918 research outputs found
Konsep Pengakuan Bersalah Terdakwa pada Jalur Khusus Menurut RUU Kuhap dan Perbandingannya dengan Praktek Plea Bargaining di Beberapa Negara
Konsep Jalur Khusus adalah salah satu substansi pembaruan peradilan pidana yang terkandung dalam RUU KUHAP. Konsep Jalur Khusus merupakan hasil pengadopsian ide/konsep atas praktek plea bargaining yang telah dipopulerkan dalam peradilan pidana Amerika Serikat, yang dipahami dapat mendorong peradilan pidana menjadi lebih efisien dan dapat terhindar dari menumpuknya kasus (case load) di pengadilan. Tulisan ini ingin mengupas perbandingan secara teori dan praktek antara Jalur Khusus dalam RUU KUHAP dengan praktek plea bargaining yang diterapkan beberapa Negara. The concept of "Jalur Khusus" is one of the criminal justice reform substances contained in the Draft of Indonesian Criminal Procedure Code. The concept of "Jalur Khusus" is the result of the adoption of the idea / concept of plea bargaining on practices that have been popularized in the United States criminal justice system, which may encourage criminal justice to be more efficient and can avoid stacking cases (case load) in court. This paper wants to explore comparisons between the theory and practice of "Jalur Khusus" in the Draft of Indonesian Criminal Procedure Code with the practice of plea bargaining are applied several countries. Keywords: Pengakuan Bersalah, Jalur Khusus, Plea barganingDOI: 10.15408/jch.v2i1.184
Penentuan Lokasi Alternatif Kawasan Hijau Binaan di Jakarta Barat
Pembagian fungsi utama kawasan mencakup kawasan lindung dan kawasan budidaya, sesuai dengan kondisi nyata Provinsi DKI Jakarta yang merupakan kota metropolis, secara tidak langsung pentingnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebenarnya telah diantisipasi dalam RBWK 1965-1985 dan RUTR Jakarta 2005. Akan tetapi dengan berbagai macam kendala yang dihadapi oleh Pemda DKI Jakarta antara lain : daerah yang Peruntukannya ditetapkan sebagai RTH dalam RBWK 1985 sudah lama berkembang sebagai daerah perkampungan dan komplek Perumahan, status pemilikan tanah pada areal yang telah diperuntukan tersebut merupakan pemilikan anggota masyarakat, banyak lokasi RTH yang sudah dibebaskan tetapi karena tidak ada pengamanan dilapangan dimanfaatkan oleh masyarakat secara ilegal.Berdasarkan Rencana Struktur Tata Ruang wilayah Jakarta Barat dengan target lahan akan Ruang Terbuka Hijau 1,68% dari luas Jakarta, serta melaksanakan refungsionalisasi taman pada 52 lokasi seluas kurang lebih 10,5 Ha di Jakarta Barat. Pemerintah kota Jakarta Barat mengalokasikan beberapa kawasan hijau binaan., pembangunan taman kota, dan penanaman pohon pelindung di Sentral Primer Baru Barat, pengembangan hutan kota Srengseng untuk kegiatan wisata, dan penataan Kawasan Rawa Belong sebagai pusat tanaman hias. Adanya kendala yang cukup besar dalam dana dan pengelolaan kawasan hijau binaan, mengakibatkan banyak kawasan hijau binaan di kota Jakatra Barat dikelola swasta, hal ini bisa dinilai negatif disatu sisi tetapi dipihak lain bisa dinggap positif, pemerintah daerah yang telah susah payah menata kawasan hijau binaan perlu didukung partisipasi dan peran serta warga dalam mengelolah kawasan hijau binaan berdasarkan kemandirian dan swadaya masyarakat, bahwa perkembangan kota Jakarta Barat yang semakin pesat mengakibatkan migrasi desa-kota semakin tinggi, oleh karena itu cara untuk mencegah terciptanya kondisi lingkungan yang tidak terencana serta kawasan kumuh dan kotor, dapat dilakukan melalui penghijauan kota Jakarta Barat dengan menanam pohon dan menyediakan kawasan hijau binaan yang mempunyai potensi untuk berkembang, memperbesar kawasan penghijauan sebagai paru-paru kota, melakukan penanaman pohon yang berfungsi memberikan perlindungan, meningkatkan pendidikan dan pengetahuan warga kota, dan menciptakan keindahan kota Jakarta Barat
Pengaruh Kebijakan ββ4 In 1ββ terhadap Kinerja Persimpangan Jl Dr. Djunjunan β Tol Pasteur dengan Menggunakan Simulasi Mikro
Kebijakan β4 in 1β diterapkan sebagai salah satu solusi untuk permasalahan kemacetan di kota Bandung. Adapun tujuan dari penerapan kebijakan β4 in 1β adalah meningkatkan kinerja persimpangan Tol Pasteur β Jl. Dr Djunjunan atau Simpang Pasteur. Untuk analisis kinerja Simpang Pasteur, digunakan model simulasi mikro dengan perangkat Paramics. Analisis dilakukan terhadap dua kondisi yaitu kondisi dengan kebijakan β4 in 1β dan kondisi tanpa kebijakan β4 in 1β. Terjadi pengurangan panjang antrian maksimum sebesar 148,79 meter dan tundaan rata-rata simpang sebesar 7,6 detik. Lalu, dilakukan pengubahan waktu sinyal untuk meningkatkan kinerja simpang Pasteur . Waktu siklus yang didapat sebesar 52 detik, dengan rincian waktu hijau fase satu dan dua sebesar 15 detik dan fase tiga sebesar 14 detik. Dengan waktu siklus terbaik ini dapat menghasilkan pengurangan panjang antrian maksimum sebesar 239 meter dan tundaan rata-rata simpang sebesar 46 detik
Analisis Kinerja Bundaran dengan Menggunakan Simulasi Mikro
Penanganan simpang pada kota-kota besar penting untuk diperhatikan agar kepadatan lalulintas tidak terjadi. Dua opsi alternatif terbaik penanganan adalah pengaturan bundaran dan lampu lalulintas. Lingkup wilayah yang ditinjau adalah simpang yang ditangani dan beberapa ruas dan simpang yang terpengaruh. Alat simulasi mikro menjadi alat bantu yang digunakan untuk analisis kinerja lalulintas. Peninjauan aspek perilaku kendaraan menjadi hal unik dalam alat simulasi mikro. Indikator kinerja simpang berupa total tundaan rata-rata, dan ruas berupa kecepatan rata-rata, akan dilihat untuk melihat opsi alternatif mana yang terbaik
Studi Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan (Overlay) Ada Jalan Simpang Serapat Marabahan (STA. 0+000 β 12+000) Kalimantan Selatan
Struktur perkerasan jalan sebagai komponen dari prasarana transportasi yang berfungsi sebagai penerima beban lalulintas yang dilimpahkan melalui roda kendaraan. Oleh karena itu, struktur perkerasan perlu memiliki stabilitas yang tinggi, kokoh selama masa pelayanan jalan dan tahan terhadap pengaruh lingkungan dan atau cuaca. Kelelahan (fatigue resistance), kerusakan perkerasan akibat berkurangnya kekokohan jalan seperti retak (craking), lendutan sepanjang lintasan kendaraan (rutting), bergelombang, dan atau berlubang, tidak dikehendaki terjadi pada perkerasan jalan. Dalam Studi perencanaan ini yang akan direncanakan adalah Perkerasan Lentur (Flexible pavement ) pada Peningkatan jalan Simpang Serapat Marabahan dengan panjang total 12KM dengan lebar jalan 6M. Sebagaimana suatu perkerasan lentur akan mengalami penurunan kinerja sehubungan dengan beban lalulintas dan lingkungan. Pada saat perkerasan dibebani, maka beban-beban tersebut akan menyebar ke lapisan-lapisan dibawahnya dalam bentuk tegangan penyebaran. Tegangan tersebut dapat menyebabkan lendutan dan akhirnya terjadi keruntuhan, untuk mengembalikan kekuatan perkerasan, salah satu alternatif yang biasa digunakan adalah melakukan pelapisan ulang (Overlay). Selain karena faktor diatas lapis tambahan juga harus diperkuat untuk memikul beban yang lebih besar dari perhitungan dari perencanaan awal.Studi perencanaan ruas jalan Simpang Serapat Marabahan ini dilakukan di Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan. Adapun langkah studi dalam pengerjaan skripsi ini adalah sebagai berikut : Perencanaan, Analisa volume lalu lintas rencana, Menghitung lendutan Balik, Menentukan Tebal Lapisan Tambahan (Overlay), Menghitung Volume Tebal Perkerasan Tambahan (Overlay), Membuat Rencana Anggaran Biaya.Jumlah Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) berdasarkan umur rencana 10 tahun pada jalan Simpang Serapat Marabahan adalah 12.968 SMP. Dari hasil penelitian di dapatkan Lendutan Balik (dwakil) sepanjang ruas jalan Simpang Serapat Marabahan sebesar 2,35 mm berdasarkan nilai AE18KSAL yaitu 3,74 x 106 dengan lendutan Balik yang diijinkan sebesar 1,9 mm. Tebal lapis tambahan perkerasan (overlay) yang diperlukan yaitu 4 cm. Biaya Pelaksanaan Pelapisan ulang (Overlay) Pada Proyek Peningkatan Jalan Simpang Serapat Marabahan STA 0+000 - 12+000 adalah sebesar Rp. 4.565.237.600 (Empat milyar lima ratus enam puluh Lima juta dua ratus tiga puluh tujuh ribu enam ratus rupiah)
Analisis Yuridis Terhadap Putusan Mk Nomor 46/puu-viii/2010 Tentang Pengakuan Status Anak Luar Kawin Dalam Perspektif Hukum Islam
A child is a trust given by God, therefore, he should have full attention and good care. But the birth of a baby in a family doesn\u27t always bring happiness, an illegitimate child will be a complex problem and cause alarm for the woman who delivers him, his biological father, and the community who live in the vicinity of the house. The rulling of the constitutional court of the Republic of Indonesia no. 46/PUU_VII/2010 has caused the problem for an illegitimated child to become apparent by the acceptance of the request for judicial review of the provision in article 43 pragraph 1 of law on marriage, related to the recognition of the illegitimate child. The consideration of the Constitutional Court in enacting the rulling is merely for the sake of the righteousness for the rights of an illegitimate child to be treated humanly and to guarantee his equal rights to the other children
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI POLI PARU BLUD RSUD. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
ABSTRAKPenyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang memiliki keterbatasan jalan napas yang tidak sepenuhnya reversibel dan bersifat progresif yang disebabkan karena inflamasi kronik akibat pajanan partikel atau gas beracun dalam waktu yang lama. Penyakit Paru Obstruktif Kronik menyebabkan gangguan kualitas hidup. Salah satu faktor resiko yang mempengaruhi kualitas hidup pasien PPOK adalah dukungan keluarga. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada pasien PPOK di Poli Paru BLUD RSUD. Zainoel Abidin Banda Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional dan telah dilakukan pada bulan Mei-Juli 2016 dengan jumlah responden 30 orang. Hasil analisis komparatif dengan uji Mann Whitney menunjukkan hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup (p = 0,028) pada pasien PPOK di Poli Paru RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan masukan bagi keluarga pasien untuk senantiasa memberikan dukungan serta motivasi kepaada pasien PPOK sebagai salah satu upaya untuk terus menjaga kualitas hidup pasien.Kata Kunci : PPOK, dukungan keluarga, kualitas hidupABSTRACTChronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is a lung disease that has limited airway that is not fully reversible and progressive caused by chronic inflammation due to exposure of toxic gas particles over a long time. Chronic Obstructive Pulmonary Disease causes impaired quality of life. One of the risk factors that affect the quality of life of patients with COPD is family support. The Purpose of this study was to determine the relationship of family support and quality of life in COPD patients at Lung Polyclinics Zainoel Abidin Hospital, Banda Aceh. This research is an observational analytic research with crosss-sectional approach and has been done in the month of May to July 2016 with thirty respondents. The results of comparative analysis with Mann Whitney test showed a significant relationship between family support with the quality of life of patients with COPD at Lung Polyclinics Zainoel Abidin Hospital, Banda Aceh. This research expected to be a source of information and advice families of patients with COPD, and effort to maintain quality of life patients with COPD. Key Word : COPD, family support, quality of lif
The Capital Structure of Venture Capital Firms in Indonesia
Venture capital (VC) is an important fund source for small and medium enterprises (SMEs) and start up, particularly to deliver its main product of equity participation. Therefore, capital structure and factors that affect it are very crucial. This study aims to analyze the capital structure of VC firms in Indonesia using econometric model of panel data regression. This study utilizes secondary data of six years period (2009-2014) monthly financial statements of 27 samples out of 58 VC firms to form 1,944 observations. The study reveals that capital structure of VC firms in Indonesia is dominated by debt/loan rather than capital with DER on average is 136.95%. In addition, the research confirms that VC firms\u27 capital structure is affected simultaneously by financial aspects which are asset size, profitability, liquidity, asset/investment quality, and earning asset structure. The attentions to financial aspects that affect the VC firms\u27 capital structure as well as other initiatives related to capital increases are necessary so that the VC firms could carry out its role effectively
- β¦