDNA are analyzed using Genetix program and then followed by sequence analysis of the 16S rDNA. In this research, 11 bacteria in Melo melo are isolated and there are 4 isolates which show antibacterial activities against MDR bacteria from Pseudomonas sp. and Enterobacter sp species. Molecular analysis of the most active isolates identifies that isolate PM 26 matches in characteristics with Brevibacterium celere strain KMM 3637 with 89% homology match. On the other hand, biochemical test shows that isolate PM 26 is identical with Bacillus sp. This research concludes that symbiont bacteria found in Melo melo possess antibacterial activities against bacteria of MDR strain

    PENGARUH KOMBINASI PUPUK HAYATI DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mencari kombinasi pupuk hayati dan pupuk NPK yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman terung pada tanah podsolik merah kuning. Penelitian dimulai dari bulan April sampai dengan bulan Agustus 2020 dilokasi yang terletak di Jalan Parit Demang Dalam, Gang Kulang Kulit kota Pontianak, Kalimantan Barat. Penelitian menggunakan metode eksperimen pola Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari satu faktor (P) yaitu 4 perlakuan dan 6 ulangan. Setiap perlakuan terdiri dari 4 tanaman sampel. Perlakuan yang dimaksud yaitu p1=pupuk hayati + NPK (100 kg/ha setara dengan 3 g/polibag), p2=pupuk hayati + NPK (200 kg/ha setara dengan 6 g/polibag), p3=pupuk hayati + NPK  (300 kg/ha setara dengan 9 g/polibag) + pupuk hayati, p4= NPK (400 kg/ha setara dengan 12 g/polibag) tanpa pupuk hayati. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemberian kombinasi pupuk hayati dan pupuk NPK yang secara keseluruhan mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman terung pada tanah PMK dengan perlakuan pemberian kombinasi pupuk hayati + pupuk NPK (200 kg/ha setara dengan 6 g/polibag) mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman terung pada tanah PMK. Pemberian kombinasi pupuk hayati dan pupuk NPK dapat meningkatkan efisiensi dan mampu mengurangi penggunaan pupuk anorganik NPK hingga 50%
    corecore