97 research outputs found

    Model Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial secara Non Litigasi Berbasis Nilai Keadilan Sosial

    Get PDF
    The aim of Act No. 2 Year 2004 about conflict settlement of industrial settlement normatively is very noble to realize harmonious, dynamic, and fair industrial relation for optimal based on the values of Pancasila, also the need of arranging institution and mechanism of conflict settlement of industrial relation in fair non-litigation way. The model of conflict settlement of industrial relation in ideal non-litigation way through involvement from government as regulator in the field of employment for balancing the bargaining position between employee and employer in order to create non-litigation conflict setlement of industrial relation with social justice valuea as the base

    Perbandingan Metode Perkiraan Prevalensi Rumah Tangga Defisit Kalori

    Full text link
    Dalam memperkirakan prevalensi defisit kalori (PDK) untuk Indonesia berdasarkan data SUSENAS, para peneliti menggunakan cara yang berbeda, terutama dalam penggunaan angka batas "defisit kalori". Adaa yang menggunakan cara "batas tetap" (angka rata-rata kebutuhan energi minimum untuk tingkat nasional), ada pula yang menggunakan "batas relatif" (angka rata-rata kebutuhan energi minimun untuk tingkat rumah tangga denngan mempertimbangkan komposisi anggota rumah tangga menurut umur dan jenis kelamin). Dalam makalah ini dikemukanan kajian perbandingan ketepatan kedua metoda yang digunakan dalam memperkirakan prevalensi defisit kalori untuk Indonesia berdasarkan data SUSENAS 1984. Hasil analisis dengan uji Se (Sensitivity) dan Sp (Specifity) menunjukkan bahwa dalam memperkirakan PDK untuk Indonesia akan lebih tepat bila menggunakan "batas relatif" (70% kebutuhan energi rumah tangga) sebagai patokan "batas defisit kalori". Jika menggunakan "batas tetap" sebaiknya patokan "batas defisit kalori" bukan 1700 kalori, melainkan 1400 kalori

    Prevalensi Rumah Tangga Yang Defisit Kalori Atau Protein Di Indonesia

    Full text link
    Data konsumsi makanan 49.513 rumah tangga sampel SUSENAS 1984 yang belum disesuaikan (unajusted) telah dianalisis dengan tujuan untuk memperkirakan prevalensi rumah tangga yang mengalami defisit kalori atau protein. Berbeda dengan cara yang dilakukan peneliti lain, pada penelitian ini pendekatan dilakukan dengan membandingkan langsung konsumsi dan kebutuhaan energi masing-masing rumah tangga. Cara ini jugaa diterapkan dalam memperkirakan defisit protein. Batas konsumsi yang digolongkan "defisit" adalah 70% kebutuhan keluarga. Didapatkan rata-rata konsumsi energi dan protein rumah tangga masing-masing 1905 kalori dan 41.0 gram per hari, sementara kebutuhan rata-rata 1963 kalori dan 42.0 gram protein. Diperkirakan 21.4% rumah tangga mengalami defisit kalori dan 16.8% mengalami defisit protein. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat rumah tangga yang mengalami defisit kalori dan defisit protein (DKDP) 13.31%, di perdesaan 11.91%, di perkotaan 16.39%. Untuk rumah tangga yang mengalami defisit kalori cukup protein (DKCP) angka-angka itu, masing-masing berturut-turut, 8.04%, 6.61% dan 11.2%, yang mengalami cukup kalori defisit protein (CKDP) 3.64%, 3.91% dan 2.46%, sementaraa yang cukup kalori cukup protein (CKCP) 75.19%, 77.56% dan 69.85%

    Using the Technology Acceptance Model (TAM) in SAP Fiori

    Get PDF
    This article presents a case study that was carried out in two companies that have implemented SAP Fiori. The As-Is and To-Be description of the process in which SAP Fiori was implemented was performed. The advantages and disadvantages of using SAP Fiori were also identified. The Technology Acceptance Model (TAM) has been used in order to understand the aspects that most influence users to consider SAP Fiori as an added value, and how it optimizes the tasks of users. TAM has two variables that will influence the acceptance of a technology, which are: perceived ease of use and perceived utility.info:eu-repo/semantics/acceptedVersio
    corecore