3 research outputs found

    Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan di Perairan Kelam Pagi Kelurahan Dompak, Kepulauan Riau

    Get PDF
    Makrozoobentos adalah organisme yang peka terhadap perubahan lingkungan perairan yang ditempatinya, sehingga sering dijadikan sebagai salah satu indikator biologis kualitas perairan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi parameter fisika dan kimia perairan di Perairan Kelam Pagi, struktur komunitas makrozoobentos di Perairan Kelam Pagi, serta mengetahui kualitas perairan di Perairan Kelam Pagi berdasarkan indikator biologis makrozoobentos. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2022 yang berlokasi di Perairan Kelam Pagi Kelurahan Dompak. Penentuan lokasi penelitian menggunakan metode survey dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling, yang terdiri dari 40 titik. Pengambilan sampel makrozoobentos menggunakan transek kuadran berukuran 1x1 m. Hasil pengukuran parameter perairan di semua stasiun masih berada pada ambang batas baku mutu PP Republik Indonesia No 22 Tahun 2021 Lampiran VIII. Kelimpahan makrozoobentos tertinggi terdapat pada kelas Gastropoda, sedangkan kelimpahan terendah ialah kelas Sipunculidea. Kategori indeks keanekaragaman (H’) di Perairan Kelam Pagi dikategorikan “sedang”. Kategori keseragaman (E) dikategorikan “tinggi” kategori indeks dominansi (C) dikategorikan “rendah”. Kualitas perairan berdasarkan indikator biologis makrozoobentos berdasarkan indeks AMBI bahwa perairan di Kelam Pagi termasuk dalam kategori “sedikit tercemar”.Makrozoobentos adalah organisme yang peka terhadap perubahan lingkungan perairan yang ditempatinya, sehingga sering dijadikan sebagai salah satu indikator biologis kualitas perairan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi parameter fisika dan kimia perairan di Perairan Kelam Pagi, struktur komunitas makrozoobentos di Perairan Kelam Pagi, serta mengetahui kualitas perairan di Perairan Kelam Pagi berdasarkan indikator biologis makrozoobentos. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2022 yang berlokasi di Perairan Kelam Pagi Kelurahan Dompak. Penentuan lokasi penelitian menggunakan metode survey dan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling, yang terdiri dari 40 titik. Pengambilan sampel makrozoobentos menggunakan transek kuadran berukuran 1x1 m. Hasil pengukuran parameter perairan di semua stasiun masih berada pada ambang batas baku mutu PP Republik Indonesia No 22 Tahun 2021 Lampiran VIII. Kelimpahan makrozoobentos tertinggi terdapat pada kelas Gastropoda, sedangkan kelimpahan terendah ialah kelas Sipunculidea. Kategori indeks keanekaragaman (H’) di Perairan Kelam Pagi dikategorikan “sedang”. Kategori keseragaman (E) dikategorikan “tinggi” kategori indeks dominansi (C) dikategorikan “rendah”. Kualitas perairan berdasarkan indikator biologis makrozoobentos berdasarkan indeks AMBI bahwa perairan di Kelam Pagi termasuk dalam kategori “sedikit tercemar”

    PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI DENGAN BAWANG PUTIH TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS

    Get PDF
    Writing the results of the study was conducted to assess the effectiveness comparison of the ethanol extract of basil leaves with garlic with a concentration of 5%, 10%, 15% of each extract against the growing power of the Staphylococcus aureus bacteria. Staphylococcus aureus bacteria are gram-positive, cocci-shaped bacteria that live in colonies. These bacteria are normal flora in the human body that can harm humans. This study uses an experimental method with a post-test only design and the sample collection uses purposive sampling. The effectiveness test was carried out using the disk diffusion method, where the paper disc would be moistened with basil leaves ethanol extract of each concentration, is 5%, 10%, 15% and so was the ethanol extract of garlic. The results of the data obtained from this study continued with the Oneway-Anova test which will be continued with the Post-Hoc test, wherein the test there were significant differences from each treatment given. In bacteria treated with ethanol extract 15% basil leaves against Staphylococcus bacteria aureus, the effectiveness of the inhibition zone was found to be 9.2 mm in diameter where the inhibition zone was below the ethanol extract of 15% garlic which was 22.8 mm. Ethanol extract of 15% garlic has a good antimicrobial effect compared with ethanol extract of basil leaves 15% against Staphylococcus aureus bacteria.Penulisan hasil penelitian tersebut dilakukan untuk menilai perbandingan efektifitas dari ekstrak etanol daun kemangi dengan bawang putih dengan konsentrasi 5%, 10%, 15% dari setiap ekstrak terhadap daya tumbuh bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri Staphylococcus aureus ialah bakteri gram positif berbentuk kokus yang hidup berkoloni. Bakteri tersebut merupakan flora normal di tubuh manusia yang dapat membahayakan manusia. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain post- test only design dan pengambilan sampelnya menggunakan Purposive sampling. Uji efektifitas dilakukan menggunakan metode difusi cakram, dimana kertas cakram akan di basahi dengan ekstrak etanol daun kemangi dari setiap konsentrasi, yaitu 5%, 10%, 15% dan begitu pula ekstrak etanol bawang putih. Hasil data yang diperoleh dari penelitian ini dilanjutkan dengan uji oneway-Anova yang akan diteruskan dengan uji Post-Hoc, dimana pada pengujian terdapat perbedaan yang bermakna dari setiap perlakuan yang diberikan. Pada bakteri yang diberi perlakuan ekstrak etanol daun kemangi 15% terhadap bakteri Staphylococcus  aureus, efektifitas zona hambat didapati berdiameter 9,2 mm dimana zona hambatnya berada dibawah ekstrak etanol bawang putih 15% yaitu 22,8mm. Ekstrak etanol bawang putih 15% memiliki efek antimikroba yang baik dibandingkan dengan ekstrak etanol daun kemangi 15% terhadap bakteri Staphylococcus aureus
    corecore