120 research outputs found

    Dampak Penerapan Pungutan Ekspor Crude Palm Oil terhadap Kinerja Agribisnis Kelapa Sawit dan Pendapatan Petani Indonesia

    Full text link
    Crude Palm Oil (CPO) is a strategic commodity in the economy ofIndonesia. CPO industry also plays an important role in the internationalmarket. The rate of growth of production of CPO is the highest among thecategories of oil consumed. Even a CPO has predicted will pass trade oilfor soybeans at most in the world market be trading.The current Government had new instruments in international tradeactivities, i.e. the export levy of dilegalisasi on September 10, 2005 withthe publication of legislation No. 33 of 2005. Broadly speakingstakeholders agribusiness palm national associate substance of the purposeand size of the export levy rate as well as benchmark price export withbenefit dimension, justice and legal certainty. After looking closely atlegislation of the export levy in the perspective of the development of oilpalm industry, there are 2 national article that needs to be understood indepth. The second chapter is chapter 2, about the purpose and article 3paragraph 5 and 6, of the size of export the levy rate and export benchmarkprices. Both articles still contain questions like: "whether its value hasbeen considering concrete benefits for all palm oil stakeholders national,meet the sense of justice and legal certainty in their implementation?".The review of this paper aims to discuss about the purpose of theapplication of the export levy and export benchmark prices taking intoaccount its benefits for all stakeholders to the national burden of palm oil,which must be borne by the stakeholders and legal certainty, and theirimpact on the performance of the agribusiness palm and farmer income inIndonesia.Keywords : Crude Palm Oil, Export Levy, Indonesi

    THE PERFORMANCE OF COCONUT SUPPLY CHAIN IN KUBU RAYA DISTRICT

    Get PDF
    The particular problem of coconut in Kubu Raya Regency is the ongoing partnership with suppliers to meet dynamic market changes that have not been well established. Supply chain management has become an important matter in the coconut industry in Kubu Raya Regency. Measurement of the performance of the coconut industry supply chain in order to optimize the performance of the coconut supply chain in Kubu Raya Regency, so that the realization of an efficient and effective coconut supply chain. Measurement of added value is done using the Hayami method and performance measurement is done by the SCOR method. The result of value added analysis shows that the added value of coconut in the farmer level is 758 rupiah / fruit. Analysis of supply performance using the SCOR method shows the performance of each member of the supply chain. Farmers have a 72.3% performance value included in the category below average. Traders and collectors obtained a performance value of 55.7% included in the Poor category

    KEBERLANJUTAN PERKEBUNAN KARET RAKYAT DI KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT

    Get PDF
    Perkebunan Karet di Kalimantan Barat pada umumnya adalah perkebunan milik rakyat, dengan jenis tanaman karet lokal yang kualitas air getahnya sangat rendah. Meskipun demikian karet sampai saat ini masih mampu bersaing dengan komoditi lainnya. Usahatani karet tersebut akan bekelanjutan dalam jangka panjang bahkan sampai generasi yang akan datang, jika menguntungkan dari aspek usahatani (aspek ekonomi), kondisi lingkungan (aspek lingkungan) dan model yang dikembangkan dapat diterima dan diadopsi oleh para pihak (aspek social). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status keberlanjutan usahatani karet dan untuk mengetahui atribut apa saja yang sensitif terhadap keberlanjutan usahatani karet rakyat dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Analisa data menggunakan aplikasi MDS (Multidimensional Scaling) yang terdiri dari penyuluh pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Ketapang, serta para petani karet sebanyak 31 sampel. Berdasarkan hasil dan analisis dan pembahasan dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa dari 4 dimensi penelitian 1 dimensi berstatus cukup berkelanjutan (yaitu dimensi Ekologi) sedangkan 3 dimensi lainnya berstatus kurang berkelanjutan (dimensi Sosial budaya, Ekonomi dan Kelembagaan).Perkebunan Karet di Kaliamantan Barat pada umumnya adalah perkebunan milik rakyat dengan jenis tanaman karet lokal yang kualitas air getahnya minim, meskipun demikian karet sampai saat ini masih mampu bersaing dengan komoditi lainnya Usahatani karet tersebut akan bekelanjutan dalam jangka panjang bahkan sampai generasi yang akan datang, jika menguntungkan dari aspek usahatani (aspek ekonomi), kondisi lingkungan (aspek lingkungan) dan model yang dikembangkan dapat diterima dan diadopsi oleh para pihak (aspek social). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status keberlanjutan usahatani karet dan untuk mengetahui atribut apa saja yang sensitive terhadap keberlanjutan usahatani karet rakyat dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Analisa data menggunakan aplikasi MDS (Multidimensional Scaling). Berdasarkan hasil dan analisis dan pembahasan dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa dari 4 dimensi penelitian 1 dimensi berstatus cukup berkelanjutan (yaitu dimensi Ekologi) sedangkan 3 dimensi lainnya berstatus kurang berkelanjutan (dimensi Sosial Budaya, Ekonomi dan Kelembagaan)

    ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TERNAK SAPI POTONG KELOMPOK USAHA BERSAMA DI DESA SUNGAI KAKAP DUSUN CENDRAWASIH KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA

    Get PDF
    Oktavio Gunawan, 2013. Analisis Keuntungan Usaha Ternak Sapi Potong Kelompok Usaha Bersama Di Desa Sungai Kakap Dusun Cendrawasih Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Beternak sapi di Desa Sungai Kakap Dusun Cendrawasih merupakan bagian kehidupan bermasyarakat yang telah menyatu secara sosial dan budaya. Sapi digunakan sebagai alat untuk tabungan karena masyarakat di Desa Sungai Kakap Dusun Cendrawasih menjadikan sapi sebagai tabungan dengan cara memelihara sapi tanpa mempunyai rencana atau target panen meskipun sudah melewati masa potong untuk digunakan ketika peternak merasa memerlukan dana yang mendesak sehingga pada saat itu sapi akan dijual. Seiring dengan peningkatan jumlah populasi ternak sapi dari tahun ke tahun yang selalu meningkat maka peneliti bermaksud untuk menghitung seberapa besar keuntungan usaha yang dilakukan oleh Kelompok Usaha Bersama di Desa Sungai Kakap Dusun Cendrawasih Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya yang berdasarkan jumlah kepemilikan ternak sapi potong. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Keuntungan peternak sapi potong yang ada di Desa Sungai Kakap Dusun Cendrawasih menguntungkan dengan rata-rata keuntungan per tahun yang diperoleh peternak pada Stratum A dengan kepemilikan sapi 1-2 ekor sebesar Rp. 2.760.222/Tahun, stratum B dengan kepemilikan sapi 3-4 ekor sebesar Rp. 6.822.500/Tahun, stratum C dengan kepemilikan sapi 5-6 ekor sebesar Rp. 9.653.813/Tahun dan stratum D dengan kepemilikan sapi > 7 ekor sebesar Rp. 15.676.238/Tahun. Kata kunci : Analisis Keuntungan, Sapi Poton

    Peranan Penggunaan Perpustakaan Sekolah dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa MI 04 Murante

    Get PDF
    Hasil yang di capai mengenai peran penggunaan perpustakaan sekolah adalah berminat selalu ingin membaca, indikatornya: rajin berkunjung dan masuk perpustakaan sekolah, rajin mencari koleksi buku-buku perpustakaan sekolah, dan rajin meminjam buku-bukubacaan koleksi perpustakaan sekolah. Adapun yang menjadi implikasi penelitian :para guru dan pengelola perpustakaan sekolah, hendaknya lebih efektif dalam menggunakan perpustakaan sekolah agar dapat memanfaatkannya dengan baik dan lancar

    DAMPAK KEBERADAAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI DAN STATUS DESA (Studi Kasus di Desa Kenuak Kecamatan Ketungau Hilir, Kabupaten Sintang )

    Get PDF
    Kehadiran perusahaan perkebunan kelapa sawit tentunya memberikan berbagai perubahan  dan  dampak yang besar bagi masyarakat dimana perusahaan didirikan. Pengembangan kelapa sawit  sangat ditentukan oleh adanya kebijakan ekonomi yang dapat mendorong kemajuan dan peningkatan di berbagai bidang dalam kehidupan masyarakat, agar dapat mendorong terwujudnya pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Sebelum berdirinya  perusahaan perkebunan kelapa sawit, status  desa kenuak masuk dalam kategori sangat tertinggal.  masalah yang ada seperti rendahnya pendidikan, sarana dan prasarana yang masih sangat sederhana (dasar) dan belum memadai, masyarakat masih tradisional karena sepenuhnya bergantung pada alam, sebagian besar warga desa memiliki mata pencaharian sebagai petani saja, pembangunan infrastruktur masih sangat rendah, mayoritas penduduknya rendah keterampilan,  kondisi permukiman yang buruk dan akses ke fasilitas kesehatan sangat sulit.  Penelitian ini dilakukan di desa Kenuak, Kecamatan Ketungau Hilir, Kabupaten Sintang dengan sampel sebanyak 43 orang. Hasil penelitian adalah bahwa keberadaan perusahaan perkebunan kelapa sawit berdampak positif terhadap perubahan sosial ekonomi dan status desa kenuak dan terdapat perbedaan kondisi sosial ekonomi dan status desa sebelum dan sesudah adanya perusahaan kelapa sawit. Pentingnya hasil penelitian ini adalah dapat menjadi dasar pertimbangan masyarakat untuk menerima kehadiran perusahaan kelapa sawit di daerah masyarakat itu sendiri

    ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CABAI RAWIT DI LAHAN GAMBUT KABUPATEN KUBU RAYA

    Get PDF
    Horticultural farming is one of the commodities that can improve the welfare of farmers. Cayenne pepper is one of the priority horticultural crops. The centre of cayenne pepper in West Kalimantan is Kubu Raya Regency, where cayenne pepper is widely grown on peatlands and Rasau Jaya Sub-district is the most significant contributor to production so research was conducted in this area to know whether cayenne pepper farming is profitable or not by analysing farmers' income. This research used a survey method with descriptive quantitative analysis and was analysed using Microsoft Excel software. The respondents were 32 farmers who cultivated cayenne pepper on peatland. The results showed that farm income in Rasau Jaya Subdistrict obtained an average income of Rp.38,194,886 per hectare per growing season with receipts of Rp.65,050,353 per hectare per growing season and costs incurred of Rp.26,855,467 per hectare per growing season. Another analysis obtained, namely the R / C Ratio of 2.4, which means that the cost incurred by one unit of rupiah generates revenue of Rp.2.4 and the B / C Ratio of 1.4, which means that the cost incurred by one unit of rupiah generates a profit of Rp.1.4 and the production BEP of 691.93 kg and price BEP of Rp.15,914 so that the farming carried out by farmers is profitable because the production and selling price of cayenne pepper in the research area is greater than the break-even point (BEP).INTISARIUsahatani hortikultura salah satu komoditas yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Cabai rawit menjadi salah satu  tanaman prioritas hortikultura. Sentra cabai rawit di Kalimantan Barat, yaitu Kabupaten Kubu Raya dimana cabai rawit banyak ditanam di lahan gambut dan Kecamantan Rasau Jaya menjadi penyumbang produksi terbesar sehingga penelitian dilakukan di wilayah ini dengan tujuan untuk mengetahui usahatani cabai rawit menguntungkan atau tidak dengan menganalisis pendapatan petani. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan analisis kuantitatif deskriptif dan dianalisis menggunakan software microsoft excel. Responden penelitian berjumlah 32 petani yang berbudidaya cabai rawit di lahan gambut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan usahatani di Kecamatan Rasau Jaya memperoleh pendapatan rata-rata sebesar Rp.38.194.886 per hektar per musim tanam dengan penerimaan sebesar Rp.65.050.353 per hektar per musim tanam dan biaya-biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.26.855.467 per hektar per musim tanam. Analisis lain yang diperoleh, yaitu R/C Ratio sebesar 2,4 dimana berarti biaya yang dikeluarkan sebesar satu satuan rupiah menghasilkan penerimaan sebesar Rp.2,4 dan B/C Ratio sebesar 1,4 dimana berarti biaya yang dikeluarkan sebesar satu satuan rupiah menghasilkan keuntungan sebesar Rp.1,4 serta BEP produksi sebesar 691,93 kg dan BEP harga sebesar Rp.15.914 sehingga usahatani yang dilakukan petani mengalami keuntungan karena produksi dan harga jual cabai rawit di daerah penelitian lebih besar dari hasil titik impas (BEP)

    ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TERNAK SAPI POTONG KELOMPOK USAHA BERSAMA DI DESA SUNGAI KAKAP DUSUN CENDRAWASIH KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA

    Get PDF
    Oktavio Gunawan, 2013. Analisis Keuntungan Usaha Ternak Sapi Potong Kelompok Usaha Bersama Di Desa Sungai Kakap Dusun Cendrawasih Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Beternak sapi di Desa Sungai Kakap Dusun Cendrawasih merupakan bagian kehidupan bermasyarakat yang telah menyatu secara sosial dan budaya. Sapi digunakan sebagai alat untuk tabungan karena masyarakat di Desa Sungai Kakap Dusun Cendrawasih menjadikan sapi sebagai tabungan dengan cara memelihara sapi tanpa mempunyai rencana atau target panen meskipun sudah melewati masa potong untuk digunakan ketika peternak merasa memerlukan dana yang mendesak sehingga pada saat itu sapi akan dijual. Seiring dengan peningkatan jumlah populasi ternak sapi dari tahun ke tahun yang selalu meningkat maka peneliti bermaksud untuk menghitung seberapa besar keuntungan usaha yang dilakukan oleh Kelompok Usaha Bersama di Desa Sungai Kakap Dusun Cendrawasih Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya yang berdasarkan jumlah kepemilikan ternak sapi potong. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Keuntungan peternak sapi potong yang ada di Desa Sungai Kakap Dusun Cendrawasih menguntungkan dengan rata-rata keuntungan per tahun yang diperoleh peternak pada Stratum A dengan kepemilikan sapi 1-2 ekor sebesar Rp. 2.760.222/Tahun, stratum B dengan kepemilikan sapi 3-4 ekor sebesar Rp. 6.822.500/Tahun, stratum C dengan kepemilikan sapi 5-6 ekor sebesar Rp. 9.653.813/Tahun dan stratum D dengan kepemilikan sapi > 7 ekor sebesar Rp. 15.676.238/Tahun. Kata kunci : Analisis Keuntungan, Sapi Poton
    corecore